• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah PKP Kelompok 4

N/A
N/A
Dita Amanda

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah PKP Kelompok 4"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 4:

1. Chentya Sulianto (2262201063) 2. Cindy (2262201038)

3. Nasywa Deanty Salsabila (2262201072)

INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA PEKANBARU 2024

“PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA”

1.1 Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat diartikan sebagai pendidikan yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakteristik khas bangsa pada diri peserta didik. Dengan maksud agar mereka dapat memahami, mempraktikkan, dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan pribadi mereka, berperan sebagai anggota masyarakat, dan menjadi warga negara yang memiliki ciri khas seperti religiusitas, nasionalisme, produktivitas, dan kreativitas dalam berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Konsep Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di Indonesia adalah refleksi dari semangat nasionalisme, keberagaman budaya, dan tekad untuk membentuk warga negara yang berkualitas. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat berperan penting dalam mengimplementasikan konsep ini agar menciptakan generasi muda yang kuat, cerdas, dan bermoral. Bagi seorang akademisi, pemahaman mendalam terhadap konsep pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah landasan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Pemahaman ini tidak hanya berfungsi sebagai jembatan untuk memelihara dan mengembangkan identitas kebangsaan, tetapi

(2)

juga sebagai pilar utama dalam memahami dan melestarikan nilai-nilai yang mengakar dalam budaya bangsa.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa menjalankan peran penting dalam membentuk karakter individu dan masyarakat, dengan membawa pembelajaran tentang nilai moral dan etika yang kuat serta integritas sebagai aspek yang tak terpisahkan. Akademisi memiliki peran strategis dalam membantu menjembatani lembaga pendidikan dengan berbagai pihak yang terlibat, sehingga pihak-pihak yang terlibat dapat berpartisipasi dalam pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa mereka. Ini, pada akhirnya, memperkuat hubungan antara pendidikan dan masyarakat yang di layani (Hardiyanto et al., 2024).

1.2 Landasan Filosofi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Landasan filosofis pendidikan budaya dan karakter bangsa merujuk pada prinsip-prinsip filosofis, nilai-nilai, dan keyakinan yang menjadi dasar pemikiran dan pandangan tentang pentingnya pembentukan karakter dan pemahaman budaya dalam pendidikan. Hal ini mencakup pemahaman filosofis yang mendasari tujuan dan nilai-nilai pada pendidikan karakter dan budaya bangsa. Landasan filosofis dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa di Indonesia adalah fondasi pemikiran dan nilai-nilai yang mendasari upaya pembentukan karakter warga negara yang berkualitas dan melestarikan budaya bangsa

1.2.1 Pancasila sebagai ideologi negara Pancasila

Sebagai ideologi negara Indonesia, Pancasila berperan utama dalam pembentukan karakter bangsa. Terdiri dari lima sila yang masing- masing mengandung nilai-nilai penting, meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial (Aminullah, 2023).

Pancasila memberikan kerangka nilai yang sangat komprehensif, mencakup aspek agama, moralitas, sosial, dan politik. Ketuhanan Yang

(3)

Maha Esa menekankan pentingnya iman kepada Tuhan dalam membentuk karakter individu yang taat dan bermoral. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, persamaan, dan beradab dalam interaksi sosial. Persatuan Indonesia mendorong semangat persatuan dan gotong royong, yang merupakan nilai-nilai sosial penting dalam membentuk karakter yang peduli dan solidaritas. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mengacu pada nilai-nilai demokrasi, partisipasi, dan kepemimpinan yang bijaksana. Keadilan Sosial menekankan pentingnya distribusi yang adil dan kesetaraan dalam masyarakat. Pancasila, oleh karena itu, menjadi dasar yang kokoh untuk membentuk karakter warga negara yang beretika dan berkualitas.

Ideologi ini tidak hanya memandu individu dalam menjalani kehidupan pribadi mereka, tetapi juga dalam berinteraksi dengan masyarakat dan negara. Pancasila menciptakan landasan moral dan etika yang kuat, membantu membangun warga negara yang peduli, adil, dan berkontribusi positif pada masyarakat dan bangsa. Dengan kata lain, Pancasila adalah fondasi utama untuk membentuk karakter yang berlandaskan nilai-nilai luhur dalam masyarakat Indonesia. Konsep Bhinneka Tunggal Ika (Rahmadani et al., 2023) yang mengandung makna berbeda-beda tapi tetap satu adalah pilar penting dalam mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya di Indonesia. Dalam konteks pendidikan karakter, "Bhinneka Tunggal Ika" mengajarkan pentingnya meresapi nilai-nilai inklusivitas, toleransi, dan harmoni sosial. Dengan mengintegrasikan konsep Bhinneka Tunggal Ika dalam pembentukan karakter siswa, pendidikan di Indonesia berkontribusi pada penciptaan warga negara yang mampu menjaga dan memajukan keberagaman budaya negara ini. Ini merupakan langkah penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, harmonis, dan penuh dengan penghargaan terhadap kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

(4)

