MAKALAH SENYAWA KARBON
DISUSUN : KELOMPOK 5
ANGGOTA:
AGIEL MAKKARA
AFRISAL IDRIS
FANGKI
RINALSYA KELAS : XII MIPA 1
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Balla, 22 Januari 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB 1 PENDAHULUAN...4
1.1 Latar belakang...4
1.2 Rumusan masalah...4
1.3 Manfaat...4
BAB 2 PEMBAHASAN...5
2.1 HALOALKANA...5
2.2 AMINA...8
2.3 ALKOHOL...11
2.4 ETER ...15
2.5 ALDEHID DAN KETON...19
2.6 ESTER...23
2.7 ASAM KARBOKSILAT...27
BAB 3 PENUTUP...31
Kesimpulan... 31
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Senyawa karbon adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan unsur – unsur organik yang lain. Senyawa karbon dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya.
Senyawa karbon , baik yang alami maupun buatan ,merupakan senyawa senyawa yang dekat dalam kehidupan . Bahkan, manusia sering tidak menyadari bahwa beberapa bagian tubuh maupun bahan- bahan yang digunakan dalam sehari-hari tersusun dari senyawa-senyawa karbon .Denggunaaan senyawa karbon buatan makin hari makin luas , bahkan menggantikan beberapa bahan alami yang saat ini mulai sulit dijumpai dan kurang pragmatis.
Disamping kegunaannya, beberapa senyawa karbon juga memiliki efek yang berbahaya terhadap kesehatan lingkungan . Beberapa penyakit berat seperti kanker dan penyakit-penyakit pernapasan ternyata dipicu oleh beberapa senyawa karbon, baik yang volatil ( mudah menguap) maupun yang nonvolatil, salah satunya adalah metanol. Metanol beracun walaupun dalam jumlah sedikit.
Gejala keracunan metanol adalah kebutaan karena metanol menyerang saraf penglihatan,bahkan dapat berakibat kematian . Anda akan menjumpai espek yang lebih luas setelah anda mempelajari kimia karbon.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa sajakah senyawa yang termasuk senyawa karbon?
2) Apa saja pengertian dari senyawa yang termasuk senyawa karbon?
3) Apa gugus fungsi dan nama senyawa dari setiap senyawa karbon?
4) Apa saja dampak yang dihasilkan dari senyawa karbon?
C. MANFAAT
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai seluk beluk senyawa karbon bagi kalangan pelajar.Sehingga kita dapat mengetahui lebih dalam mengenai
“PENGETIAN,GUGUS FUNGSI,NAMA SENYAWA DAN DAMPAK” dari senyawa karbon.
BAB 2 PEMBAHASAN
Senyawa karbon adalah senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, dan unsur – unsur organik yang lain. Senyawa karbon dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Senyawa karbon yang dimaksud yaitu HALOALKANA, AMINA, ALKOHOL ,ETER,ALDEHID DAN KETON ,ESTER ,ESTER ,DAN ASAM KARBOKSILAT
1. HALOALKANA
HALOALKANA adalah senyawa-senyawa turunan alkana yang mengandung gugs fungsi halogen . HALOALKANA meliputi kelompok senyawa MONOHALOALKANA dan MULTIHALOALKANA . HALOALKANA sendiri merupakan kepajangan dari halogen alkana dan mempunyai rumus umum ( CnH2n+2). Rumus umum ini berlaku untuk senyawa monohaloalkana dan dapat ditulis sebagai R-X dengan R adalah gugus alkil dan X adalah atom halogen .Oleh karena itu , senyawa haloalkana sering kali disebut sebagai senyawa alkil halida
a. GUGUS FUNGSI HALOALKANA
Berdasarkan jumlah atom H yang terikat pada atom C yang memiliki ikatan dengan atom halogen, maka haloalkana dibedakan menjadi haloalkana primer, haloalkana sekunder, dan haloalkana tersier.
Haloalkana primer adalah senyawa haloalkana dimana terdapat 2 atom H yang terikat ke atom C yang memiliki ikatan dengan atom halogen.
Contoh:
1-kloropropana
Haloalkana sekunder adalah senyawa haloalkana dimana terdapat 1 atom H yang terikat ke atom C yang memiliki ikatan dengan atom halogen.
Contoh:
2-kloropropana
Haloalkana tersier adalah senyawa haloalkana dimana tidak terdapat atom H yang terikat ke atom C yang memiliki ikatan dengan atom halogen.
Contoh:
2-kloro-2-metilpropana Sifat Fisik Haloalkana
a. Titik didih
Alkil halida dengan berat molekul yang lebih tinggi memiliki titik didih yang lebih tinggi , karena makin tinggi berat molekul ,makin besar luas permukaannya .Luasnya permukaan alkil halida dengan alkil yang sama tergantung pada luas permukaan halogennya.
b. Kerapatan
Alkil flourida dan alkil klorida dengan satu atom halogen memiliki kerapatan yang lebih rendah daripada air ( 1.00 g/L),sedangkan yang mengandung lebih dari satu atom halogen memiliki kerapatan yang lebih tinggi daripada air.
b. Tata Nama Haloalkana
Haloalkana memiliki sistem penamaan IUPAC dan penamaan lazim/trivial untuk monohaloalkana sebagai alkilhalida.
Menurut tata nama IUPAC, senyawa haloalkana dianggap sama dengan alkana karena haloalkana merupakan senyawa turunan alkana. Urutan cara penamaannya sebagai berikut:
1. Menentukan rantai utama, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung atom halogen (X = F, Cl, Br, I).
2. Memberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai sedemikian sehingga posisi atom halogen mendapat nomor terkecil.
