MAKALAH
Validitas dan Reliabilitas
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Statistik Pendidikan Dosen Pengampu: Ibu Irma Nur Afidah, M.Pd
Disusun oleh :
1. Muhammad Iskhaq (21.13.00202) 2. Yahya Muhaimin (21.13.00) 3. Lutviatuz Zahro (21.13.00153) 4. Anggun Suprihatin (21.13.00051) 5. Devi Dwi Nila Sari (21.13.00) 6. Nurul Maulin Ni’mah (21.13.00101)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH PATI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
A. Latar Belakang 2 B. Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 4 BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas 5 B. Jenis-Jenis Validitas dan Reliabilitas 7 C. Faktor Validitas dan Reabilitas 10
D. Bagaimana Cara Menentukan Validitas dan Reabilitas 10 BAB III PENUTUP 22
A. Kesimpulan 22 DAFTAR PUSTAKA 23
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan menjadi sumber segala sesuatu dalam suatu penelitian. Dari permasalahan muncullah tujuan penelitian yang mengandung variabel-variabl penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian, diperlukan data. Data ini merupakan gambaran variabel yang iteliti. Data yang benar akan membawa pada kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Benar tidaknya data tergantung pada baik tidaknya instrumen pengumpul data atau pengukur obyek dari suatu variabel penelitian.
Baik tidaknya suatu instrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya. Validitas instrumen mempermasalahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya karena ketetapannya. Instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya. Instrumen dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
Validitas dan reliabilitas instrumen tidak serta-merta ditentukan oleh instrumen itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas suatu alat ukur (instrumen) selain instrumen adalah pengguna alat ukur yang melakukan pengukuran dan subjek yang diukur. Namun, faktor-faktor tersebut dapat diatasi dengan jalan menguji instrumen dengan uji validitas dan reliabilitas yang sesuai. Pengujian dilakukan untuk menjaga validitas dan reliabilitasnya.
Selain itu, untuk mengatasi pengaruh dari pengguna alat ukur, maka pengguna harus meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan alat ukur tersebut. Satu faktor lagi yang tidak kalah penting yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas instrumen adalah faktor subjek yang diukur. Untuk mengatasi hal tersebut, maka peneliti harus dapat mengendalikan subjek.Meskipun suatu instrumen telah terstandard dan reliabel, tetapi hal itu tidak langsung membuat instrumen tersebut
dapat digunakan dimana saja, kapan saja, kepada subjek siapa saja. Instrumen perlu diuji coba kembali setiap kali akan digunakan.
Uji validitas dan reliabilitas data dipelajari dalam cabang ilmu pendidikan statistika menggunakan software SPSS. SPSS merupakan suatu singkatan dari Statistical Product and Service Solution. SPSS merupakan bagian integral dari rentang proses analisa yang menyediakan akses data. SPSS dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam SPSS Data Editor. Statistika merupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki peranan penting dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal ini disebabkan karena statistika dipandang sebagai suatu alat atau sarana untuk mengembangkan pola pikir ilmiah yang logis, analitis dan sistematis yang dibutuhkan dalam menghadapi berbagai macam perubahan yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK.
Pembelajaran statistika terdiri atas fakta, konsep atau asumsi yang berangkat dari realitas kehidupan, maka untuk memahaminya diperlukan upaya kreatif dalam memikirkan, menganalisis, dan mengaplikasikan berbagai situasi nyata. Statistika juga banyak berperan serta dalam setiap kegiatan sehari-hari, sebagai contoh dalam pengukuran tinggi dan berat badan, ukuran sepatu, skor matematika, jumlah murid laki-laki dan perempuan serta besaran pekerjaan penduduk dalam persen melalui pengumpulan, membaca, penyajian, dan penganalisisan data. Data adalah keterangan nyata yang dapat diakui kebenarannya. Data bukanlah hasil final dan membutuhkan pengolahan. Pengolahan data inilah yang disajikan menjadi hasil akhir yang valid. Membaca data merupakan melihat dan memahami isi yang tertulis sedangkan menafsirkan adalah menangkap maksud dari data sehingga diperlukan prasyarat bahwa peneliti harus mampu membaca data terlebih dahulu. Untuk menafsirkan data diperlukan kemampuan mendeskripsikan tulisan dari data dan diperlukan kemampuan mendeskripsikan apa yang tersirat dengan mengutarakan pendapatnya sendiri sesuai data yang ada atau prediksi yang ada pada data.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari validitas dan reliabilitas?