1.2.2 Gotong Royong dan Solidaritas

Gotong royong adalah nilai yang mendalam dalam budaya Indonesia (Kharisma et al., 2023). Dalam konteks pendidikan karakter bangsa, konsep gotong royong memiliki peran yang penting dalam membentuk karakter individu dan membangun landasan yang kuat untuk tanggung jawab sosial dan solidaritas. Hal ini menekankan pentingnya saling mendukung dan membantu dalam situasi sulit, serta merayakan keberagaman dalam masyarakat. Siswa diajarkan untuk menghormati perbedaan dan bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang budaya, agama, dan kepercayaan yang berbeda. Dengan begitu, gotong royong berkontribusi pada pembentukan karakter warga negara yang inklusif, peduli, dan bersatu dalam keberagaman. Filosofi gotong royong adalah salah satu nilai yang membedakan budaya Indonesia, dan pendidikan karakter bangsa berperan penting dalam memastikan bahwa nilai ini diwariskan kepada generasi muda. Dengan menjadikan gotong royong sebagai inti dalam pembentukan karakter, pendidikan di Indonesia mendorong generasi penerus untuk menjadi warga negara yang memahami nilai kerja sama, memiliki rasa tanggung jawab sosial, dan mempromosikan solidaritas, yang merupakan aspek penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

1.2.3 Etika dan Moralitas

Etika dan moralitas adalah salah satu landasan filosofis yang mendalam yang menjadi pondasi dalam pendidikan karakter. Etika dan moralitas mencakup prinsip-prinsip dasar tentang apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia, serta nilai-nilai yang membentuk tindakan individu (Suseno, 2016). Dalam konteks pendidikan karakter, prinsip-prinsip etika dan moralitas seperti kejujuran, keadilan, integritas, dan tanggung jawab memiliki peran utama dalam membentuk perilaku yang baik dan etis pada warga negara. Landasan etika dan moralitas ini membantu membentuk karakter warga negara yang memahami nilai-nilai yang benar, yang mempraktikkan perilaku etis, dan yang bertanggung jawab

(5)

dalam interaksi mereka dengan sesama. Dengan demikian, pendidikan karakter berperan dalam menghasilkan generasi muda yang dapat memberikan kontribusi positif pada masyarakat dan negara secara keseluruhan, dengan moralitas yang kokoh dan perilaku yang baik.

1.2.4 Nilai-Nilai Kemanusiaan

Pendidikan budaya dan karakter bangsa di Indonesia juga kuat dalam mencakup nilai-nilai kemanusiaan yang esensial, seperti kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap martabat manusia. Ini mencerminkan tekad dalam menciptakan masyarakat yang adil dan beradab (Zuhriyandi, 2023). Nilai-nilai ini bukan hanya mengenai etika sosial, tetapi juga menekankan kemanusiaan yang melibatkan perasaan dan kepedulian terhadap sesama. Kasih sayang adalah nilai yang mengajarkan bahwa kita seharusnya memperlakukan orang lain dengan kebaikan dan perhatian, serta berbagi cinta dan perhatian pada mereka.

Kasih sayang membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat dalam masyarakat dan membantu mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Empati adalah nilai yang memungkinkan individu untuk memahami dan merasakan perasaan dan pengalaman orang lain. Ini membantu dalam memahami perspektif orang lain, meningkatkan toleransi, dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif.

Penghargaan terhadap martabat manusia adalah prinsip dasar yang menegaskan bahwa setiap individu memiliki nilai dan hak yang sama.

Ini mendorong individu untuk menghormati dan menjaga hak-hak dan martabat sesama manusia. Prinsip ini juga menjadi dasar dalam memerangi diskriminasi, ketidakadilan, dan penindasan.

1.3 Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah (Insan & Budaya, 2010):

1. Pengembangan

(6)

Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik, ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.

2. Perbaikan

Memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat.

3. Penyaring

Untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

1.4 Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/efektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

1.5 Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini (Jaenudin, 2010):

1. Agama

(7)

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilainilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2. Pancasila

Negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila.

Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

3. Budaya

Sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai daalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Nasional

Sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan diberbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai

(8)

kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Hardiyanto, L., Iriansyah, H. S., & Saryono, S. (2024). Landasan Filosofis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jurnal Citizenship Virtues, 4(1), 733–741.

Insan, P., & Budaya, B. (2010). Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui integrasi mata pelajaran, pengembangan dan budaya sekolah (. 1–17.

Jaenudin, R. (2010). Peningkatan kualitas pendidikan melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa 1. Makalah Seminar Pendidikan, 1–16.

Referensi

Dokumen terkait

Gotong royong membangun balai pertemuan merupakan wujud nyata dari sikap ....a. membangun daerah b. tolong menolong c. persatuan dan kesatuan d. toleransi

Pemeliharaan masjid dalam program ini merupakan serangkaian kegiatan gotong royong atau kerja bakti antara mahasiswa dengan sebagian warga Padukuhan Padangan yang juga

Sebagai generasi penerus bangsa dan warga negara yang baik kita mempunyai peranan penting untuk mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) penerapan pembentukan nilai karakter gotong royong melalui kegiatan ektrakulikuler pencak silat di SDN Dadaprejo 02 kota

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai “Implementasi karakter gotong royong

Aspek Kegiatan Jadwal pelaporan hasil pemantauan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 a Sekolah mendorong partisipasi gotong-royong stake horlders dan warga sekolah dalam mewujudkan

Hasil kajian menunjukkan bahwa pentingnya penerapan pendidikan karakter di sekolah dengan menerapkan nilai-nilai utama karakter diantaranya religius, nasionalis, mandiri, gotong

nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid Gotong royong ini sangat perlukan di terapkan di sekolah kita, karena dengan bergotong