MAKALAH PENGANTAR KODIFIKASI DAN KODIFIKASI TERKAIT SISTEM MUSKULOSKETAL, RESPIRASI,
CARDIOVASCULAR (TM-P) STROKE
Dosen Pengampu : Rizky Dimas Monica S.Pd,M.Pd.
Disusun oleh
Ahmad Mukti Hidayat E712411001 Raya Ilmi E712411023 Ryuza Dwiputra Azhari E712411025 Salwa Khairun Nisa E712411027
POLITEKNIK TEDC BANDUNG 2024
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan bimbingan dan petunjuk-Nya sehingga dapat diselesaikannnya penyusunan makalah yang berjudul "Stroke" ini. Shalawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tim Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Rizky Dimas Monica S. Pd, M. Pd. selaku dosen pengampu. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik Penyakit Pada Pembuluh Darah serta mampu mengerjakan tugas dengan disiplin.
Terakhir, kami menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan.
Akhirnya, sekecil apapun sumbangan yang mungkin dapat diberikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.
Cimahi, 26 Desember 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...1
1.3 Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN... 3
2.1. Definisi Stroke...3
2.2. Jenis-Jenis Stroke... 4
2.3. Gejala Penyakit Stroke...5
2.4. Penyebab Terkena Stroke...6
2.5. Komplikasi Stroke...7
2.6. Pengobatan Penyakit Stroke...8
2.7. Pencegahan Penyakit Stroke...12
BAB III PENUTUP... 13
3.1. Kesimpulan... 13
3.2. Saran...14
DAFTAR PUSTAKA...14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke, atau serangan otak, adalah salah satu kondisi medis yang paling serius dan mendesak, yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh dua mekanisme utama: stroke iskemik, yang terjadi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otak tersumbat, dan stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Akibat dari kedua jenis stroke ini sangat parah, termasuk kematian sel-sel otak dan hilangnya fungsi neurologis yang dapat berujung pada kecacatan permanen.
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan lebih dari 15 juta orang mengalami stroke setiap tahun, dengan sekitar 5 juta di antaranya meninggal dunia dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan jangka panjang. Angka-angka ini menunjukkan betapa mendesaknya masalah kesehatan ini, baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia sendiri, prevalensi stroke diperkirakan mencapai 7 per mil berdasarkan diagnosis medis, dan angka ini terus meningkat seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat.
Faktor risiko stroke sangat beragam dan dapat dibagi menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi (seperti usia dan riwayat keluarga) dan faktor yang dapat dimodifikasi (seperti hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, dan pola makan yang tidak sehat).
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke iskemik dan hemoragik. Selain itu, gaya hidup sedentari dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko. Oleh karena itu, pemahaman tentang faktor-faktor ini sangat penting dalam upaya pencegahan.
Gejala stroke sering kali muncul secara tiba-tiba dan dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terpengaruh. Gejala umum termasuk kesulitan berbicara atau memahami ucapan, kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, serta kesulitan dalam berjalan atau menjaga keseimbangan. Penanganan stroke memerlukan tindakan cepat; terapi trombolitik untuk stroke iskemik harus diberikan dalam waktu tertentu setelah gejala muncul untuk meminimalkan kerusakan otak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu penyakit stroke?
2. Apa saja jenis-jenis penyakit stroke?
3. Apa saja gejala penyakit stroke?
4. Apa saja penyebab penyakit stroke?
5. Apa saja komplikasi penyakit stroke?
6. Bagaimana pengobatan penyakit stroke?
7. Bagaimana pencegahan penyakit stroke?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penyakit stroke
2. Untuk mengetahui jenis jenis penyakit stroke 3. Untuk mengetahui gejala penyakit stroke 4. Untuk mengetahui penyebab penyakit stroke
5. Untuk mengetahui apa saja komplikasi penyakit stroke 6. Untuk mengetahui cara mengobati penyakit stroke 7. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit stroke
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Stroke
Stroke atau Cerebrovascular Accident (CVA) merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadi gangguan peredaran darah otak, aliran darah yang terganggu bisa disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir daya ingat dan bentuk bentuk kecacatan lain sebagai akibat gangguan fungsi otak. Menurut World Healt Organization (WHO) stroke merupakan penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi.
