• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SENYAWA KOMPLEKS UNSUR TRANSISI UNSUR GOLONGAN 4

N/A
N/A
Indra Septian

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SENYAWA KOMPLEKS UNSUR TRANSISI UNSUR GOLONGAN 4"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i MAKALAH

SENYAWA KOMPLEKS UNSUR TRANSISI UNSUR GOLONGAN 4

Dosen Pengampu :

Baiq Fara Dwirani Sofia, S.Si., M.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Ramadhan Abdul Jalal : E1M022052

2. Sulianti : E1M022059

3. Zelina Dewi Astuti : E1M022064 4. Nia Yuliana : E1M022090

PROGRAM STUDI PENDIDIKN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM 2023

(2)

ii

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah ini untuk “unsur golongan IV”. Adapun tujuan penulisan makalah senyawa kompleks unsur transisi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah senyawa kompleks unsur transisi semester 3 tahun ajaran 2023/2024. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan baik berupa moril dan materi selama proses pembuatan makalah senyawa kompleks unsur transisi ini. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu B.

Fara Dwirani Sofia, S.Si., M.Si., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah senyawa kompleks unsur transisi , serta dukungan teman-teman. Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Mataram ,10 september 2023

PENULIS

(4)

iv DAFTAR ISI

COVER ... I KATA PENGANTAR ... II

DAFTAR ISI... iv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 Kelimpahan ... 3

A. Kobalt (Co) ... 3

B. Tembaga (Cu) ... 4

C. Nikel (Ni) ... 5

D. Seng (Zn) ... 5

2.2 Cara Ektraksi ... 6

A. Kobalt (Co) ... 6

B. Nikel (Ni) ... 7

D. Seng (Zn) ... 10

2.3 Sifat Fisika Dan Kimia ... 12

A. Kobalt (Co) ... 12

B. Tembaga (Cu) ... 13

C. Nikel (Ni) ... 14

D. Seng (Zn) ... 15

2.4 Kegunaan ... 16

A. Kobalt (Co) ... 16

B. Tembaga (Cu) ... 16

C. Nikel (Ni) ... 17

D. Seng (Zn) ... 19

2.5 Persenyawaan ... 20

A. Kobalt (Co) ... 20

B. Tembaga (Cu) ... 21

C. Nikel (Ni) ... 22

(5)

v

D. Seng (Zn) ... 22

BAB II ... 25

PENUTUP ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Makalah ini dikebelakangkan dari tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah senyawa kompleks unsur transisi, yaitu Ibu B.Fara Dwirani Sofia, S.Si.,M.Si.,M.Pd. Selain itu, menjadi langkah awal untuk mengasah kemampuan kami dalam membuat makalah sekaligus menambah wawasan mengenai materi unsur golongan utama. Sangat banyak unsur yang ada di alam ini, sampai saat ini terdapat 112 unsur yang telah ditemukan oleh para ahli. Unsur- unsur tersebut memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda yang menyebabkan sulit untuk mempelajarinya. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur tersebut para ahli telah berupaya untuk mengelompokkan unsur- unsur tersebut berdasarkan kemiripan sifat dan karakteristik unsur-unsur tersebut. Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur seng (Zn) pada golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warnain, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks titik unsur transisi periode keempat terdiri dari 10 unsur: Yang di mana adalah skadium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V) kromium (Cr) mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (CO) nikel ni, tembaga (Cu) dan seng (Zn).

Keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan titik selain itu, ukuran atom atau jari-jari unsur serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan titik oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat fisika dan kimia yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian dari unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn) 2. Bagaimana kelimpahan unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn) dialam 3. Bagaimana cara mengekstraksi unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn) 4. Apa saja sifat fisika dan kimia unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn)

(7)

2 5. Apa saja kegunaan unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn)

6. Apa saja senyawa dari unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn) masing-masing 2 1.3 Tujuan

1. Mengetahui kelimpahan unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn)

2. Mengetahui bagaimana cara mengekstraksi unsur (Co,Cu,Ni, dan Zn) 3. Mengetahui sifat fisika dan sifat kimia unsur (Co,Ni,Cu, dan Zn) 4. Mengetahui kegunaan unsur (Co,Ni,Cu,dan Zn)

5. Mengetahui senyawa dari unsur (Co,Ni,Cu,dan Zn)

(8)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kelimpahan A. Kobalt (Co)

Georg bardt Georg bardt

Kobalt ditemukan sekitar tahun 1735 oleh ahli kimia Swedia Georg Brandt, yang menyadari bahwa kobalt, tepatnya, adalah logam yang memberikan warna biru pada keramik dan kaca. Itu adalah logam pertama yang ditemukan sejak zaman kuno. Sejak saat itu, manusia menggunakan banyak logam seperti besi, tembaga, perak, timah, emas, dll. Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27, kelimpahan kobalt di alam, kobalt terdapat dilapisan kerak bumi yaitu sekitar 0,004% (Heslop,1961) dari berat kerak bumi atau sekitar 30 ppm (Lee, 1991) dari kerak bumi. Terdapat banyak bijih logam yang mengandung kobalt (mineral kobalt), diantaranya yang dikomersilkan yaitu Kobaltite (coass), Smaltite (coas2) dan Linneaite (CO3S2). Persenyawaan kobalt yang terdapat di alam selalu ditemukan dengan bijih logam nikel, terkadang juga bersamaan dengan bijih tembaga serta bijih timbal. Negara – negara yang secara komersil memproduksi logam murni kobalt dari mineralnya di alam antara lain : Zaire (32,5%), Zambia(16%), Australia (11%), USSR (10%) dan kanada (9%). Kobalt memiliki 29 isotop, 59 Co stabil dan mewakili hampir 100% dari isotop kobalt; 28 sisanya adalah radioisotope, ini termasuk 60 Co yang digunakan dalam pengobatan kanker. Ini adalah unsur magnet, melestarikan magnet pada suhu tinggi. Sifat ini memungkinkannya untuk membentuk paduan seperti

(9)

4

yang disebut Alinco, yang digunakan dalam pengeras suara, mikrofon, klakson radio, dll.

B. Tembaga (Cu)

Copper boy Gambar tembaga

Tembaga (Cu) adalah logam dengan nomor atom 29, massa atom 63,546, titik lebur 1083 °C, titik didih 2310 °C, jari-jari atom 1,173 A° dan jari-jari ion Cu2+

0,96 A°. Tembaga adalah logam transisi (golongan I B) yang berwarna kemerahan, mudah regang dan mudah ditempa. Tembaga bersifat racun bagi makhluk hidup.

Kelimpahan dikerak bumi: 60 bagian per juta berat, 19 bagian per juta per mol, kelimpahan tata surya: 700 bagian per miliar berat, 10 bagian per miliar per mol ,biaya murni: $ 9,76 per 100g, biaya curah: $ 0,66 per 100g. Tembaga kadang-kadang ditemukan asli (tidak berkombinasi dengan logam lain), keberadaan tembaga di kerak bumi tidak melimpah hanya sekitar 55-68 ppm dan kelimpahannya menempati urutan ke-25. Meskipun tidak melimpah unsur tembaga terdistribusi secara luas berupa nuggets tembaga (potongan/lempengan logam), sulfida, arsenida, klorida dan karbonat. dan juga ditemukan di banyak mineral seperti oksida; cuprite (Cu2O), the carbonates; malachite (Cu2CO3(OH)2) dan azurite (Cu2(CO3)2(OH)2) and sulfida, chalcopyrite(CuFeS2) and bornite (Cu5FeS4). Sebagian besar bijih tembaga ditambang atau diekstraksi sebagai sulfida tembaga. Tembaga kemudian diperoleh dengan peleburan dan pencucian, yang pada akhirnya menghasilkan tembaga mentah yang dimurnikan dengan elektrolisis yang melibatkan pelapisan ke katoda tembaga murni.

