• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

N/A
N/A
Alifia Qonita F

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

Dosen Pengajar : Dr. Suharto, S.E., M.S.

Disusun Oleh Kelompok 1 : Alifia Qonita Fithri (2034021149) Asita Zahra (2034021124)

Futri Zamnis Mareta (2034021030)

Marthauli Firstania G. Sitorus (2034021118) Sheila Maghfiroh Firdaus (2034021271)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA 2023\2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Pendapatan” dan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen Dr. Suharto, SE, MS. Pada mata kuliah Perekonomian Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Topik Perekonomian Indonesia. Bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Akhirnya, kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami meminta maaf kepada pembaca atas kekurangan – kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan saran, tanggapan, dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan perbaikan ke masa yang akan datang. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita.

Jakarta, 25 September 2023 Kelompok 1

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 7

PEMBAHASAN ... 7

2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 7

2.2 Teori Distribusi Pendapatan ... 9

2.3 Ukuran distribusi pendapatan ... 10

2.4 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan ... 11

2.5 Hasil Pembahasan ... 13

BAB III ... 17

PENUTUP ... 17

3.1 Kesimpulan ... 17

3.1 Saran ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses yang melibatkan daerah dan masyarakatnya untuk mengelola sumber daya yang ada serta membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan ekonomi dalam wilayah tersebut (Kuncoro, 2004).

(5)

Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidaknya pembagian hasil suatu negara dikalangan penduduknya. Untuk mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan, bisa menggunakan Kurva Lorenz atau Indeks Gini. Koefisien Gini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0 (kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari negara-negara yang mengalami ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50-0,70; ketidakmerataan sedang antara 0,36- 0,49 dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20-0,35 (Arsyad, 2010)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti hanya dibatasi mengenai Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Pendapatan di Indonesia :

1. Bagaimanakah Pengaruh Pertumbuhan Sektor Ekonomi di Indonesia?

2. Bagaimanakah Pengaruh Distribusi Pendapatan di Indonesia?

3. Bagaimanakah Pengaruh Pertumbuhan Sektor Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada tahun 2000 – 2012.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Distribusi Pendapatan di Indonesia pada tahun 2000 – 2012.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan di Indonesia pada tahun 2000 – 2012.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak di antaranya :

1. Bagi pemerintah daerah, memberi masukan untuk mendistribusikan pendapatan secara adil sehingga dapat meningkatkan ekonomi.

2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi masyarakat tentang pola distribusi pendapatan masyarakat dan tingkat ketimpangannya.

3. Bagi penelitian yang akan mendatang, dapat dijadikan referensi dan informasi untuk pengembangan penelitian sejenis dimasa yang akan datang

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori pertumbuhan ekonomi klasik, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk.Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum.

Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.

Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

b. Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith

“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Arsyad, 2010). Teori Pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output total.

(8)

c. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus

Menurut Ricardo faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Malthus, yang menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya).

Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat, delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten atau kemandegan.

d. Teori pertumbuhan ekonomi Neo Klasik

Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi (Arsyad, 2010).

e. Teori pertumbuhan ekonomi Sollow-Swan

Menurut teori Sollow-Swan, pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi (penduduk,tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Berdasarkan penelitiannya, Sollow (1956) menyatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi di dalam pertumbuhan ekonomi sangat dominan. Temuan Sollow menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,75% per tahun pada periode 1909 sampai 1949, lebih dari setengahnya(1,5%) merupakan sumbangan dari kemajuan teknologi, sedangkan sisanya disebabkan oleh pertambahan jumlah penggunaan faktor produksi.(Arsyad, 2010).

(9)

f. Teori Pertumbuhan Ekonomi dalam perspektif ekonomi Kelembagaan

Dalam tradisi ekonomi kelembagaan, sumber pertumbuhan ekonomi tidak harus bertumpu pada investasi semata, meskipun disadari bahwa faktor tersebut juga penting.

Bahkan, jika teknologi merupakan faktor yang given pertumbuhan ekonomi tetap bisa dilakukan. Pertumbuhan ekonomi tanpa adanya perubahan tingkat tingkat teknologi inilah yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi kasus statis (static case) (Yustika, 2008).

Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan jalan melakukan spesialisasi atau pembagian kerja. Efisiensi dan produktivitas tidak harus dilakukan dengan menambah sumber daya maupun mengubah teknologi yang menurut teori klasik merupakan faktor penentu pertumbuhan ekonomi, namun cukup dengan melakukan dan mempraktikkan pembagian kerja (spesialisai).

2.2 Teori Distribusi Pendapatan a. Teori Kuznetz

Simon Kuznets (1995) membuat hipotesis adanya kurva U terbalik (inverted U curve) bahwa mulamula ketika pembangunan dimulai, distribusi pendapatan akan semakin tidak merata, namun setelah mencapai suatu tingkat pembangunan tertentu, distribusi pendapatan semakin merata(Kuncoro,1997). Periode 1950 hingga awal dekade 1990-an pendapatan rata-rata per kepala meningkat dan kecederungan perkembangan tingkat ketidakmerataan distribusi ekonomi menunjukkan sudut yang negatif (menurun).

Distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran dibedakan menjadi dua ukuran pokok, baik untuk tujuan analisis maupun untuk tujuan kuantitatif (Todaro, 2000).

(10)

b. Teori Distribusi Pendapatan Kaldor

Menurut Kaldor (Prayitno, 1996) ada dua kelompok dalam masyarakat, yaitu kelompok kapitalis dan kelompok buruh. Masing-masing kelompok mempunyai propensity to save (s) yang berbeda : sp untuk kelompok kapitalis dan sw untuk kelompok buruh, dan kita anggap bahwa sp>sw (sebenarnya penentuan kelompok ini tidaklah harus antara golongan kapitalis dan buruh seperti yang dilakukan oleh Kaldor, tetapi bisa berdasarkan ciri-ciri sosio ekonomis yang lain, misal : kelompok penduduk perkotaan dan kelompokpenduduk pedesaan atau kelompok sektor industri dan kelompok sektor pertanian dan sebagainya). Yang penting adalah kedua kelompok tersebut mempunyai propensity to save yang berbeda.

2.3 Ukuran distribusi pendapatan a. Kurva Lorenz

Cara lain untuk mengalisis distribusi pendapatan perorangan adalah membuat kurva yang disebut kurva Lorenz. Dinamakan kurva Lorenz adalah karena yang memperkenalkan kurva tersebut adalah Conrad Lorenz 8 seorang ahli statistik dari Amerika Serikat. Pada tahun 1905 Ia menggambarkan hubungan antara kelompokkelompok penduduk dan pangsa (share) pendapatan mereka.

Semakin jauh kurva Lorenz tersebut dari garis diagonal (kemerataans empurna), semakin tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Keadaan yang paling ekstrim dari ketidakmerataan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan oleh berhimpitnya kurva Lorenz tersebut dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu vertikal sebelah kanan.

(11)

Gambar 2.1 Kurva Lorenz

Sumber: Kurva Lorenz (Arsyad, 2010 hal 289)

b. Indeks Gini

Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam suatu negara biasa diperoleh dengan menghitung luas daerah antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut. Koefisien Gini itu ditunjukkan oleh perbandingan antara daerah yang diarsir dengan luas segitiga OPE. Koefisien Gini ini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0 (kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari negara-negara yang mengalami ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50 – 0,70; ketidakmerataan sedang berkisar antara 0,36 – 0,49; dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20 - 0,35 (Arsyad, 2010).

2.4 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap distribusi pendapatan dari segi teori ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut, ada dua pandangan tentang hubungan pertumbuhan eknomi dan distribusi pendapatan. Salah satu pandangan medukung bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan, sedangkan pandangan lain mengemukakan sebaliknya. Secara garis besar dua pandangan tersebut yaitu :

(12)

a. Pandangan yang menolak pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan:

Teori Karl Mark (1787). Mark berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahap awal pembangunan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah dari tenaga kerja selanjutnya berpengaruh terhadap kenaikan resiko kapital terhadap tenga kerja sehingga terjadi penurunan terhadap permintaan tenaga kerja. Akibatnya timbul masalah pengangguran dan ketidakmerataan pendapatan. Singkatnya, pertumbuhan ekonomi cenderung mengurangi masalah kemiskinan dan distribusi pendapatan hanya pada tahap awal pembangunan, kemudian pada tahap selanjutnya akan terjadi sebaliknya (Irawan,2002).

