• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TAFSIR DAN HADIS TARBAWI: MEDIA PENDIDIKAN

N/A
N/A
Ardi Alfatih

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH TAFSIR DAN HADIS TARBAWI: MEDIA PENDIDIKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

TAFSIR DAN HADIS TARBAWI: MEDIA PENDIDIKAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir dan Hadis Tarbawi Dosen pengampu: H. Irfan Salim, Lc. MA

Disusun oleh:

Tasya Aura Jannati (211220073)

Tina Tania Ajiz (211220076)

Senly Seftya Permadani (211220074)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA

HASANUDDIN BANTEN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sains dalam persfektif Al-Qur’an dan Hadist” tepat waktu. Shalawat serta Salam semoga senantiasa terjunjung pada Nabi pemberantas kebatilan, yakni Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan kepada para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga hari akhir.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Sains. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah pengetahuan mengenai Islam dan Sains dalam persfektif Al-Qur’an dan Hadist.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Asep Syahrul Mubarak, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Islam dan Sains. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, 11 September 2023

(3)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...b

(4)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses pembelajaran adalah suatu proses yang rumit yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Ini terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya. Sebagai hasilnya, pembelajaran bisa terjadi di berbagai waktu dan tempat. Salah satu indikasi bahwa seseorang telah mengalami pembelajaran adalah perubahan dalam perilaku mereka, yang mungkin disebabkan oleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, atau sikap mereka..

Konflik antara agama dan ilmu pengetahuan (sains) adalah isu klasik yang terus berkembang di dunia Barat dalam bentuk sekularisme. Namun, dalam konteks Islam, pendekatan terhadap masalah ilmiah ini berbeda karena al-Qur'an dan al-Sunnah telah menyediakan sistem yang komprehensif dan sempurna yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk penelitian ilmiah. Oleh karena itu, kegiatan ilmiah dianggap sebagai bagian integral dari sistem Islam secara keseluruhan, di mana setiap komponennya memberikan kontribusi kepada yang lainnya.

Al-Qur'an sangat menegaskan pentingnya mengamati gejala alam dan merenunginya. Al-Qur'an memberikan contoh-contoh dari berbagai bidang ilmu, seperti kosmologi, fisika, biologi, ilmu kedokteran, dan lainnya, sebagai tanda kekuasaan Allah yang seharusnya dipikirkan oleh manusia. Terdapat sekitar tujuh ratus lima puluh ayat dalam Al-Qur'an, yang setara dengan sekitar seperdelapan dari keseluruhan isi Al-Qur'an, yang menginspirasi orang-orang beriman untuk menyelidiki alam dengan menggunakan akal budi mereka dan berusaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman alamiah sebagai bagian integral dari kehidupan mereka.

A. Defenisi Sains

Menurut Agus Purwanto dalam bukunya "Ayat-Ayat Semesta: Sisi Al-Qur'an yang Terlupakan" (Mizan, Bandung, 2008), terdapat 800 ayat kauniyah dalam Al-Qur'an.

Namun, menurut Syeikh Tantawi, jumlah ayat kauniyah adalah 750 ayat. Hal yang menarik adalah dari 114 surah Al-Qur'an, hanya 15 surat yang tidak mengandung ayat kauniyah. Ini menunjukkan betapa pentingnya ayat-ayat kauniyah dalam pandangan umat Islam.

(5)

Sains, dalam bahasa Inggris, berasal dari kata "science," yang asal katanya adalah

"scientia" dalam bahasa Latin. "Scientia" sendiri berasal dari kata "scire," yang berarti

"mengetahui." Dalam bahasa Arab, kata "sains" biasanya diterjemahkan sebagai

"al-‘ilm."

Namun, menurut Sayyid Hussen Al-Nasr, terdapat perbedaan konsep antara

"science" dalam bahasa Inggris dan "ilmu" dalam bahasa Arab. Ilmu pengetahuan yang dipahami oleh Barat memiliki perbedaan dengan konsep ilmu pengetahuan menurut perspektif Islam. Ini mengindikasikan bahwa meskipun istilah "sains" dan "ilmu" dapat diterjemahkan secara serupa, maknanya dalam konteks budaya dan pemahaman dapat berbeda.