Catatan: Jika terdapat lebih dari satu atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan kereaktifannya, yaitu F, Cl, Br, dan I.
3. Gugus alkil selain rantai induk dan atom halogen sebagai cabang.
Menurut tata nama trivial (lazim), haloalkana dengan hanya 1 atom halogen (monohaloalkana), memiliki nama umum sebagai alkilhalida.
Contohnya:
Berdasarkan analisis rumus struktur dan rumus molekulnya, haloalkana memiliki isomer posisi dan isomer kerangka. Perhatikan struktur
haloalkana berikut!
Kedua senyawa itu memiliki rumus molekul sama, yakni C3H7Hl,tetapi posisi atom klorin berbeda. Pada 1–kloropropana, atom Cl terikat pada atom karbon nomor 1, sedangkan pada 2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa ini dikatakan berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi. Isomer kerangka menyatakan perbedaan rantai utama dari senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama. Perhatikan struktur molekul haloalkana berikut dengan rumus molekul sama, yakni C4H9Cl!
Kedua senyawa itu tergolong halobutana, tetapi berbeda rantai utamanya.
Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut berisomer kerangka.
C. REAKSI HALOALKANA
Alkil halida bereaksi dengan natrium hidroksida menghasilkan alkohol,contoh reaksi haloalkana
Senyawa haloalkana 2-klorobutana direaksikan dengan natrium hidroksida menghasilkan 2-butanol dan natrium klorida
Alkil halida bereaksi dengan amonia membentuk amina,contoh senyawa haloalkana
Senyawa haloalkana 2-klorobutana direaksikan dengan amonia pekat membentuk 2-aminebutana dan asam klorida
D. MANFAAT DAN DAMPAK HALOALKANA
Manfaat dan Dampak Haloalkana
Manfaat :
1) Sebagai pelarut non polar (Pelarut lemak) 2) Sebagai insektisida
3) Sebagai zat pemadam kebakaran [CBr2CIF/BCF]
4) Sebagai obat [Iodoform (CHI3) yang dimanfaatkan sebagai antiseptik (mengobati luka luar)]
5) Sebagai pendingin [Freon]
Dampak negatif ;
1) Dalam pemanfaatannya sebagai insektisida, ternyata menimbulkan banyak dampak buruk.Sehingga, penggunaan DDT sebagai insektisida di pertanian dibatasi atau mungkin sudah dilarang.Hal ini dikarenakan sifatnya yang stabil yang kemudian menjadi
sulit diuraikan olehmikroorganisme,
sehingga menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Selain DDT, ada
jugasenyawa 1,2-dibromo-1-kloropropana yang digunakan sebagai insektisida, akan tetapi senyawaini juga sudah dibatasi atau mungkin sudah dilarang
penggunaannya karena memiliki dampaknegatif seperti menimbulkan kemandulan
2) Dalam pemanfaatan Freon, CFC berdampak pada kerusakan lapisan ozon bumi. Untuk itu,penggunaannya kini dibatasi. Itu dia kenapa AC,
berkonstribusi pada kerusakan lapisan ozon
yang berfungsi melindungi bumi dari sinar ultraviolet
2. AMINA
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino merupakan derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino, amino biogenik, trimetilamina, dan anilina.Amina adalah senyawa organik turunan ammonia (NH3), dengan satu atau lebih gugus alkil ,sikloalkil , dan aromatik menggantikan atom hidrogen pada NH3 .
a. GUGUS FUNGSI AMINA
Amina dikelompokkan menjadi tiga kelompok , yaitu amina primer,
amina sekunder, dan amina tersier.
1) Amina primer : 1 H dari NH3 diganti dengan alkil (R), sikloalkil,atau aromatik
2) Amina sekunder : 2 H dari NH3 diganti dengan alkil (R ),sikloalkil, atau aromatik
3) Amina tersier : 3 H dari NH3 diganti dengan alklil (R ) , sikloalkil , atau aromatik
SIFAT SIFAT FISIK AMINA
Sifat fisik senyawa kimia dipengaruhi oleh interaksi antar molekulnya. Senyawa amina primer dan amina sekunder memiliki ikatan hidrogen, sedangkan amina tersier tidak. Panjang rantai karbon juga mempengaruhi sifat fisiknya.
1. Wujud pada suhu ruang
semakin panjang gugus alkil maka kerapatannya semakin besar.
Contoh:
CH3NH2, C2H5NH2, C3H7NH2, C4H9NH2, C5H11NH2
Wujud gas Wujud cair
(Wujud pada suhu ruang) 2. Titik didih
Dengan rumus molekul yang sama (besar Mr sama), urutan kenaikan titik didih senyawa amina adalah: amina tersier < amina sekunder < amina primer.
3. Kelarutan dalam air R – NH2
Hidrofobik Hidrofilik
Semakin panjang gugus alkil (R), maka akan semakin sulit larut dalam air.
Contoh: Kelarutan C4H9NH2 dalam air lebih besar daripada kelarutan C6H13NH2. Urutan kelarutan senyawa amina: amina tersier < amina sekunder < amina primer.
b. TATA NAMA SENYAWA AMINA Tata Nama Sederhana Nama:
alkil amina atau alkana amina Contoh:
CH3 – NH2: metilamina atau metanaamina
CH3CH2 – NH2: etilamina atau etanaamina
CH3 – NH – CH3: dimetilamina atau dimetanaamina
Jika jumlah gugus amina lebih dari satu, maka diberi imbuhan di, tri, dan seterusnya.
