MAKALAH PERSPEKTIF GLOBAL
MODUL 1
HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL
OLEH :
FERI ANDRIANSYAH NIM : 856794066
KELAS 2A
POKJAR PRABUMULIH UPBJJ-UT PALEMBANG
TUTOR : MARDIANA, S.Pd., M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmatnya kepada penulis dan seijin-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Hakikat dan Konsep Perspektif Global.
Harapan sayai semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Prabumulih, 30 Mei 2023 Penulis
FERI ANDRIANSYAH NIM. 856794066
DAFTAR ISI
MAKALAH...1
PERSPEKTIF GLOBAL...1
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
1.1. LATAR BELAKANG...4
1.2. RUMUSAN MASALAH...5
1.3. TUJUAN PENULISAN...5
BAB II...6
PEMBAHASAN...6
2.1. PENGERTIAN PERSPEKTIF GLOBAL...6
2.2. DIMENSI, MANFAAT, TUJUAN DAN MASALAH DALAM PERSPEKTIF GLOBAL...6
A. DIMENSI PERSPEKTIF GLOBAL...6
B. MANFAAT PERSPEKTIF GLOBAL...8
C. TUJUAN PERSPEKTIF GLOBAL...8
D. MASALAH – MASALAH DALAM PENDIDIKAN GLOBAL...9
2.3. PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN PERSPEKTIF GLOBAL....9
A. PENGERTIAN PENTINGNYA KESADARAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL...9
B. PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN PERSPEKTIF GLOBAL. .10 2.4. YANG DIPERLUKAN DALAM KESADARAN PERSPEKTIF GLOBAL...12
1. NASIONALISME (KESADARAN NASIONAL)...12
2. NORMA DAN AGAMA...12
3. NILAI DAN BUDAYA BANGSA...13
BAB III...14
PENUTUP...14
3.1. KESIMPULAN...14
3.2. SARAN...14
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG
Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu objek. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional.
Kita dilahirkan dan hidup di dalam masyarakat yang kaya dengan tradisi, budaya, nilai, sikap dan adat istiadat. Dunia ini kaya dengan keberbedaan (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan, Bahasa, agama, adat istiadat, budaya dan sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik. Dalam perkembangannya kita mengalami berbagai kemajuan dalam kesadaran dan pandangan.
Wawasan Nusantara misalnya, merupakan pandangan modern yang melihat bukan perbedaan tetapi persamaan, bukan terpisahkan tetapi terhubungkan. Sebagai contoh antara orang Sunda dengan orang Batak bukan adanya perbedaan tetapi adanya persamaan yaitu warga negara Indonesia yang ramah – tamah. Antara pulau Jawa dan Sumatra bukan dipisahkan oleh selat Sunda tetapi dihubungkan oleh selat Sunda.
Pandangan modern seperti itu menyebabkan dunia menjadi semakin sempit, yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang begitu cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa dalam kehidupan kita tidak ada lagi batas – batas negara yang secara tradisional membatasi hubungan antara manusia di satu negara dengan negara lainnya.
Sebagai contoh dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu tentang kebakaran hutan, penebangan hutan, dan polusi yang semuanya lebih mengarah pada kepentingan warga dunia, dan bukan hanya pada kepentingan nasional.
Oleh karena itu, saya menulis makalah ini agar kita dapat menentukan sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global.
Dengan kata lain, perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa pengertian perspektif global?
1.2.2. Bagaimana dimensi, manfaat, tujuan dan masalah dalam perspektif global?
1.2.3. Bagaimana pentingnya kesadaran dan wawasan perspektif global?
1.2.4. Apa saja landasan yang diperlukan dalam kesadaran perspektif global?
1.3. TUJUAN PENULISAN
1.3.1. Mengetahui pengertian perspektif global.
1.3.2. Mengetahui dimensi, manfaat, tujuan dan masalah dalam persperktif global.
1.3.3. Mengetahui pentingnya kesadaran dan wawasan perspektif global.
1.3.4. Mengetahui landasan yang diperlukan dalam kesadaran perspektif global.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. PENGERTIAN PERSPEKTIF GLOBAL
Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu obyek. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Dengan kata lain, perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal (think globally and act locally).
Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu pendekatan yang akan menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang
kompleks dan
menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaaan.
Istilah-istilah dan
pemahaman yang sempit seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur, putih-hitam, dapat memunculkan benih-benih konflik sehingga memunculkan pertentangan dunia. Olah karena itu, guru harus menanamkan nilainilai yang baik kepada peserta didik dan pemahaman bahwa kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari kehidupan dunia.
Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau penghubung antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus : 1. Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional, internasional). 2. Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan
internasional). 3. Bersifat terbuka, menerima pembaharuan. 4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.
2.2. DIMENSI, MANFAAT, TUJUAN DAN MASALAH DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
A. DIMENSI PERSPEKTIF GLOBAL
Perspektif global bertolak dari masalah hidup sehari-hari, misalnya masalah pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya dalam era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi, yaitu : a. Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat.
Pembangnan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu Negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali. b. Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya. c. Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu
bangsa dan Negara partisipasi dari masyarakat sangat diperlukan. d.
Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini dimaksudkan agar ada
saling mengisi,
mengilhami sehingga
adanya kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1. Perspective consciousness
Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda di dunia ini.
2. State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa- peristiwa global.
3. Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4. Systemic awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia ini.
5. Options for participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional.
B. MANFAAT PERSPEKTIF GLOBAL
Manfaat dan kegunaan mempelajari perspektif global adalah : a.
Meningkatkan wawasan dan kesadaran para guru dan siswa bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “ sikap ketergantungan”
tersebut. b. Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek. c. Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek. d.
Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
C. TUJUAN PERSPEKTIF GLOBAL
Tujuan diberikannya perspektif global menurut Marryfield, 1977 adalah : a. Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global. b.
Mendorong para guru untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya. c. Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.
Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru adalah : a.
Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa tentang pentingnya pengetahuan global dalam memahami masalah-masalah tertentu. b.
Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak didik sebagai landasan dalam melakukan tindakan yang berdampak global. c. Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas sehari-hari, yang mempunyai pengaruh terhadap masalah global.
D. MASALAH – MASALAH DALAM PENDIDIKAN GLOBAL
Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru mengalami beberapa permasalahan dalam mengajarkan perspektif global, diantaranya: a. Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS materinya belum membahas masalah dunia, tetapi terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat Negara. Hal ini akan menyulitkan guru untuk membicarakan dunia dengan siswa. Untuk mengatasinya, guru dapat memulai hal-hal yang ada dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan, penduduk, kesehatan, AIDS, dan sebagainya. b. Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu permasalahan yang dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu. Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih menitikberatkan pada materi bidang studi yaitu sejarah dan geografi.
c. Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru belum memiliki pengalaman cukup untuk mengajar materi persepktif global di SD. d. Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih sangat kurang sehingga diperlukan kreatifitas yang tinggi dari guru (tidak terpaku pada buku paket atau LKS).
2.3. PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN PERSPEKTIF GLOBAL
A. PENGERTIAN PENTINGNYA KESADARAN DALAM PERSPEKTIF GLOBAL
Menurut Kamus Filsafat yang ditulis oleh Loren Bagus (1996) bahwa yang dimaksud dengan kesadaran adalah mengandung arti keinsyafan terhadap ego, diri, atau benda. Kesadaran adalah kemampuan untuk melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain dapat melihatnya. Dengan kata lain kesadaran adalah “pengakuan diri”. Kesadaran muncul dari dalam diri kita sebagai cetusan nurani.
Kalau hal ini dikaitkan dengan perspektif global maka kesadaran di sini adalah pengakuan bahwa kita adalah bukan semata-mata sebagai warga suatu Negara tetapi juga warga dunia, yang mempunyai ketergantungan terhadap orang lain dan bangsa lain, serta terhadap alam sekitar baik secara lokal, nasional, maupun global. Dengan kesadaran itu muncul suatu pengakuan bahwa masalah global perlu dipelajari, dipahami dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama, sehingga dalam berpikir, berucap, dan bertindak menunjukkan dan mencerminkan adanya kepedulian, kepentingan, dan kemanfaatan.
B. PENTINGNYA KESADARAN DAN WAWASAN PERSPEKTIF GLOBAL
Kecenderungan bidang lainnya yang ikut dalam arus gelombang globalisasi adalah pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi dalam pendidikan adalah ”identitas bangsa”. Bentuk dan struktur pendidikan di negara kita dikhawatirkan kurang mampu menjawab tantangan globalisasi. Sebagaimana dampak radio, televisi, parabola, dan sebagainya masuk ke rumah-rumah.
Yang masih menjadi pertanyaan adalah
apakah Badan
Sensor Film
sekarang ini masih efektif? Dan bagaimana kontrol edukatif dilaksanakan?
