• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Simbolis Pada Kain Ulos Asal Batak

N/A
N/A
Monika indriani lumbanraja

Academic year: 2024

Membagikan " Makna Simbolis Pada Kain Ulos Asal Batak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Makna Simbolis Pada Kain Ulos Asal Batak.

Inggrid Bintang Thesalonicha

Mahasiswi Program Studi Ekonomi Pembangunan , Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Sebelas Maret , Surakarta,Indonesia

Email : [email protected]

For the Lake Toba Batak ethnic group, as is the case with the laij community in Indonesia they have hand-woven textiles known as "ulos". The purpose of this research is to specifically determine the type & use of ulos based on their history, and also explain the philosophy of patterns and colors of ulos that are usually used. The research method used is descriptive qualitative, the results of research are to find out "ulos" not only made to be worn as clothing, but are a significant status symbol, serve as a valuable heirloom, or are a ceremonial gift during an event in the human life cycle starting from birth and marriage to death. The implication of the research is to be a source of conveying the meaning of the motive to millennial generation, to make the Batak millennial children appreciate and preserve ulos, and to enrich Indonesian culture, especially in terms of typical Sumatran clothing.

1. PENDAHULUAN

Ulos merupakan jenis kain adat tradisional yang sering digunakan untuk upacara adat tradisional yang digunakan untuk upacara adat pada suku Batak.Kain ini merupakan salah satu syarat utama dalam melaksanakan upacara adat Batak . Keberadaan kain Ulos tersebut dalam suatu upacara juga dapat menjadi identitas yang jelas dan merupakan cara penghormatan kepada orang – orang yang melaksanakan adat maupun kepada para undangan yang menghadiri acara adat.

Pada mulanya fungsi Ulos adalah untuk menghangatkan badan, tetapi beberapa waktu kebelakang Ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang Batak. Ulos tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak. Setiap Ulos mempunyai makna sendiri-sendiri, artinya mempunyai sifat, keadaan, fungsi, dan berhubungan dengan hal atau benda tertentu. Dalam pandangan suku kaum Batak ada tiga unsur yang mendasarkan dalam kehidupan manusia, yaitu darah, nafas, dan panas.

Dua unsur pertama adalah pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian. Panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin dipemukiman suku bangsa batak, lebih-lebih lagi diwaktu malam. Menurut pandangan suku bangsa batak, ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan Ulos.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengetahui makna dan nilai – nilai yang terkandung dalam Ulos . Selain itu tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi sebenarnya dari kain Ulos dan juga fungsi kain Ulos di masa sekarang oleh masyarakat umum.

(2)

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pendekatan yang digunakan dengan analisi isi yaitu dengan cara menggali makna – makna yang terkandung pada motif kain Ulos Batak.Data penelitian ini adalah motif kain Ulos Batak yang diambil dari Toba . Di analisis dengan studi literatur Saut Poltak Tambunan melalui wawancara nya di salah satu pameran Ulos di Museum Tekstil Jakarta pada 2018.

3. HASIL

A. Ulos Ragihotang

Kain Ulos Corak Fungsi Makna

Diberikan pada saat pernikahan untuk penguat ikatan batin

kedua mempelai.

Ragi = Corak Hotang = Rotan, Ulos ini memiliki corak rotan, pada

saat pernikahan ulos ini mengingatkan bahwa ikatan kedua

pasang an akan kuat dan kokoh seperti rotan.

Latar Belakang Budaya: Masyarakat Batak dari jaman dulu merupakan masyarakat pegunungan, di mana hutan merupakan salah satu sumber

mata pencaharian mereka.

Rotan banyak dan mudah ditemukan di daerah tanah Batak dan menjadi alat pengingkat barang yang paling

sering digunakan karena kekuatan dan ketahan dari rotan itu sendiri.

Sehingga rotan dijadikan corak pada kain ulos sebagai lambang dari

ikatan yang kokoh dalam pernikahan.

Dalam sebuah kisah lama dalam sejarah penamaan “Batak” rotan juga

disebutkan dalam cerita sebagai tanaman yang membuat seorang pendatang memasuki hutan yang akhirnya menjadi tanah Batak.

(3)

B. Ulos Bintang Maratur

Kan Ulos Corak Fungsi Makna

Samosir : Diberikan kepada wanita yang sedang hamil 7 bulan.

(Melancarkan proses kelahiran dan mendapat keturunan berikutnya).

Daerah lain: Diberikan kepada anak saudari perempuan pada saat pemberian nama. (Patuh dan menghormati orangtua).

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur, bermakna kepatuhan dan kerukunan dalam ikatan kekeluargaan.

Secara umum orang Batak sangat menghormati orang tua, mereka mengatakan orang tua merupakan wali Allah di dunia. Maka corak bintang pada kain ini digambarkan secara sejajar dan rapi untuk menegaskan kepatuhan dan

kerukunan dalam keluarga, terutama kepatuhan seorang anak kepada orang tuanya

C. Ulos Mangiring

Kain Ulos Corak Fungsi Makna

Samosir : Diberikan kepada wanita yang sedang hamil 7 bulan. (Melancar- kan proses kelahiran dan kelahiran anak diiringi dengan anak selanjutnya).

Daerah lain: Diberikan kepada anak pertama pada suatu keluarga baru (anak berumur min. 2 minggu).

Latar Belakang Budaya:

Bentuk ini digambarkan secara beriringan

untuk melambangkan kesepakatan bersama.

Terutama dalam membentuk keluarga.

