• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

Penerimaan pasien baru merupakan prosedur yang dilakukan oleh perawat pada saat pasien baru datang ke ruang rawat inap. Bagi pasien baru, agen akan meminta keluarga atau pendampingnya untuk mengisi formulir pendaftaran pasien baru.

Gambar Alur Pasien Rawat Jalan
Gambar Alur Pasien Rawat Jalan

Serah Terima Pasien Baru

Kemudian tahap registrasi, dimana proses ini meliputi registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap, penerimaan langsung dari unit gawat darurat, pasien baru pertama yang datang untuk observasi. Dalam proses ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain apa yang perlu dilakukan secara efektif dan efisien, dilakukan oleh perawat yang terampil dan berpengetahuan luas agar mampu menjawab pertanyaan pasien, selalu menjaga privasi pasien dan menjaga sopan santun dalam berkomunikasi. . dengan pasien dan keluarga.

Orientasi Pasien Baru

Penerimaan pasien bertujuan untuk mengetahui identitas dan kondisi pasien, menyambut pasien dan mengurangi kecemasan pasien dan keluarga. Orientasi yang dilakukan oleh PP dengan mempertimbangkan kondisi pasien dan kerabatnya, sehingga apabila dilaksanakan dengan benar maka akan memberikan orientasi yang baik.

Asesmen awal

Penilaian awal terhadap seorang pasien sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan memulai pengobatan, sesuai ketentuan SNARS Edisi 1.1 (Hendro, 2021). Penilaian awal terhadap seorang pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap, sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan mengawali proses pelayanan.

Skrining pada pasien

Semua pasien rawat inap dan rawat jalan disaring untuk mengetahui rasa sakitnya dan jika ada rasa sakit maka dilakukan penilaian. Skrining rawat jalan merupakan upaya menilai pasien yang berobat jalan untuk kondisi darurat, keterbatasan fisik, kemungkinan penularan penyakit melalui batuk, dan risiko terjatuh.

Pengkajian Discharge planning

30 59% kerugian yang dapat dicegah atau diperbaiki setelah meninggalkan rumah sakit mencakup cacat yang berhubungan dengan sistem komunikasi yang buruk atau lemah (Lobchuk et al., 2021). Proses perencanaan pemulangan terdiri dari identifikasi, penilaian, penetapan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan evaluasi dengan menggunakan alat ISBAR atau alat CUS (Lobchuk et al., 2021).

Asesmen khusus untuk pasien beresiko khusus

Diagnosis keperawatan 2. Perencanaan Keperawatan

Dokumentasi keperawatan

Diagnosis keperawatan

Subjektif

Discharge Planning

Menyusun catatan terintegrasi

Dokumentasi Implementasi Asuhan Keperawatan 3. Menggunakan Clinical Pathways

Menyusun catatan terintegrasi

Yang dimaksud dengan catatan kemajuan pasien terpadu (CPPT) adalah suatu formulir yang berisi catatan kemajuan pasien antar pemberi pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk menentukan tindak lanjut pelayanan pasien (Setyaningtyas & Wahab, 2021). Sebagai acuan dalam penulisan pelayanan pasien pada pencatatan terpadu sehingga terdapat keseragaman penulisan lembar CPPT pada rekam medis pasien (Mediaperawat, 2020; Sukawan dkk., 2021). DPJP membuat rencana perawatan pasien secara individual dan ditinjau serta diverifikasi dengan mencatat kemajuan dalam catatan terpadu.

Dokter memasukkan hasil pelayanan medis pasien atau kesimpulan pertemuan tim perawatan atau pembahasan lain mengenai kerjasama dalam rekam medis pasien ke dalam rekam medis terpadu. Metode penulisan data pada catatan perkembangan pasien diintegrasikan dengan format berorientasi masalah yang dikenal dengan konsep SOAP.

Dokumentasi Implementasi Asuhan Keperawatan

Rekonsiliasi obat 2. Manajemen obat

Pengelolaan obat emergensi

Rekonsiliasi obat

Semua obat yang digunakan pasien, baik yang diresepkan maupun yang dijual bebas, termasuk jamu, harus melalui proses rekonsiliasi. Ketidakcocokan juga dapat terjadi jika obat-obatan hilang, berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa adanya kejelasan yang tercatat dalam rekam medis pasien. Perbedaan ini disengaja oleh dokter pada saat penulisan resep atau tidak disengaja, dimana dokter tidak mengetahui bahwa terdapat perbedaan pada saat penulisan resep.

Komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau perawat mengenai perubahan pengobatan yang terjadi. Apotek bertanggung jawab atas informasi obat yang diberikan.

Manajemen obat Pengorganisasian

Obat yang disediakan oleh Instalasi Farmasi merupakan obat yang ada di Formularium Rumah Sakit yang dirancang berdasarkan Formularium Nasional. Perencanaan dimulai dari pengecekan stok obat yang masih tersedia di gudang yang dilakukan oleh pegawai bagian gudang rumah sakit, kemudian dilakukan estimasi atau perencanaan barang apa saja dan berapa banyak yang akan disimpan dimana dalam perencanaan ini pihak gudang bekerjasama dengan bagian instalasi. Tujuan utama terselenggaranya distribusi obat yang baik adalah terselenggaranya sistem penjaminan mutu oleh distributor, antara lain menjamin pendistribusian obat secara merata dan teratur sehingga obat yang diperlukan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan, terlaksananya keselamatan lalu lintas dan penggunaan obat yang benar untuk mencapai tujuan. pihak yang secara hukum diperlukan untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan atau penyalahgunaan, menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat sampai pada konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunakan sesuai peruntukannya, terjaminnya penyimpanan obat yang aman dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kondisi yang diperlukan, termasuk pada saat pengangkutan (Susanto, 2017).

Salah satu faktor yang menunjang terjaminnya mutu obat adalah bagaimana obat disimpan dengan benar dan sesuai standar yang telah ditetapkan. Penyimpanan obat juga menjadi salah satu faktor penting dalam penanganan obat di rumah sakit, karena dengan penyimpanan yang baik dan benar maka akan mudah untuk mengambil obat yang lebih efektif dan pelayanan kesehatan yang lebih baik pada tingkat pertama.Tujuan dari penyimpanan obat adalah agar obat tersedia di unit pelayanan. kualitas kesehatan dapat dipertahankan.

Pengelolaan obat emergensi

Asesmen ulang

Transfer Internal Pasien 3. Pelaporan Insiden

Menangani Komplain Pelanggan

Asesmen ulang

Transfer Internal Pasien

Pemindahan pasien bertujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pasien pada saat perpindahan ke tempat pelayanan (Wahyu Untari Aji, Moch. Arief TQ, 2008). Di beberapa rumah sakit, proses pengelolaan data pasien masuk, keluar, dan transfer dilakukan di area pendaftaran pasien. Di RSUD Jati Husada sendiri tempat penelitian ini dilakukan, proses pengelolaan data pasien masuk, keluar dan proses perpindahan internal pasien terdiri dari pencatatan, pengolahan dan pelaporan data di rumah sakit (Wahyu Untari Aji , Moch.Arief TQ, 2008).

Berdasarkan hasil observasi di rumah sakit ditemukan fenomena formulir transfer pasien internal yang tidak terisi lengkap (I.F. Wahyuni, 2021). Fenomena tersebut menunjukkan belum maksimalnya pengisian formulir transfer pasien internal yang diduga disebabkan oleh banyaknya pasien dan buruknya koordinasi tenaga medis, tenaga perawat, dan tenaga profesional lainnya.

Pelaporan Insiden

Pengaturan persetujuan atau penolakan tindakan medik berupa kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen rumah sakit. Dokter yang melakukan tindakan medis mempunyai tanggung jawab utama untuk memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Tindakan medis jenis ini memerlukan informed consent yang disiapkan oleh komite medis dan kemudian ditentukan oleh manajemen rumah sakit.

Setelah tim kode biru mendapat informasi aktivasi kode biru, mereka segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil alat resusitasi dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi kejadian henti jantung paru. Waktu respon dari pengaktifan kode biru hingga kedatangan tim kode biru di lokasi kejadian henti jantung adalah 5 menit.