2. Apa jenis-jenis validitas dan reliabilitas?
3. Apa faktor-faktor validitas dan reliabilitas?
4. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari validitas dan reliabilitas 2. Untuk mengetahui jenis-jenis validitas dan reliabilitas
3. Untuk mengatasi faktor-faktor validitas dan reliabilitas
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.1 Validitas juga diartika sejauh mana kesimpulan yang kita peroleh dari tes yang kita lakukan tepat dan bermakna sesuai dengan tujuan penilaian yang diinginkan.2
Validitas merupakan suatu standard atau dasar ukuran yang menunjukkan ketetapan (appropriateness), kemanfaatan (usefulness), dan kesahihan yang mengarah pada ketepatan interpretasi pada suatu prosedur evaluasi sesuai dengan tujuan pengukurannya.3
Validitas menurut para ahli:
a. Gronlund dan linn4
ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi.
b. Neuman
Menunjukkan keadaan yang sebenarnya dan mengacu pada kesesuaian antar konstruk, atau cara seorang peneliti mengkonseptualisasikan ide dalan definisi konseptual dan suatu ukuran.
c. Anastasia dan Urbina
Mengenai apa dan seberapa baik suatu alat tes dalam mengukur.
1 Ovan, dkk,. CAMI:Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Berbasis Web, (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia, 2020), hal. 2
2 Supriyadi, Evaluasi Pendidikan, (Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2021), hal. 38 3 Rahmi, dkk., Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2022), hal.
92
4 Supriyadi, Evaluasi Pendidikan…………., hal. 39
d. Arikunto5
Ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kebenaran suatu instrument.
e. Sugiyono
Merujuk pada derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
b. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.6
Reliabilitas menurut para ahli:7 a. Arikunto
Instrumen dikatakan reliabel saat dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya.
b. Arifin
Tes dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor sebenarnya.
c. Sugiono8
Serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
5 Teddy candra, dkk., Statistika Deskriptif, (Malang: CV Literasi Nusantara Abadi, 2023), hal.
35
6 Ovan, dkk,. CAMI:Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas……….., hal. 4 7 Ovan, dkk,. CAMI:Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas……….., hal. 4
8 Supriyadi, Evaluasi Pembelajaran, (Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2020), hal.
d. Nursalam
Kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
Validitas dan reliabilitas merupakan syarat mutlak bagi alat ukur untuk mengukur sikap beberapa orang responden dalam penelitian. Validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu instrumen tes/item pertanyaan yang diberikan. Item yang valid adalah item yang dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan reliabilitas adalah keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang signifikan.9 B. Jenis-Jenis Validitas dan Reliabilitas
a. Jenis-Jenis Validitas
Validitas dan reliabilitas adalah dua konsep penting dalam penelitian ilmiah. Validitas mengacu pada sejauh mana sebuah instrumen atau pengukuran dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada sejauh mana instrumen atau pengukuran tersebut dapat menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan.
Berikut adalah beberapa jenis validitas dan reliabilitas yang umum digunakan dalam penelitian:
Jenis-Jenis Validitas:
1. Validitas isi (content validity): Salah satu jenis validitas yang digunakan dalam penelitian dan pengukuran untuk mengevaluasi sejauh mana instrumen pengukuran atau tes mampu secara adekuat mencakup atau mengukur konstruk yang dimaksud. Validitas isi mengacu pada sejauh mana isi atau konten instrumen pengukuran mencerminkan secara tepat dan representatif konstruk yang ingin diukur. Validitas isi melibatkan proses penilaian oleh para ahli atau peneliti yang kompeten dalam bidang yang relevan. Mereka akan mengevaluasi setiap item atau pertanyaan dalam instrumen pengukuran
9 Sri Sujarwadi, “Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian”, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta 2011, hal. 21
dan memutuskan sejauh mana item tersebut secara tepat mencerminkan konstruk yang sedang diukur. Penilaian tersebut biasanya didasarkan pada pertimbangan teoritis dan pengalaman praktis.
2. Validitas kriteria (criterion validity): salah satu jenis validitas yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu instrumen pengukuran berkaitan dengan kriteria eksternal atau variabel kriteria yang telah mapan. Tujuan dari validitas kriteria adalah untuk memastikan bahwa instrumen pengukuran memprediksi atau memperkirakan variabel yang diinginkan dengan akurat.