Neo Marxist menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi justru akan selalu menyebabkan melebarnya jurang ketidakmerataan antara si kaya dan si miskin. Hal ini terjadi karena adanya akumulasi modal dan kemajuan teknologi yang cenderung meningkatkan konsentrasi penguasaan sumber daya dan kapital oleh para penguasa modal kelompok “elit” masyarakat. Sebaliknya nonpemilik modal akan tetap berada dalam keadaaan kemiskinan.

b. Pandangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan:

Menurut Kuznets seorang ekonom klasik menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara miskin pada awalnya cenderung menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan. Namun bila negara-negara miskin tersebut sudah semakin maju, maka persoalan kemiskinan dan distribusi pendapatan akan menurun (an inverse U shaped patern).

(13)

Para ekonom klasik (Roberti, 1974), Hayani dan Rufffan (1985), mengemukakan pertumbuhan ekonomi akan selalu cenderung mengurangi kemiskinan dan ketidakmerataan pendapatan walaupun masih dalam tahap awal pertumbuhan. Bukti empiris dari pandangan isi berdasarkan pengamatan di beberapa negara seperti Taiwan, Hongkong, Singapura, RRC. Kelompok Neo klasik sangat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada prakteknya cenderung mengurangi ketidakmerataan pendapatan dan kemiskinan (Irawan, 2002).

2.5 Hasil Pembahasan

a. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum menunjukkan trend yang positif selama beberapa kurun waktu terakhir. Hal itu ditunjukkan dari terus meningkatknya PDB Indonesia dari tahun ke tahun. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi nasional lebih stabil dibanding negara Tiongkok dan India, sekalipun pertumbuhan ekonomi dua negara tersebut dari sisi angka jauh lebih besar dibanding Indonesia. Tidak hanya stabil, perekonomian Nasional juga tumbuh berkelanjutan.

Stabilnya ekonomi Nasional tercermin pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca krisis finansial global 2009 atau sejak 2010 hingga 2013. Pada 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,1%, berlanjut ke 6,5% pada 2011. Bahkan, pada 2012 dan 2013, perekonomian nasional tetap stabil, dengan pertumbuhan lebih dari 6%.

Pertumbuhan ekonomi tahun lalu mencapai 6,3%. Dalam kondisi perekonomian global yang masih lemah tahun ini, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh setidaknya 6,2%.

Meski dari sisi angka pertumbuhan Indonesia masih nomor tiga setelah Tiongkok dan India, dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi Nasional jauh lebih stabil

(14)

dan berkelanjutan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India dalam lima tahun terakhir masing-masing mencapai 10,5% dan 8,1%. Sedangkan Indonesia rata-rata pertumbuhannya 5,9%.

b. Distribusi Pendapatan Indonesia

Dapat dilihat bahwa dalam periode 2002 – 2010, secara umum terdapat kecenderungan distribusi pendapatan yang semakin tidak merata yang ditunjukkan oleh indeks Gini ratio Indonesia yang meningkat dari 0,33 pada tahun 2002 menjadi 0,36 pada tahun 2008. Masalah ketidakmerataan ini dalam praktek sering memicu kecemburuan sosial dan kekerasan yang sering terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah seharusnya memberikan kesejahteraan masyarakat jika regulasi berpihak kepada rakyat. Namun yang terjadi sebaliknya, kesenjangan terjadi di mana-mana.

Misalnya, di daerah yang miskin dan APBD-nya rendah, para pejabat dan kepala dinas mengendarai mobil mewah dan tinggal di perumahan mewah. Tidak ketinggalan, para kontraktor sebagai mitra kerja PEMDA juga ikut menampilkan gaya hidup mewah di tengah kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Belum lagi perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi alam secara besar-besaran di daerah, masyarakat di sekitarnya hanya bisa menjadi penonton sehingga mendorong munculnya kecemburuan sosial, kesenjangan, dan berujung pada tindak kekerasan.