Menangani Komplain Pelanggan

  • Pengetahuan
  • Sikap
  • Komunikasi
  • Pengertian Pendidikan Pasien dan Keluarga
  • Penggunaan Obat-obatan Yang Didapat Pasien Secara Efektif dan Aman
  • Penggunaan Peralatan Medis Secara Efektif dan Aman 4. Diet dan nutrisi
  • Manajemen nyeri

Dengan demikian, Clinical Pathway penting sebagai rekayasa alur pelayanan, agar pelaksanaan pelayanan dapat terorganisir dan sesuai rencana. Jalur klinis memiliki komponen utama, yaitu kategori layanan, jangka waktu, kriteria hasil, dan registrasi varian. Alasan mengapa jalur klinis penting dalam penanganan keluhan adalah untuk meminimalisir keluhan yang masuk.

Dapat disimpulkan bahwa jalur klinis memainkan peran penting dalam pemberian layanan yang tepat dan efektif. Jika lintasan klinis dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan, maka tujuan peningkatan mutu pelayanan juga akan tercapai.

Pengertian Pendidikan Pasien dan Keluarga

Setelah mendapat edukasi pasien, dipastikan pasien telah menerima dan memahami edukasi yang diberikan oleh Unit Terkait: rawat inap.

Penggunaan Obat-obatan Yang Didapat Pasien Secara Efektif dan Aman

Penggunaan Peralatan Medis Secara Efektif dan Aman

Evaluasi Keperawatan

Dokumentasi Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

Dokumentasi Evaluasi Keperawatan

Alur dan Prosedur Pasien Pulang

91 Dengan mencentang kotak lainnya, isi surat rujukan rumah sakit (sebutkan nama rumah sakit) dan keluarga pasien akan membawa surat tersebut ke klinik rawat jalan untuk registrasi dan kasir, dimana mereka akan melakukan pembayaran. Untuk menghindari risiko, setiap pasien yang terpaksa pulang harus memberikan surat pernyataan bahwa pihak medis tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada pasien akibat pengobatan yang tidak tuntas, dan keluargalah yang menanggung risikonya. Jika pasien terpaksa pulang, konsultasikan dengan tim medis, persiapkan pasien dan keluarga untuk menandatangani kontrak pemulangan paksa pasien, yang sebelumnya telah diberitahukan dengan informasi terlengkap.

Jika pasien kembali ke rumah dalam keadaan pulih namun memerlukan perawatan lanjutan, berkoordinasi dengan unit perawatan lanjutan (Home Care) untuk perawatan lebih lanjut. Tanyakan kembali kepada pasien dan keluarga apakah memahami isi surat keterangan keluar pasien.

Membuat Resume Pasien Pulang

Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan medis, dimulai dari pelayanan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), apabila diperlukan pelayanan lebih lanjut dari dokter spesialis maka pasien dapat dirujuk dari FKTRL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut), pelayanan kesehatan tingkat kedua. . pada institusi kesehatan sekunder hanya dapat diberikan dengan rujukan dari institusi kesehatan sekunder dan institusi kesehatan primer, pelayanan kesehatan tingkat ketiga pada institusi kesehatan tersier hanya dapat diberikan dengan rujukan dari institusi kesehatan sekunder dan institusi kesehatan primer (Buwono et al., 2016). Secara khusus, rujukan pasien eksternal atau vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar tingkat layanan kesehatan yang berbeda, yang dapat dilakukan dari layanan tingkat yang lebih rendah ke tingkat layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Rujukan vertikal dari pelayanan tingkat rendah ke pelayanan tingkat lebih tinggi dilakukan apabila pasien memerlukan pelayanan penyegelan spesialis atau subspesialisasi dan perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien karena keterbatasan peralatan dan/atau kapasitas tenaga tenaga kerja, sedangkan rujukan vertikal dari pelayanan tingkat yang lebih tinggi ke pelayanan tingkat yang lebih rendah dilakukan apabila gangguan kesehatan pasien dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan tingkat yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya; kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;

Dokter DPJP menyarankan agar pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi dan menuliskan surat rujukan dari pasien pada formulir yang tersedia. Karu atau perawat jaga berkoordinasi dengan PIC pelayanan Covid-19 di rumah sakit terkait (dalam hal ini termasuk rencana pandemi Covid-19).

Mangelola Administrasi Pasien Pulang Prosedur Pengurusan Pasien Pulang

Menyerahkan surat pengantar pembayaran yang ditandatangani oleh pengelola ruangan di titik pembayaran/penyelesaian pada jam kerja atau jendela pembayaran 24 jam setelah jam kerja dengan melampirkan copy SEP yang telah disahkan oleh petugas BPJS.

