• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI BULLYING DI MAN 2 JEMBER KECAMATAN PATRANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI BULLYING DI MAN 2 JEMBER KECAMATAN PATRANG TAHUN PELAJARAN 2019/2020 SKRIPSI"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan Program Studi Manajemen Pendidik Islam

Oleh:

AHSANUL KAMALIA NIM. T20153059

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

OKTOBER 2019

(2)

8Z0rE0t66I

gZIt96r'drN

I

ffi

Surqutqrue4 rnlnlsstq

690€SIOZJ'I^IIN

YI.IYI^IYX TONYSHV

:qolo

tuelsl uallplpued

ueureieuuyl Ipn1S uru;8o-r4

uurun8s>1

nrull qu,(1qrua uep

seUn>IBC

(pa'S) u€>Irprpuod

uuefteg rele8

qelo.redrueu ueluru,(sred nlus tl€les rgnuetuew

{n1un

reqrual pe8sSl ruulsl

urueEy

tnlltsq

epeds4 w>lnf€lq

ISdNTXS

(3)

i,: i;;

'Z- /

:.' sBtln>lEd uep r.lE,(rqreJ nr.ull uurun8e)

ue{ec

rn[nto^uoy{

IOOZEOZZ55IV

T?0896I'dIN

'pd'w'uerrr-reg'rq 'z 'I'pd'IN'r{u.Fr{nW'l11'.rq'I

:eloEEuy

s00 I g0066

s0s0r96 I

'dIN

I

'tsY'r\l q5€u rnuly 'IJ_src

-no

\

rln8ue4

urrl

6l0Z reqrue^oN

:

0Z 1e33ue1

nqsu:

IrBH

urulsl u€>lrplpuo

ueure fuueyrq d rpnl

g ure;8 or4

uerun8e; nrull qe,(rq.re; sellruieC uep

(' a'S p

) ueryprpued lrus uuu

:e 1aB

qelo.reduaur uelere,(s:ed

nles qelus rqnueueu

Inlun

etuuolrp uep gfnyp

qelol

ISdNDIS

TPafr-qe-PqrtsI

00 7,806661

(4)

iv











Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (Q.S As-Sajadah Ayat 5)

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Cordabo Bilqis Special For Muslimah (Bandung: PT Cardoba Internasional Indonesia, 2012), 125.

(5)

v

terbesar dalam hidup yang tidak pernah lelah mendoakan. Terimakasih atas kasih sayang dan dukungan selama ini. Apa yang peneliti dapatkan hari ini belum mampu membayar do’a, keringat, dan juga air mata bapak dan ibu. Maaf atas segala kesalahan yang peneliti perbuat, sering mengecewakan dan masih menyusahkan Bapak dan Ibu.

Untuk Kakak peneliti Lisa Merty Ramadani dan Adik peneliti Wardatul Laela yang peneliti sayangi, terimakasi atas dukungan, doa dan menjadi sahabat serta tempat peneliti berlari ketika merasa tidak ada yang bisa memahami. Maaf masih belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi peneliti akan selalu menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

(6)

vi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita menuju kehidupan yang terang melalui agama Islam yang di ridhai Allah SWT.

Penelitian yang berjudul Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020 merupakan upaya yang dilakukan penulis dalam rangka menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri Jember. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta motivasi semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Jember yang telah memberikan fasilitas yang memadai kepada penulis selama mencari ilmu di IAIN Jember

2. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk melaksanakan penelitian.

(7)

vii

4. Drs. Sarwan, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

5. Drs. Anwaruddin, M.Si., selaku Kepala MAN 2 Jember yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian di MAN 2 Jember.

6. Serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal shalih yang diterima oleh Allah SWT dan semoga selalu dalam lindungan dan hidayah-Nya, amiin.

Akhirnya semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa Rabbal „Alamiin.

Jember, 07 Oktober 2019 Penulis

Ahsanul Kamalia NIM. T20153059

(8)

viii

ABSTRAK

Ahsanul Kamalia. 2019. Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020.

Penelitian ini didasari oleh maraknya kasus-kasus bullying yang terjadi di kalangan peserta didik dan secara khusus kasus bullying yang terjadi antara peserta didik MAN 2 Jember. Salah satu identifikasi faktor kasus tersebut adalah keberagaman latar belakang anata siswa yang satu dengan lainnya, idealnya semua peserta didik harus menghargai perbedaan tersebut agar terciptanya situasi sosial yang baik dan tercipta proses belajar yang kondusif dan nyaman.

Fokus penelitian dalam skripsi ini, yaitu: 1) Bagaimana perencanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?. 2) Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?. 3) Bagaimana evaluasai bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?.

Tujuan penelitian yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan perencanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?. 2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?. 3) Untuk mendeskripsikan evaluasi bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang tahun pelajaran 2019/2020?.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi jenis partisipan, wawancara dengan jenis wawancara semi terstruktur, dan studi dokumenter. Adapun analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan model interaktif Miles, Huberman dan Saldana yang meliputi condensation, data display, dan conclusion drawing/verivications. Keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Hasil penelitian, yaitu: 1) Perencanaan bimbingan dan konseling di MAN 2 Jember berkerjasama dengan semua stakeholder yang ada di madrasah. Ada beberapa tahap dalam proses perencanaan bimbingan dan konseling di MAN 2 Jember, yaitu: pembagian tugas guru bimbingan dan konseling, studi kelayaan, penyusunan Program bimbingan dan konseling, persiapan sarana dan fasilitas. 2) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN 2 Jember memiliki beberapa layanan, yaitu: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan mediasi. Dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember guru bimbingan dan konseling menggunakan layanan individu , kemudian guru bimbingan dan konseling melakukan layanan kelompok dan melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah bullying. Bentuk-bentuk bullying yang terjadi di MAN 2 Jember yaitu kontak fisik langsung dan kontak verbal langsung . Faktor terjadinya