Definisi sains yang Anda berikan adalah pemahaman yang cukup umum dan mencakup berbagai aspek sains. Secara umum, sains memang dapat diartikan sebagai upaya untuk mencari kebenaran dan pemahaman yang sistematis tentang alam semesta, baik yang hidup maupun yang tidak hidup, dengan menggunakan akal dan pengamatan.

Dalam konteks definisi tersebut, sains adalah suatu aktivitas intelektual yang melibatkan interaksi antara pikiran manusia dan alam sekitarnya. Tujuannya adalah untuk memahami fenomena alam, mencari pola, prinsip, dan aturan yang mengaturnya, dan akhirnya mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita. Dalam proses ini, sains melibatkan metode dan kaedah tertentu yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan yang dapat diverifikasi dan diuji.

Objek utama sains adalah alam empiris, yang mencakup segala hal yang dapat diamati dan dipahami oleh manusia, termasuk juga manusia itu sendiri. Dengan berfokus pada pencarian kebenaran dan pemahaman yang lebih mendalam, sains telah menjadi salah satu alat utama manusia dalam menjelajahi dan memahami dunia di sekitarnya.

B. Urgensi Sains

Al-Qur'an memuat banyak ayat yang mendorong manusia untuk menggunakan akal dan pengetahuannya untuk memahami dunia di sekitarnya. Al-Qur'an juga memberikan motivasi dan dorongan agar manusia terus meningkatkan ilmu pengetahuannya.

Selain itu, Al-Qur'an memberikan penghargaan yang tinggi terhadap ilmuwan dan peneliti. Rasulullah juga mengakui nilai tinggi dari ilmu pengetahuan dan menganggap

(6)

ilmuwan sebagai pewaris para nabi, karena mereka memperluas pemahaman manusia tentang alam semesta dan mencari kebenaran.

Selanjutnya, Al-Qur'an mendorong manusia untuk berusaha, bekerja, dan selalu berdoa agar diberikan pengetahuan yang lebih. Ini mencerminkan pentingnya upaya manusia dalam mencari ilmu pengetahuan.

Selain itu, Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa ulama adalah mereka yang mengenali dan mentaati Allah. Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang sejati tidak hanya mencakup pengetahuan dunia, tetapi juga pengetahuan tentang Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Secara keseluruhan, Al-Qur'an memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memotivasi manusia untuk menjadi ilmuwan yang bermanfaat bagi umat manusia dan menghormati nilai-nilai agama.

Sains memiliki peran penting dalam kehidupan seorang Muslim dan dapat disamakan dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Dalam klasifikasi, sains bisa dikategorikan sebagai fardu kifayah, yang berarti bahwa memahami dan mengejar ilmu sains adalah tanggung jawab bersama umat Muslim, dan jika beberapa orang dalam komunitas memahami dan mengembangkan ilmu sains, itu sudah memadai. Ini memiliki dampak positif dalam meningkatkan keimanan seseorang, dan berikut adalah beberapa contoh:

Pendapat Sayyid Qutb dan Yusuf Qardhawi menekankan pentingnya alam semesta sebagai tanda kekuasaan dan hidayah Allah. Sayyid Qutb dalam "Fi Zilal al- Qur'an" dan Yusuf Qardhawi memandang alam semesta sebagai bukti yang jelas akan keagungan Allah dan sebagai wahyu yang dapat membimbing manusia untuk memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya.

Pandangan ini selaras dengan banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa alam semesta adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang harus dipelajari dan dipahami oleh manusia untuk menguatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Banyak ayat dalam Al-Qur'an mengajak manusia untuk merenungkan ciptaan Allah dalam alam semesta sebagai bentuk ibadah dan pencarian kebenaran.

(7)

Dalam Islam, pemahaman tentang alam semesta dan penelitian ilmiah dipandang sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menghormati kebijaksanaan-Nya.

Oleh karena itu, pengamatan dan pemahaman terhadap fenomena alam merupakan bagian penting dari pendekatan ilmiah dan keimanan dalam Islam.

b. Menyingkap Rahasia Tasyri’

Sains dapat berperan penting dalam mengungkapkan aspek-aspek rasional dan praktis dari hukum-hukum agama, yang dapat membantu manusia memahaminya dengan lebih baik.

Dengan menggunakan pendekatan ilmiah, seseorang dapat memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh konsumsi alkohol pada sistem dan organ tubuh manusia, yang mendukung hukum Islam yang melarangnya. Ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang alasan di balik hukum tersebut.