Contoh:
NH2 – CH2 – CH2 – CH2 – NH2
1,3-propanediamine 2. Tata Nama IUPAC
Gugus amina dianggap sebagai substituen atau cabang dan diberi nama amino.Contoh:
CH3CH2CH2 – NH2 : aminopropane
CH3 – CH(NH2) – CH2 – CH3 : 2-aminobutane
Jika senyawanya merupakan amina sekunder atau tersier, maka gugus yang paling besar (rantai karbon paling panjang) dianggap sebagai induk, sementara gugus yang kecil dianggap sebagai cabang dan diberi nama “N-alkil”.
Contoh:
Nama: N,N-dimetil-2-aminopropane
Jika terdapat gugus fungsi yang lebih prioritas daripada amino, maka gugus fungsi tersebut dijadikan sebagai rantai induk.
Contoh:
Nama: Asam 2-aminopropanoate c. .MANFAAT SENYAWA AMINA
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu
Dapat berguna sebagai pencegah korosif,bakterisida ,fungsida, bahan penting dalam tubuh manusia
Sebagai pelembut pakaian
Sebagai anti iritasi pada shampo
Sebagai pelumas
Sebagai obat parasit 3. ALKOHOL
Alkanol dan alkoksi alkana adalah senyawa karbon dengan rumus umum CnH2n+2O . Alkanol mengandung gugus fungsi -OH (gugus hidroksi).Rumus umumnya ialah R- OH. Alkohol gampang larut dalam air dan titik didihnya relatif tinggi, karena adanya ikatan hidrogen.
A. GUGUS FUNGSI ALKOHOL
Berdasarkan letak gugus hidroksinya, alkohol dibedakan jadi 3 jenis, yakni alkohol primer, sekunder, dan tersier.
1) Alkohol primer : gugus-OH terikat pada atom C primer ( 1 derajat) Contoh: CH3 - CH2 -OH
2) Alkohol sekunder : gugus -OH terikat pada atom C sekunder ( 2 derajat) Contoh:
3) Alkohol tersier : gugus -OH terikat pada atom C tersier ( 3 derajat) Contoh:
SIFAT FISIK ALKOHOL
1. Alkohol bersifat lebih polar karena ada gugus -OH, sehingga dapat larut dalam air dan pelarut-pelarut organik lainnya. Tingkat kepolaran alkohol dipengaruhi oleh panjang rantai karbonnya. Semakin panjang rantai karbon, maka akan semakin menurun juga tingkat kelarutan/kepolarannya. Etanol dan metanol memiliki tingkat kepolaran yang tinggi karena rantai karbonnya pendek.
2. Alkohol memiliki titik didih yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan senyawa turunan alkana lain. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki ikatan hidrogen. Titik didih ini juga akan semakin meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah atom C dan gugus -OH nya.
B. TATA NAMA SENYAWA ALKOHOL
Tata Nama Alkanol
Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol. Pertama berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry) disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua nama yang sudah biasa digunakan sehari-hari atau dalam perdagangan disebut nama lazim atau nama dagang (trivial).
Tata Nama Alkohol IUPAC
Menurut sistem IUPAC dalam tata nama alkohol menggunakan kaidah atau aturan sebagai berikut.
1. tentukan dulu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus hidroksil (OH). Rantai tersebut kemudian menjadi rantai utama yang diberi nama sesuai dengan nama senyawa alkana dengan mengganti akhiran a dengan ol
.Contoh.
rantai terpanjang berjumlah 5 maka dinamakan pentanol.
2. Semua atom karbon selain rantai utama dinamakan cabang dan diberi nama sesuai nama alkil berdasarkan kepada jumlah atom C.
3. Rantai utama harus diberi nomor dari ujung yang paling dekat dengan gugus -OH.
4. Urutan pemberian nama : nomor cabang – nama alkil – nomor gugus OH – nama rantai utama.
Jika cabang lebih dari satu jenis maka diurutkan sesuai abjad dari nama alkil.
Contohnya
Diberi nama 3,4-dimetil-2-pentanol
5. Jika kemudian ada lebih dari satu gugus OH pada satu molekul yang sama (polihidroksil alkohol) maka sobat gunakan akhiran diol (2 gugus OH), triol (tiga gugus OH), dan seterusnya. Tetapi akhiran a pada senyawa alkananya masih dipakai. Misal 4 atom c –> butana –> butanadiol.
Dalam senyawa tersebut terdapat dua buah cabang berupa etil di nomor 4 dan metil di nomor 3. Rantai terpanjang berjumlah 6 atom C dan gugus hidroksil ada dua di nomor 2 dan 4.
Namanya
4-etil-3metil-2,4-heksanadiol Tata Nama Trivial Alkohol
Tatanama trivial atau tata nama dagang yang lazim merupakan sistem penamaan yang tidak resmi dan digunakan sebelum kemunculan sistem IUPAC. Pada umumnya tata nama trivial alkohol dilakukan dengan menyebutkan nama alkil diakhiri dengan alkohol. Berikut ini sobat, beberapa nama trivian dan sistem IUPAC untuk alkohol.
C. MANFAAT DAN DAMPAK SENYAWA ALKOHOL o Manfaat senyawa alkohol
alkohol adalah sebutan umum untuk senyawa karbon dengan gugus fungsi -OH. Contohnya, metanol, etanol, gliserol, dan etilen glikol. Nah, jenis-jenis alkohol ini memiliki fungsinya masing-masing. Kita bahas satu per satu, ya.
Metanol
Alkohol jenis ini bermanfaat sebagai bahan pelarut, plastik, sampai bahan pembuatan pupuk. Selain itu, metanol berfungsi untuk membuat senyawa- senyawa lain, seperti metil ester, asam etanoat, dan formaldehid.