(10)

5 C. Nikel (Ni)

Axel Fredrik Cronstedt Gambar nikel (Ni)

Cronstedt adalah orang pertama yang mengisolasi nikel (1751). Dia juga membuat analisis rinci tentang kalsium tungstat, mineral yang sebelumnya tidak diketahui dengan berat jenis tinggi, dan mempelajari sifat gipsum dan mineral hidro yang dia beri nama zeolit. Eksperimen tersebut mengungkapkan hukum-hukum tertentu yang mengatur struktur internal mineral dan memungkinkannya membedakan antara mineral sederhana dan mineral batuan, yang terdiri dari campuran beberapa mineral. Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Kelimpahan nikel dalam kulit bumi berada pada peringkat ke-24, terdapat dalam bijih bersama sama dengan arsen, antimon, dan belerang. Nikel adalah komponen yang banyak di temukan dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel yang memiliki kadar 5 – 25%. Nikel diperoleh secara komersial dari petlandit dan pirotit dikawasan Sudbury Ontario. Kawasan ini sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya ditemukan dikaledonia baru, Australia, cuba, dan Indonesia.

D. Seng (Zn)

(11)

6

Andreas Sigismund Marggraf Gambar unsur Zn

Kelimpahan seng di kerak bumi diperkirakan sekitar 0,02 persen yang menempatkan elemen tentang nomor 24 pada daftar unsur-unsur dalam hal kelimpahan mereka. Sebuah proses untuk mengekstraksi seng dari bijih tampaknya sudah diciptakan di India pada abad ke-13. Keberadaan logam Seng (Zn) dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi dari limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, seng sangat diperlukan untuk kesuburan tanah. Seng (Zn) adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Kandungan Zn total rataan pada litosfir sekitar 80 mg/kg (Goldschmith, 1954). Mineral-mineral sebagai sumber utama yang kaya Zn dalam tanah adalah sphalerite dan wurtzite (ZnS), dan sumber yang sangat kecil dari mineral-mineral smithsonites (ZnCO3), willemite (Zn2SiO4), zincite (ZnO), zinkosite (ZnSO4), franklinite(ZnFe2O4), dan hopeite (Zn3(PO4)2.4H2O (Lindsay, 1972). Pada batuan magmatik Zn terdistribusi merata, dan kandungannya berbeda pada batuan asam dan basik yaitu dari 40 mg/kg dalam batuan granit dan 100 mg/kg dalam batuan basaltik. Pelarutan mineral-mineral tersebut di atas dapat terjadi secara alami sehingga unsur-unsur yang terkandung di dalamnya terbebas dalam bentuk ion. Ion Zn2+ yang terbebas mengalami proses lebih lanjut, terikat dengan matriks tanah atau bereaksi dengan unsur-unsur lain. Sehingga Zn dalam tanah dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kelompok mudah tersedia sampai tidak tersedia bagi tanaman, yaitu bentuk terlarut dalam air, dapat dipertukarkan (terikat pada koloid- koloid bermuatan listrik), teradsorpsi dalam bentuk khelat atau bentuk senyawa kompleks (ikatan logam pada ligand organik), liat mineral sekunder dan oksida metalik tidak larut, serta dalam bentuk mineral primer (Alloway 1995).

2.2 Cara Ektraksi A. Kobalt (Co)

Co diperoleh dari ekstraksi logam-logam lain. Bijih dipanggang dan diperoleh campuran oksida yang disebut speisses As4O10 dan SO2. Oksida ini direaksikan dengan H2SO4, maka Fe, Co dan Ni larut dan dapat dipisahkan dari Cu dan Pb. Fe sering kali ada pada bijih sebagai pengotor. Selanjutnya kapur ditambahkan pada larutan untuk mengendapkan Fe sebagai FeO3.(H2O). Kemudian NaOCl ditambahkan

(12)

7

untuk mengendapkan Co(OH)3, dan bila dibakar menghasilkan Co3O4 kemudian direduksi dengan pemanasan dan H2 atau charcoal menghasilkan logam Co.

Persamaan reaksi :

 Bijih dipanggang untuk membentuk campuran oksida seperti As4O10 dan SO2:

4FeS2 (bijih) + 11O2 → 2Fe2O3 + 8SO2

 Oksida yang dihasilkan direaksikan dengan H2SO4, yang akan larutkan Fe, Co, dan Ni:

Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3H2O Co3O4 + 6H2SO4→ 3Co(H2O) 6(SO4)2

 Kapur ditambahkan untuk mengendapkan Fe sebagai Fe2O3. H2O : Fe2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Fe2O3. H2O + 3CaSO4 + 6 H2O

 NaOCl ditambahkan untuk mengendapkan Co(OH)3:

2Co(H2O)6(SO4)2 + 6NaOCl → 2Co(OH)3 + 6NaHSO4 + 6H2O + 2NaCl

 Co(OH)3 yang diendapkan kemudian dibakar untuk membentuk Co3O4 : 2Co(OH)3→ Co3O4 + 3H2O

 Co3O4 kemudian direduksi dengan pemanasan dan H2 atau charcoal untuk menghasilkan logam Co:

Co3O4 + 4H2 → 3Co + 4H2O

B. Nikel (Ni)

Pertama Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang kemudian direduksi dengan C menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi namun dalam nikel yang tinggi kemurniannya tetap dibuat dengan proses karbonil.

CO bereaksi dengan Ni yang tidak murni pada suhu 50°C dan tekanan biasa atau dengan anyaman nikel tembaga dalam keadaan yang lebih kuat menghasilkan Ni(CO), yang mudah menguap, dimana logam dengan kemurnian 99,90-99.99%

diperoleh pada komposisi termal 200°C.

Kedua Ekstraksi nikel biasanya dilakukan melalui proses hidrometalurgi atau piro-metalurgi. Salah satu metode yang umum digunakan adalah proses

hidrometalurgi menggunakan larutan asam. Berikut langkah-langkah umum untuk ekstraksi nikel:

1. Pengolahan Bijih Nikel :

(13)

8

Nikel dapat ditemukan dalam bijih laterit dan sulfida. Bijih laterit sering kali diolah menggunakan metode piro-metalurgi, sedangkan sulfida lebih umum diolah dengan metode hidrometalurgi.

2. Larutan Asam :

Bijih nikel dilarutkan dalam larutan asam seperti asam sulfat (H2SO4) untuk membentuk larutan nikel sulfat.

3. Pemisahan Zat Besi:

Untuk menghindari kontaminasi, sering kali diperlukan pemisahan zat besi dari larutan nikel. Ini dapat dicapai melalui oksidasi dan pengendapan zat besi.

4. Pemisahan Impuritas:

Larutan nikel dapat mengandung impuritas lain seperti kobalt. Pengendapan atau metode lain digunakan untuk memisahkan nikel dari impuritas ini.

5. Pemulihan Nikel:

Nikel dalam larutan kemudian dipulihkan, misalnya dengan menggunakan proses elektrolisis atau presipitasi kimia. Proses elektrolisis sering digunakan untuk mendapatkan nikel yang murni.

6. Proses Pengolahan Tambahan:

Pada beberapa kasus, tergantung pada jenis bijih dan kondisi lokal, beberapa langkah tambahan seperti pelarutan selektif dan pengendapan dapat diperlukan.

Ketiga, Elektrolisis Nikel Matte (Ni2S3) : Proses elektrolisis nikel matte (Ni2S3)) biasanya melibatkan penggunaan larutan elektrolit nikel sulfida dan elektroda inert seperti titanium atau grafit.Nikel matte (Ni2S3)) diubah menjadi larutan elektrolit nikel sulfida. digunakan elektroda inert seperti titanium atau grafit sebagai anode dan katode.