Namun, penting untuk diingat bahwa agama dan sains memiliki cakupan yang berbeda. Agama melibatkan aspek-aspek spiritual, moral, dan etis yang tidak selalu dapat dijelaskan secara ilmiah. Sains berfokus pada penelitian empiris dan penjelasan fenomena alam dengan metode ilmiah. Oleh karena itu, sains dan agama dapat saling melengkapi, tetapi tidak harus bertentangan.

Sains dapat berfungsi sebagai alat pendukung untuk memahami agama secara lebih mendalam, tetapi tidak boleh menggantikan pengalaman spiritual dan ibadah dalam agama. Kombinasi pemahaman sains dan penghayatan agama dapat memberikan pemahaman yang lebih kaya dan mendalam tentang hukum-hukum agama serta mendorong keyakinan yang lebih kuat dalam pengamalan mereka.

c. Bukti Kemu’jizatan Al-Qur’an.

banyak orang melihat sains sebagai alat penting dalam membuktikan kemu'jizatan Al- Qur'an. Al-Qur'an sering kali menyajikan pengetahuan yang terkandung dalam kitab suci sebagai tanda kekuasaan dan hikmat Allah, yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh manusia pada saat turunnya Al-Qur'an. Contohnya tentang asal usul manusia yang disinyalir dalam surah al-An'am adalah salah satu contoh bagaimana penemuan ilmiah dapat

mendukung pemahaman tentang Al-Qur'an.

(8)

Dalam kasus ini, penggunaan sains, khususnya kimia, dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang unsur-unsur yang ada dalam tanah, yang juga ada dalam tubuh manusia. Hal ini dapat membantu dalam menginterpretasikan ayat tersebut dan

mengapresiasi kebijaksanaan Allah dalam penciptaan manusia.

Penting untuk diingat bahwa sains dan agama memiliki cakupan yang berbeda, dan sains mungkin tidak selalu dapat membuktikan semua aspek keagamaan. Namun, ketika sains dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang fenomena yang disebutkan dalam Al- Qur'an, hal ini dapat memperkuat keyakinan dan pemahaman terhadap kemu'jizatan Al- Qur'an dan keagungan penciptaan Allah.

d. Menyempurnakan Tanggung Jawab Peribadatan.

Sains memainkan peran yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pemahaman dan pelaksanaan ibadah.

Dalam konteks ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, pengetahuan tentang sains dapat membantu dalam menentukan arah kiblat, waktu-waktu ibadah, penetapan awal dan akhir bulan Ramadan, serta dalam perencanaan perjalanan ke kota Makkah untuk ibadah haji.

Sains juga berperan dalam pemeliharaan kesehatan, yang

memungkinkan umat Muslim untuk menjalankan ibadah dengan kondisi tubuh yang baik.

Pengetahuan sains juga berkontribusi pada perkembangan ilmu kedokteran, yang membantu dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.

Kesejahteraan fisik dan mental seseorang sangat penting dalam menjalankan ibadah dan beribadah kepada Tuhan dengan sempurna.

Dengan demikian, sains memainkan peran yang krusial dalam mendukung kehidupan manusia yang sehat, nyaman, dan produktif, yang pada gilirannya dapat memudahkan pelaksanaan ibadah. Ini

menunjukkan pentingnya mengintegrasikan pengetahuan tentang sains dengan praktik keagamaan untuk mencapai keseimbangan yang baik dalam kehidupan seorang Muslim.

penjelasan di atas menunjukkan bahwa sains memiliki urgensi yang besar dalam memenuhi tuntutan agama. Sains tidak hanya memainkan peran penting dalam memahami dan menjalankan praktik keagamaan, tetapi juga membantu dalam mengeksplorasi dan memahami tanda- tanda kebesaran Allah dalam alam semesta. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan, umat Muslim dapat lebih mendalam dalam keyakinan dan pengamalan agama mereka.