Etanol
Alkohol jenis ini yang sebenarnya digunakan dalam minuman beralkohol.
Selain menjadi bahan minuman, etanol bisa dimanfaatkan pada pewarna makanan, obat-obatan, pelarut parfum, sampai desinfektan untuk pembersih luka.
Gliserol
Kalau alkohol jenis ini, bermanfaat sebagai bahan obat-obatan, pelumas, dan berbagai fungsi lainnya di bidang kesehatan. Di kehidupan sehari-hari, alkohol jenis ini juga kita temukan sebagai bahan pada produk-produk kecantikan, contohnya pelembap wajah.
Etilen Glikol
Salah satu manfaat senyawa ini adalah sebagai bahan antibeku, contohnya pada campuran air radiator di mobil. Fungsi ini amat membantu di negara yang memiliki musim dingin. Selain itu, kita bisa menemukan alkohol jenis ini pada bahan tambahan cat, cairan lem, dan lain-lain.
o Dampak negatif senyawa alkohol
alkohol yang merupakan kelompok senyawa karbon yang mempunyai gugus hidroksi Etanol mempunyai rumus struktur . Dampak negatif yang ditimbulkan oleh etanol dalam minuman keras : Etanol bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak bagian atas. Etanol juga bersifat candu.
4. ETER
Eter adalah salah satu kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam obat bius. Senyawa eter sendiri adalah senyawa turunan alkana dimana satu atom H pada alkana diganti oleh gugus alkoksi (-OR). Rumus struktur eter secara umum sama dengan rumus umum alkhohol, yaitu CnH2n+2O. Namun,
perbedaan mendasar antara eter dan alkhohol terletak pada gugus fungsinya, eter memiliki gugus fungsi – O – atau sering dituliskan juga R – O – R’ dengan R adalah alkil. Alkil-alkil pada eter bisa saja sama ataupun dapat juga berbeda
A. Gugus fungsi ETER
Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai berisomer fungsi. Di bawah ini dapat dilihat rumus molekul beberapa alkohol dan eter.
B.
C.
Jadi, rumus molekul untuk alkohol dan eter:
D.
E.
F.
G.
H. Rumus Umum
Eter atau alkoksi alkana merupakan senyawa karbon turunan alkana yang mempunyai rumus molekul sama dengan alkohol namun dengan struktur yang berbeda. Eter mempunyai rumus struktur:
I.
J.
Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua gugus alkil (R’ dan R”). Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda.
Beberapa contoh senyawa eter diberikan pada tabel 1 berikut.
B. TATA NAMA SENYAWA ETER
Untuk memberi nama senyawa eter terdapat dua cara tata nama eter, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Tata nama eter secara trivial memiliki ketentuan sebagai berikut: nama alkil yang terikat pada gugus fungsi eter (– O –) kemudian diikuti dengan nama eter. Berikut contoh penamaan secara trivial.
CH3 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil yang sama yaitu CH3 (metil), maka untuk penamaannya adalah dimetil eter.
CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat dua buah alkil yang berbeda yaitu etil dan metil, maka untuk penamaan secara trivialnya adalah etil metil eter (etil disebutkan terlebih dahulu mengikuti ketentuan penyebutan sesuai alfabate).
CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3\
Dua senyawa tersebut memiliki dua buah alkil yang berbeda, yaitu metil (CH3) dan propil (– CH2 – CH2 – CH3), namun pada senyawa tersebut terdapat perbedaan pada bentuk propilnya, yaitu bentuk lurus dan bentuk bengkok.
Untuk tata nama senyawa CH3 – O – CH2 – CH2 – CH3 ini adalah metil propil eter. Sementara untuk senyawa satu lagi dengan propil yang tidak lurus memiliki tata nama metil isopropil eter. Berdasarkan hal tersebut memberikan gambaran bahwa untuk bentuk propil terdapat dua jenis, yaitu propil (rantai lurus) dan isopropil (rantai tidak lurus).
Untuk tata nama secara IUPAC terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1) Tata nama mengikuti aturan dengan pola alkoksi alkana 2) Menentukan alkil yang terikat pada gugus fungsi ( – O – )
3) Alkil dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi 4) Alkil dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana
Contoh penamaan eter dengan aturan IUPAC dapat dilihat pada senyawa berikut:
CH3 – O – CH3,
pada senyawa tersebut alkil yang terikat sama-sama memiliki jumlah C satu sehingga untuk penamaan secara IUPAC nya metoksi metana.
CH3 – CH2 – O – CH3, pada senyawa tersebut terdapat 2 buah alkil dengan jumlah C yang berbeda. Seperti aturan yang disampaikan sebelumnya Alkil dengan jumlah C yang lebih sedikit diberi nama sebagai alkoksi dan Alkil dengan jumlah C yang lebih banyak diberi nama sebagai alkana sehingga penamaannya adalah metoksi etana.
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut terdapat alkil berupa etil dan propil, maka tata nama secara IUPAC nya adalah etoksi propona.
Penamaan secara IUPAC nya adalah metoksi isopropana. Metoksi berasal dari alkil berupa metil dengan jumlah C satu dan isopropana merupakan alkil berupa propil dengan jumlah C tiga dengan bentuk yang tidak lurus.Senyawa eter dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3 (etoksi etana), untuk senyawa alkohol dari rumus molekul C4H10O adalah CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – OH (butanol). Berdasarkan hal tersebut, maka isomer fungsi dari etoksi etana adalah butanol
C. REAKSI SENYAWA ETER
Eter mengalami reaksi-reaksi kimia lebih sedikit dibandingkan alkohol. Untuk membedakan alkohol dan eter (keduanya memiliki rumus senyawa yang sama) maka haru digunakan percobaan pada reaksi-reaksi kimia di bawah ini, kecuali reaksi pembakaran.