Larutan elektrolit nikel matte dipasok ke sel elektrolisis. Nikel matte meleleh, dan ion nikel di larutan menjadi sumber nikel untuk elektrodeposisi. Pada katode (elektroda negatif), ion nikel menerima elektron dan mengendap sebagai nikel murni. Reaksi

(14)

9

elektrodeposisi: Ni2+ + 2e → Ni. Jika terdapat ion sulfida S2- dalam larutan, dapat terjadi oksidasi pada anode, menghasilkan sulfur

Persamaan reaksinya :

Anoda : Ni2S3→ 2Ni2+ + 3S + 4e Katoda : Ni2+ + 2e → Ni

Ni2S3 → 2Ni +3S

Keempat, Proses Pyrometallurgy Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi baja yang dapat diikat menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentuk Ferro-Nikel alloy. Reaksinya :

3Fes + 3NiO → 3FeO + Ni3S2 + ½ S2 2FeO + SiO2→ 2FeO.SiO2 C. Tembaga (Cu)

Ekstraksi tembaga mengacu pada metode yang digunakan untuk mendapatkan tembaga dari bijihnya, konversi tembaga terdiri dari serangkaian proses fisik dan elektrokimia. Metode telah berkembang dan bervariasi di setiap negara tergantung pada sumber bijih, peraturan lingkungan setempat, dan faktor lainnya. Seperti dalam hal operasi penambangan, bijih biasanya harus berbentuk konsentrat, dan teknik pengolahannya tergantung pada sifat bijih. Jika bijih utamanya adalah mineral tembaga sulfida (seperti Kalkopirit), bijihnya dihancurkan dan digiling untuk membebaskan mineral berharga dari mineral limbah ('gangue'). Kemudian dipekatkan menggunakan flotasi mineral. Konsentrat biasanya kemudian dijual ke smelter yang jauh, meskipun beberapa tambang besar memiliki smelter yang berlokasi di dekatnya. Colocation tambang dan smelter seperti itu lebih khas pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika smelter yang lebih kecil bisa menjadi ekonomis. Konsentrat sulfida biasanya dilebur dalam tungku seperti outokumpu atau Inco tungku flash atau tungku isasmelt untuk menghasilkan matte, yang harus terkonversi dan refined untuk menghasilkan tembaga anoda. Akhirnya, proses pemurnian terakhir adalah elektrolisis. Untuk alasan ekonomi dan lingkungan, banyak produk sampingan dari ekstraksi direklamasi. Gas Sulfur dioksida, misalnya, ditangkap dan diubah menjadi asam sulfat yang kemudian dapat digunakan dalam proses ekstraksi atau dijual untuk tujuan seperti pembuatan pupuk.

(15)

10

Bijih tembaga teroksidasi dapat diolah dengan ekstraksi hidrometalurgi. Ada beberapa juga cara ektraksi tembaga :

 Pengapungan (Floating)

Pada proses ini bijih tembaga dipekatkan dengan menambahkan detergen dan NaOH.Dengan proses ini zat – zat pengotor (Biasanya Al) akan larut dan mengapung.

 Pemanggangan (Roasting), Pada proses ini kalkoprit akan bereaksi dengan oksigen.

4CuFeS2(s) + 9O2 → 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2 (g)

dengan menahbahkan SiO2 maka besi akan terpisah sebagai ampas.

Fe2O3(s) + 3SiO2 (s) → Fe2 (SiO3)3(s) proses pemanasan selanjut nya Cu2S akan teroksidasi.

2Cu2S(s) + 3O2(g) → 2Cu2O(s) + 2SO2(g)

 Reduksi, Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S yang masih ada dalam proses sebelumnya.

2Cu2O(s) + Cu2S(s) → 6Cu(s) + SO2(g)

Cu yang diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian mendekati 99%.

 Pemurnian, Proses pemurnian dilakukan dengan cara elektrolisis larutan CuSO4

dengan anode yang terbuat dari Cu karbon dan katode dari Cu murni. Reaksi nya : Di anode : Cu(s) kotor → Cu²+(aq) +2e

Di katode : Cu²+(aq) + 2e → Cu(s) bersih.

D. Seng (Zn)

Hampir semua seng diperoleh dari bijih sulfida, yang juga biasanya mengandung timbal, kadmium dan logam lainnya seperti besi dan perak. Bijih yang paling sering terjadi adalah Seng falerit, juga dikenal sebagai seng blende (ZnS), dan berbagai zat lain seperti sfalerit yang disebut marmatite yaitu mineral yang mengandung sulfida besi dalam jumlah yang cukup besar. Bijih sulfida secara luas didistribusikan ke seluruh dunia.

Ditemukan terutama di Amerika Utara dan Selatan (Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Peru, Bolivia), australia, jepang dan china. Ada juga deposito signifikan di afrika selatan, iran, spanyol,Skandinavia, Spanyol, Makedonia, Rusia dan Jerman. Ada dua proses utama : proses elektrolisis dan proses termal. Lebih dari 90% dari produksi

(16)

11

dunia berasal dari proses elektrolisis. Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (seng sulfide) atau calamine/Smithsonite (seng karbonat).

 Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng oksida.

2ZnS(s) + 3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g)

Catatan: calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam pemanasannya akan menghasilkan seng oksida

ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g) (dekomposisi termal endotermik)

 Seng oksida tidak murni dapat dihilangkan dalam dua cara untuk mengekstrak seng:

a) Seng oksida di baker dalam smelting furnace dengan karbon (batu karang, agent pereduksi) dan limestone (untuk menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir sama dengan besi dari blast furnace.

 C(s) + O2(g) → CO(g) (sangat oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)

 C(s) + CO2(g) → 2CO(g) (C dioksidasi, CO2 direduksi)

 ZnO(s) + CO(g) → Zn(l) + CO2(g) (seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)

 Atau reduksi langsung oleh karbon : ZnO(s) + C(s) → Zn(l) + CO(g) (ZnO direduksi, C dioksidasi)

 Karbon monoksida bertindak sebagai agent pereduksi yaitu menghilangkan oksigen dari oksida.

 Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji dan logam lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi pada atmosfer yang kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng dioksidasi kembali menjadi seng oksida.

 Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua lapisan dapat ditahan pada dasar furnace.

 Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke 2 atau dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara elektrolit seperti yang digambarkan sebelumnya.

b) Tahapan yang ke dua

(17)

12

 Dilarutkan dan dinetralisasi dengan larutan asam sulfat untuk menghasilkan larutan tidak murni seng sulfat.

ZnO(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2O(l)

 Atau menggunakan calamine/seng karbonat:

ZnCO3(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2O(l)+ CO2 (g)

 Seng murni dihasilkan dari larutan melalui elektrolisis. Seng akan dapat terendapkan pada seng murni elektroda negative (katoda) dengan jalan yang sama tembaga dapat dimurnikan. Elektroda lainnya, harus inert, untuk percobaan laboratorium, karbon (grafit) dapat digunakan dan oksigen terbentuk.

Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s)

 Proses reduksi, elektron terbentuk, sebagai logam seng yang terendapkan pada elektroda (-).

 Padatan seng oksida tidak dapat digunakan secara langsung karena tidak larut dan ion harus bebas untuk membawa arus dan pindah ke elektroda pada bagian lain larutan.

2.3 Sifat Fisika Dan Kimia A. Kobalt (Co)

1. Sifat Kimia

a. Melebur pada suhu 14900℃ dan b. Mendidih pada suhu 35200℃.

c. Titik memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1,0,+1,+2,+3,+4 dan +5.

d. Kobalt relatif tidak reaktif meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral encer.

e. Bereaksi lambat dengan asam encer menghasilkan ion dengan biloks +2.

f. Pelarutan dalam asam nitrat disertai dengan pembentukan nitrogen oksida, reaksi yang terjadi adalah :

Co + 2H+ → Co2+ + H2

3Co + 2HNO3 + 6H+→ 3Co2+ + 2NO + 4H2O g. Kurang reaktif .

h. Dapat membentuk senyawa kompleks .

(18)

13 i. Senyawanya umumnya berwarna.

j. Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah.

k. Senyawa–senyawa Co (II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwarna biru.

l. Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks–kompleksnya stabil baik dalam bentuk larutan maupun padatan.

m. Kompleks-kompleks Co (II) dapat dioksidasi menjadi kompleks–kompleks Co (III).

n. Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam.

o. Tahan korosi.

2. Sifat Fisika

Kobalt bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel.

Kobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobalt cenderung terdapat sebagai campuran dua allotrop pada kisaran suhu yang sangat lebar. Transformasi antara dua bentuk ini bersifat lembab dan ditemukan dengan variasi tinggi sebagaimana dilaporkan sifat fisik kobalt.

a. Warna : sedikit berkilauan, metalik, keabu-abuan.

b. Kobalt bersifat logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel.

c. Kobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi.

d. Penggolongan : Metalik.

e. Kobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis.

B. Tembaga (Cu) 1. Sifat Kimia

 Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, CuOH2CO3.

 Pada kondisi suhu sekitar 300℃ tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, yakni sekitar 1000℃ akan terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.

(19)

14

 Logam Cu dan beberapa bentuk persenyawaan, seperti CuO2, Cu(OH)2, dan Cu(CN)2, tidak dapat larut dalam air dingin atau air panas tetapi dapat dilarutkan dengan asam.

 Logam Cu itu sendiri dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat (H2SO4) panas dalam larutan basa NH4OH.

