• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis keperawatan

Dalam dokumen MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN (Halaman 38-46)

Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah atas data hasil pengkajian yang digunakan oleh perawat untuk membuat rencana, melakukan implementasi dan evaluasi (NANDA International dalam (Rofi’i, 2019)). Perlu diperhatikan oleh perawat, bahwa penulisan diagnosis keperawatan banyak terjadi perbedaan dalam penulisan nama diagnosis.

Menurut hasil penelitian dari Rofii bahwa penulisan 1 (satu) diagnosa Tidak Efektif Bersihan Jalan Nafas terdapat 13 variasi nama diagnosis yang berbeda. Perawat menuliskan diagnosa pola nafas tidak efektif terdapat 7 variasi nama penulisan diagnosis. Perawat juga menuliskan diagnosa nyeri akut terdapat 5 variasi penulisan diagnosis keperawatan, dan menuliskan diagnosis hipertermi terdapat 2 variasi nama penulisan diagnosis keperawatan (Rofii et al., 2018)

Contoh perumusan diagnosis keperawatan Hambatan mobilitas fisik (00085) (NANDA International, 2018)

Hambatan mobilitas fisik (00085) Definisi

Keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

Batasan Karakteristik

 Dispnea setelah beraktifitas

 Gangguan sikap berjalan

 Gerakan lambat

 Gerakan spastika

 Gerakan tidak terkoordinasi

33

 Instabilitas postur

 Kesulitan membolak-balik posisi

 Keterbatasan rentang gerak

 Ketidaknyamanan

 Melakukan aktifitas selain sebagai pengganti pergerakan (misalnya, meningkatkan perhatian pada aktifitas orang lain, mengendalikan perilaku, fokus pada aktifitas sebelum sakit)

 Penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus

 Penurunan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar

 Penurunan waktu reaksiTremor akibat bergerak Faktor yang Berhubungan

 Agens farmaseutikal

 Ansietas

 Depresi

 Disuse

 Fisik tidak bugar

 Gangguan fungsi kognitif

 Gangguan metabolisme

 Gangguan muskuloskeletal

 Gangguan neuromuskular

 Gangguan sensoriperseptual

 Gaya hidup kurang berat

 Indeks massa tubuh di atas persentil ke- 75 sesuai usia

 Intoleran aktifitas

 Kaku sendi

 Keengganan memulai pergerakan

 Kepercayaan budaya tentang aktifitas yang tepat

 Kerusakan integritas struktur tulang

 Keterlambatan perkembangan

 Kontraktur

 Kurang dukungan lingkungan (misalnya, fisik atau sosial)

 Kurang pengetahuan tentang nilai aktifitas fisik

 Malnutrisi

 Nyeri

 Penurunan kekuatan otot

 Penurunan kendali otot

 Penurunan ketahanan tubuh

34

 Penurunan massa otot

 Program pembatasan gerak

Contoh perumusan diagnosis keperawatan Intoleransi aktifitas (00092) (NANDA International, 2018)

Intoleransi aktifitas (00092) Definisi

Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan

Batasan Karakteristik

 Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas

 Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas

 Perubahan elektrokardiogram (EKG)

 Ketidaknyamanan setelah beraktivitas

 Keletihan

 Kelemahan umum Faktor yang Berhubungan

 Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

 Imobilitas

 Tidak pengalaman dengan suatu aktivitas

Contoh perumusan diagnosis keperawatan Keletihan (00093) (NANDA International, 2018)

Definisi

Keletihan terus-menerus dan penurunan kapasitas untuk kerja fisik dan mental pada tingkat yang lazim

Batasan Karakteristik

 Gangguan konsentrasi

 Gangguan libido

 Apatis

 Kurang minat terhadap sekitar

 Mengantuk

 Merasa bersalah karena tidak dapat menjalankan tanggung jawab

35

 Tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya

 Tidak mampu mempertahankan rutinitas yang biasanya

 Peningkatan keluhan fisik

 Peningkatan kebutuhan istirahat

 Penurunan performa peran

 Kekurangan energi

 Introspeksi

 Letargi

 Pola tidur tidak menyehatkan

 Kelelahan

Faktor yang Berhubungan

 Ansietas

 Depresi

 Kendala lingkungan

 Peningkatan kelelahan fisik

 Malnutrisi

 Gaya hidup tanpa stimulasi

 Tuntutan pekerjaan

 Fisik tidak bugar

 Kurang tidur

 Stressor

Contoh perumusan diagnosis keperawatan Defisiensi pengetahuan (00126) (NANDA International, 2018)

Definisi

Ketiadaan atau defisien informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu atau kemahiran.

Batasan Karakteristik

 Ketidakakuratan mengikuti perintah

 Ketidakakuratan melakukan tes

 Perilaku tidak tepat

 Kurang pengetahuan Faktor yang Berhubungan

 Kurang informasi

36

 Kurang minat untuk belajar

 Kurang sumber pengetahuan

 Keterangan yang salah dari orang lain

Contoh perumusan diagnosis keperawatan Ketidakefektifan perencanaan aktifitas (00199) (NANDA International, 2018)

Definisi

Suatu ketidakmampuan untuk menyiapkan satu set aktivitas yang pasti dalam waktu dan kondisi tertentu.