D. Ulos Suri – suri / Suri – surina Ganjang

Kain Ulos Corak Fungsi Makna

(4)

Motifnya berbentuk seperti sisir meman-

jang.

Ulos ini merupakan ulos yang diwariskan turun-

temurun kepada anak cucu dalam keluarga

Batak.

Jaman dahulu: dipakai oleh raja-raja atau tua-tua adat

dalam acara tertentu.

(Disilangkan di dada dan ada juga menyelimuti

dada).

Ulos ini harus memiliki 33 garis.

Arti motif pada ulos ini sendiri mengartikan ciri khas orang Batak yang

teguh dalam satu pendirian dan selalu menurun kepada anak cucunya.

.

E. Ulos Sibolang / Tujung / Saput

Kain Ulos Corak Fungsi Makna

Ulos ini diberikan pada saat upacara dukacita. Orang

dewasa yang meninggal tetapi

belum punya cucu ketika diberikan

dinamakan Ulos Saput. Laki-laki yang ditinggal istri maupun

perempuan yang ditinggal suami ketika

diberikan dinamakan Ulos Tujung.

(Agar sabar menghadapi kesulitan)

Latar Belakang Budaya:

Masyarakat Batak sangat memegang teguh landasan Dalihan Na Tolu, di dalamnya keluarga merupakan hal

utama.

Sehingga ketika seseorang ditinggalkan, orang tersebut akan

merasakan kesedihan yang mendalam tetapi orang Batak akan

tetap kuat dan sabar dalam menghadapi dukanya.

Corak runcing menghadap keatas pada ulos ini melambangkan kalau orang Batak itu selalu menanggung

semua bebannya dengan sabar dan begitu banyaknya perjalanan yang tajam ataupun pergumulan,

dia selalu kuat menghadapi semua persoalannya dan terus memandang

maju ke atas.

F. Ulos Sitoluntuho – Bolean

Kain Ulos Corak Fungsi Makna

(5)

Dipakai oleh raja-raja atau

tua-tua adat jaman dahulu dan sudah sangat langka untuk ditemukan, Karena pembuatannya yang bisa sampai 2-3 bulan untuk 1 ulos dan harganya yang cukup mahal, sehingga jarang ada

yang memiliki ulos jenis ini pada jaman dahulu.

Ulos ini dipakai pada saat manortor

(menari) di suatu upacara adat

Latar Belakang Budaya:

Kesuburan tanah dan faktor alam membuat orang Batak secara umum hidup dari hasil pertanian. Tuho

adalah alat yang sering digunakan dalam bertani, sehingga

pengembangan dari alat pelubang tanah ini menjadi inspirasi salah satu corak kain ulos.

KESIMPULAN

Ulos suku Batak merupakan sebuah identitas yang dimiliki oleh masyarakat di suku Batak dan menjadi ikon bagi masyarakat itu sendiri, ulos juga hasil benda budaya dari leluhur suku Batak, sebagai generasi penerus bangsa , pemuda Indonesia khususnya suku Batak harus melakukan pelestarian Ulos suku Batak agar nilai budayanya terjaga dan tidak punah.

DAFTAR PUSTAKA

Hanna,Yomma.2018.”Sejarah di Balik Ulos Kain Khas Batak, Salah Satu Sumber Kehangatan”.Bobo.Juni.Jakarta.

Anisa,Dina Fitri.2018.”Lima Makna Kain Ulos dalam Kehidupan”.Berita Satu.September.Jakarta Silaban,Karmawan.2019.”Mengenal Ulos , Kain Sakral Suku Batak”.Tagar News.November.Jakarta Sadhono,Khundaru.2017.”Pembelajaran Sastra , Melalui Bahasa dan Budaya Untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter Kebangsaan di Era Mea ( Masyarakat Ekonomi Asean ) “.Proceedings Education and Language International Language.Juni.Surakarta

Sadhono,Khundaru,dkk.2008.” Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi”.Solo Press.Surakarta

Royandi.2016.”Tiga Warna Ulos dan Maknanya”.Tribun News.September.Siantar Ralie,Zoraya.2017.” Ulos Bukan Sekedar Kain Tenun”.Beritagar.November.Jakarta

(6)

Paramita,Eka Wahyu.2019.”Tiap Motif Kain Ulos Punya Makna , Bagaimana Membedakannya?”.Tempo.co.November.Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai makna simbolik upacara adat mangulosi (pemberian ulos) pada siklus kehidupan masyarakat Batak Toba khususnya di kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif motif songket Melayu yang terdapat di Batu Bara dan simbol dibalik motif tersebut,dalam penelitian ini penulis meneliti

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap perubahan produksi tenun ulos yang terdapat pada masyarakat Batak Toba di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan.. Jenis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk ornamen, warna dan makna simbol yang terkandung dalam kain songket Melayu Batubara di Desa Padang Genting

Dalam proses pemberkatan bayi yang dilaksanakan terdapat sejumlah kerabat dekat yang tidak mengnakan pakaian adat, mereka tidak mengetahui jenis Ulos yang harus

Tenun ikat maumere memiliki makna, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan serta benang yang digunakan dan tiap

Fungsi dari setiap jenis kain tenun tradisional Toraja beranekaragam sesuai motif, warna dari kain tenun tersebut, ada yang digunakan dalam upacara-upacara adat dan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara pelaksanaan, peralatan-peralatan yang digunakan, makna dan fungsi lambang-lambang serta pantangan yang harus