Validitas kriteria melibatkan perbandingan antara hasil instrumen pengukuran dengan variabel kriteria yang sudah ada atau dianggap sebagai standar emas.
Variabel kriteria ini dapat berupa tes, pengukuran objektif, atau pengukuran lain yang dianggap valid dan memiliki kehandalan yang baik. Hasil instrumen pengukuran kemudian dibandingkan dengan variabel kriteria ini untuk menentukan sejauh mana instrumen tersebut dapat memprediksi atau memperkirakan variabel yang diukur. Dalam validitas kriteria, terdapat dua jenis lagi:
a. Validitas kriteria bersama (concurrent validity): Mengukur sejauh mana hasil pengukuran konsisten dengan pengukuran yang sudah ada pada saat yang sama.
b. Validitas kriteria prediktif (predictive validity): Mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat memprediksi hasil di masa depan.
3. Validitas konstruk (construct validity): Mengukur sejauh mana instrumen atau pengukuran mencerminkan konstruk yang lebih luas atau teori yang mendasari pengukuran tersebut. Validitas konstruk dapat dibagi menjadi beberapa jenis lagi:
a. Validitas konvergen (convergent validity): Mengukur sejauh mana instrumen atau pengukuran berkorelasi dengan instrumen atau pengukuran yang seharusnya memiliki hubungan yang serupa.
b. Validitas divergen (divergent validity): Mengukur sejauh mana instrumen atau pengukuran tidak berkorelasi dengan instrumen atau pengukuran yang seharusnya tidak memiliki hubungan.
c. Validitas faktor (factorial validity): Mengukur sejauh mana instrumen atau pengukuran membedakan antara faktor-faktor yang berbeda dalam konstruk yang diukur.
b. Jenis-Jenis Reliabilitas
1. Reliabilitas internal (internal reliability): Reliabilitas internal (internal reliability) adalah ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana item-item atau pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen pengukuran yang sama secara konsisten mengukur konstruk yang sedang diuji. Reliabilitas internal mengacu pada keandalan atau konsistensi internal instrumen pengukuran dalam mengukur variabel yang diinginkan. Reliabilitas internal penting karena mengukur sejauh mana item-item atau pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam instrumen pengukuran saling berkorelasi dan menghasilkan hasil yang konsisten. Jika item-item dalam instrumen tidak konsisten atau tidak memiliki reliabilitas internal yang baik, maka hasil pengukuran akan menjadi tidak akurat atau tidak dapat diandalkan.
2. Reliabilitas retest (test-retest reliability): Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen pengukuran dengan menguji kembali (retest) subjek yang sama pada dua waktu yang berbeda dengan menggunakan instrumen yang sama. Tujuan dari reliabilitas retest adalah untuk mengevaluasi sejauh mana instrumen pengukuran konsisten dalam menghasilkan hasil yang sama atau serupa pada pengujian yang berulang.
3. Reliabilitas paralel (parallel forms reliability): Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen pengukuran dengan menggunakan dua versi atau bentuk instrumen yang setara secara substansi. Tujuan dari reliabilitas paralel adalah untuk mengevaluasi sejauh mana kedua versi instrumen tersebut menghasilkan hasil yang serupa atau setara saat digunakan pada sampel yang sama.
4. Reliabilitas interrater (inter-rater reliability): metode yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau kesepakatan antara dua atau lebih penilai yang independen dalam memberikan penilaian atau skor terhadap suatu fenomena yang sama. Reliabilitas interrater penting dalam situasi di mana penilaian atau
pengukuran subjektif dilakukan oleh beberapa penilai, seperti dalam penelitian kualitatif, penilaian klinis, atau evaluasi karya seni.
Penting untuk mencoba memastikan validitas dan reliabilitas instrumen atau pengukuran yang digunakan dalam penelitian agar dapat memastikan bahwa hasil penelitian tersebut akurat dan dapat diandalkan. Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen pengukuran secara tepat mengukur konstruk atau variabel yang dituju. Validitas memastikan bahwa instrumen benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur dan memiliki kecocokan dengan teori atau konsep yang mendasari penelitian.¹
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Validitas dan Reliabilitas 1) Faktor yang mempengaruhi Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.10
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi validitas suatu alat tes. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu:
Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasal dari faktor internal tes evaluasi di antaranya sebagai berikut:
1. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat mengurangi validitas tes.
2. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrument evaluasi, terlalu sulit.
3. Tingkat kesulitan item tes tidak sesuai dengan materi pembelajaran yang diterima siswa.
4. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan terlalu kurang atau terlalu longgar.
5. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sample materi pembelajaran.
Faktor yang berasal dari administrasi dan skor
Faktor yang berasal dari administrasi dan skor alat tes adalah sebagai berikut:
1. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa.
2. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak bisa membedakan antara siswa yang belajar dengan yang melakukan kecurangan.
3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada semua siswa.
4. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten, misalnya pada tes esai, juga dapat mengurangi validitas tes evaluasi.
5. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes esai, juga dapat mengurangi validitas tes evaluasi.
6. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.11
2) Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Reliabilitas merupakan akurasi dan presisi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan pengukuran. Alat ukur yang reliabel akan menghasilkan ukuran yang sebenarnya. Alat ukur yang reliabel akan memberikan hasil pengukuran yang relatif stabil dan konsisten karena pengukurannya menghasilkan galat yang minimal. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Makin kecil kesalahan yang terjadi dalam pengukuran, maka semakin reliabel alat pengukur tersebut. Sebaliknya semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Faktor yang mempengaruhi reliabilitas tes antara lain:
• Panjang suatu tes
11 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas, https://www.psychologymania.com/2013/01/faktor- faktor-yang-mempengaruhi_12, di akses pada 23 Mei 2023
• Kecepatan
• Homogenitas belahan
• Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran itu memegang peranan yang paling dominan.
pengaruh tingkat kesukaran memegang peranan yang paling besar pada koefisien reliabilitas. Hal ini disebabkan karena menyangkut variasi jumlah soal yang dapat dijawab benar. Semakin sukar soal-soal dalam perangkat tes akan semakin besar pula variasi skor yang diperoleh belahan.12
Cara menentukan reliabilitas dengan jumlah soal yang berbeda dapat menggunakan persamaan Spearman-Brown sebagai berikut:
rn = indeks reliabilitas setelah ditambahkan soal n = perkalian penambahan awal
r = indeks reliabilitas awal
Penambahan 20 soal pada 40 soal, maka panjang tes sekarang menjadi 60 soal.
Panjang tes sekarang adalah 1.5 tes awal. Dengan menggunakan rumus di atas maka:
Penambahan 20 butir soal pada tes awal yang memiliki indeks reliabilitas 0.60 mengakibatkan kenaikan indeks reliabilitas sebesar 0,78. Maksud dari perubahan panjang tes adalah perubahan pada jumlah item tes. Perubahan panjang tes bukan
12 Sumarna Surapranata, (Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
hanya mengubah mean atau ratarata dan varians skor tes, tetapi juga mempengaruhi pula reliabilitasnya.13
.
D. Cara Menentukan Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas
Untuk menentukan validitas konstruk dilakukan proses penelaahan teoretik dari suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, mulai dari perumusan konstruk, penentuan dimensi dan indikator, sampai kepada penjabaran dan penulisan butir-butir instrumen. Perumusan, konstruk harus dilakukan berdasarkan sintesis dari teori-teori mengenai konsep variabel yang hendak diukur melalui proses analisis dan komparasi yang logik dan cermat.14
Menyimak proses telaah teoretik seperti telah dikemukakan, maka proses validasi konstruk sebuah instrumen dilakukan melalui penelaahan atau justifikasi pakar atau melalui penilaian sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi atau konten dari variabel yang hendak diukur.
Validitas empiris sama dengan validitas kriteria yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba tes kepada responden yang setara dengan responden yang akan dievaluasi atau diteliti. Kriteria internal adalah tes atau instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria, sedang kriteria eksternal adalah hasil ukur instrumen atau tes lain di luar instrumen itu sendiri yang menjadi kriteria. Ukuran lain yang sudah dianggap baku atau dapat dipercaya dapat pula dijadikan sebagai kriteria eksternal. Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas internal sedangkan validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria eksternal disebut validitas eksternal.