Batasan Karakteristik

 Tidak ada rencana

 Ansietas berlebihan tentang tugas yang dilakukan

 Takut tehadap tugas yang dibebankan

 Ketrampilan organisasi kurang memadai

 Kurang sumber daya

 Pola kegagalan

 Tujuan aktivitas tidak terpenuhi

 Khawatir tentang tugas yang tidak terlaksana Faktor yang Berhubungan

 Perilaku menghindari ketika dihadapkan dengan usulan solusi

 Hedonisme

 Gangguan kemampuan memproses informasi

 Kurang dukungan sosial

 Persepsi terhadap peristiwa tidak realistis

 Persepsi terhadap kompetensi diri tidak realistis B. Perencanaan Keperawatan

Intervensi merupakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan atau kriteria hasil. Banyak variasi untuk format dalam sebuah table intervensi namun pada umumnya tabel intervensi terdiri atas nomor diagnosa, tujuan dan kriteria hasil, instruksi keperawatan (rencana tindakan), Rasional dan dokumentasi berupa paraf dan nama terang.

Petunjuk untuk membuat rumusan intervensi adalah sebagai berikut:

37 1) Tetapkan data dasar, yaitu data fokus yang berupa tanda dan gejala dari

masalah

2) Peringkas instruksi pengobatan yang berhubungan dengan intervensi dan masalah

3) Standar asuahn keperawatan digunakan sebagai kerangka berpikir dan modifikasi sesuai kondisi

4) Identifikasi program pemantauan masalah yang potensial

Penulisan tujuan keperawatan dalam perencanaan asuhan keperawatan harus diperhatikan oleh perawat. Hasil penelitian menunjukkan Bahwa penulisan tentang tujuan keperawatan pada diagnosis keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif hanya 49% yang menuliskan tujuan keperawatan. Penulisan kriteria hasil masih banyak yang belum dituliskan oleh perawat sebanyak 55% diagnosa dari 100 diagnosa (Rofii et al., 2019).

Cara Menyusun perencanaan menurut Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah (PPNI, 2018):

Diagnosis

Keperawatan Tujuan dan

Kriteria Hasi Intervensi Ttd

Nama Perfusi Perifer

Tidak Efektif (D.0009)

Definisi: Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.

Penyebab:

 Hiperglikemia

 Penurunan konsentrasi hemoglobin

 Peningkatan tekanan darah

 Kekurangan volume cairan

 Penurunan aliran arteri dan/atau vena

 Kurang terpapar informasi tentang factor pemberat (missal merokok,

Tujuan:

Perfusi perifer menjadi efektif Kriteria Hasil:

 Denyut nadi perifer 12345

 Penyembuhan luka 1 2 3 4 5

 Sensasi 1 2 3 4 5

 Warna kulit pucat 1 2 3 4 5

 Edema perifer 1 2 3 4 5

 Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5

 Parastesia 1 2 3 4 5

 Kelemahan otot 1 2 3 4 5

Perawatan Sirkulasi (I. 14570)

Definisi:

mengidentifikasi dan merawat area local dengan keterbatasan sirkulasi perifer.

Tindakan a. Observasi

▪ Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisapan kapiler, warna, suhu, ankle- brachial index)

▪ Identifikasi faktor risiko

gangguan sirkulasi (mis,

diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, dan kadar kolesterol tinggi)

38

gaya hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilisasi)

 Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (misalnya: DM, hiperlipidemia)

 Kurang aktivitas fisik

Gejala dan Tanda Mayor:

1. Subjektif: - 2. Objektif:

 Pengisian kapiler >

3 detik

 Nadi perifer menurun atau tidak teraba

 Akral teraba dingin

 Warna kulit pucat

 Turgor kulit menurun Gejala dan Tanda Minor:

1. Subjektif:

 Parastesia

 Nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten) 2. Objektif:

 Edema

 Penyembuhan luka lambat

 Indeks Ankle- Brachial < 0,90

 Bruit femoral

 Kram otot 1 2 3 4 5

 Bruit femoralis 1 2 3 4 5

 Nekrosis 1 2 3 4 5

 Pengisian kapiler 1 2 3 4 5

 Akral 1 2 3 4 5

 Turgor kulit 1 2 3 4 5

 TD sistolik 1 2 3 4 5

 TD diastolic 1 2 3 4 5

 Tekanan arteri rata-rata 1 2 3 4 5

 Indeks Ankle- Brachial 1 2 3 4 5

▪ Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstrimitas b. Terapeutik

▪ Hindari pemasangan infus atau

pengambilan darah di area keterbatasan perfusi

▪ Hindari pengukuran TD pada ekstremitas dengan keterbatasan berfungsi

▪ Hindari penekanan dan

pemasangan tourniquet pada area yang cedera

▪ Lakukan pencegahan infeksi

▪ Lakukan perawatan kaki dan kuku

▪ Lakukan hidrasi c. Edukasi

▪ Anjurkan berhenti merokok

▪ Anjurkan berolahraga rutin

▪ Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar

▪ Anjurkan

menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan kolesterol, jika perlu

▪ Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur

▪ Anjurkan menghindari penggunaan obat penyakit beta

▪ Anjurkan melakukan perawatan kulit yang

39

tepat (mis.

melembabkan kulit kering pada kaki)

▪ Anjurkan program rehabilitasi vaskuler

▪ Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)

▪ Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus

dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa) Manajemen Sensasi Perifer (I. 06195) Definisi:

Mengidentifikasi mengelola

ketidaknyamanan pada perubahan sensasi perifer.

Tindakan a. Observasi

▪ Identifikasi penyebab perubahan sensasi

▪ Identifikasi penggunaan alat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian

▪ Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul

▪ Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin

▪ Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda

▪ Monitor terjadinya parestesia, jika perlu

40

▪ Monitor perubahan kulit

▪ Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena b. Terapeutik

▪ Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)

c. Edukasi

▪ Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air

▪ Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak

▪ Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah d. Kolaborasi

▪ Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

▪ Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu

Dalam dokumen MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN (Halaman 38-46)