 Sifat kimia tembaga berikutnya adalah tahan korosi terhadap beberapa substansi dalam bentuk alloy dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia logam lain misalnya Kuningan (tembaga + seng) perunggu (tembaga + timah ) dan monel (tembaga + nikel + besi + mangan). Sifat kimia lainnya adalah lebih efisien sebagai katalis untuk beberapa jenis reaksi kimia dan dapat membentuk senyawa kompleks.

2. Sifat Fisika

1. Warna : Tembaga memiliki warna kuning atau coklat kemerahan.

2. Keras : Tembaga keras bila tidak murni.

3. Mudah ditempa : Tembaga sangat mudah ditempa dan dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk, seperti pipa, lembaran, dan kawat.

4. Konduktivitas : Tembaga memiliki konduktivitas listrik dan termal yang tinggi.

5. Titik didih dan leleh : Tembaga memiliki titik didih dan leleh yang tinggi.

C. Nikel (Ni) 1. Sifat Kimia

 Pada suhu kamar berekasi lambat dengan udara.

2Ni(s) + O2(g) → 2NiO(s)

 Jika dibakar, reaksinya berlangsung cepat membentuk oksida NiO.

2Ni(s) + O2(g) → 2NiO(s)

 Bereaksi dengan Cl2 membentuk NiCl2.

Ni(s) + Cl2(g) → NiCl2(s)

 Larut dalam HNO3 dan aquaregia.

Ni + HNO3 → Ni (NO3)2 + NO + H2O

 Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam (sedikit larut).

Ni(s) + 2H2S(g) → NiS2(s) + H2(g)

(20)

15

 Tidak bereaksi dengan basa alkali.

 Tidak larut dalam air dan Amoniak.

2. Sifat Fisika

 Logam putih keperak-perakan yang berkilat dan keras.

 Dapat ditempa dan ditarik.

 Bersifat feromagnetik.

 Memiliki titik leleh : 1420°c, titik didih : 2900°c.

 Merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik.

 Nikel mempunyai sifat tahan karat.

D. Seng (Zn) 1. Sifat Kimia

 Reaksi dengan udara

Seng terkorosi pada udara yang lembab. Logam seng dibakar untuk membentuk seng (II) oksida yang berwarna putih dan apabila dipanaskan lagi, maka warna akan berubah menjadi kuning.

2Zn(s) + O2(g) → 2ZnO(s)

 Reaksi dengan halogen

Seng bereaksi dengan bromine dan iodine untuk membentuk seng (II) dihalida Zn(s) + Br2(g) → ZnBr2(s) Zn(s) + I2(g) → ZnI2(s)

 Reaksi dengan asam

Seng larut perlahan dalam asam sulfat encer untuk membentuk gas hidrogen.

Zn(s) + H2SO4(aq) → Zn2+(aq) +SO42- (aq) + H2(g)

Reaksi seng dengan asam pengoksidasi seperti asam nitrit dan HNO3 sangat kompleks dan bergantung pada kondisi yang tepat.

 Reaksi dengan basa

Seng larut dalam larutan alkali seperti potassium hidroksida dan KOH untuk membentuk zinkat.

2. Sifat Fisika

 Titik lebur seng adalah 419,5℃ (787,1OF dan titik didihnya adalah 908℃

(1670 OF).

 Seng bersifat diamagenetik dan dikeluarkan tidak berwarna.

(21)

16

 Seng bersifat getas pada suhu normal, tetapi berubah menjadi ulet pada suhu yang lebih tinggi.

 Seng merupakan unsur kalkopil, artinya unsur ini lebih mungkin ditemukan dalam mineral bersama dengan belereng dan kalkogen berat lainnya, daripada kalkogen oksigen rengan atau dengan unsur elektronegatif nonkalkogen seperti halogen.

2.4 Kegunaan A. Kobalt (Co)

 Kegunaan kobalt diindustri

Sepertiga dari Co yang dihasilkan, digunakan untuk membuat pigmen untuk industri keramik, kaca dan cat. Dahulu oksida dari Co digunakan sebagai pigmen biru dalam industry keramik. Hal tersebut digunakan untuk membuat kaca biru. Tetapi, saat ini oksida dari Co digunakan untuk menetralkan warna kuning Fe dan memberikan warna putih.

Co digunakan untuk membuat alloy dengan steel. Alloy ini digunakan dalam mesin turbin dan alat-alat pemotong. Co juga digunakan untuk membuat pigmen pada industri keramik, gelas dan cat. Co adalah feromagnetik (seperrti Fe dan Ni), dan dimanfaatkan untuk membuat alloy magnetik seperti alniko (mengandung Al, Ni dan Co). Alloy ini membuat magnet permanen dengan 20-30 kali lebih kuat dibanding magnet Fe, sebagian kecil garam-garam Co asam lemah digunakan sebagai pengering untuk mempercepat pengeringan minyak.

 Kegunaan kobalt di laboratorium

Kaca kobal digunakan dalam praktikum uji nyala api atau uji warna nyala dalam ilmu kimia untuk mendeteksi keberadaan unsur tertentu, terutama ion logam kobalt sangat diperlukan, berdasarkan karakteristik spectrum emisi masing-masing unsur.

B. Tembaga (Cu)

1. Kegunaan tembaga dalam industri

 Tembaga digunakan dalam aliasi yaitu kuningan/brass (Cu/Zn dengan 20- 50%Zn), perak nikel (55-65% Cu, 10- 18% Ni, 17-27% Zn), bronze phospor

(22)

17

(Cu dengan 1,25- 10% Sn dan 0,35% P). Tembaga juga dapat bercampur sempurna dengan emas.

 Seringkali Cu digunakan dalam industri listrik karena sifat konduktivitasnya, juga digunakan untuk pipa air karena tidak reaktif.

 Tembaga dalam jumlah kecil merupakan unsur esensial dalam kehidupan/metabolisme karena berperan dalam pengikatan protein sebagai metalloprotein/enzim.

2. Kegunaan tembaga dilaaboratorium

 Tembaga (II) Asetat : Tembaga (II) asetat digunakan sebagai katalis atau agen pengoksidasi dalam sintesis- sintesis organik. Senyawa ini juga digunakan dalam sintesis anorganik dan memiliki warna nyala biru-hijau.

 Tembaga (II) Sulfat : Tembaga (II) sulfat membentuk pentahidrat kristalin biru dan merupakan senyawa tembaga yang paling dikenal di laboratorium. Senyawa ini digunakan dalam fungisida yang disebut campuran Bordeaux.

3. Kegunaan tembaga dikehidupan sehari hari

 Konstruksi bangunan : Tembaga digunakan dalam berbagai aspek konstruksi bangunan, seperti kabel, pipa saluran udara, lapisan tahan cuaca, dan bagian lainnya.

 Kabel listrik : Kabel listrik terbuat dari tembaga dan menempati posisi kedua penggunaan tembaga terbanyak, yaitu sekitar 30% dari total penggunaan tembagaTembaga juga digunakan sebagai konduktor listrik yang efisien dan stabil.

 Alat untuk pemurnian : Tembaga digunakan dalam proses pemurnian logam dan bahan kimia.

 Kendaraan bermotor dan mesin : Tembaga digunakan dalam berbagai komponen kendaraan bermotor dan mesin industri yang berperan dalam proses produksi.

C. Nikel (Ni)

Bijih Nikel dialam semesta digolongkan dalam dua jenis, yaitu : Bijih nikel sulfida berada didaerah subtropis, dan bijih nikel oksida yang lazimnya disebut laterit berada didaerah khatulistiwa. Cadangan bijih nikel dunia sekitar 61% berupa laterit sedangkan kebutuhan nikel dunia yang berasal dari laterit sekitar 40%.

(23)

18

Indonesia yang memiliki cadangan bijih nikel nomor dua (2) di dunia dan sampai tahun 1999 memasok kebutuhan nikel dunia sekitar 7%, mempunyai peran strategis untuk pemanfaatan laterit untuk memasok kebutuhan nikel dunia.

1. Skala industri :

 Nikel digunakan antara lain dalam produk-produk industri dan konsumen, termasuk stainless steel, magnet, mata uang, baterai isi ulang, string gitar listrik dan alloy khusus.

 Nikel, digunakan untuk membuat uang koin, dan baja nikel untuk melapisi senjata dan ruangan besi (deposit di bank).

 Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan Karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti invar, monel, dan hastelloys.

Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.

 Nikel digunakan pula dalam industri keramik.

 Pembuatan magnet elnico.

 Baterai Penyimpanan Edison.

 Koin 5 sen Amerika mengandung 75% Cu dan 25% Ni, di Kanada nikel digunakan antara 1922-1981 dengan kandungan 99,99% dan magnetic lain, di negara lain ada juga yang menggunakan nikel untuk mata uang koin.

 Sebagai bahan campuran dalam pembuatan stainless steel

Besi biasa atau steel memiliki kecenderungan yang mudah mengalami karat atau stain ketika mengalami proses k, seperti terkena air ataupun udara.

Dengan menggunakan campuran nikel dan juga krom, maka terciptalah jenis besi yang tahan akan karat, yaitu stainless steel. Stainless steel merupakan jenis besi anti karat yang sudah sangat populer dan banyak digunakan dalm industri–industri penyedia barang. Berikut ini beberapa benda dan hasil produksi dari stainless steel yang akrab dalam kehidupan kita sehari–hari :

- Peralatan makan, seperti sendok, garpu dan sumpit.

- Pembuatan knalpot motor dan mobil.

- Rantai jam tangan.

- Besi pada konstruksi bangunan.

- Peralatan sanitasi, seperti kran air dan shower.

(24)

19

 Campuran pada besi baja

Beberapa jenis besi baja juga melibatkan nikel dalam pembuatan campurannya. Biasanya besi baja yang memiliki campuran nikel memiliki kekuatan yang lebih baik dibandingkan besi baja yang dicampur alumunium.

Selain itu besi baja yang dicampur nikel juga memiliki ketahan terhadap karat yang lebih baik dibandingkan besi baja murni, walaupun tidak sebaik stainless steel. Berikut ini beberapa aplikasi dari besi baja dalam kehidupan sehari-hari :

Sebagai pembuatan konstruksi jembatan, jalan layang, dan gedung Sebagai rel kereta, pembuatan koin.

Biasanya mata uang suatu negara memiliki 2 jenis, yaitu dalam bentuk kertas dan bentuk koin. Mata uang yang memiliki bentuk koin dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang dicampur dengan unsur Nikel. Hal ini dapat membuat uang koin atau yang biasa dikenal dengan istilah uang logam memiliki daya tahan terhadap karat, dan juga memiliki tekstur yang mengkilap.

2. Skala laboratorium :

Nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat).

Rx : R-OH + NH3 + katalis Ni + n-Heksana → R-NH2 + H2O D. Seng (Zn)

1. Senyawa ini juga digunakan dalam pelapisan baja dan besi untuk mencegah proses karat.

2. Untuk industri baterai.

3. Bahan alloy seperti kuningan, nikel-perak, logam mesin tik, dan penyepuhan listrik.

4. Pembuatan uang sen Amerika sejak tahun 1982.

5. Pelapisan cat khususnya dalm industry auto mobil.

6. Zn-oksida untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri karet ; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque sunscreen.

7. Bahan dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.

(25)

20

8. Zn-klorida untuk deodorant dan pengawet kayu.

9. Zn-sulfida untuk industry pigmen dan lampu pendar, luminous dial, X-ray dan layar TV serta lampu fluorescence.

10. Zn-metil (Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa organic; Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastik.

11. Sebagai anode bahan bakarzinc-air-battery.

12. Zn-hidroksi-karbonat dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.

13. Sebagai bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.

14. Zn-glukonat glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat lozenges) saat musim dingin.

2.5 Persenyawaan A. Kobalt (Co)

 Kobalt Klorida (CoCl2): Ini adalah senyawa kobalt dengan klorin. Terdapat dua bentuk kristalin, yaitu CoCl2 anhidrat (tanpa air) dan CoCl2 heksahidrat (dengan enam molekul air). CoCl2 heksahidrat memiliki warna merah muda ketika dalam bentuk padat, tetapi berubah menjadi warna biru ketika terhidrasi. Senyawa ini digunakan dalam berbagai aplikasi kimia dan industri.

 Kobalt Sulfat (CoSO4):Ini adalah senyawa kobalt dengan belerang. Kobalt sulfat biasanya ditemukan dalam bentuk heksahidrat (CoSO4·6H2O) yang berwarna merah muda. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan pigmen, pupuk, dan juga sebagai nutrisi tambahan dalam makanan ternak.

 Oksida, Cobalt (II) Oksida merupakan senyawa padatan berwarna hijau dibuat melalui pemanasan Cobalt(II) karbonat atau nitrat pada suhu 1100 C.

Reaksi ini harus dilakukan dalam ruang bebas oksigen, reaksinya sebagai berikut :

CoCO3→ CoO + CO2 2Co(NO3)2→ 2CoO + 4NO2 +O2

 Halida, Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF2dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2 Halida klor berwarna biru terang. Reaksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada

(26)

21

Cobalt halida pada temperatur 300 – 4000C menghasilkan Cobalt(III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap yang umumnya

digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt (III) flourida dapat direduksi oleh air. Senyawa yang sederhana misalnya CoF3 yang berupa padatan coklat mudah bereaksi dengan air menghasilkan oksigen.

 Sulfida dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS berwarna hitam.

Co2+ + H2S → CoS + 2H+

 Garam, bentuk garam kobalt (II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua garam hidrat kobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+

yang merupakan ion terkoordinasi oktahedral. Kobalt(II) hidroksida bersifat amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat membentuk larutan berwarna biru yang mengandung ion [Co(OH)2]2-. Bentuk garam kobalt (III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF2.5H2O dan hidrat sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O.

B. Tembaga (Cu)

Terdapat 2 senyawa tembaga yaitu tembaga (I) atau cupro dan tembaga (II) atau cupri. Tembaga (I) oksida merupakan senyawa yang berwarna hitam dan Cu²+ umumnya berwarna biru. CuSO4.5H2O dikenal dengan nama terusi atau prusi yang berwarna biru, tetapi bila dipanas kan H2O nya menguap dan warna nya menjadi putih.

Dalam badan perairan laut, tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3-, CuOH. Pada batuan mineral atau lapisan tanah, tembaga dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk seperti :

1. Chalcocote (Cu2S) 2. Covellite (CuS)

3. Chalcopyrite (CuFeS2) 4. Bornite (Cu5FeS4) 5. Enargite [Cu3(AsSb)S4]

Tembaga di alam memiliki tingkat oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang sering ditemukan sedangkan tembaga dengan bilangan oksidasi +1 jarang ditemukan, karena senyawa tembaga ini hanya stabil jika

(27)

22

dalam bentuk senyawa kompleks. Selain dua keadaan oksidasi tersebut dikenal pula tembaga dengan bilangan oksidasi +3 tetapi jarang digunakan, misalnya K3CuF6. Beberapa senyawa yang dibentuk oleh tembaga seperti yang tertera pada tabel.

Tembaga (II) Nama Tembaga (I) Nama CuO

Cu(OH)2 Cu Cl2 CuF2 CuS

CuSO4.5H2O

Cu(NO3)2.3H2O

Tembaga(II) oksida tembaga(II) hidroksida tembaga(II) klorida tembaga(II) fluorida tembaga(II) sulfida tembaga(II) sulfat pentahidrat atau vitriol biru

tembaga(II) nitrat trihidrat

Cu2O

CuCl CuI

Tembaga(I) Oksida Tembaga(I) Klorida Tembaga(I) Iodida

C. Nikel (Ni)

 Zink klorida (ZnCl2) : Senyawa ini bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh nisbi rendah dan mudah menyublim.

 Zink oksida (ZnO) : Bersifat amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui oksida zink panas di udara.

 Zinkat : Adalah garam yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali.

Rumusnya sering ditulis ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang mungkin adalah ion kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi dengan ion OH-. Ion ZnO22-

dapat berada sebagai lelehan natrium zinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari berbagai oksida.

D. Seng (Zn)

Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat. Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe, dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektron idanoptik. Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn2As2 dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2, dan karbida ZnC3 juga dikenal

(28)

23

keberadaannya. Dari keempat unsur halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya (ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah dan dianggap lebih bersifat kovalen. Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida dari seng Zn (OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-.. Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2, arsenat Zn(AsO4)2•8H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2. Senyawa organik seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan kovalen seng- karbon. Dietilseng (C2H5)2Zn) merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis.

