MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”
(Drs. Payerli Pasaribu, M.Si. )
Kelompok 4:
YUMNA AFRA (2223332004)
PRISKILA YOSEFINA NATALIA SINAGA (2223132002)
AMELIA MAHMUDDIN (2223132016)
LESTARI MARBUN (2222432001)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu juga untuk menambah pemahaman kita mengenai materi hakikat pendidikan kewarganegaraan.
Kami juga selaku kelompok penyusun ingin berterimakasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Medan, 25 Agustus 2023
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI Cover
Kata Pengantar i Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 4
1.2. Rumusan Masalah 4 1.3. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan 5
2.2. Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 6 2.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan 6
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 8 B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan membahas berbagai aspek dalam kehidupan, yaitu pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen dikti No.
267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan membahas tentang hubungan antara warga negara dengan negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan.
Oleh karena itu, penyusun ingin membahas pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan serta berkedudukan dalam bidang Filsafat Ilmu.
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Apa Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui landasan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan kewarganegaraan.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian Kewarganegaran Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang dikehendaki. Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antar Negara dan warga Negara.
Kewarganegaraan berasal dari kata dasar "warga". berarti sekelompok orang yang menjadi anggota suatu negara. Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara. Setelah mendapat awalan ke dan akhiran an menjadi Kewarganegaraan maka dia mempunyai arti kesadaran dan kecintaan serta berani membela bangsa dan negara. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan atau latihan dalam rangka mengembangkan atau menumbuhkan kesadaran, kecintaan, kesetiaan dan keberaniannya untuk berkorban demi membela bangsa dan negaranya.
Menurut Winataputra (Winamo, 2014: 16) pendidikan kewarga- negaraan sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status.
Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.
Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedo- man Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai suatu crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerang- ka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Nu'man Somantri (Somantri, 2001) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan sebagai seleksi dan adaptasi dari lintas ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, dan kegiatan-kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan pendidikan. Secara komprehensif, Udin S. Winataputra (Winataputra, 2012:249) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan seba- gai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologis dan sosio kultural kewarganegaraan individu, menggu- nakan ilmu politik dan ilmu pendidikan sebagai landasan epistimologis intinya, diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang relevan dan mempunyai
implikasi aksiologis terhadap instrumentasi dan praksis pendidikan setiap warga negara dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18), pendidikan kewarga- negaraan merupakan media pengajaran yang mengIndonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh tanggung jawab.
Karena itu, program pendidikan kewarganegaraan memuat konsep-konsep umum ketatane- garaan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang cocok dengan target tersebut.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha menyiapkan peserta didik yang diarahkan untuk menjadi patriot pembela bangsa dan negara.
Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan "Civis", selanjutnya dari kata "Civis" ini dalam bahasa Inggris timbul kata "Civic" artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan.
Dari kata "Civic" lahir kata "Civics", ilmu Kewarganegaraan.
Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajin memuat a) Pendidikan Pancasila, b) Pendidikan. Agama, dan c) Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Melihat begitu pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education ini bagi suatu Negara maka hampir di semua Negara di dunia memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan yang mereka selenggarakan. Bahkan Kongres Internasional Commission of Jurist yang berlangsung di Bangkok pada tahun 1965, mensyaratkan bahwa pemerintahan suatu negara baru dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang demokratis manakala ada jaminan secara tegas terhadap hak-hak asasi manusia, yang salah satu di antaranya adalah Pendidikan Kewarganegaraan atau "Civic Education".
Dengan demikian diberikannya Pendidikan Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang memiliki jiwa dan semanagt patriotisme dan nasionalisme yang tinggi.
2.2. Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 1. Landasan ilmiah
• Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik) bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan kontkes dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan internasional. Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realitas global tersebut yang digambarkan sebagai kehidupan yang penuh paradoks dan ketakterdugaan itu. Untuk itu
kepada setiap warga negara diperlukan adanya pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni (ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus memenuhi syarat- syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem, dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut.
Objek material dari pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun nonempirik, yaitu meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga negara) dan segi pembelaan negara (Kaelan dan Zubaidi, 2010:4).