Validitas internal (validitas butir) termasuk kelompok validitas kriteria yang merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan tes sebagai suatu
13 Adhi Setiyawan, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas Tes, Jurnal An-Nur, Vol. VI No. 2 Desember 2014
14 zwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta, 1988.
kesatuan (keseluruhan butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas butir dari tes itu. Dengan demikian validitas internal mempermasalahkan validitas butir dengan menggunakan hasil ukur tes tersebut sebagai suatu kesatuan sebagai kriteria, sehingga biasa juga disebut validitas butir. Validitas internal diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur butir tersebut konsisten dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Oleh karena itu validitas butir tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total tes. Jika koefisien korelasi skor butir dengan skor total tes positif dan signifikan maka butir tersebut valid berdasarkan ukuran validitas internal.15
Koefisien korelasi yang tinggi antara skor butir dengan skor total mencerminkan tingginya konsistensi antara hasil ukur keseluruhan tes dengan hasil ukur butir tes atau dapat dikatakan bahwa butir tes tersebut konvergen dengan butir-butir lain dalam mengukur suatu konsep atau konstruk yang hendak diukur.
2. Reliabilitas
Reliabilitas konsistensi tanggapan responden mempersoalkan apakah tanggapan responden atau obyek ukur terhadap tes atau instrumen tersebut sudah baik atau konsisten. Dalam hal ini apabila suatu tes atau instrumen digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap obyek ukur kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek ukur yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakkonsistenan maka jelas hasil pengukuran itu tidak mencerminkan keadaan obyek ukur yang sesungguhnya.
Untuk mengetahui apakah tanggapan terhadap tes atau instrumen itu mantap, konsisten atau tidak plin-plan, dapat dilakukan dengan cara memberikan tes yang sama secara berulang kali (dua kali) kepada obyek ukur atau responden yang sama.
Pengetesan dua kali merupakan syarat minimal untuk mengetahui apakah tanggapan obyek ukur terhadap tes tersebut konsisten atau tidak.
Dalam pelaksanaan pengetesan dua kali ini dapat ditempupuh berbagai cara yaitu kita melakukan pengetesan dua kali dengan tes sama terhadap obyek ukur yang sama, atau dengan melakukan pengetesan sekali dengan menggunakan dua tes yang butir-
butirnya setara. Jika kita menggunakan pengetesan sekali maka kesamaan atau kesetaraan tes yang digunakan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, karena kemantapan atau konsistensi tanggapan terhadap butir-butir yang akan diperiksa.
Pada teknik belah dua ini pengukuran dilakukan dengan dua kelompok butir yang setara pada saat yang sama. Karena setiap kelompok butir merupakan separuh dari seluruh tes, maka biasanya kelompok butir pertama diambil dari butir-butir tes yang bernomor ganjil, sedangkan kelompok butir yang kedua diambil dari butir-butir tes yang bernomor genap. Perlu diketahui bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relatif, karena reliabilitas akan tergantung pada cara penomoran dan pengelompokan butir yang diambil. Di sini pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.
Skor dari kedua kelompok butir tes tersebut dikorelasikan untuk mendapatkan reliabilitas tes.
Reliabilitas konsistensi gabungan butir berkaitan dengan kemantapan antara butir suatu tes. Hal ini dapat diungkapkan dengan pertanyaan, apakah terhadap obyek ukur yang sama, butir yang satu menunjukkan hasil ukur yang sama dengan butir yang lainnya? Dengan kata lain bahwa terhadap bagian obyek ukur yang sama, apakah hasil ukur butir yang satu tidak kontradiksi dengan hasil ukur butir yang lain. 16
Jika terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil ukur melalui butir yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui butir yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya.
Dengan kata lain tidak reliabel dan tidak dapat digunakan untuk mengungkap ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur. Kalau hasil pengukuran pada bagian obyek ukur yang sama antara butir yang satu dengan butir yang lain saling kontradiksi atau tidak konsisten maka kita jangan menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliabel terhadap obyek yang diukur.
16 Djaali., dkk. Pengukuran Dalam Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana, 2000
BAB III PENUTUP a. Kesimpulan
Validitas konstruk mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas empiris (validitas kriteria) yang berarti bahwa validitas ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal.
Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ovan, dkk,. CAMI:Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Berbasis Web, Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia, 2020
Supriyadi, Evaluasi Pendidikan, Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2021
Rahmi, dkk., Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2022
Teddy candra, dkk., Statistika Deskriptif, Malang: CV Literasi Nusantara Abadi, 2023
Supriyadi, Evaluasi Pembelajaran, Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2020
Sri Sujarwadi, “Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian”, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta 2011
Carmines, E. G., & Zeller, R. A. (1979).” Reliability and Validity Assessment. Sage Publications.”