Pandangan Muhammad Qutb yang menyatakan bahwa sains pada dasarnya adalah cara untuk melaksanakan tugas yang Allah amanahkan kepada manusia, mencerminkan perspektif yang dalam Islam sering disebut sebagai konsep "khalifah" atau perwalian. Dalam Islam, manusia

(9)

dianggap sebagai khalifah (wakil) Allah di bumi, yang memiliki tanggung jawab untuk merawat dan mengelola alam semesta sesuai dengan

kehendak-Nya.(futnot no 13) C. Pendekatan Al-Qur’an Terhadap Sains

Anda benar, Al-Qur'an mengandung banyak ayat-ayat yang dapat dihubungkan dengan berbagai disiplin ilmu sains. Ini mencerminkan relevansi sains dalam agama Islam dan menggarisbawahi pentingnya penggunaan nalar dalam memahami alam semesta.

Beberapa bidang sains yang disentuh oleh Al-Qur'an, seperti yang disebutkan dalam buku Quranic Sciences karya Afzalu Rahman, mencakup kosmologi (kajian tentang asal usul alam semesta), astronomi (kajian tentang benda langit), astrologi (pengamatan bintang dan planet untuk meramalkan kejadian manusia), fisika (kajian tentang hukum alam), kimia (kajian tentang unsur-unsur kimia), botani (kajian tentang tumbuhan), dan banyak lainnya.

(FUTNOT NO 14)

Selain itu, Al-Qur'an juga mendorong manusia untuk menggunakan akal dan nalar mereka dalam mencari pengetahuan, merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah dalam alam semesta, dan memahami hikmah di balik penciptaan-Nya. Penggunaan akal dan penelitian ilmiah dipandang sebagai bentuk penghormatan kepada Allah dan upaya untuk memahami ciptaan-Nya.

Dalam Islam, sains dan agama tidak bertentangan; sebaliknya, mereka dianggap sebagai dua sumber pengetahuan yang dapat saling melengkapi. Dengan demikian, sains dapat

digunakan untuk mendalami pemahaman terhadap agama dan mengapresiasi kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.

Ayat-ayat al-Qur’an yang ada kaitannya dengan sains, dapat

diklassifikasikan kepada dua ketegori. Yang pertama adalah ayat-ayat yang menjelaskan secara umum , sama ada yang berhubungan dengan biologi, fisika,geografi atau astonomi dalam lain sebagainya. Sedangkan yang kedua, adalah ayat-ayat yang menjelaskan secara khusus dan terperinci, seperti tentang uraiannya mengenai masalah reproduksi manusia.(Q.S.

23:12-14). Ayat-ayat tersebut secara umum menyentuh tentang penomena alam semesta jadi.

kajian sains umumnya menggunakan dua metode utama:

observasi dan eksperimen. Kedua metode ini melibatkan penggunaan akal dan panca indera manusia dalam mengumpulkan data dan mengembangkan pemahaman tentang fenomena alam.(futnot no 16) Pandangan Anda tentang peran Al-Qur'an dalam memotivasi aktivitas ilmiah dan menggerakkan sarjana Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan sangat relevan. Al-Qur'an, sebagai sumber wahyu dalam Islam,

memainkan peran penting dalam memotivasi umat Muslim untuk

(10)

mengeksplorasi pengetahuan dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan sains dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi ilmuwan Muslim untuk mengejar pengetahuan dan mengeksplorasi alam semesta. Ini mencerminkan gagasan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena alam adalah bagian dari tugas khalifah manusia di bumi, yaitu merawat dan mengelola ciptaan Allah.

D. Al-Quran Dan Alam Raya

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, Al-Qur'an mengulas tentang alam dan segala fenomenanya. Setidaknya ada tiga poin yang dapat ditekankan dalam konteks ini:

1. Al-Qur'an memberi arahan dan mendorong manusia untuk secara cermat mengamati dan mempelajari alam semesta dengan maksud mendapatkan manfaat serta kemudahan dalam kehidupan mereka. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk membawa mereka kepada kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah SWT. Dari petunjuk ini, dapat dipahami bahwa manusia memiliki potensi untuk memahami dan

memanfaatkan prinsip-prinsip yang mengatur fenomena alam tersebut. Tetapi, perlu diingat bahwa pengetahuan dan pemanfaatan ini bukanlah tujuan akhir yang paling utama.

2. Alam beserta semua isinya, serta regulasi yang mengaturnya, adalah hasil ciptaan Allah SWT. Semuanya tunduk pada kepemilikan dan penguasaan-Nya yang sangat teliti.

(11)
(12)

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, Golshani mendefinisikan sains Islam sebagai sains yang berkerangka pada pandangan hidup Islam (Islamic worldview) yang meliputi kepercayaan akan Tuhan