A. Reaksi pembakaran eter
Eter sangat mudah terbakar sehingga menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Contoh reaksinya adalah pembakaran dietil eter:
CH3—O—CH3 + 3O2 –> 2CO2 + 3H2O B. Reaksi eter dengan basa atau logam aktif
Eter tidak dapat dan sama sekali tidak bisa bereaksi dengan basa atau logam aktif seperti unsur-unsur pada golongan IA dan IIA serta Al. Nah, reaksi ini juga yang bisa digunakan untuk membedakan alkohol dan eter.
R—OH + Na –> R—ONa + 1/2 H2
R—O—R + Na —> xxxxx (tidak bereaksi)
C. Reaksi dengan PCl3 (terbatas) dan PCl5 (berlebih)
Eter tidak dapat bereaksi dengan PCl3, tetapi dapat bereaksi dengan PCl5 karena mudah mendapatkan energi. Namun, dalam reaksi alkohol + PCl5 pasti menghasilkan HCl, tetapi pada eter tidak menghasilkan HCl. Contoh reaksinya adalah:
C2H5—O—CH3 + PCl5 —> C2H5Cl + CH3Cl + POCl3 dengan rumus:
R—O—R’ + PCl5 —> R—Cl + R’—Cl + POCl3
D. MANFAAT DAN DAMPAK ETER
kegunaan eter:
1. eter digunakan sebagai pelarut
2. dietil eter digunakan sebagai obat bius saat operasi 3. MTBE digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin
4. eter-eter tak jenuh pada operasi singkat: ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan
dampak eter:
pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala.
sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan tak sadarkan diri
5. ALDEHID DAN KETON
Aldehid merupakan senyawa karbon yang mempunyai gugus karbonil yang mengikat satu atom H atau dapat ditulis -CHO-
Keton merupakan senyawa organik dengan struktur R (C=O) R` . Dimana , R dan R`dapat juga berupa substituen yang mengandung karbon.
A. Gugus fungsi senyawa aldehid dan keton
Aldehid merupakan hasil oksidasi dari alkohol.Gugus fungsi aldehid dinyatakan sebagai berikut:
Gugus senyawa aldehid
Rumus molekulnya adalah CnH2nO. Contohnya, C3H6O memiliki gugus fungsi berikut:
gugus fungsi senyawa aldehid C3H6O
Aldehid memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Berwujud gas pada suhu kamar (metanal), suku yang lebih banyak berwujud cair
Titik didih dan titik leleh lebih rendah dari senyawa alkanol dengan jumlah C yang sama
Merupakan senyawa polar
Termasuk senyawa elektrolit
Tidak membentuk ikatan hidrogen antar senyawa alkanal
Contohnya, untuk senyawa C3H6O kita bisa menyebutnya sebagai propanal menurut penamaan IUPAC, atau propana aldehid sesuai penamaan trivial.
Keton merupakan senyawa organik dengan struktur R(C=O)R’. Di mana, R dan R’ dapat berupa substituen yang mengandung karbon. Gugus fungsinya disebut juga sebagai gugus karbonil dan digambarkan sebagai berikut.
Gugus fungsi senyawa keton
Rumus molekul untuk senyawa ini dinyatakan dengan CnH2nO.
Contohnya C3H8O memiliki gugus fungsi seperti berikut.
Gugus fungsi senyawa keton C3H8O Senyawa keton ini memiliki sifat:
Wujudnya memiliki sifat fisika yang hampir sama untuk molekul yang bersesuaian
Titik didihnya lebih tinggi dibandingkan senyawa hidrokarbon dengan massa molekul yang relatif sama
Termasuk senyawa polar dan larut dalam air
Termasuk senyawa nonelektrolit
Antar senyawa keton tidak terjadi ikatan hidrogen
B. Tata nama senyawa aldehid dan keton
Tata nama senyawa aldehid Nama IUPAC Aldehida
Secara sederhana, tata nama IUPAC untuk senyawa aldehida adalah dengan mengubah akhiran -a pada alkana dengan -al untuk aldehida dengan panjang rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam alkana ada senyawa etana, maka pada aldehida dengan panjang rantai karbon yang sama (2 atom karbon) disebut dengan etanal.
Ada juga aldehida yang mempunyai atom H tersubstitusi dengan atom lain.
Maka substituen tersebut dinomori sesuai urutan atom karbon yang mengikatnya.
Nama Trivial Aldehida
Nama trivial untuk golongan aldehida sangat tergantung dari senyawa hasil oksidasi aldehida yang bersangktan. Sebagai contoh, CH3COOH dapat diperoleh dari oksidasi senyawa CH3CHO. Oleh karena CH3COOH disebut dengan asam asetat, maka CH3CHO disebut dengan asetaldehida. Dengan cara yang sama, maka dapat diketahui bahwa asam benzoat berasak dari oksidasi benzaldehida.
Substitusi atom H juga dipertimbankan untuk nama trivial. Untuk nama trivial aldehida, substituen dinomori dengan simbol α, β, γ dan seterusnya. Contoh:
Inilah perbandingan nama IUPAC dan trivial aldehida:
1. Nama aldehid
sebagai turunan dari alkana diturunkan
dari nama
alkana dengan
mengganti akhiran -a dengan -al.Contoh:
CH 4 (metana) dan metanal
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi
3. Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
4. Pemberian nama dimulai dari nama
cabang – cabang yang
disusun
menurut abjad,
kemudian nama rantai induk. Posisi gugus
fungsi tidak
perlu disebutkan karena selalu terletak pada
atom C nomor 1.