Walaupun ada globalisasi, kita harus mampu mempertahankan identitas. Hakikat globalisasi tidak melebur identitas yang ada. Seperti sajaknya Mahatma Gandhi, baris terakhir dari sajaknya adalah ”tetapi jangan sampai merobohkan fundamen rumahku”. Dalam hal ini, peran pendidikan sangat besar. Pendidikan harus berorientasi ke depan dan membuka wawasan global. Untuk mempertahankan identitas nasional, kita memiliki Pancasila dan UUD 1945. Menurut UUD 1945, budaya nasional berakar dan berkembang dari budaya daerah. Kebijakan pemerintah juga memberikan peluang bagi perkembangan budaya daerah. Kalau kita ada pada jalur globalisasi, maka kita tidak lantas kehilangan budaya daerah. Sekarang tari Bali ditarikan oleh orang asing, karawitan Mang Koko di Jawa Barat dinyanyikan oleh orang asing.
Dampak globalisasi terhadap pendidikan berkenaan dengan bagaiman peranan pendidikan dalam kerangka globalisasi. Dikaitkan dengan peranan IPTEK yang dampaknya begitu kuat terhadap globalisasi, maka pelajaran matematika memegang peranan yang sangat penting. Melalui matematika, siswa dilatih untuk berpikit kritis dan analitis. Kita bisa memanfaatkan gelombang globalisasi untuk mendorong proses pembangunan nasional. Ini berarti dibutuhkan kemampuan untuk menjinakkan gelombang globalisasi. Kepandaian untuk menjinakkan itu karena kita memiliki akal atau kemampuan intelektual, sehingga kita tidak akan mengekor, tetapi tumbuh berkembang dengan jati diri yang kuat yang berakar pada nasionalisme yang kokoh. Oleh karena itu, sangat penting menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pendidikan yang bertugas memberikan landasan yang kuat sejak SD, termasuk mutunya.
Tilaar (1988) mengemukakan pendapat tentang kondisi yang mencetuskan konsep-konsep inovasi yang dapat meningkatkan wawasan tentang masalah global dan globalisasi, seperti berikut: a. Di dalam era globalisasi kita berada dalam suatu masyarakat yang kompetitif, artinya pribadi dan masyarakat berada pada kondisi untuk menghasilkan sesuatu yang terbaik dan berkualitas. b. Masyarakat di dalam era globalisasi menuntut kualitas yang tinggi baik di dalam jasa, barang, maupun investasi modal (kualitas di atas kuantitas). c. Era
globalisasi merupakan era informasi dengan sarananya yang dikenal sebagai superhighway. Oleh sebab itu, pemanfaatan informasi superhighway merupakan suatu kebutuhan masyarakat modern dan dengan demikian perlu dikuasai anggota masyarakat. d. Era globalisasi merupakan era komunikasi yang sangat cepat dan canggih. Oleh karena itu, penguasaan terhadap sarana komunikasi seperti bahasa merupakan syarat mutlak. e. Era globalisasi ditandai oleh maraknya kehidupan bisnis. Oleh karena itu, kemampuan bisnis, manajer, merupakan tuntutan masyarakat masa depan. f. Era globalisasi merupakan era teknologi. Oleh karena itu, masyarakatnya harus ”melek digital”.
Institusi-institusi pendidikan seperti sekolah baik yang ada di negara nerkembang maupun negara maju berperan penting di dalam membentuk dan mengembangkan individu maupun masyarakat agar mempunyai tingkah laku yang baik dan menjadi warga negara yang tahu akan hak dan kewajibannya.
National Council for the Social Studies pada tahun 1982 (Merryfield, 1991) menunjukkan arti pentingnya perspektif global untuk diajarkan di sekolah-sekolah, antara lain: a. Sekarang ini kita hidup dalam masa terjadinya peningkatan globalisasi yang ditandai dengan fenomena hampir semua orang berinteraksi secara transnasional (tidak hanya terbatas dalam negaranya saja), multikultural (dalam berbagai macam budaya), dan cross-cultural (berinteraksi dengan budaya lain selain yang dimilikinya). b. Aktor-aktor yang berinteraksi dalam tingkatan dunia tidak hanya terbatas pada negara/bangsa saja namun juga melibatkan perseorangan, kelompok-kelompok lokal, organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang teknologi dan ilmu, kelompok-kelompok perdagangan MNC (perusahaan-perusahaan multinasional), serta organisasi-organisasi regional. Mereka ini semakin aktif berinteraksi dan mampu mempengaruhi peristiwa- peristiwa lokal maupun global. c. Kehidupan umat manusia tergantung pada satu lingkungan fisik dunia yang ditandai dengan terbatasnya sumber-sumber alam. Ekosistem dunia ini akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh umat manusia. d. Ada keterkaitan antara apa yang dilakukan manusia di bidang sosial, politik, ekonomi, teknologi, dan
ekologi pada masa kini dengan masa depan umat manusia yang hidup di bumi ini beserta lingkungannya fisiknya di masa yang akan datang.
