• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Pengertian Resiko Pasien Jatuh

Dalam dokumen MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN (Halaman 112-123)

KEPERAWATAN

E. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Pengertian Resiko Pasien Jatuh

Kejadian pasien jatuh merupakan indikator dari keselamatan pasien khususnya pasien anak dan indikator mutu di rumah sakit. Terjadinya kejadian pasien jatuh dapat mengakibatkan memburuknya kondisi pasien di ruang rawat inap bahkan hingga menimbulkan kematian pada pasien (Febriyanti, 2020).

Faktor Resiko Pasien Jatuh

Dalam mengetahui pasien tersebut memiliki resiko jatuh adalah mengidentifikasi faktor faktor yang dapat menyebabkan pasien tersebut dapat jatuh diantaranya (Marpaung, 2019):

Faktor Intrinsik

a. Riwayat jatuh sebelumnya, dalam hal ini kita dapat melakukannya saat pengkajian maupun kita dapat mengetahui dari rekam medik pasien.

b. Gangguan sensori dan Gangguan neurologi, gangguan sensori dapat menurunkan kemampuan seseorang dalam menilai dan mengantisipasi bahaya yang terdapat dilingkunganya.

c. Gangguan kognitif

Gangguan kognitif, dalam hal ini kita perlu mengkaji apakah pasien mengalami penurunan kognitif yang dapat mengganggu aktivitasnya.

Dimensia, delirium, dan penyakit perkinson memiliki hubungan yang jelas dengan risiko terjadinya jatuh terutama saat perilaku agitasi dan berkeliaran muncul. Selain itu penurunan kognitif dan kognisi secara umum dapat mempercepat risiko jatuh pada pasien dewasa tua tanpa penyakit delirium atau tanpa penyakit dimensia.

107 d. Gangguan keseimbangan

Gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, penurunan keseimbangan saat berjalan sering dialami oleh pasien lansia.

e. Gangguan urinaria

Masalah ini menyebabkan pasien sering keluar masuk kamar mandi sehingga memungkinkan pasien terjatuh pada saat di kamar mandi.

f. Gangguan mobilitas

Dalam hal ini kita dapat mengidentifikasi apakah pasien memiliki gangguan - gangguan mobilitas sehingga dapat menyebabkan resiko jatuh.

Faktor Ekstrinsik

a. Faktor lingkungan pasien seperti lantai yang licin, ruangan yang memiliki banyak hambatan, tempat tidur yang tidak nyaman, kamar mandi yang tidak bersih dan licin, penerangan ruangan yang kurang.

b. Tenaga profesional kesehatan dan sistem pelayanan Selain kondisi lingkungan yang membahayakan pasien, sistem dari pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap terjadinya pasien jatuh.

Masalah Yang Dapat Ditimbulkan Dari Kejadian Pasien Jatuh

Ada 3 dampak yang ditimbulkan dari kejadian pasien jatuh yaitu (Marpaung, 2019):

1. Dampak Fisiologis

Dampak fisik yang disebabkan oleh jatuh berupa lecet, memar, luka sobek, fraktur, cidera kepala, bahkan dalam kasus yang fatal jatuh dapat mengakibatkan kematian.

2. Dampak Psikologis

Jatuh yang tidak menimbulkan dampak fisik dapat memicu dampak psikologis seperti; ketakutan, anxiety, distress, depresi, dan dapat mengurangi aktivitas fisik.

3. Dampak finansial

Pasien yang mengalami jatuh pada unit rawat inap dapat menambah biaya

Langkah – langkah Melakukan Pencegahan dan Pengurangan Pasien Resiko Jatuh

Langkah – langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan

108 pengurangan pasien resiko jatuh diantaranya (Marpaung, 2019).

Standar Resiko Rendah 1) Orientasi ruangan

2) Posisi tempat tidur rendah dan ada pengganjal (rem) pada roda tempat tidur

3) Ada pengaman di samping tempat tidur dengan/atau sisi pengaman

4) Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan,kaki terjepit atau menggantung

5) Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien anak yang bisa berjalan

6) Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi dan dibantu bila membutuhkan bantuan

7) Memiliki akses untuk untuk menghubungi petugas kesehatan yang mudah dijangkau

8) Menjelaskan kepada pasien kegunaan alat – alat medis dan non medis yang berada di sekitarnya

9) Lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung resiko 10) Penerangan lampu yang cukup pada ruangan

11) Dokumen tentang data pasien harus terjaga untuk memudahkan pemberi layanan kesehatan lainnya untuk mengetahui status kesehatan pasien tersebut

Standar Resiko Tinggi

1) Memberikan tanda pengenal berupa gelang identitas pada pasien dengan warna kuning

2) Terdapat tanda peringatan pasien resiko jatuh

3) Pemberiaan informasi kepada pasien dan keluarga tentang protokol pencegahan pasien jatuh.

4) Membantu pasien saat akan melakukan mobilisasi

5) Penempatan tempat disesuaikan tidur dengan perkembangan pasien.

6) Alat yang tidak dibutuhkan dipindahkan atau dijauhkan dari lingkungan pasien.

Faktor Penghambat Melaksanakan Assesment Resiko Jatuh Pada Pasien Ada 3 faktor yang dapat menghambat pelaksanaan assesment resiko jatuh pada pasien diantaranya (Nur et al., 2017) :

109 1) Faktor kondisi pasien (pasien berontak, pasien tidak stabil, pasien

ngamuk, perubahan GCS, kejang)

2) Faktor keluarga pasien (tidak adanya keluarga saat pasien masuk di ruangan rawat), faktor perawat itu sendiri (kesibukan perawat;

pasien penuh dan banyak pasien pengawasan; SDM yang kurang memadai; dan beban kerja yang tinggi)

3) Faktor kepemimpinan dan manajemen (kurangnya supervisi; tidak adanya reward dan punishment yang jelas).

Pencegahan Pasien Resiko Jatuh

Adapun pencegahan pasien resiko jatuh meliputi (Partinah, 2017), 1) Pemasangan gelang resiko

Gelang resiko merupakan suatu identifikasi untuk mengetahui pasien yang beresiko jatuh.

2) Pemasangan label segitiga kuning

Label segitiga kuning merupakan tanda untuk mengidenditifikasi pasien beresiko jatuh. Dimana label segitiga kuning dipasang di depan tempat tidur, supaya semua perawat dan keluarga tahu pasien tersebut berisiko jatuh.

3) Mendekatkan barang yang sering diperlukan pasien ke dekat pasien.

Meja adalah sarana yang diperlukan pasien guna menaruh barang atau keperluan yang sering kali dibutuhkan pasien agar pasien merasa lebih mudah mencukupi kebutuhannya dikala sedang ada keterbatasan gerak.

4) Merendahkan tempat tidur

Tempat tidur merupakan salah satu fasilitas yang digunakan oleh pasien. Dari tempat tidur pasien bisa berisiko jatuh, maka untuk mencegah jatuh posisi tempat tidur harus direndahkan.

Edukasi Pasien dan Penunggu Pasien Mengenai Pencegahan Pasien Jatuh

Edukasi yang dapat diberikan kepada pasien dan penunggu untuk mengatasi pencegahan pasien jatuh diantaranya sebagai berikut (Melorose et al., 2015):

1) Keadaan pasien yang tidak stabil harus ditunggu

2) Tanyakan pada perawat tentang cara memasang/ mengoprasionalkan alat untuk keamanan pasien

110 3) Gunakan sisi tubuh/sisi tempat tidur yang kokoh saat mobilisasi

turun/naik tempat tidur.

4) Jika terpaksa meninggalkan pasien lakukan: pastikan pengaman tempat tidur terpasang, informasikan pada pasien untuk memanggil perawat (menggunakan bel), beritahukan perawat bahwa akan meninggalkan pasien.

5) Segera laporkan jika ada alat yang tidak berfungsi.

SOP PENCEGAHAN JATUH PASIEN RAWAT JALAN STANDAR

PROSEDUR OPERASIONAL

PENCEGAHAN JATUH PASIEN RAWAT JALAN

PENGERTIAN 1. Pencegahan jatuh pada pasien rawat jalan adalah proses yang dilakukan untuk mengurangi resiko yang membahayakan pasien rawat jalan akibat jatuh yang dikaitkan dengan kondisi pasien ,situasi dan lokasi yang beresiko jatuh.

2. Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, selzure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas.

3. Kegiatan pencegahan jatuh pada pasien rawat jalan meliputi skrening, pengkajian, intervensi, implementasi.

4. Kegiatan pencegahan jatuh pada pasien rawat jalan adalah upaya cepat yang dilakukan oleh petugas/perawat rawat jalan untuk mengetahui / menilai resiko jatuh pasien. Skrening dilakukan ditriase IGD/rawat jalan.

5. Skrening resiko jatuh pasien rawat jalan dapat dilakukan sejak pasien datang sampai diklinik rawat jalan .

TUJUAN 1. Mengurangi resiko pasien jatuh 2. Mencegah kejadian pasien jatuh

3. Mencegah keadaan yang lebih buruk akibat pasien jatuh.

PROSEDUR SKRENING RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN 1. Petugas/perawat triase /klinik melakukan skrining

pasien resiko jatuh sesuai dengan kondisi, diagnosis, situasi dan lokasi.

111 2. Melakukan pengkajian resiko jatuh dengan metoda

observasi

a. Apakah pasien memerlukan bantuan saat duduk/berdiri/berjalan.

b. Pasien tampak tidak seimbang (sempoyongan) 3. Katagorikan pasien kedalam salah satu dari dua

katagori resiko pasien jatuh.

a. Tidak beresiko: apabila tidak ditemukan tanda/gejala pada item observasi.

b. Beresiko jatuh: apabila ditemukan salah satu atau lebih dari item observasi.

4. Untuk pasien yang beresiko jatuh, pasang penanda resiko jatuh berupa pita berwarna kuning pada pergelangan ekstremitas pasien untuk pasien rawat jalan dan penanda tambahan berwarna kuning digelang identitas untuk pasien gawat dan pasien rawat jalan yang menggunakan gelang identitas (contoh pasien kemoterapi rawat jalan )

5. Dokumentasikan hasil pengkajian resiko jatuh pada rekam medis pasien.

a. Pasien IGD: catat resiko jatuh pada lembar assessment triase

b. Pasien rawat jalan : catat resiko jatuh dilembar skrening pasien rawat jalan

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI RESIKO JATUH RAWAT JALAN

Setelah pasien dinyatakan resiko jatuh, selanjutnya lakukan intervensi dan implementasi sebagai berikut:

1. Berikan kursi roda atau tawarkan brankat bila pasien membutuhkan.

2. Berikan edukasi kepada pasien dan/ keluarganya agar tidak segan untuk meminta pertolongan kepada petugas apabila akan melakukan aktivitas selama berada dirumahsakit, missal:ketoilet dll

3. Informasikan pada pasien/keluarga untuk meleoas pita resiko jatuh setelah keluar dari rumahsakit 4. Bantu pasien yang melakukan kegiatan dilokasi yang

meningkatkan resiko jatuh, missal pasien melakukan latihan dengan menggunakan alat alat yang meningkatkan resiko jatuh di instalasi rehabilitasi medic.

112 5. Dokumentasikan implementasi diatas didalam lembar

skrening pasien rawat jalan.

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI RESIKO JATUH PASIEN DI IGD

1. Pasang pin kuning pada gelang pasien

2. Berikan edukasi pada pasien dan atau keluarga tujuan pemasangan pin kuning dan meminta pertolongan kepada petugas apabila akan melakukan aktivitas selama berada di rumah sakit misal: ke toilet dll 3. Bantu pasien yang melakukan kegatan dilokasi yang

meningkatkan resiko jatuh, missal pasien malakukan latihan dengan menggunakan alat-alat yang meningkatkan resiko jatuh di instalasi rehabilitas medik.

4. Dokumentasikan implementasi dalam lembar assessment triase.

SOP PENGKAJIAN RESIKO JATUH ANAK USIA 0-14 (HUMPY DUMPTY) STANDAR

PROSEDUR OPERASIONAL

PENGKAJIAN RESIKO JATUH ANAK USIA 0-14 (HUMPY DUMPTY)

PENGERTIAN 1. pasien jatuh adalah jatuhnya pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure, bahay karena terlalu banyak aktifitas.

2. Pengkajian resiko jatuh adalah upaya yang dilakukan oleh petugas untuk mengetahui resiko jatuh pasien.

3. Pengkajian resiko jatuh pada pasien anak adalah upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mengetahui resiko jatuh pada pasien dengan menggunakan lembar pengkajian resiko jatuh khusus pasien anak dengan metode humpty dumpty.

TUJUAN Mengidentifikasi resiko jatuh pasien anak sejak pasien masuk ke rumah sakit

PROSEDUR 1. Ucapkan salam

2. Lakukan pengkajian resiko jatuh sebagai asesmen awal pasien resiko jatuh

3. Lengkapi pengkajian pada saat pasien dirawat dirumah sakit

4. Lakukan pengkajian awal maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan

113 5. Lakukan pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari.

6. Lakukan pengisian asesmen ulang dilembar pengkajian jatuh resiko pasien jatuh di rekam medic pasien,.

7. Lakukan evaluasi di status rekam medis pasien 8. Katagorikan tingkat resiko pada pengkajian Humpty

Dumpty adalah:

a. Skor 7-11: Resiko rendah b. Skor> 12: Resiko tinggi c. Skor minimal: 7 d. Skor maksimal: 23

9. Pasang penanda resiko jatuh jika resiko jatuh tinggi 10. Lakukan intervensi sesuai katagori

11. Lakukan evaluasi resiko jatuh pasien 12. Dokumentasikan pada rekam medik pasien 13. Ucapkan terimakasih

SOP PENGKAJIAN RESIKO JATUH PASIEN USIA 14-59 TAHUN (MORSE FALL SCALE)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGKAJIAN RESIKO JATUH PASIEN USIA 14-59 TAHUN (MORSE FALL SCALE)

Pengertian 1. Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas.

2. Pengkajian resiko jatuh adalah upaya yang dilakukan oleh petugas untuk mengetahui resiko jatuh pasien.

3. Pengkajian resiko jatuh pada pasien dewasa adalah upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mengetahui resiko jatuh pada pasien dewasa dengan menggunakan lembar pengkajian resiko jatuh khusus pasien dewasadengan metode Morse Fall Scale.

Tujuan Mengidentifikasi resiko jatuh pasien sejak pasien masuk ke rumah sakit

Prosedur 1. Ucapkan salam

114 2. Lakukan pengkajian resiko jatuh sebagai asesmen

awal pasien resiko jatuh diruang rawat inap

3. Lengkapi pengkajian pada saat pasien dirawat dirumah sakit

4. Lakukan pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan.

5. Lakukan pengkajian resiko jatuh merupakan asesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien masuk rumah sakit.

6. Tuliskan pada format evaluasi resiko jatuh distatus rekam medis pasien rawat inap

7. Katagori tingkat resiko pengkajian Morse Fall Scale adalah

a. Skoring 0-24 ( resiko rendak ) b. Skoring 25-44 ( resiko sedang ) c. > 45 ( resiko tinggi )

8. Pasang penanda resiko jauh 9. Lakukan intervensi sesuai katagori 10. Lakukan evaluasi resiko jatuh pasien.

11. Dokumentasikan pada rekam medic pasien 12. Ucapkan terimakasih.

SOP PENGKAJIAN RESIKO JATUH GERIATRI >59 TAHUN (ONTARIO MODIFIFIED STRATIFY-SYDNEY SCORING)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGKAJIAN RESIKO JATUH GERIATRI >59 TAHUN (ONTARIO MODIFIFIED STRATIFY- SYDNEY SCORING)

PENGERTIAN 1. Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas.

2. Pengkajian resiko jatuh adalah upaya yang dilakukan oleh petugas untuk mengetahui resiko jatuh pasien

3. Pengkajian resiko jatuh pada pasien lansia adalah upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mengetahui resiko jatuh pada lansia dengan menggunakan lembar pengkajian

115 resiko jatuh khusus pasien lansia dengan

metoda

TUJUAN Mengidentifikasi resiko jatuh pasien sejak pasien masuk ke rumah sakit

PROSEDUR 1. Ucapkan salam

2. Lakukan pengkajian resiko jatuh sebagai assesmen awal pasien resiko jatuh

3. Lengkapi pengkajian pada saat pasien dirawat di rumah sakit

4. Lakukan pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan.

5. Lakukan pengkajian ulang dilaksanakan setiap hari

6. Lakukan pengisisan asesmen ulang dilembar pengkajian jatuh resiko pasien jatuh direkam medic pasien.

7. Katagori tingkat resiko pengkajian ONTARIO MODIFIED STRATIFY SYDNEY Scale adalah :

a. Skoring 0-5 resiko rendah b. Skoring 6-16 resiko sedang c. Skoring 17-30 resiko tinggi

8. Pasang penanda resiko jatuh, untuk pasien resiko sedang dan rendah.

9. Lakukan intervensi sesuai katagori 10. Lakukan evaluasi resiko jatuh pasien 11. Dokumentasikan pada rekam medic pasien 12. Ucapkan terimakasih.

SOP PENGKAJIAN RESIKO JATUH PASIEN PSIKIATRI (EDMONDSON SCALE)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGKAJIAN RESIKO JATUH PASIEN PSIKIATRI (EDMONDSON SCALE)

PENGERTIAN 1. Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien diunit perawatan pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak aktivitas.

116 2. Pengkajian resiko jatuh adalah upaya yang

dilakukan oleh petugas untuk mengetahui resiko jatuh pasien

3. Pengkajian resiko jatuh pada pasien psikiatri adalah upaya yang dilakukan oleh perawat untuk mengetahui resiko jatuh pada lansia dengan menggunakan lembar pengkajian resiko jatuh khusus pasien psikiatri dengan metoda Edmonson scale.

TUJUAN Mengidentifikasi resiko jatuh pasien sejak pasien masuk ke rumah sakit

PROSEDUR 1. Ucapkan salam

2. Lakukan pengkajian resiko jatuh sebagai asesmen awal pasien resiko jatuh

3. Lengkapi pengkajian pada saat pasien dirawat dirumah sakit

4. Lakukan pengkajian awal dilakukan maksimal 24 jam setelah pasien masuk ruang perawatan 5. Lakukan pengkajian ulang dilaksanakan setiap

hari

6. Lakukan pengisian asesmen ulang di lembar pengkajian jatuh resiko pasien jatuh direkam medic pasien.

7. Katagori tingkat resiko pengkajian Edmondson scale adalah:

a. Scoring <90 resiko rendah b. Scoring ≥ 90 resiko tinggi

8. Pasang penanda resiko jatuh, untuk pasien resiko tinggi, jika dokter meminta untuk pencegahan resiko jatuh maka nilai skor berapapun termasuk resiko tinggi.

9. Lakukan intervensi sesuai katagori 10. Lakukan evaluasi resiko jatuh pasien 11. Dokumentasikan pada rekam medic pasien.

12. Ucapkan terimakasih.

117

BAB 11

PENERAPAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Dalam dokumen MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN (Halaman 112-123)