Contoh :
3-metil pentanal 2,4-dimetil heksanal
- Sistem Trivial
Nama lazim (trivial) aldehid diturunkan
dari nama asam
karboksilat induk
dengan mengubah
asam oat / asam – at menjadi
aldehid. Contoh
penamaan aldehida secara trivial
diperlihatkan dalam tabel berikut:
1. Nama aldehid
sebagai turunan dari alkana diturunkan
dari nama
alkana dengan
mengganti akhiran -a dengan -al.Contoh:
CH 4 (metana) dan
metanal
2. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus
fungsi
3. Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
4. Pemberian nama dimulai dari nama
cabang – cabang yang disusun
menurut abjad,
kemudian nama rantai induk. Posisi gugus
fungsi tidak
perlu disebutkan karena selalu terletak pada
atom C nomor 1.
Contoh :
3-metil pentanal 2,4-dimetil heksanal
- Sistem Trivial
Nama lazim (trivial) aldehid diturunkan
dari nama asam karboksilat induk dengan mengubah asam oat / asam – at menjadi
aldehid. Contoh
penamaan aldehida
secara trivial
diperlihatkan dalam tabel berik
Tata nama senyawa keton Nama IUPAC Keton
Tata nama IUPAC pada keton hanya mengganti akhiran -a pada alkana dengan -on untuk keton dengan jumlah rantai karbon yang sama. Sebagai contoh, jika dalam alkana ada propana, maka dalam keton ada propanon, yang masing- masing mempunyai jumlah rantai karbon yang sama, yaitu tiga. Keton merupakan salah satu senyawa karbonil, yang artinya mempunyai gugus karbonil (C=O) pada strukturnya. Oleh karena rumus umum keton adalah R(C=O)R’, maka keton yang paling pendek adalah propanon.
Nomor posisi gugus karbonil dalam rantai karbon ditulis di bagian depan. Jika ada gugus fungsi lain, maka penomoran dimulai dari atom C ujung yang berdekatan dengan gugus karbonil. Contoh:
Nama Trivial Keton
Pemberian nama trivial untuk keton menggunakan cara yang sama untuk eter, yaitu dengan cara menyebutkan gugus-gugus yang terikat pada gugus karbonil, kemudian diikuti dengan menyebutkan kata keton.
C. Manfaat dan senyawa aldehid dan keton
Manfaat senyawa aldehid dan keton
Alkanon atau keton yang paling banyak dikenal adalah aseton. Senyawa ini biasanya digunakan sebagai cairan pembersih cat kuku. Berikut ini merupakan beberapa penggunaan alkanon atau keton:
o 2-Propanon (dimetil keton, aseton, (CH3)2CO) merupakan cairan tak berwarna, mudah menguap, pelarut organik yang baik. Senyawa ini sering digunakan sebagai pelarut. Misalnya sebagai pembersih cat kuku (nail polish remover), pelarut lilin atau plastik.
o Asetofenon (metil fenil keton, C7H8CO) merupakan cairan tak berwarna dan berhablur. Senyawa ini sering digunakan sebagai zat hipnotik.
Asetofenon juga digunakan sebagai bahan wewangian dalam sabun, deterjen, krim, losion.
o kloroasetofenon banyak dipergunakan sebagai gas air mata.
o Alkanon dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan zat organik lain seperti kloroform, CHCl3, yang digunakan sebagai zat anestesi.
Kloroform dibuat dengan cara mereaksikan aseton dengan NaOH dan Cl2. o Beberapa senyawa alkanon banyak yang berbau harum (seperti aseton dan keton siklik) sehingga digunakan sebagai campuran pembuatan kosmetik dan parfum.
Dampak senyawa aldehid dan keton
Aseton terdapat dalam tembakau rokok yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner
Dalam jumlah besar aseton dapat mengakibatkan koma, kematian, dan gangguan pernapasan
Dalam waktu singkat dapat menyebabkan iritasi hidung, pusing, jantung berdebar lebih cepat, mual, dan muntah-muntah.
Menghirup sejumlah besar uap aseton dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan mata
Dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan diabetes ketoacidosis (DKA)
Merupakan zat yang mudah terbakar 6. ESTER
Ester merupakan senyawa kabron dengan rumus umum R-COO-R’. Ester dapat dibuat dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Reaksi pembentukan ester disebut sebagai reaksi esterifikasi yang mengikuti persamaan berikut.
R-COOH + R’-OH → R-COO-R’ + H2O A. Gugus fungsi senyawa ester
Senyawa ester merupakan salah satu turunan alkana yang memiliki gugus fungsi(-COO-)dan dilambangkan dengan RCOOR` dimana R DAN R`
merupakan gugs alkil yang dapat sama ataupun berbeda.
Berikut beberapa senyawa alkil beserta rumus strukturnya dengan berbagai macam jumlah atom C.
1. Metil metanoat memiliki rumus struktur H – COO – CH3
2. Metil etanoat memiliki rumus struktur CH3 – COO – CH3
3. Etil metanoat memiliki rumus struktur H – COO – CH2 – CH3
4. Etil etanoat memiliki rumus struktur CH3 – COO – CH2 – CH3
5. Propil etanoat memiliki rumus struktur CH3 – COO – CH2 – CH2 – CH3
6. Metil propanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – COO – CH3
7. Metil butanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – COO – CH3
8. Metil pentanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2– COO – CH3
9. Metil heksanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2– COO – CH3
10.Metil heptanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2– COO – CH3
B. Tata nama senyawa ester Tata Nama Ester
Tata nama senyawa ester terdiri tata nama secara trivial dan tata nama secara IUPAC. Berikut penjelasan keduanya.