e. Terjadinya globalisasi yang melibatkan hampir seluruh umat manusia ini menyebabkan masing-masing individu dan seluruh masyarakat berkesempatan dan bertanggung jawab untuk berperan serta dalam meningkatkan lingkungan fisik maupun sosial dunia.
2.4. YANG DIPERLUKAN DALAM KESADARAN PERSPEKTIF GLOBAL 1. NASIONALISME (KESADARAN NASIONAL)
Nasionalisme adalah cinta tanah air dengan prinsip baik buruk adalah negeriku. Namun dalam melaksanakannya nasionalisme itu tidak disikapi secara kaku, atau merupakan
kesetiaan yang buta. Nasionalisme tetap perlu dilandasi oleh logika dan rasional.
Dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah cara yang tepat digunakan untuk menyatukan beberapa perbedaan, karena nasionalisme lebih mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan individu. Jika nasionalisme dapat tertanam pada setiap individu warga Indonesia, maka negara yang bersifat pluralistis ini, artinya negara yang didalamnya terdapat banyak keragaman dan perbedaan, akan menjadi negara yang damai tanpa ada konflik etnik dan konflik kefanatikan terhadap daerahnya masing-masing.
2. NORMA DAN AGAMA
Bangsa kita
dikenal sebagai bangsa yang agamis, patuh terhadap aturan dan norma yang ada, baik itu norma adat, sosial, susila dan norma lainnya. Semua agama dan norma ini memberikan landasan kepada kita untuk dapat memilih dan memilah informasi
yang dapat kita gunakan. Norma dan agama adalah pilar utama untuk menangkal pengaruh negatif seiring dengan gelombang globalisasi.
Tidak dapat dipungkiri nilai-nilai agama kini mengalami kepudaran.
Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang liberal dan cenderung merusak kaidah agama membuat masyarakat bingung dan akhirnya justru terjerumus ke dalam sudut-sudut yang mengkotak-kotakkan agama. Hadirnya paham sekularisme juga menambah keterbatasan agama dalam mengatur kehidupan manusia. Sekulerisme adalah sebuah paham yang memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama.
Jadi, dalam urusan duniawi tidak boleh dicampur dengan agama, padahal seharusnya kita selalu menyatukan keduanya secara seiringan sehingga tercipta kehidupan yang selaras.
3. NILAI DAN BUDAYA BANGSA
Bangsa kita memiliki nilai budaya yang luhur, yang dapat dijadikan pilar dan filter terhadap berbagai pengaruh yang negatif, serta sebagai pendukung bagi nilai dan pengaruh, yang membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh adalah
“Pela Gandong” di Ambon untuk landasan kerukunan, pepatah “guru kencing berdiri, murid
kencing berlari” untuk keteladanan, “rawe-rawe rantas malang-malang putung” sebagai simbol kebersamaan, dan “silih- asah silih-asih dan silih-
asuh untuk acuan pendidikan masyarakat.
BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN
Hakikat konsep perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berprilaku terhadap suatu masalah atau kegiatau dari sudut kepentingan global, yakni dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Salah satu manfaat perspektif global yaitu mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan profesinya. Dalam mempelajari perspektif global kita juga harus mengetahui globalisasi, salah satunya memahami dampak dari globalisasi itu sendiri. Perspektif global berakar dari ilmu-ilmu social antara lain antropologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga dunia yang berpartisipasi aktif.
3.2. SARAN
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Mahasiswa hendaknya dapat menguasai dan memahami hakikat dan konsep perspektif global sehingga nantinya dapat bersaing dengan masyarakat global
2. Mahasiswa sebaiknya membiasakan diri untuk selalu mencari informasi mengenai isu-isu global yang hangat dibicarakan.
3. Mahasiswa sebaiknya mengambil materi dari sumber-sumber terpercaya baik berupa buku, jurnal, maupun website yang jelas dalam penulisan setiap makalah maupun karya ilmiah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaatmadja, H Nursid, dkk. 2022. Perspektif Global. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.