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang

(15)

lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

d. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidaknya pembagian hasil suatu negara dikalangan penduduknya. Untuk mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan, bisa menggunakan Kurva Lorenz atau Indeks Gini.Koefisien Gini merupakan ukuran ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0(kemerataan sempurna) sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari negaranegara yang mengalami ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50-0,70; ketidakmerataan sedang antara 0,36- 0,49; dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20- 0,35.(Arsyad,2010).

(16)

e. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dari uji statistik non-parametris, yaitu uji korelasi Spearman Rank. Dari uji tersebut dapat dilihat bahwa nilai ρ hitung > ρ kritik (0,707>0,5676) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dengan asumsi ceteris paribus. Dari hasil uji signifikansi uji Z (Zh > Zt) didapatkan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap distribusi pendapatan dan dari koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 49,98%, berarti bahwa 49,98%

distribusi pendapatan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi selebihnya sebesar 50,02%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi pula ketidakmerataan distribusi pendapatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kuznest.

Menurut Kuznets, ketidakmerataan distribusi pendapatan hanya akan terjadi pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang hal itu akan teratasi atau menurun seiring berjalannya waktu dan kematangan perekonomian. Hal ini ternyata tidak terjadi di negara kita ini.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ketimpangan tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengaruh negatif ini mengisyaratkan bahwa peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi semakin menurun. Ini dikarenakan tidak adanya pemerataan dalam pembangunan ekonomi, hal ini terlihat dengan adanya wilayah yang maju dengan wilayah yang terbelakang atau kurang maju.

2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum menunjukkan trend yang positif selama beberapa kurun waktu terakhir. Hal itu ditunjukkan dari terus meningkatknya PDB Indonesia dari tahun ke tahun.

3. Dari uji statistik non-parametris, yaitu uji korelasi Spearman Rank tersebut dapat dilihat bahwa nilai ρ hitung > ρ kritik (0,707>0,5676) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan

(18)

ekonomi dengan asumsi ceteris paribus. Maka dari hasil data dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap distribusi pendapatan di Indonesia.

4. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka semakin tinggi pula ketidakmerataan distribusi pendapatan. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kuznes, tentang ketidakmerataan distribusi pendapatan hanya akan terjadi pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang hal itu akan teratasi atau menurun seiring berjalannya waktu dan kematangan perekonomian.

Hal ini ternyata tidak terjadi di negara kita ini.

3.1 Saran

Pemerintah sebagai kuasa pengguna anggaran sekaligus pengambil keputusan perlu untuk mengkaji baik-baik tentang pengalokasian anggaran yang akan dikeluarkan sehingga dapat menggejot pertumbuhan ekonomi yang ada, dengan bertumbuhnya perekonomian maka, sector-sektor perkonomian yang ada perlahan berkembang yang nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan di Indonesia.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Ahluwalia, Montek S. 1976b. Inequality, Poverty and Development. Journal of Development Economics 3, 307-342 (Online),

(www.planningcommission.gov.in/aboutus/speech/spemsa/msa010.pdf, diakses 7 Juni 2013)

Anand, Shudir And S.M.R. Kanbur. 1993. The Kuznets Process and The Inequality- Development Relationship. Journal of Development Economics 40. 25552. North- Holland,(Online)(http://unoacademia.ch/webdav/site/developpement/users/Natascha_Wa gner/public/anand_kanbur93.pdf, diakses 7 Juni 2013)

Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan. Ed. 3. Yogyakarta: STIM YKPN Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi pembangunan. Ed. 5.Yogyakarta : STIM YKPN Bardhan, Pranab dan Christopher Udry. 1999. Development Microeconomics, Oxford

University Press, (online).

(www.povertyactionlab.org/sites/default/files/documents/CUdry.pdf, diakses tanggal 9 Juni 2013)

Boediono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sipnosis Pengantar Ilmu Ekonomi.