Tata Nama Trivial
Tata nama secara tirivial pada ester memiliki aturan penamaan dengan pola nama alkil diikuti nama ester. Berikut contoh penamaan ester secara trivial:
1. CH3 – COO – CH3, pada senyawa tersebut terdapat dua buah metil yang menempel pada gugus ester – COO – sehingga nama senyawanya
adalah dimetil ester.
2. CH3 – COO – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut terdapat metil dan etil yang menempel pada gugus ester – COO – sehingga nama
senyawanya etil metil ester.
3. CH3 – CH2 – CH2 – COO – CH3 pada senyawa tersebut terdapat propil dan metil yang menempel pada gugus fungsi ester – COO – sehingga nama senyawanya metil propil ester.
Gimana sudah paham cara pemberian nama senyawa ester secara trivial?
Pastikan kamu mengingat kembali nama-nama alkil mulai dari jumlah atom C 1 sampai C 10 ya.
Tata Nama IUPAC
Untuk memberi nama senyawa ester secara IUPAC mengikuti pola alkil alkanoat dengan aturan penentuan nama sebagai berikut:
Menentukan rantai atom C yang terikat langsung dengan gugus fungsi ester – COO – dan diberi nama dengan nama alkanoat.
Menentukan rantai atom C yang bertindak sebagai alkil.
Agar lebih paham, mari kita simak contoh penamaan ester berikut berdasarkan aturan IUPAC.
1. CH3 – COO – CH3, pada senyawa tersebut rantai atom C yang terikat dengan gugus fungsi – COO – berjumlah 2 buah sehingga namanya Sementara alkil yang terdapat pada senyawa tersebut adalah – CH3 yang berarti metil. Berdasarkan hal tersebut, maka nama senyawa tersebut adalah metil etanoat.
2. CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – COO – CH2 – CH3, pada senyawa tersebut rantai atom C yang terikat langsung dengan gugus ester – COO – berjumlah 5 buah atom sehingga namanya Sementara itu alkil yang
terikat adalah – CH2 – CH3 yang berarti etil. Berdasarkan hal tersebut, maka nama senyawanya adalah etil pentanoat.
3. Untuk lebih memahami penamaan senyawa ester secara IUPAC, perhatikan rumus struktur senyawa berikut:
4.
Pada senyawa tersebut terdapat 4 atom C yang terikat langsung dengan gugus fungsi – COO – (ditandai warna orange) dan 4 atom C yang bertindak sebagai alkil (ditandai dengan warna biru).
Berdasarkan gambar tersebut, maka nama senyawa ester dengan rumus struktur itu adalah isobutil butanoat (nama alkilnya menggunakan isobutil karena rantai alkil dengan jumlah 4 atom C nya tidak lurus).
SIFAT FISIK ESTER
1. Wujud Ester bersuku rendah berwujud cair encer, ester bersuku tengah berwujud cair kental, ester bersuku tinggi berwujud padat.
2. Titik didih dan titik leleh Td dan Tl rendah karena tidak memiliki ikatan H.
3. Kelarutan Ester bersuku rendah sedikit larut, sedangkan ester bersuku tinggi makin mudah larut.
4. Daya Hantar Listrik Merupakan senyawa nonelektrolit
C. Reaksi senyawa ester
REAKSI HIDROLISIS ESTER
Ester dapat bereaksi dengan air atau terhidrolisis membentuk senyawa asam karboksilat (asam alkanoat) dan alkohol (alkanol). Reaksi hidrolisis merupakan reaksi kebalikan dari reaksi esterifikasi. Contoh reaksi hidrolisis: Etil asetat dengan air menghasilkan Asam asetat dan Etanol
REAKSI ESTER DENGAN AMONIA
Reaksi ester dengan amonia menghasilkan amida dan alkohol.
D. Manfaat dan dampak ester
MANFAAT SENYAWA ESTER
Secara umum senyawa ester banyak digunakan sebagai essens yang memiliki aroma khas buah-buahan. Berikut beberapa ester yang sudah banyak digunakan sebagai essens aroma buah-buahan:
1. Etil metanoat merupakan essens yang memiliki aroma buah rum.
2. n-pentil asetat merupakan essens yang memiliki aroma buah pisang.
3. Isopentil asetat merupakan essens yang memiliki aroma buah pir.
4. n-oktil asetat merupakan essens yang memiliki aroma buah jeruk.
5. metil butanoat merupakan essens yang memiliki aroma buah apel.
6. etil butanoat merupakan essens yang memiliki aroma buah nanas.
7. n-propil butanoat merupakan essens yang memiliki aroma buah apricot.
DAMPAK SENYAWA ESTER
Bahaya senyawa ester diantaranya adalah dapat membuat kulit iritasi apabila mengenai cairannya dan mudah terbakar. Ester adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi -COO- pada strukturnya. Ester dapat dibentuk dari reaksi alkohol dan asam karboksilat dengan reaksi esterifikasi
7. ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang memiliki gugus karboksil (--COOH). Istilah karboksilat didapatkan dari dua gugus, yaitu gugus karbonil (--CO--) dan gugus hidroksil (--OH).
Asam karboksilat adalah turunan alkana, di mana sebuah atom H alkana diganti dengan gugus --COOH.