KEPERAWATAN

  • Kepatuhan Identifikasi Pasien 2. Peningkatan Komunikasi Efektif
  • Kewaspadaan Terhadap Obat High-Allert 4. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
  • Konsep Keselamatan Pasien
  • Kepatuhan Identifikasi Pasien
  • Kewaspadaan Terhadap Obat High-Allert
  • Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Pengertian Resiko Pasien Jatuh

Kegiatan pencegahan jatuh pasien rawat jalan merupakan upaya cepat yang dilakukan petugas/perawat rawat jalan untuk mengidentifikasi/mengkaji risiko jatuh pasien. Skrining risiko jatuh pada pasien rawat jalan dapat dilakukan sejak pasien tiba di klinik rawat jalan. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak merupakan upaya perawat untuk menentukan risiko jatuh pada pasien dengan menggunakan lembar penilaian risiko jatuh khusus pasien anak dengan menggunakan metode humpty dumpty.

Melaksanakan pengkajian risiko jatuh yang merupakan pengkajian awal yang sebaiknya dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit. Penilaian risiko jatuh pada pasien lanjut usia merupakan upaya perawat untuk mengetahui risiko jatuh pada pasien lanjut usia dengan menggunakan lembar penilaian.

PENERAPAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

  • Kebersihan Tangan 2. Alat Pelindung Diri
  • Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien 4. Kesehatan Lingkungan
  • Pengelolaan limbah 6. Penatalaksanaan Linen
  • Perlindungan Kesehatan Petugas 8. Penempatan Pasien
  • Kebersihan Tangan
  • Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien
  • Kesehatan Lingkungan
  • Perlindungan Kesehatan Petugas
  • Penempatan Pasien
    • Hygiene Respirasi, Etika Batuk dan Bersin
  • Praktik Menyuntik Yang Aman
  • Praktik Lumbal Pungsi Yang Aman

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan gerobak linen kotor berbeda dengan gerobak linen bersih; Linen infeksius dimasukkan ke dalam kantong linen infeksius (kuning); memasukkan linen kotor ke dalam gerobak disertai pengisian formulir penyerahan linen dan menghitung batang linen yang masuk ke dalam gerobak; gerobak harus selalu tertutup; linen kotor dikirim ke laundry setiap hari; dan penutup stroller sebaiknya dicuci minimal seminggu sekali (Purnama, 2019). Minimalkan penanganan linen kotor untuk mencegah kontaminasi udara dan personel yang menangani linen. Semua linen kotor segera dibungkus/dimasukkan ke dalam kantong kuning di tempat penggunaan dan tidak dapat disortir atau dicuci di tempat penggunaan linen.

Transportasi dengan troli terpisah, untuk linen kotor atau terkontaminasi dalam kantong kuning. Pastikan aliran linen kotor dan linen kotor mencapai cucian secara terpisah dari linen bersih.

RUMAH SAKIT

  • Pengertian Akreditasi Rumah Sakit
  • Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Akreditasi D. Landasan Hukum Akreditasi Rumah Sakit
  • Klasifikasi Standar Akreditasi Rumah Sakit
  • Tujuan dan Manfaat Akreditasi Rumah Sakit a. Tujuan
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Akreditasi 1. Sumber daya manusia
    • Ketersediaan saranan dan prasarana
    • Penghargaan, pembinaan dan pengawasan
    • Sosialisai akreditasi dan standar operasional prosedur

Meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat, sumber daya manusia di rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi. Rumah Sakit yang mempunyai sumber daya manusia yang memadai tentunya dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan. Adanya sarana dan prasarana memudahkan staf rumah sakit dalam mengutamakan keselamatan pasien (Khaulla Miandi & Peristiowati, 2022).

Pengaruh akreditasi terhadap peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit (systematic review study). Tinjauan Pustaka: Peran CPPT dalam meningkatkan komunikasi efektif dalam pelaksanaan kolaborasi interprofesional di rumah sakit.

BIOGRAFI PENULIS

Gambar

Gambar Alur Pasien Rawat Jalan

Referensi

Dokumen terkait

[r]