Penyakit stroke termasuk penyakit pembuluh darah otak (cerebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen di otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa disebabkan adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah sehingga mengakibatkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak atau mematikan sel – sel otak
Matinya jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan otak tersebut. Apabila tidak ditangani secara tepat, penyakit ini dapat berakibat fatal dan berujung pada kematian. Meskipun dapat diselamatkan, kadang – kadang si penderita mengalami kelumpuhan pada 7 anggota badannya, menghilangnya sebagian ingatan, atau menghilangnya kemampuan berbicara.
Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, serta gangguan rasa di kulit wajah, lengan, atau tungkai
Gambar 2.1 Stroke
2.2. Jenis-Jenis Stroke a) Stroke Iskemik
Gambar 2.2 Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada sel – sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah (ateriosklerosis). Arteriosklerosis terjadi akibat timbunan lemak pada arteri yang menyebabkan luka pada dinding arteri. Luka ini menimbulkan gumpalan darah (thrombus) yang mempersempit arteri.
Gumpalan ini dapat juga terbawa aliran darah dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih kecil dan menyebabkan penyumbatan. Hampir sebagaian besar pasien atau sebesar 83% pasien stroke mengalami stroke iskemik. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah ke sebagaian atau keseluruhan otak menjadi terhenti. Stroke istemik terbagi menjadi tiga jenis:
1) Stroke trombotik
Stroke trombotik merupakan jenis stroke yang disebabkan terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2) Stroke embolik
Stroke embolik merupakan jenis stroke yang disebabkan tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3) Hipoperfusion sistemik
Hipoperfusion sistemik merupakan jenis stroke yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b) Stroke Hemoragik
Gambar 2.3 Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak. 20% dari seluruh pasien stroke. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah mengenai dan merusak sel – sel otak di sekitarnya. Selain itu, sel otak juga mengalami kematian karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi terhenti. Stroke jenis ini terjadi sekitar Namun, 80% dari orang yang terkena stroke hemoragik mengalami kematian dan hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Menurut letaknya, stroke hemoragik dibagi menjadi dua jenis, sebagai berikut:
1) Pendarahan Intaserebal
Pecahnya pembuluh darah dan darah masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati sehingga berdampak pada kerja otak berhenti. Penyebab tersering adalah Hipertensi.
2) Pendarahan Subarachonid
Pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak. Penyebab bisa berbeda- beda, tetapi biasanya karena pecahnya aneurisma.
2.3. Gejala Penyakit Stroke
Setiap bagian otak bertugas mengendalikan bagian tubuh yang berbeda sehingga gejala stroke bergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Itulah sebabnya, gejala stroke bisa bervariasi pada tiap pengidap.
Namun, biasanya stroke terjadi secara mendadak. Setidaknya, ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:
a) Salah satu sisi wajah akan terlihat lebih turun dan pengidap tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata tampak terkulai.
b) Pengidap tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang berada pada sisi yang sama dengan lengan juga mengalami kelemahan.
c) Ucapan menjadi tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meski pengidap terlihat sadar.
Sementara itu, gejala dan tanda stroke lainnya adalah:
a) Mual dan muntah.
b) Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing seperti berputar (vertigo).
c) Mengalami penurunan kesadaran.
d) Sulit menelan (disfagia) sehingga mengakibatkan tersedak.
e) Mengalami gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
f) Mengalami hilang penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.
2.4. Penyebab Terkena Stroke
Dari dulu hingga kini, stroke termasuksalah satu penyakit yang paling ditakuti.
Penyakit ini terjadi ketika jaringan otak tidak berfungsi dengan baik dan aliran darah serta oksigen ke dalamnya kurang. Hingga saat ini, diketahui setidaknya ada 9 hal yang dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko stroke. Di antaranya:
a) Tingginya Tekanan Darah
Penyebab paling umum terjadinya stroke adalah tingginya tekanan darah, atau dalam dunia medis disebut hipertensi. Sebaiknya kamu waspada akan ancaman stroke jika memiliki tekanan darah lebih dari 140/90.
b) Kebiasaan Merokok
Memiliki kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Pasalnya, nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah (penyebab paling umum dari stroke). Selain itu, asap rokok juga dapat menyebabkan lemak di arteri leher utama menumpuk, darah menjadi lebih kental, dan lebih rentan membeku. Bahaya rokok ini juga perlu diwaspadai oleh mereka yang sering terpapar asap rokok, lho.
c) Mengidap Penyakit Jantung
Penyakit jantung dan stroke memang bisa dibilang memiliki hubungan yang erat.