A. GUGUS FUNGSI ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat atau memiliki nama lain asam alkanoat memiliki rumus molekul CnH2nO2 dengan gugus fungsi:
Atau sederhananya ditulis dalam bentuk – COOH. Berikut beberapa senyawa asam alkanoat/ asam karboksilat mulai dari jumlah atom C satu sampai jumlah atom C nya 10.
1. Asam metanoat memiliki rumus struktur HCOOH 2. Asam etanoat memiliki rumus struktur CH3 – COOH
3. Asam propanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – COOH 4. Asam butanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – COOH 5. Asam pentanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 –
COOH
6. Asam heksanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – COOH
7. Asam heptanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – COOH
8. Asam oktaanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – COOH
9. Asam Nonanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – COOH
10.Asam dekaanoat memiliki rumus struktur CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – COOH
Sifat Asam Karboksilat
1. Wujud: pada suhu kamar, asam karboksilat bersuku rendah berwujud zat cair yang encer. Sementara, suku tengah berupa zat cair yang kental dan suku tinggi berupa zat padat tak larut dalam air.
2. Titik didih dan titik leleh: karena tarik menarik yang kuat antara molekul asam karboksilat (bentuk dimer), maka titik didih dan titik lelehnya relatif tinggi. Bahkan lebih tinggi dari alkohol yang bersesuaian.
3. Kelarutan: asam karboksilat bersuku rendah bisa larut dalam air, tetapi yang sukunya lebih tinggi lebih sukar larut dalam air.
4. Daya hantar listrik: asam karboksilat punya daya hantar listrik lemah.
Artinya, dia merupakan elektrolit lemah karena asam karboksilat terionisasi sebagian dalam air.
5. Bersifat polar
6. Asam karboksilat memiliki ikatan hidrogen dengan sesamanya serta molekul air.
B.TATA NAMA SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
Ada dua macam cara untuk memberi nama senyawa monoalkohol. Pertama berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh IUPAC (International Union for Pure and Applied Chemistry) disebut nama IUPAC atau nama sistematis. Kedua nama yang sudah biasa digunakan sehari-hari atau dalam perdagangan disebut nama lazim atau nama dagang (trivial).
a. Tata Nama IUPAC
Menurut sistem IUPAC, nama asam alkanoat diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran -a menjadi -oat dan diawali kata asam.
contoh:
Metana ⟶ Asam Metanoat Etana ⟶ Asam Etanoat Propana ⟶ Asam Propanoat
Cara penamaan asam alkanoat adalah:
Menentukan rantai induk, yaitu rantai C terpanjang yang mengandung gugus karboksil (-COOH).
Penomoran dimulai dari atom C gugus fungsi (atom C gugus selalu
menjadi nomor 1 sehingga posisi gugus karboksil tidak perlu dinyatakan).
Urutan penamaan:
Asam (nomor cabang)-(nama cabang)(alkanoat)
contoh:
Asam 2-metilbutanoat
Asam 3-hidroksi-2-metilbutanoat
b. Tata Nama Trivial
Nama trivial asam alkanoat atau asam karboksilat, biasanya didasarkan pada nama sumbernya, bukan berdasarkan strukturnya. Hal ini karena banyaknya asam alkanoat yang telah dikenal orang sejak lama, seperti terlihat pada tabel berikut
C. MANFAAT DAN DAMPAK SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
MANFAAT SENYAWA ASAM KARBOKSILAT 1. Asam format
Asam format adalah cairan yang tidak berwarna, baunya tajam, alkohol, mudah larut dalam air, dan eter. Biasanya, penggunaan asam format adalah di industri tekstil, penyamakan kulit, atau perkebunan karet untuk penggumpalan lateks.
2. Asam asetat (asam cuka)
Asam asetat murni disebut sebagai asam asetat glasial, yakni cairan bening tidak berwarna, berbau sangat tajam, membeku pada suhu 16.6 derajat celsius, serta membentuk kristal menyerupai es atau gelas.
Senyawa ini biasanya dipakai sebagai selulosa, penahan warna supaya tidak mudah luntur, pelarut, dan pembuatan cat.
3. Sebagai bahan pembuatan ester dengan mereaksikannya dengan alkohol.
4. Asam karboksilat suku tinggi dipakai untuk membuat sabun apabila direaksikan dengan basa. Contohnya adalah asam stearat dan asam palmitat.
5. Asam benzoat atau asam karboksilat aromatik dipakai sebagai pengawet makanan. Misalnya adalah kecap, saos tomat, atau minuman dari buah-buahan.
DAMPAK SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
penggunaan asam karboksilat secara berlebihan dapat mengakibatkan dampak negatif seperti meningkatkan asam lambung bagi penderita asam lambung, kanker dan lainnya.
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Senyawa karbon adalah senyawa yang komponen utamanya tersusun dari atom karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), dan unsur organik lainnya. Karbon merupakan komponen terbesar dalam senyawa ini. Hal ini disebabkan oleh keistimewaan atom karbon
Semua senyawa turunan hidrokarbon mengandung gugus fungsi yang spesifik .Penamaan sistematik bergugus fungsi memiliki aturan sebagai berikut
1) Semua aturan penamaan alkana berlaku untuk penamaan senyawa bergugus fungsi
2) Penomoran digunakan untuk menetukan letak gugus fungsi dan letak cabang alkil pada rantai
3) Untuk senyawa dengan gugus fungsi lebih dari satu jenis , penentuan nama rantai karbon atau nama rantai induk ( untuk rantai bercabang) berdasarkan urutan prioritas gugus fungsi sebagai berikut:
-COOH>-COO->-CHO>-CO->-OH>-NH2>-C=C->- C=C->-O->X