2. Landasan hukum
1) Undang-Undang Dasar 1945
- Pembukaan UUD 1945 alenia ke dua tentang cita-cita mengisi kemerdekaan, dan alinea ke empat khususnya tentang tujuan negara.
-Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta alam usaha pembelaan negara.
-Pasal 31 ayat (1). Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
2) Undang-Undang Nomor 20 tahun 1982
Undang-Undang No.20/1982 adalah tentang ketentuan- ketentuan pokok Pertahanan Kemanan Negara Republik Indonesia.
a) Pasal 18 Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
b) Pasal 19, ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu: Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan pramuka. Sikap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat Pendidikan Tinggi.
3) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989
Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,menjelaskan bahwa:
"Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dan negara
serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia".
3. Landasan Ideal
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa dikembangkannya Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila.
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan negara dan menjadi sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia.
Berdasarkan landasan itu maka wawasan nusantara pada dasarnya adalah sebagai perwujudan nilai sila-sila Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga dalam wawasan nusantara, demi terwujudnya ketahanan nasional. Dengan demikian ketahanan nasional itu disusun dan dikembangkan juga tidak boleh lepas dari wawasan nusantara.
3. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep- konsep dasar yang memberikan arah dan tujuan menuju pencapaian cita-cita bangsa dan negara. Cita-cita bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila itu terpancar melalui alinea ke dua Pembukaan UUD 1945, merupakan cita-cita untuk mengisi kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
2.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan tentu memiliki fungsi, peranan dan tujuan yang dihasilkan.
Terdapat tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum yaitu fungsi dan tujuan dengan hasil dan output yang umum dirasakan. Selain itu juga ada tujuan pendidikan kewarganegaraan secara khusus dengan mengkhususkan tujuan pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi. Dengan demikian pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mendidik para generasi muda dan mahasiswa agar mampu menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif dalam
pembelaan negara. Dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu alat pasif untuk membangun dan memajukan sistem demokrasi suatu bangsa.
Berikut merupakan tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Landasan pendidikan kewarganegaraan ini diambil dari Keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 sebagai berikut, yaitu :
1. Tujuan umum
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasara kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar dapat menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan khusus
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara Republik Indonesia yang terdidik dan bertanggungjawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggungjawab yang berlandaskan Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan
Hakikat pendidikan kewarganegaraan bertujuaan untuk menjadikan warga negara indonesia yang cerdas, bermatabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan benegara. Sejarah pendidikan kewarganegraan di indonesia juga mengalami banyak perubahan. Kompetensi Mata pelajaran PKN terdiri dari Civic knowledge (Pengetahuan kewarganegaraan), Civic skill (Keterampilan kewarganegaraan), Civic disposition (Karakter kewarganegaraan).
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan dalam Konteks pedagogy. Pedagogik merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib bagi mereka yang ingin menjadi guru di sekolah. Sebagai satu bidang kajian yang luas, di dalam pedagogik melibatkkan kajian mengenai proses pengajaran dan pembelajaran, pengurusan bilik darjah, organisasi sekolah dan juga interaksi guru-pelajar.
Oleh karena itu Mata pembelajaran pendidikan kewarganegaraan itu sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa indonesia. Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga negara tersebut. Dengan adanya pembelajaran Kewarganegaraan menyiapkan warga negara yang baik sebagai generasi penerus bangsa serta komitmen dalam menjaga dan mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI
3.2. Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut :
1.Bagi siswa agar dapat melaksanakan dan menjalankan metode diskusi di dalam pembelajaran supaya siswa-siswi mendapatkan pengetahuan ataupun wawasan yang luas dan dapat meningkatkan keberanian siswa-siswi dalam terampil berbicara.
2.Diharapkan kepada siswa supaya tetap belajar walaupun digunakan atau tidak digunakan metode diskusi dalam pembelajaran karena semua metode pembelajaran yang digunakan sangat baik dan bermanfaat bagi siswa dan membuat siswa lebih semangat untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/331509761/Landasan-Pendidikan-Kewarganegaraan
buku pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi edisi revisi 2023, universitas negeri medan
https://id.scribd.com/document/500385340/Hakikat-Pendidikan-Kewarganegaraan