Pasalnya, orang yang mengidap penyakit ini lebih rentan terserang stroke, dibanding yang tidak. Hal ini tak terlepas dari fungsi jantung yang sangat vital, yaitu memompa darah ke seluruh tubuh. Berbagai gangguan pada jantung yang dimaksud dalam hal ini termasuk fibrilasi atrium, kerusakan katup jantung, detak jantung yang tidak teratur, dan arteri yang tersumbat karena timbunan lemak.
d) Genetik
Faktor ini cukup berpengaruh pada risiko stroke seseorang. Artinya, jika kamu memiliki anggota keluarga dengan riwayat stroke, risiko kamu untuk bisa mengalami kondisi serupa akan meningkat. Oleh karena itu, penting untuk membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
e) Obesitas
Jika obesitas disebut-sebut bisa sebabkan stroke, jawabannya tentu iya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang tertuang dalam Obesity and Stroke Fact Sheet dari Obesity Action Coalition, yang menjelaskan bahwa peluang untuk terkena stroke dapat meningkat pada orang yang kelebihan berat badan, tak peduli pria ataupun wanita. Selain itu, obesitas juga menjadi faktor risiko untuk hipertensi, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan stroke.
f) Kolesterol Tinggi yang Tak Terkontrol
Kolesterol yang kadarnya terlalu tinggi akan membentuk lapisan pada dinding- dinding pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menjadi sempit, sehingga sel- sel darah pun menjadi sulit mengalir ke seluruh tubuh. Jika aliran darah terhambat, risiko penyakit berbahaya seperti stroke pun meningkat.
g) Mengidap Diabetes
Diabetes bisa dibilang penyebab tidak langsung terjadinya stroke. Hal ini karena orang yang mengidap penyakit ini biasanya lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi dan cenderung obesitas. Kedua kondisi itu dapat meningkatkan risiko stroke.
Terlebih, diabetes dapat membuat pembuluh darah menjadi rusak, sehingga stroke jadi lebih mungkin terjadi.
h) Usia
Meski bukan faktor penentu utama (karena siapapun bisa mengalami stroke), usia nyatanya dapat meningkatkan risiko. Secara umum, peluang seseorang untuk terserang stroke akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah berusia lebih dari 55 tahun.
i) Gender
Pada usia yang sama, jika dibandingkan, wanita memiliki risiko yang lebih kecil ketimbang pria, untuk mengalami stroke. Namun, bukan berarti wanita terbebas dari risiko stroke, lho. Mengingat penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tanpa pandang bulu. Hanya saja, kemungkinan stroke pada wanita baru meningkat ketika telah menginjak usia lanjut.
2.5. Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, sebagian besar berakibat fatal. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:
a) Deep vein thrombosis
Sebagian pengidap stroke akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang berujung pada kelumpuhan. Kondisi yang dikenal dengan deep vein thrombosis ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran pada pembuluh darah vena tungkai mengalami gangguan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat ditangani dengan obat antikoagulan.
Gambar 2.4 Deep Vein Thrombosis b) Hidrosefalus
Sebagian pengidap stroke hemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan di dalam rongga jauh pada otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
Gambar 2.5 Hidrosefalus
c) Masalah menelan (disfagia)
Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan atau disfagia. Akibatnya, makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Tanpa penanganan, disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.
Gambar 2.6 Disfagia
2.6. Pengobatan Penyakit Stroke
Obat-obatan untuk stroke akan disesuaikan dengan jenis stroke dan keparahan kondisi yang dialami pasien, seperti dijelaskan berikut ini:
a) Pengobatan Stroke Iskemik
Penanganan stroke iskemik bertujuan untuk mengembalikan kondisi aliran darah ke otak agar normal kembali. Beberapa metode penanganan yang bisa dilakukan yaitu:
1) Suntikan rtPA
Gambar 2.7 Suntikan rtPA
Suntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) diberikan melalui infus. Tujuan pemberian suntikan ini adalah untuk mengembalikan kondisi aliran darah menuju otak. Suntikan rtPA dapat diberikan oleh dokter dalam waktu 3–4,5 jam setelah gejala pertama muncul.
2) Obat antiplatelet
Gambar 2.8 Obat Antiplatet
Antiplatelet atau obat pengencer darah, seperti aspirin atau ticlopidine, dapat diberikan untuk mencegah pembekuan darah.
3) Obat antikoagulan
Gambar 2.9 Obat Antikolugan
Obat antikoagulan, seperti heparin, biasanya diberikan kepada penderita stroke dengan gangguan irama jantung. Sama seperti obat antiplatelet, antikoagulan juga berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.
4) Obat antihipertensi
Gambar 2.10 Obat Antihipertensi
Obat antihipertensi diberikan untuk mengendalikan tekanan darah. Jenis obat antihipertensi tersebut adalah ACE inhibitor, alpha-blocker dan beta-blocker, diuretik thiazide, atau obat antagonis kalsium.
5) Statin
Gambar 2.11 Statin
Dokter akan memberikan obat golongan statin, seperti atorvastatin, untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.
6) Operasi endarterektomi karotis
Gambar 2.12 Operasi Endarterektomi
Operasi endarterektomi karotis diperlukan untuk mencegah stroke iskemik berulang. Melalui prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis di leher pasien akan dibuang. Perlu diketahui, operasi ini tidak dianjurkan untuk pasien yang memiliki riwayat penyakit jantung.
7) Angioplasti
Gambar 2.13 Angioplasti
Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat dilebarkan dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan dengan cara memasukkan kateter melalui pembuluh darah di pangkal paha untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis.
b) Pengobatan Stroke Hemoragik
Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Penanganan yang dapat diberikan untuk penderita stroke hemoragik di antaranya:
1) Obat-obatan
Pasien dapat diberikan obat untuk mengurangi tekanan di otak, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kejang. Jika pasien mengonsumsi obat pengencer
darah, dokter akan memberikan transfusi faktor pembekuan atau obat-obatan untuk melawan efek obat pengencer darah tersebut.
2) Operasi
Selain dengan obat, stroke hemoragik juga bisa ditangani dengan operasi.
Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan dalam otak dan memperbaiki pembuluh darah yang pecah, jika memungkinkan.
2.7. Pencegahan Penyakit Stroke
Cara utama mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada serta ikuti anjuran dokter. Berbagai tindakan pencegahan stroke, antara lain:
a) Menjaga pola makan
Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko hipertensi yang memicu terjadinya stroke.
Oleh karena itu, hindari makanan yang banyak mengandung garam.
Selanjutnya, makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
b) Rutin berolahraga
Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
c) Berhenti merokok
Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke. Sebab rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti turut mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
d) Hindari konsumsi minuman beralkohol
Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
e) Hindari penggunaan NAPZA
Beberapa jenis Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (NAPZA) dapat menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Makalah ini telah membahas secara komprehensif tentang stroke, mulai dari definisi, jenis, gejala, penyebab, komplikasi, pengobatan, hingga pencegahan. Stroke merupakan penyakit serius yang terjadi akibat gangguan aliran darah ke otak, yang dapat disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Faktor risiko stroke sangat beragam, meliputi hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, pola makan yang tidak sehat, usia, dan genetika. Gejala stroke dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terpengaruh, tetapi umumnya meliputi kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, dan gangguan keseimbangan. Penanganan stroke memerlukan tindakan cepat, termasuk terapi trombolitik untuk stroke iskemik dan tindakan untuk mengontrol perdarahan pada stroke hemoragik. Pencegahan stroke dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, berhenti merokok, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stroke dan faktor risikonya melalui kampanye edukasi kesehatan dan penyuluhan di berbagai media. Mempermudah akses layanan kesehatan untuk penanganan stroke dengan meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan yang memiliki kemampuan dalam menangani stroke, serta mempermudah akses ke terapi trombolitik dan tindakan medis lainnya juga sangat penting. Mendorong penerapan gaya hidup sehat di masyarakat dengan mempromosikan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan berhenti merokok, serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang stroke untuk memahami lebih dalam tentang mekanisme terjadinya stroke, menemukan metode pengobatan yang lebih efektif, dan mengembangkan strategi pencegahan yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alodokter, dr. Pittara (2022) "Pengobatan storke"
https://www.alodokter.com/stroke/pengobatan
dr. Rizal Fadli (2024) “Stroke” https://www.halodoc.com/kesehatan/stroke#h-pencegahan Halodoc (2023) “Apa saja penyebab stroke” https://www.halodoc.com/artikel/apa-saja-
penyebab-stroke-ini jawabannya?
srsltid=AfmBOopw8sOfVawBgls3jYFORQ2Ob_ouVxwIktubgqpLCtatx8z4aLMO
Kemenkes (2018) “Apa saja jenis-jenis stroke”
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/apa-saja-jenis-jenis-stroke