Senyawa ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma logam-karbon.

Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang kuat pada suhu kamar yang ditimbulkan oleh defisiensi zinc. Gejala-gejala yang sama juga bisa disebabkan oleh kekurangan zat-zat gizi lainnya. Kelemahan lainnya adalah tidak tersedianya suatu metode khusus yang dapat mendeteksi defisiensi dan status gizi zinc pada manusia. Sebagai generalisasi, umumnya dokter akan menganjurkan konsumsi suplemen zink pada penderita kekurangan energi, peminum alkohol berat, penderita penyakit saluran pencernaan, serta pertumbuhan abnormal pada balita dan anak-anak.

Anjuran konsumsi diberikan sebagai antisipasi terhadap terjadinya defisiensi zink.

Vegetarian umumnya membutuhkan zink dalam jumlah 50 persen lebih besar daripada kebutuhan zink nonvegetarian. Hal ini mengacu kembali pada kandungan zat-zat antinutrisi bahan pangan nabati yang dapat menghambat proses penyerapan zink dari jumlah yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pada vegetarian sangat dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen zink. Defisiensi zink selama kehamilan dapat mengakibatkan pertumbuhan fetus yang lambat. Suplementasi zink dapat memberikan antisipasi yang baik jika diberikan pada anak-anak yang memperlihatkan gejala keterbelakangan pertumbuhan yang belum terlalu parah. ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan harian zink pada balita usia 7-12 bulan. Oleh karena itu, anak sebaiknya diberikan juga makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang kaya zink. Sebaliknya, ibu menyusui juga harus memenuhi kebutuhan zink secara tepat, baik dari bahan pangan alami

(29)

24

maupun suplemen. Kelompok lain yang juga rentan terhadap defisiensi zink adalah peminum alkohol. Sekitar 30-50 persen peminum alkohol berat umumnya menderita defisiensi zink. Peminum alkohol umumnya memiliki daya cerna dan daya serap yang rendah terhadap zink. Oleh karena itu, umumnya zink dalam jumlah besar akan ditemukan pada urin peminum alkohol (Smith, 1988). Defisiensi zink pada peminum alkohol akan diperparah dengan kondisi umum mereka yang jarang mengasup makanan dengan kandungan gizi seimbang. Sebagian besar kebutuhan energi mereka terpenuhi dari alkohol. Kondisi tubuh lain yang dapat meningkatkan status defisiensi zink adalah diare. Apabila seseorang menderita diare, kemungkinannya untuk mengalami defisiensi zink menjadi lebih besar. Pada kasus diare, daya cerna zink menurun sehingga menjadi lebih banyak yang dikeluarkan dari tubuh. Kondisi pasca pembedahan, terutama pembedahan pada saluran pencernaan (usus buntu, penyakit Crohn), juga meningkatkan risiko defisiensizink.

(30)

25 BAB II PENUTUP

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi unsur-unsur Co (kobalt), Cu (tembaga), Zn (seng), dan nikel (Ni) serta menganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan kegunaan, cara ekstraksi senyawa, dan isotopnya. Ditemukan bahwa unsur-unsur ini memiliki peran yang sangat signifikan dalam berbagai industri. Misalnya, kobalt digunakan dalam baterai lithium- ion yang mendukung perkembangan kendaraan listrik dan perangkat elektronik portabel.

Tembaga memiliki peran penting dalam konduktivitas listrik dan digunakan dalam produksi kabel listrik yang kita gunakan sehari-hari. Seng digunakan dalam galvanisasi logam untuk mencegah korosi, sementara nikel diperlukan dalam pembuatan baja tahan karat yang digunakan dalam konstruksi dan peralatan rumah tangga. Proses ekstraksi senyawa dan isotop unsur-unsur ini melibatkan teknologi canggih, termasuk pemrosesan mineral, elektrolisis, dan teknik pencucian yang cermat. Beberapa isotop dari unsur-unsur ini memiliki aplikasi khusus dalam berbagai bidang, seperti isotop Co-60 yang digunakan dalam pengobatan radio terapi dan isotop Ni-63 yang digunakan dalam detektor asap. Kesimpulannya, pemahaman yang mendalam tentang sifat, kegunaan, dan proses ekstraksi unsur Co, Cu, Zn, dan nikel adalah kunci untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan aplikasi teknologi yang lebih baik di masa depan.

(31)

26

DISKUSI DALAM KELAS

1. Penanya : Sindi Putri Sriyansyah

Pertanyaan : apa itu baterai penyimpanan edison, bagaimana pembuatannya dan tunjukkan bentuk dari baterai penyimpanan edison?

Jawaban : Zelina Dewi Astuti

Baterai penyimpanan Edison, atau juga dikenal sebagai baterai nikel-besi, adalah jenis baterai rechargable yang menggunakan elektrokimia antara nikel dan besi untuk menyimpan dan melepaskan energi. Berikut adalah beberapa poin penjelasan lebih lanjut:

 Sel Elektrokimia: Baterai ini terdiri dari sel elektrokimia, di mana dua elektroda utama terbuat dari nikel dan besi, yang ditempatkan dalam larutan elektrolit kalium hidroksida. Interaksi kimia antara nikel dan besi dalam sel ini menghasilkan aliran listrik.

 Prinsip Kerja: Ketika baterai diisi, nikel dioksidasi menjadi hidroksida nikel, dan besi tereduksi menjadi besi(II) hidroksida. Saat baterai digunakan, proses ini terbalik, dan besi teroksidasi kembali menjadi besi(III) hidroksida, sementara hidroksida nikel tereduksi.

 Kelebihan dan Kekurangan: baterai penyimpanan Edison memiliki kelebihan dalam siklus hidup yang panjang, daya tahan, dan kemampuan untuk menangani aliran listrik tinggi. Namun, mereka cenderung berat, memiliki tegangan keluaran rendah, dan kurang efisien dalam hal energi jika dibandingkan dengan beberapa teknologi baterai modern.

 Penggunaan Historis: Baterai ini dikembangkan oleh Thomas Edison pada awal abad ke-20 dan digunakan secara luas pada masa itu untuk aplikasi seperti pencahayaan jalan, stasiun telepon, dan transportasi listrik.

 Bentuk Fisik: Baterai penyimpanan Edison umumnya memiliki bentuk tabung atau silinder dengan elektroda yang ditempatkan di dalamnya. Struktur fisiknya sederhana dan mudah diatur dalam susunan yang sesuai dengan kebutuhan energi tertentu.Proses pembuatan baterai penyimpanan Edison melibatkan beberapa langkah yang melibatkan penyiapan elektroda, pembuatan sel, dan perakitan akhir baterai. Berikut adalah langkah-langkah umumnya:

(32)

27 1. Persiapan Elektroda:

Elektroda Nikel (Anoda): Nikel diolah menjadi bentuk bubuk atau serbuk padat yang kemudian dicetak menjadi elektroda nikel. ektroda besi (Katoda): besi diubah menjadi bentuk serbuk atau bubuk dan dicetak menjadi elektroda besi.

Elektroda Besi (Katoda):Besi diubah menjadi bentuk serbuk atau bubuk dan dicetak menjadi elektroda besi.

2. Pembuatan Sel:

Elektroda nikel dan besi ditempatkan dalam sel elektrokimia yang terdiri dari tabung logam atau wadah. Larutan elektrolit kalium hidroksida ditambahkan ke dalam sel untuk mendukung reaksi kimia.

Larutan elektrolit kalium hidroksida ditambahkan ke dalam sel untuk mendukung reaksi kimia.

3. Montase dan Penyambungan:

Elektroda dan sel disusun sesuai dengan desain yang diinginkan untuk mencapai kapasitas dan tegangan yang diinginkan.

Koneksi elektrik dibuat untuk menghubungkan sel-sel dalam baterai, baik secara seri maupun paralel.

4. Penutupan dan Pengetesan:

Baterai disegel dengan penutup yang sesuai untuk mencegah kebocoran dan mempertahankan lingkungan internal yang stabil.

Baterai kemudian diuji untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

5. Pengisian Awal:

Baterai dapat mengalami pengisian awal untuk memastikan bahwa elektroda terisi dengan larutan elektrolit dan siap untuk digunakan.

Gambar baterai Edison

2. Pertanyaan : Siti Nurwardah Humairah

(33)

28

Apakah oksida kobalt dapat ditemukan secara alami, dan di mana biasanya ditemukan? bisa dijelaskan.