Yogyakarta: BPFE

Deininger, Klaus dan Squire, L. 1996.Measuring Inequality: A New Data

Base.(Online).World Bank, (http://www.worldbank.org/research/growth/dddeisqu.htm, diakses tanggal 10 Juni 2013)

Deininger, Klaus dan Olinto. Pedro. 2000. Asset Distribution, Inequality And Growth.

(Online). Worldbank, (http://www.worldbank.org/inequal/index.htm, diakses tanggal 11 Juni 2013)

Djojohadikusumo, Sumitro, 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta : LP3ES

Dorimulu, Primulus dan Elizabeth Gloria.19 Mei 2013.Ekonomi RI Lebih Stabil Dari Tiongkok Dan India,(Online),( http://www.investor.co.id/home/ekonomi-ri-lebihstabil- dari-tiongkok-dan-india/61121, Diakses tanggal 23 Juni 2013)

Haeruman.1996. Pembangunan Daerah dan Peluang Pemerataan Pembangunan Antar Daerah.

No. Khusus 25 Tahun (1971-1996)Tahun XXV.Jakarta : Prisma

(20)

http://www.bps.go.id/aboutus.php?booklet=1 (Diakses tanggal 16 Juni 2013)

http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=73832 (Diakses tanggal 20 Juni 2013)

Kuncoro, Mudrajad. 15 Juni 2012.Kuatkan Fondasi Ekonomi Kita,

(Online),http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/06/15/03295989/twitter.com (Diakses tanggal 19 Juni 2013)

Ikhsan, Moh, 1995. Indikator-Indikator Makro Ekonomi.Jakarta :Edisi 2 Lembaga : Penerbit FE UI.

Irawan, M. Suparmoko.2002. Ekonomika Pembangunan Edisi ke 6. Yogyakarta: BFE.

Jhingan, ML. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : CV.

Rajawali.(Terjemahan).

Kuncoro, Mudrajad. 19 Juli 2013.Mengurangi Ketidakmerataan , (Online)

,http://cetak.kompas.com/read/2013/03/02/02071484/mengurangi.ketidakmerataan (Diakses tanggal 22 Juli 2013)

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta : Erlangga Meisari, Dewi. 2013. Perekonomian Indonesia: Tumbuh Gemilang, Namun Timpang,

(Online), http://www.fair-institute.org/ (Diakses tanggal 22 Juni 2013) Maesaroh. 2012. Ketidakmerataan Kesejahteraan Semakin Meningkat, (Online),

www.seputarindonesia.com, diakses tanggal 15 Juni 2013.

Nunun. 6 September 2012. Ekonomi Indonesia Belum

Berkualitas.(Online)http://www.suarakaryaonline.com/news.html?id=310725 (Diakses tanggal 16 Juni 2013)

Parhah, Siti. 2009. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Ketidakmerataan Distribusi Pendapatan Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Koperasi ISSN : 1907-1698 Volume 4, Nomor 1, Juli 2009. (pinayani.wordpress.com/, diakses tanggal 13 Juni 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Secara teori, konvergensi pendapatan per kapita akan dapat terjadi bila pertumbuhan ekonomi di negara miskin bergerak lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi yang terjadi di

Namun dalam jangka panjang akan terjadi pergeseran dari dominasi pajak tak langsung menjadi pajak langsung sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi

Namun di pihak lain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baikjangka pendek maupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi wilayah,

Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian

Dasar teori yang digunakan adalah dasar teori Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pertumbuhan ekonomi. Kemudian dikemukakan hipotesis yang akan diuji

Teori strukturalis disebut juga dengan teori inflasi jangka panjang karena menyorot penyebab inflasi berasal dari struktur ekonomi khususnya supply bahan makanan dan

Berdasarkan teori lingkaran kemiskinan, ketika pertumbuhan ekonomi meningkat maka terjadi peningkatan pada aktivitas perekonomian sehingga menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat

UMKM berperan penting dalam ekonomi Indonesia melalui perluasan lapangan kerja, pelayanan ekonomi, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas