• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH VITAMIN LARUT DALAM LEMAK IDK 1: VITAMIN E

N/A
N/A
Dinda RCS

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH VITAMIN LARUT DALAM LEMAK IDK 1: VITAMIN E"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

VITAMIN LARUT DALAM LEMAK IDK 1 Vitamin E

Disusun Oleh Anggota Kelompok 3 :

Dinda Rahmandani C.S ( 132011133148 ) Hana Maulida Firdausi ( 132011133149 ) Alfina Nurul Fauziyah ( 132011133150 ) Vivi Nurazizah ( 132011133151 ) Nurma Ilhami ( 132011133152 ) Noviana Dillah R.S.N ( 132011133153 ) Fadhila Pasha Dewanti ( 132011133154 ) Wahyu Nurjanah ( 132011133155 ) Anis Karmilayanti Munir ( 132011133156 )

Rosita ( 132011133157 )

Nina Nur Fadhilah ( 132011133158 ) Ellya Aryanda Eka K. ( 132011133169 )

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...

DAFTAR ISI...

BAB 1 Pendahuluan………...

Latar Belakang……….………....1

Rumusan Masalah……….……1

Tujuan………...2

Manfaat……….2

BAB 2 Pembahasan……….………... 2.1 Definisi Vitamin………3

2.2 Sejarah Vitamin E……….3

2.3 Struktur Vitamin E……….4

2.4 Karakteristik Vitamin E……….4

2.5 Fungsi Vitamin E………...4

2.6 Proses Metabolisme Vitamin E………..…5

2.7 Sumber Vitamin E………..6

2.8 AKG Vitamin E………..7

2.9 Dampak Kekurangan dan Kelebihan ……….…7

BAB 3 Penutup………....………..……… 3.1 Kesimpulan………...…..9

DAFTAR PUSTAKA………10

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat yang larut dalam lemak yang berfungsi dalam pencegahan keguguran dan sterilitas tikus oleh Herbert McLean Evan dan Katharine Scott Uskup. Pada awalnya zat itu dinamakan zat antisterilitas kemudian akhirnya dinamakan vitamin E. Pertama kalinya pada tahun 1935, Gladys Anderson Emerson di University of California, Barkeley mengisolasi vitamin E ke dalam bentuk murni. Kemudian pada tahun 1938, struktur vitamin E dikemukakan oleh Erhard dan berhasil disintesis di tahun yang sama oleh Paul Karrer.

Dalam perkembangannya, vitamin E digunakan pertama kali sebagai agen terapi yang dilakukan oleh Wiedenbaur pada tahun 1938. Pada tahun 1945, Drs. Evan V. Shute dan Wilfred E. Shute mengungkapkan bahwa dampak dosis tinggi vitamin E dapat memperlambat dan bahkan dapat membalikkan perkembangan aterosklerosis. Selanjutnya dalam penelitian lebih lanjut pada tahun 1946, didapatkan hasil yang menyatakan bahwa vitamin E jenis -tacopherol berlebih memiliki dampak pada permeabilitas kapiler dan jumlah trombosit eksperimental rendah serta thrombocytopenic pupura klinis.

Pemaparan singkat tentang sejarah vitamin E membuat kelompok kami ingin mengetahui lebih lanjut segala hal yang berkaitan dengan vitamin E mulai dari struktur, fungsi hingga metabolisme vitamin E dalam tubuh. Hal tersebut akan kami bahas lebih lanjut di bagian selanjutnya yaitu pembahasan.

1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana struktur setiap jenis vitamin E?

b) Bagaimana karakteristik dari vitamin E?

c) Bagaimanan peranan / fungsi dari vitamin E?

d) Bagaimana proses metabolisme vitamin E dalam tubuh?

e) Bagaimana mengatasi dampak dari kekurangan atau kelebihan vitamin E dalam tubuh?

f) Bagaimana pemenuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin E pada tubuh manusia?

1.3 Tujuan

(4)

1) Mengetahui struktur setiap jenis vitamin E 2) Mengetahui sifat vitamin E

3) Mengetahui apa saja fungsi dari vitamin E

4) Mengetahui proses metabolisme vitamin E dalam tubuh 5) Mengetahui apa saja sumber vitamin E

6) Mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin E

7) Mengetahui dampak dari kekurangan atau kelebihan vitamin E dalam tubuh?

1.4 Manfaat

1) Memahami struktur setiap jenis vitamin E 2) Memahami sifat vitamin E

3) Memahami apa saja fungsi dari vitamin E

4) Memahami proses metabolisme vitamin E dalam tubuh 5) Memahami apa saja sumber vitamin E

6) Memahami Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin E

7) Memahami dampak dari kekurangan atau kelebihan vitamin E dalam tubuh?

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Vitamin E

Vitamin E atau tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik. Penting karena vitamin ini mempunyai sifat anti-oksidan sehingga zat gizi ini dapat mencegah atau menghambat terjadinya penyakit degenerative. Disebut unik karena vitamin ini dimasukkan dalam kelompok vitamin, walaupun sebenarnya tidak mempunyai fungsi sebagai kofaktor untuk reaksi enzim seperti lazimnya fungsi vitamin umumnya. Dari berbagai hasil penelitian terbukti, bahwa peranan vitamin E sebagai anti-oksidan lebih menonjol, seperti halnya karoten dan vitamin C.

2.2 Sejarah Vitamin E

Terdapat sekelompok ikatan organik yang mempunyai aktivitas vitamin E. Secara garis besar terdapat 8 buah ikatan yang dapat dikelompokkan menjadi dua : kelompok tacopherol, dan kelompok tacotrienol. Masing-masing dilambangkan dengan abjad α (alpha), γ (gamma), δ (delta), dan ε (epilson). Vitamin E ditemukan pada tahun 1922 oleh Herbert McLean Evan dan Katharine Scott Uskup dengan kegagalan percobaan kehamilan pada binatang percobaan tikus yang dalam makanannya defisien vitamin ini dan pertama kali diisolasi dalam bentuk murni oleh Gladys Anderson Emerson pada tahun 1935 di University of California, Barkeley. Struktur vitamin E pertama kali diungkap oleh Erhard pada tahun 1938. Pada tahun yang sama Paul Karrer berhasil mensintesis vitamin E.

Vitamin E pertama kali digunakan sebagai agen terapi yang dilakukan pada tahun1938 oleh Wiedenbauer. Pada tahun 1945, Drs. Evan V. Shute dan Wilfred E. Shute mengungkap dampak dosis tinggi vitamin E dapat memperlambat dan bahkan dapat membalikkan perkembangan aterosklerosis. Pada tahun 1946 diperoleh hasil yang menyatakan bahwa α-tacopherol berlebih berdampak gangguan permeabilitas kapiler dan jumlah trombosit eksperimental rendah dan tromobocytopenic purpura klinis.

Vitamin E jenis tacotrienol sampai saat ini masih sangat sedikit diteliti sehingga sumber- sumber publikasi belum banyak mempublikasikan hasil penelitian tentang tacotrienol.

2.3 Struktur Vitamin E

(6)

Struktur setiap jenis vitamin E dibedakan dari rantai cabang yang terikat pada gugus bensen. Rantai cabang yang dimaksud adalah metal. Namun demikian, secara garis besar struktur umum adalah sama yakni seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Struktur Kimia Vitamin E

Sedangkan klasifikasi rantai cabang metal untuk masing-masing jenis, yaitu :

Tabel 2.3.2 Klasifikasi Rantai Cabang Metal 2.4 Karakteristik Vitamin E

Semua bentuk vitamin E adalah minyak dan tidak dapat dikristalkan. Minyak ini mempunyai viskositas tinggi, larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin E stabil terhadap suhu, maksudnya vitamin E stabil terhadap panas namun tetap akan rusak jika pemanasannya terlalu tinggi. Vitamin E juga stabil terhadap asam, artinya vitamin E bersifat basa. Vitamin E juga bersifat antioksidan, yakni melindungi asam lemak tak jenuh terhadap oksidasi oleh radikal oksigen yang biasanya dibebaskan dalam proses metabolisme dalam hati.

2.5 Fungsi Vitamin E

Vitamin E memiliki peran penting dalam tubuh, berikut beberapa fungsi vitamin E : 1) Mencegah kerusakan membran dan membantu dalam proses metabolisme sel 2) Membersihkan radikal bebas

3) Melindungi jaringan tubuh dan membantu pertumbuhan jaringan baru 4) Merangsang reaksi kekebalan

5) Membantu dalam sintetis DNA 6) Mencegah penyakit jantung koroner

7) Mencegah keguguran dan gangguan menstruasi

(7)

8) Menguatkan dinding pembuluh darah kapiler 2.6 Proses Metabolisme Vitamin E

Penyerapan vitamin E relatif rendah yakni sekitar 20%-40% oleh usus. Penyerapan vitamin E ini dihambat oleh asam lemak jenuh. Penghambatan penyerapan vitamin E karena interaksi antara tacopherol dan asam lemak tak jenuh dalam lumen usus. Dalam sel makosa usus, semua vitamin E yang dimasukkan ke dalam kilomikron. Jaringan mengambil sebagian vitamin E dari kilomikron. Sebagian besar sisa-sisa vitamin E dari kilomikron masuk ke hati. Protein yang mengikat α-tacopherol mentransfer α-tacopherol ke hati, kemudian diekspor dalam bentuk VLDL (very low density lipoprotein) untuk diserap oleh jaringan. Hasil metabolisme VLDL diubah menjadi LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein). Vitamin E lainnya yang tidak terikat oleh protein tidak dimasukkan ke dalam VLDL, tetapi dimetabolisme di hati dan diekskresikan. Lipoprotein lipase melepaskan vitamin dengan menghidrolisis trigliserol yang di kilomikron dan di VLDL, sedangkan vitamin E yang terikat pada HDL secara terpisah dimediasi reseptor penyerapan lainnya.

Tacopherol dapat mengalami oksidasi reversibel ke epoksida, diikuti oleh pembelahan cincin menghasilkan kuinon, yang direduksi menjadi hydroquinone dan terkonjugasi oleh asam glukuronat diekskresi dalam empedu. Proses tersebut, merupakan rute utama ekskresi. Rantai sisi kuinon dan hydroquinone dapat teroksidasi oleh β-oksidasi. Produk oksidasi ini serta konjugatnya diekskresikan dalam empedu (feses) sekitar 1% dari metabolisme. Sedangkan, sebagian besar vitamin E yang diekskresikan oleh urine merupakan bentuk oksidasi dari vitamin E lainnya.

(8)

Bagan 2.6 Proses Metabolisme Vitamin E 2.7 Sumber Vitamin E

Sumber vitamin E untuk manusia adalah minyak nabati, seperti minyak bunga matahari, minyak jagung, dan minyak zaitun serta sayur-mayur hijau. Vitamin E paling berlimpah di dalam bibit minyak gandum. Sumber vitamin E hewani adalah di dalam jaringan adipose/tisu, mentega, dan kuning telur. Beberapa sumber vitamin E secara rinci yakni ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 2.7 Sumber Vitamin E

2.8 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Vitamin E

(9)

Kebutuhan vitamin E harian untuk setiap orang tentu berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usianya. Asupan vitamin E dibilang tercukupi jika sudah sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) vitamin E.

AKG vitamin E menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia sebagai berikut :

1) 0 – 5 bulan : 4 mcg per hari

2) 6 – 11 bulan : 5 mcg per hari 3) 1 – 3 tahun : 6 mcg per hari 4) 4 – 6 tahun : 7 mcg per hari 5) 7 – 9 tahun : 8 mcg per hari

6) 10 – 12 tahun : 11 mcg per hari (untuk pria) dan 15 mcg per hari (untuk wanita)

7) 13 tahun – lansia : 15 mcg per hari

8) Khusus untuk wanita usia > 65 tahun : 20 mcg per hari 9) Ibu hamil : 15 mcg per hari

10) Ibu menyusui : 19 mcg per hari 2.9 Dampak Kekurangan dan Kelebihan

Dalam mengonsumsi suatu makanan yang mengandung nutrisi atau gizi sebaiknya perlu diperhatikan agar tidak kelebihan maupun kekurangan. Begitu pula dalam mengonsumsi vitamin E.

Berikut dampak dari Kekurangan Vitamin E dalam tubuh : 1) Rawan terhadap penyakit Degeneratif, seperti :

- Ataksia - kerusakan saraf dan kehilangan kemampuan berjalan.

- Aritmia, yaitu detak jantung tidak beraturan - Demensia

- Peningkatan risiko keguguran pada ibu hamil - Kemungkinan bayi lahir cacat

- Pankreatitis kronis - Cystic fibrosis 2) Neuropati perifer

3) Gangguan pencernaan dan penyerapan nutrisi.

4) Penurunan respon imun

(10)

5) Refleks tubuh lambat

Berikut dampak dari Kelebihan Vitamin E dalam tubuh :

1) Konsumsi berlebihan vitamin E dapat menyebabkan kontrakatif terhadap vitamin K yang akan mengakibatkan kekurangan vitamin K. Vitamin E yang dikonsumsi berlebihan bersamaan atau dikombinasikan dengan obat-obatan lain, seperti aspirin dapat menyebabkan kematian.

2) Konsumsi berlebihan vitamin E dapat menyebabkan kontrakatif terhadap vitamin K yang akan mengakibatkan kekurangan vitamin K.

3) Menimbulkan keracunan

4) Pemakaian dosis >400 IU (240 mg) dapat mengosongkan ketersediaan vitamin A, menghambat absorpsi atau aksi vitamin K, menyebabkan diare, nyeri lambung, dan rasa lesu.

5) Pemakaian dosis 2000 IU/hari menyebabkan kematian.

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin E atau Tokoferol merupakan zat gizi yang penting dan unik. Semua bentuk vitamin E adalah minyak yang mempunyai viskositas tinggi, larut dalam minyak dan zat pelarut lemak, juga tidak dapat dikristalkan. Vitamin E stabil terhadap suhu, stabil terhadap asam (bersifat basa), dan bersifat antioksidan. Struktur setiap jenis vitamin E dibedakan dari rantai cabang yang terikat pada gugus bensen. Rantai cabang yang dimaksud adalah metal. Namun secara garis besar struktur umum adalah sama. Vitamin E memiliki peran penting dalam tubuh yakni mencegah kerusakan membran dan membantu dalam proses metabolisme sel, membersihkan radikal bebas, melindungi jaringan tubuh dan membantu pertumbuhan jaringan baru, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit jantung coroner, mencegah keguguran dan gangguan menstruasi.

Konsumsi berlebihan vitamin E dapat menyebabkan kontrakatif terhadap vitamin K yang akan mengakibatkan kekurangan vitamin K. Vitamin E yang dikonsumsi berlebihan bersamaan atau dikombinasikan dengan obat-obatan lain, seperti aspirin dapat menyebabkan kematian. Sedangkan kekurangan vitamin E dapat menyebabkan neuropati perifer, ataksia, miopati skeletal, retinopati, penurunan respon imun, penghancuran sel darah merah, dan rawan terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu diperlukan ada nya upaya untuk mengatasi hal tersebut dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan kadar vitamin e didalam tubuh. Sumber vitamin E terdapat pada minyak nabati, seperti minyak bunga matahari, minyak jagung, dan minyak zaitun serta sayur-mayur hijau serta vitamin E paling berlimpah di dalam bibit minyak gandum.

Selain itu, sumber vitamin E juga didapatkan dari suplemen Vitamin E dan dari hewani yakni terdapat pada di dalam jaringan adipose/tisu, mentega, dan kuning telur.

Penyerapan vitamin E sendiri relatif rendah yakni sekitar 20%-40% oleh usus.

Penyerapan vitamin E ini dihambat oleh asam lemak jenuh. Penghambatan penyerapan vitamin E karena interaksi antara tacopherol dan asam lemak tak jenuh dalam lumen usus.

Sebagian besar vitamin E yang diekskresikan oleh urine merupakan bentuk oksidasi dari vitamin E lainnya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Halim, Kelvin S. Gz. 8 September 2020. Tingkatkan Imun Tubuh dengan Vitamin E. https://jovee.id/tingkatkan-imun-tubuh-dengan-vitamin-e/ , diakses pada 25 Desember 2020

Permadhi, Dr. Inge MS. 2017. Vitamin E ( α- Tokophenol ) https://staff.ui.ac.id/system/files/users/agnes.riyanti/material/s2vitamine.pdf , diakses pada 28 Desember 2020

Lamid, Astuti. 2018. Vitamin E sebagai Antioksidan.

https://media.neliti.com/media/publications/151393-ID-vitamin-e-sebagai- antioksidan.pdf , diakses pada 28 Desember 2020

Jauhari, Ahmad. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu Sumbono, Aung. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Papua Barat: Deepublish

Supariasa, I Dewa Nyoman. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2001. Penilaian Status Gizi.

Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Li (2008) vitamin C lebih berperan dalam suplai asam lemak bebas dalam telur yang dihasilkan, sedangkan vitamin E dan asam lemak esensial dibutuhkan secara

Vitamin C atau asam bersifat larut dalam air dan sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah. Akan tetapi vitamin C sukar larut dalam pelarut

Vitamin E adalah antioksidan alami yang larut dalam lemak, yang, ketika dimasukkan ke dalam ransum unggas , cenderung untuk membawa stabilitas oksidatif

Persentase kadar lemak daging pada perlakuan pemberian minyak ikan lemuru 0, 3 dan 6 persen yang disuplementasi vitamin E pada tingkat 100 dan 200 ppm menunjukkan

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan..

peningkatan fragilitas eritrosit thd H2O2 (bayi prematur : BBLR, pada penderita sindrom malabsorpsi dan steatore & penyakit dgn gangguan absorpsi lemak).  Vitamin

Menurut Li (2008) vitamin C lebih berperan dalam suplai asam lemak bebas dalam telur yang dihasilkan, sedangkan vitamin E dan asam lemak esensial dibutuhkan secara

 Preformed vitamin A hanya terdapat dari BMS hewan seperti : hati, lemak dari susu, cod liver oil , bagian organ dari hewan  Provitamin A dapat diperoleh dari daun berwarna