Jawaban : Nia Yuliana

Oksida kobalt dapat ditemukan secara alami dalam bentuk mineral kobaltit dan eritritolit. Mineral-mineral ini biasanya ditemukan di deposit bijih kobalt yang terbentuk dalam lingkungan geologis tertentu. Sumber utama oksida kobalt secara alami adalah tambang kobalt, yang dapat terdapat bersamaan dengan deposit nikel atau tembaga.

Kobalt juga dapat ditemukan dalam jumlah kecil sebagai unsur jejak di beberapa mineral lain atau sebagai komponen alami dari tanah dan air. Kehadiran oksida kobalt dalam kondisi secara alami dapat bervariasi tergantung pada sifat geologis suatu wilayah.

3. Pertanyaan : Nura Febrianti

Bijih biasanya harus berbentuk konsentrat, dan teknik pengolahannya tergantung pada sifat bijih. Umumnya bijih tembaga di indonesia terbentuk secara magmatik berapa macam biji cu yg ditemukan secara magnetik dan apa maksud dengan pengolahan dalam tambbang itu tergantung pada sifat bijinya?

Jawaban : Nia Yuliana

Bijih tembaga yang ditemukan secara magmatik umumnya terkait dengan intrusi batuan beku atau proses magmatisme. Contoh bijih tembaga yang dapat terbentuk secara magmatik termasuk bornit dan kalkopirit. Meskipun demikian, bijih tembaga yang ditemukan secara magmatik tidak bersifat magnetik secara umum. Proses pembentukannya dapat melibatkan intrusi magma yang membawa logam tembaga dan mineral-mineral penyusunnya ke dalam batuan host. Teknik pengolahan yang digunakan dapat dipengaruhi oleh sifat mineral-mineral tersebut dan kondisi geologi spesifik di lokasi tambang.

1. Bornit (Peacock Ore) :

Komposisi bornit memiliki formula kimia Cu₅FeS₄, yang berarti mengandung tembaga (Cu), besi (Fe), dan belerang (S).

2. Ciri-ciri fisik : biasanya memiliki warna kebiruan atau warna-warni yang khas, sehingga juga dikenal sebagai "Peacock Ore.".Bornit juga cenderung memiliki kilap logam yang mencolok.

(34)

29

3. Penemuan : Bornit sering ditemukan dalam lingkungan hidrotermal dan seringkali dihubungkan dengan deposit tembaga yang terbentuk melalui proses hidrotermal.

4. Kalkopirit :

Komposisi kalkopirit memiliki formula kimia CuFeS₂, mengandung tembaga (Cu), besi (Fe), dan belerang (S). ciri-ciri Fisik:Biasanya berwarna kuning ke kuning emas, tetapi kadang-kadang dapat memiliki kilau metalik yang mencolok. Struktur kristalnya membentuk bentuk heksagonal.

Bijih tembaga yang ditemukan secara magmatik di Indonesia umumnya mengandung beberapa macam mineral. Pengolahan tambang tergantung pada sifat bijihnya, seperti kandungan mineral, tekstur, dan komposisi kimia. Beberapa metode pengolahan bijih tembaga melibatkan proses flotasi, pengapungan, dan ekstraksi kimia untuk memisahkan dan memproses mineral tembaga yang diinginkan.

Bagaimana proses pengolahan biji tembaga dengan pengapungan

 Proses pengolahan bijih tembaga dengan pengapungan melibatkan beberapa tahap.

Berikut adalah langkah-langkah umumnya:

 Pemecahan dan Penggilingan: Bijih tembaga yang telah ditambang dikirim ke pabrik pengolahan, di mana mereka dihancurkan dan digiling menjadi ukuran yang lebih kecil.

 Pencucian: Bijih yang sudah dihancurkan kemudian dicuci untuk menghilangkan material non-mineral, seperti tanah liat atau pasir.

 Flotasi Awal: Bijih tembaga dicampur dengan air dan bahan kimia yang disebut reagen pengapungan. Proses flotasi awal menghasilkan busa yang mengapung, menangkap partikel tembaga dan mineral berharga lainnya.

 Pengapungan Sekunder: Busa yang mengandung mineral tembaga dipindahkan ke tahap pengapungan sekunder, di mana pemisahan lebih lanjut terjadi. Partikel tembaga yang terapung dipisahkan dari busa.

 Pengeringan dan Pemisahan: Setelah tahap pengapungan, hasilnya adalah bubuk konsentrat tembaga. Proses selanjutnya melibatkan pengeringan untuk menghilangkan kelembaban dan pemisahan untuk memisahkan tembaga dari mineral-mineral lain.

 Pengolahan Tambahan: Konsentrat tembaga yang dihasilkan dapat menjalani langkah-langkah pengolahan tambahan, seperti peleburan atau pemurnian, tergantung pada kebutuhan pabrik dan spesifikasi produk akhir.

(35)

30

Proses ini memanfaatkan sifat-sifat hidrofobik (tidak menyukai air) dari mineral tembaga untuk memisahkannya dari mineral yang bersifat hidrofilik (menyukai air) melalui pengapungan. Penggunaan bahan kimia pengapungan yang sesuai adalah kunci keberhasilan dalam pemisahan mineral-mineral tersebut.

4. Nura Febrianti : bagaimana nikel bisa mengadopsi geometri tetrahedron?

Jawaban : Ramadhan Abdul Jalal

Struktur geometri kompleks nikel(II). Mayoritas senyawa kompleks nikel(II) mengadopsi struktur geometri oktahedron, yang berarti nikel(II) dikelilingi oleh enam ligan atau molekul penjepit dalam bentuk geometri oktahedral. Contoh umumnya adalah ion heksaakuonikel yang memiliki struktur oktahedral dan berwarna hijau.

Sementara itu, kompleks nikel(II) juga bisa mengadopsi struktur geometri tetrahedral dan bujur sangkar dalam beberapa kasus, meskipun ini kurang umum. Geometri tetrahedral akan terjadi jika nikel(II) dikelilingi oleh empat ligan atau molekul penjepit, sedangkan geometri bujur sangkar akan terjadi jika nikel(II) dikelilingi oleh empat ligan di bidang dan dua ligan di atas dan di bawah bidang tersebut. Meskipun geometri tetrahedral kurang umum dibandingkan oktahedral untuk senyawa kompleks nikel(II), tetrahedral masih mungkin terjadi dalam kondisi tertentu, terutama jika ligan yang terlibat mempromosikan struktur tersebut. Dalam beberapa situasi, nikel(II) dapat membentuk senyawa kompleks dengan empat ligan di sekitarnya, yang mengarah pada adopsi struktur geometri tetrahedral.

Adopsi geometri tetrahedral dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk:

 Sifat Ligan

Beberapa ligan memiliki afinitas yang lebih besar terhadap geometri tetrahedral.

Sebagai contoh, ligan yang kecil dan memiliki elektron-donor yang kuat dapat lebih mendorong terbentuknya struktur tetrahedral.

 Kondisi Eksperimental

Kondisi eksperimental seperti suhu, tekanan, dan pelarut dapat mempengaruhi preferensi geometri kompleks.

 Sterik Efek

(36)

31

Sterik efek dari ligan yang besar dapat mempengaruhi preferensi geometri. Jika ligan-ligan ini cenderung memperbesar ruang di sekitar ion nikel(II), struktur tetrahedral dapat lebih dimungkinkan.

5. Pertanyaan : Haris Satriawan Al-Aziz

Jelaskan lebih rinci kegunaan kobalt di industri.

Jawaban : Ramadhan Abdul Jalal

1. Penggunaan Co dalam alloy untuk mesin turbin dan alat pemotong.

Kobalt digunakan dalam pembuatan alloy dengan baja (steel), yang menciptakan material dengan sifat-sifat yang menguntungkan untuk aplikasi mesin turbin dan alat pemotong. Kekerasan dan ketahanan aus yang tinggi dari alloy ini membuatnya ideal untuk lingkungan di mana kekuatan dan ketahanan terhadap aus sangat penting.

2. Pigmen pada industri keramik, gelas, dan cat

Kobalt juga digunakan sebagai bahan dasar untuk pigmen yang memberikan warna biru intens pada industri keramik, kaca, dan cat. Keunikan warna biru yang dihasilkan oleh pigmen cobalt sangat dihargai dalam seni keramik dan industri kreatif lainnya.

