Prosedur Pendidikan Kesehatan: Penggunaan Peralatan Medis Pengertian: Menyiapkan pasien untuk menggunakan peralatan medis secara aman (Fauzi, 2015).
Tujuan (Fauzi, 2015):
▪ Mencegah terjadinya kesalahan penggunaan peralatan medis
▪ Menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaan peralatan medis
Kebijakan: Dilakukan pada semua pasien yang menggunakan peralatan medis (Fauzi, 2015)
Prosedur (Fauzi, 2015):
1) Berikan informasi tentang peralatan medis yang digunakan 2) Berikan penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis 3) Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana penggunaan
peralatan medis yang tepat
4) Evaluasi kemampuan pasien dalam menggunakan peralatan medis tersebut
5) Berikan pejelasan kepada pasien akibat yang akan terjadi jika mengehentikan pengunaan peralatan medis sebelum selesai program 6) Berikan penjelasan kepada pasien tentang efek samping yang mungkin
ada dari pemakaian peralatan medis
81 7) Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan anggota tim
kesehatan lain.
8) Libatkan keluarga/orang terdekat D. Diet dan nutrisi
Prosedur Pendidikan Kesehatan: Diit
Pengertian: Menyiapkan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dengan benar (Fauzi, 2015).
Tujuan: Menyiapkan pasien agar mau bekerjasama dalam program diet yang ditetapkan (Fauzi, 2015).
Kebijakan: Dilakukan pada pasien yang diprogramkan diet (Fauzi, 2015):
Prosedur (Fauzi, 2015):
1) Kaji pengetahuan pasien saat ini tentang diet yang dianjurkan 2) Tentukan persepsi pasien tentang diet dan harapan tentang tingkat
pemenuhan diet
3) Berikan penjelasan tentang diet yang ditentukan 4) Jelaskan tujuan diet
5) Berikan penjelasn tentang berapa lama diet harus dilakukan
6) Berikan penjelasan kepada pasien tentang bagaimana membuat agenda makan secara tepat
7) Instruksikan pasien untuk mengikuti diet yang dianjurkan dan menghindari makanan yang merupakan pantangan
8) Berikan penjelasan tentang interaksi obat dan makanan yang mungkin terjadi
9) Bantu pasien untuk mengakomodasi pilihan makanan dalam diet yang ditentukan
10) Bantu pasien dalam melakukan penggantian bahan makanan untuk mendapatkan resep favorit sesuai dengan diet yang dianjurkan 11) Berikan penjelasan kepada pasien cara membaca label makanan dan
memilih makanan dengan tepat
12) Observasi kemampuan pasien memilih makanansesuai dengan diet yang telah ditentukan.
13) Berikan penjelasan tentang bagaimana cara mendapatkan waktu makan yang sesuai.
14) Berikan secara tertulis waktu makan pasien
15) Rekomendasikan buku masak yang mencantumkan resep sesuai dengan diet
82 16) Berikan penguatan terhadap informasi yang diberikan oleh tim
kesehatan lain
17) Rujuk pasien ke ahli gizi 18) Libatkan keluarga klien E. Manajemen nyeri
Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial.
Saat ini nyeri termasuk ke dalam tanda vital ke lima Tujuan
Sebagai acuan petugas/ staf rumah sakit dalam pengelolaan nyeri, dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit
Pelaksanaan dan Penatalaksanaan
Perawat melakukan assesmen nyeri pada semua pasien dengan skala nyeri Visual Analoge Scale (VAS). Pada pasien dewasa dan anak berusia >9 tahun, pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka 0- 10. Dikelompokkan dalam 3 kategori:
Tabel. Pengelolaan Nyeri Skala
nyeri Interprestasi Pengelolaan
1-3 Nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
Perawat , jika tidak teratasi laporkan DPJP
4-6 Nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
DPJP, jika tidak teratasi 3x24 jam DPJP wajib konsul pada tim nyeri
7-10 Nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari- hari)
DPJP, jika tidak teratasi 1x 24 jam DPJP wajib konsul Tim Nyeri
Nyeri paska operasi dengan keterlibatan Dr Spesialis Anastesi
1x24 jam dikelola oleh Dr Spesialis Anastesi
83 Wong Baker faces pain scale
Assesmen nyeri FLAcc (Face, Leg, Activity, Consoability)
Adalah skala nyeri yang digunakan pada individu yang tidak mampu mengungkapkan nyerinya karena disabilitas/ gangguan perkembangan.