3. Co sebagai feromagnetik dalam alloy magnetik (Alniko):

Kobalt, yang memiliki sifat feromagnetik seperti besi (Fe) dan nikel (Ni), dimanfaatkan dalam pembuatan alloy magnetik seperti Alniko. Alloy ini, yang mengandung aluminium (Al), nikel (Ni), dan cobalt (Co), menghasilkan magnet permanen yang memiliki daya tarik magnetik 20-30 kali lebih kuat dibandingkan dengan magnet berbasis besi.

4.Garam-Garam Co sebagai Pengering dalam Minyak

Sebagian kecil garam-garam cobalt asam lemak digunakan sebagai pengering dalam minyak. Fungsi pengering ini adalah untuk mempercepat proses pengeringan minyak dalam cat atau lapisan pelindung, sehingga menghasilkan hasil akhir yang lebih cepat kering dan tahan aus.

5. Pertanyaan : Raudatul Hasanah : Apa Itu Esensial Tanah Subur?

Jawaban : Zelina Dewi Astuti

(37)

32

Esensial tanah subur merujuk pada unsur-unsur kimia yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Unsur-unsur ini terdiri dari makronutrien dan mikronutrien. Macronutrien melibatkan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, sementara mikronutrien dibutuhkan dalam jumlah yang lebih kecil, seperti besi, mangan, dan zink. Ketersediaan dan keseimbangan yang baik dari esensial tanah subur sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sehat. Mikronutrien adalah unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, mikronutrien memiliki peran yang kritis dalam berbagai proses fisiologis tanaman. Beberapa contoh mikronutrien meliputi besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), molibdenum (Mo), kobalt (Co), dan boron (B). Ketersediaan mikronutrien yang mencukupi penting untuk mencegah defisiensi nutrisi dan memastikan tanaman tumbuh dengan optimal.

Makronutrien adalah unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang besar untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman memerlukan makronutrien ini dalam kuantitas yang lebih besar daripada mikronutrien. Tiga makronutrien utama adalah:

1. Nitrogen (N):Penting untuk pembentukan protein, pertumbuhan daun, dan peningkatan ukuran tanaman.

2. Fosfor (P): Diperlukan untuk perkembangan akar, pembentukan DNA, dan transfer energi dalam tanaman.

3. Kalium (K): Berperan dalam regulasi tekanan osmotik, sintesis protein, dan perkembangan umum tanaman.

6. Petanyaan : Rozana Lestari

Apa faktor dampak eksploitasi nikel terhadap lingkungan dan bagaimana cara mengurangi ketergantungan penggunaan terhadap sumber daya nikel.

Jawaban : Zelina Dewi Astuti

Apakah faktor dampak eksploitasi nikel ini pada lingkungan lalu bagaimana cara mengurangi ketergantungan kita pada nikel ini. Eksploitasi nikel dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan. Beberapa faktor dampak tersebut meliputi :

 Pencemaran Air dan Tanah:

(38)

33

Proses ekstraksi nikel dapat mencemari air dan tanah dengan limbah kimia berbahaya seperti logam berat dan senyawa kimia beracun. Hal ini dapat merugikan ekosistem air dan tanah serta mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan.

 Kerusakan Ekosistem:

Eksploitasi nikel dapat merusak ekosistem lokal, terutama hutan dan lahan basah yang mungkin menjadi habitat alami berbagai spesies. Penggundulan hutan untuk kegiatan pertambangan juga dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati.

 Emisi Gas Rumah Kaca:

Proses ekstraksi dan pemrosesan nikel dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi pada perubahan iklim.

Untuk mengurangi ketergantungan pada nikel dan meredam dampak lingkungan, dapat diambil langkah-langkah berikut:

 Diversifikasi Sumber Bahan Baku:

Mendorong penggunaan bahan baku alternatif atau diversifikasi sumber pasokan mineral untuk mengurangi tekanan pada cadangan nikel.

 Pengembangan Teknologi Ramah Lingkungan:

Menginvestasikan dalam penelitian dan pengembangan teknologi ekstraksi nikel yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

 Penerapan Praktik Pertambangan Berkelanjutan:

Menerapkan praktik pertambangan yang berkelanjutan, termasuk rehabilitasi lahan dan pemantauan lingkungan secara ketat.

 Penggunaan dan Pengembangan Alternatif:

Mendorong penggunaan bahan pengganti nikel di industri dan pengembangan teknologi yang mengurangi ketergantungan pada nikel.

 Peningkatan Efisiensi Penggunaan Nikel:

Mengembangkan dan menerapkan teknologi yang meningkatkan efisiensi penggunaan nikel, sehingga jumlah yang dibutuhkan dapat diminimalkan.

 Regulasi dan Pengawasan:

Menerapkan regulasi yang ketat dan sistem pengawasan yang efektif untuk memastikan bahwa praktik pertambangan dan pengolahan nikel dilakukan sesuai dengan standar lingkungan yang tinggi.

 Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat:

(39)

34

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak eksploitasi nikel pada lingkungan serta mendorong tindakan berkelanjutan dalam penggunaan dan daur ulang bahan.

Dengan menggabungkan langkah-langkah ini, dapat diharapkan bahwa dampak eksploitasi nikel pada lingkungan dapat diminimalkan sambil tetap memenuhi kebutuhan industri dan ekonomi.

7. Pertanyaan : Sofia Afza Lisa

Apa itu hidrometalogi? Jelaskan maksud dari sifat cu point 1 pada ppt, kenapa pada ppt dibilang cu tidak reaktif sedangkan pada makalah tembaga itu reaktif Jawaban : Ramdhan Abdul Jalal

Proses hidrometalurgi adalah suatu metode ekstraksi logam dari bijih atau bahan sumbernya dengan menggunakan larutan kimia. Berbeda dengan proses pirometalurgi yang menggunakan suhu tinggi dan proses termal, hidrometalurgi melibatkan reaksi kimia dalam lingkungan berair atau larutan kimia.

Beberapa langkah umum dalam proses hidrometalurgi melibatkan:

 Pengolahan Bijih Nikel:

Nikel dapat ditemukan dalam bijih laterit dan sulfida. Bijih laterit sering kali diolah menggunakan metode piro-metalurgi, sedangkan sulfida lebih umum diolah dengan metode hidrometalurgi.

 Larutan Asam

Bijih nikel dilarutkan dalam larutan asam seperti asam sulfat (H2SO4) untuk membentuk larutan nikel sulfat. Reaksi kimia yang mungkin terjadi adalah:

 Pemisahan Zat Besi:

Untuk menghindari kontaminasi, sering kali diperlukan pemisahan zat besi dari larutan nikel. Ini dapat dicapai melalui oksidasi dan pengendapan zat besi.

 Pemisahan Impuritas:

Larutan nikel dapat mengandung impuritas lain seperti kobalt. Pengendapan atau metode lain digunakan untuk memisahkan nikel dari impuritas ini.

 Pemulihan Nikel:

Nikel dalam larutan kemudian dipulihkan, misalnya dengan menggunakan proses elektrolisis atau presipitasi kimia. Proses elektrolisis sering digunakan untuk mendapatkan nikel yang murni.

 Proses Pengolahan Tambahan:

Referensi

Dokumen terkait

Sangat banyak unsur-unsur yang dapat ditemui di alam ini. Sampai saat ini saja sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para

Radium.Unsur Unsur dalam golongan alkali tanah mempunyai banyak kemiripan sifat dengan golongan alkali yaitu sama sama dapat membentuk basa,namun basa yg di hasilkan lebih

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB)1. Unsur- unsur

Sistem periodik adalah suatu tabel berisi identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya.. Periode

Alotrop adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada dalam dua tau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan dengan cara

Unsur-unsur pada periode yang sama memiliki jumlah kulit elektron yang sama; dengan masing-masing perpotongan golongan di sepanjang periode, unsur memiliki satu tambahan

Kaitan nilai suseptibilitas magnetik dengan komposisi unsur dasar penyusun mineral magnetik diketahui dengan melihat bagaimana komposisi unsur transisi golongan

Meskipun lebih keras dari golongan, tetapi golongan IIA ini tetap relatif lunak, perak mengkilat, dan mempunyai titik leleh dan kerapatan lebih tinggi • Sifat-Sifat Fisis Unsur-unsur