Skor penilaian Flacc Skor 1-3 : ringan Skor 4-6 : sedang Skor 7-10 : berat
CRITICAL CARE PAIN OBSERVATION TOOLS (CPOT)
Untuk pasien tidak sadar, pasien IRIN dengan ventilator maupun ekstubasi dan pasien neonatus serta bayi
84 Berikut tabel skala CPOT pada menurut Gelinas (2006);
Indikator Kondisi Skor Keterangan
Ekspresi wajah
Rilek 0 Tidak ada ketegangan otot
Kaku 1
Mengerutkan kening, mengangkat alis, orbit menegang (misalnya membuka mata atau menangis selama prosefur nosiseptif)
Meringis 2
Semua gerakan wajah sebelumnya ditambah kelopak mata tertutup rapat (Pasien dapat mengalami mulut terbuka, mengigit selang ETT)
Gerakan tubuh
Tidak ada gerakan
abnormal 0 Tidak bergerak (tidak kesakitan) atau posisi normal (tidak ada gerakan lokalisasi nyeri)
Lokalisasi nyeri 1 Gerakan hati-hati, menyentuh lokasi nyeri, mencari perhatian melalui gerakan
Gelisah 2 Mencabut ETT, mencoba untuk duduk, tidak mengikuti perintah, mencoba keluar dari tempat tidur
Aktivasi alarm ventilator mekanik (Pasien diintubasi)
Pasien kooperatif terhadap kerja ventilator mekanik
0 Alarm tidak berbunyi
Alarm aktif tapi
mati sendiri 1 Batuk, alarm berbunyi tetapi berhenti secara spontan
Alarm selalu
aktif 2 Alarm sering berbunyi
Berbicara jika pasien diekstubasi
Berbicara dalam nada normal atau tidak ada suara
0 Bicara dengan nada pelan
Mendesah,
mengeran 1 Mendesah, mengerang Menangis 2 Menangis, berteriak
85
Ketegangan otot
Tidak ada
ketegangan otot 0 Tidak ada ketegangan otot Tegang, kaku 1 Gerakan otot pasif Sangat tegang
atau kaku 2 Gerakan sangat kuat PENILAIAN SKOR CPOT
• Skor 0 : tidak nyeri
• Skor 1-2 : nyeri ringan
• Skor 3-4 : nyeri sedang
• Skor 5-6 : nyeri berat
• Skor 7-8 : nyeri sangat berat Assesmen ulang oleh perawat
1. Kaji ulang skala nyeri pada pasien
• Nyeri ringan : setiap 8 jam
• Nyeri sedang : setiap 4 jam
• Nyeri berat : setiap 1 jam
2. Perhatikan KU, kesadaran, TTV, Keluhan gejala penyerta dan hal yang memperberat nyeri
3. Catat dan dokumentasikan.
SKRINING NYERI
Apakah pasien menyatakan nyeri
O Tidak O Ya. Bila ya dilanjutkan penilaian nyeri berikut:
Lokasi : ……….
Onset : O akut O Kronik
Waktu : O Intermitten O Terus menerus
Pencetus /saat atau kapan terjadinya nyeri: ……….
Tipe : O Tekanan O Terbakar O Tajam tusukan O Tajam diiris O Mencengkeram O Melilit Q Lainnya ………
Assesmen Ulang Nyeri Penatalaksanaan
Nyeri ringan setiap 8 jam Dilakukan oleh perawat, bila tidak teratasi lapor DPJP
Nyeri sedang setiap 4 jam Dilakukan oleh DPJP, bila tidak teratasi dalam kurun waktu 3 x 24 jam Nyeri Berat setiap 1 jam DPJP wajib konsul pada Tim nyeri
86 Procedur Pendidikan Kesehatan: Manajemen Nyeri
Pengertian: Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi mengurangi nyeri atau menurunkan nyeri ke level nyaman yang diterima oleh pasien.
Tujuan: Memfasilitasi pasien untuk Tindakan pengurangan nyeri.
Kebijakan: Dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri.
Prosedur:
1) Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi
2) Amati perlakuan nonverbal yang menunjukkan ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan komunikasi efektif
3) Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat
4) Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima tentang pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien terhadap nyeri
5) Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
6) Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan keluarga mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan ketidakmampuan 7) Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran kontrol paska
nyeri yang dapat digunakan
8) Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
9) Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring tindakan
10) Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
11) Ajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien mengalami ketidaknyamanan, misal;
temperature ruangan, cahaya, kebisingan
12) Mengajarkan pada pasien bagaimana mengurangi atau menghilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau meningkatkan pengalaman nyeri.
misal; ketakutan, kelemahan, monoton, dan rendahnya pengetahuan
13) Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran, misal; farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal< untuk memfasilitasi penurun nyeri 14) Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri
15) Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi segera
87 16) Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi: misal; biofeedback, TENS, hypnosis, relaksasi, guided imagery, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi aktifitas, acupressure, terapi dingin/panas, dan pijatan 17) Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurun nyeri yang optimal 18) Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat
19) Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien, catat perubahan pada rekam medik.
20) Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan dengan pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri
21) Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada responpasien
22) Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi penurunan nyeri
23) Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai keperluan
24) Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan keluarga dan respon untuk pengalaman nyeri
25) Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika mungkin 26) Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang spesifik
88
BAB 8. EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN
Pokok bahasan pada materi evaluasi keperawatan pada pasien adalah:
1. Evaluasi Keperawatan
2. Dokumentasi Evaluasi Keperawatan