(9)

ix

bullying di MAN 2 Jember dikarenakan faktor keluarga dan faktor teman. 3) Terdapat dua evaluasi bimbingan dan konseling di MAN 2 Jember, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Dalam kegiatan evaluasi, guru bimbingan dan konseling melaporkan hasil evaluasi kepada kepala madrasah

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 18

1. Kajian Teori tentang Manajemen Bimbingan dan Konseling ... 18

2. Kajian Teori tentang mengatasi Bullying ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Subjek Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

(11)

E. Analisis Data ... 52 F. Keabsahan Data ... 53 G. Tahap-Tahap Penelitian ... 54 BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISI DATA

A. Gambaran Objek Penelitian... 56 B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 64 C. Pembahasan Temuan ... 84 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 91 B. Saran ... 93 DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

4.1 Daftar Tanah MAN 2 Jember ... 60

4.2 Daftra Bangunan MAN 2 Jember ... 61

4.3 Daftar Kendaraan Bermotor dan Peralatan Elektronik MAN 2 Jember .. 61

4.4 Daftar Meubeler dan Alat Penyimpanan Kantor MAN 2 Jember ... 62

4.5 Data guru dan Pegawai MAN 2 Jember ... 62

4.6 Data Peserta Didik MAN 2 Jember ... 62

4.7 Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling MAN 2 Jember ... 63

4.8 Hasil Temuan ... 84

(13)

DAFTAR GAMBAR No. Uraian

4.1 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling ... 66

4.2 Instrumen Permasalahan Siswa ... 65

4.3 Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling ... 67

4.4 Pemanggilan peserta didik yang bermasalah ... 70

4.5 Mekanisme Penangan Peserta Didik ... 71

4.6 Guru Bimbingan dan Konseling memasuki kelas... 72

4.7 Konseling Individu ... 76

4.9 Koordinasi Guru Bimbingan dan Konseling dengan Wali Kelas ... 77

4.10 Laporan Pelaksanaan Program Bimbinga dan Konseling... 79

(14)

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian intergal dari pendidikan di Indonesia. Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada perserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.1

Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana ntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Pada masa perkembangan remaja terjadi perubahan-perubahan baik perubahan fisik maupun psikologisnya. Perubahan ini ternyata menimbulkan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pemikiran

1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 105.

2 Sekretariat Negara RI, Undang-Undang RI No. 20 Thaun 2003 “tentang Sistem Pendidikan Nasional” (Bandung: Citra Umbara, 2010). 2.

(15)

dan juga perasaan sosialnya.3 Maka dari itu tugas dari seorang pembimbing yaitu memberikan arahan yang baik kepada siswa. Sesuai dengan firman Allah dala surat Al-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:4

...ُةَراَجِْلْاَو ُساَّنلا اَهُدْوُ قَو اًراَن ْمُكْيِلْهَأَو ْمُكَسُفْ نَأ اْوُ ق اْوُ نَماَء َنْيِذَّلا اَهُّ يَأاَي : يمرحتلا (

٦ )

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.

(QS. At-Tahrim, 6).

Ayat diatas menjelaskan bahwa betapa pentingnya memberikan pelajaran atau bimbingan kepada keluarga dan saudara-saudara yang seiman dalam rangka memupuk perbuatan yang baik dalam diri pribadi khususnya dan peserta didik pada umumnya.

Madrasah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik yang tentunya memiliki latar belakang yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, baik dari segi keadaan keluarga, ekonomi, adat istiadat, agama, maupun dari segi sifat.

Dalam hal ini tidak mustahil akan timbul berbagai macam problema yang mereka hadapi dalam menempuh pendidikan. Pada hakekatnya memang semua orang pasti mempunyai problema sendiri dan ada pula yang tidak dapat mengatasinya sendiri, sehingga mereka memerlukan bantuan orang lain yang mampu memberikan alternatif serta solusi pemecahannya melalui bimbingan dan konseling.

3 Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), 85.

44 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Cordabo Bilqis Special For Muslimah (Bandung: PT Cardoba Internasional Indonesia, 2012), 560.

(16)

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang sangat pesat dan masuknya budaya-budaya asing yang mengakibatkan dekadensi moral seperti tindakan bullying. Bullying menjadi topik sosial hangat akhir-akhir ini, dan kasus bully selalu menjadi perbincangan hangat bagi masyarakat, khususnya yang dialami oleh anak di madrasah maupun lingkungan sosialnya. Bullying sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja, namun seringkali kita tidak menyadari bahwa kita sendiri mungkin sudah pernah menjadi korban bully.

Dampak yang diakibatkan oleh tindakan bullying sangat luas cakupannya. Remaja yang menjadi korban bullying lebih beresiko mengalami berbagai masalah, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, penurunan semangat belajar dan prestasi akademis.

Sebagai contoh tindakan bullying yang terjadi akhir-akhir ini di Tanggeran yang dialami seorang peserta didik SMPN 18 berinisial MS, dia menjadi korban bullying oleh sekelompok peserta didik dari kelas berbeda. Mirisnya, kejadian yang berlangsung di dalam lingkungan madrasah seolah berjalan tanpa ada rasa takut dari para pelaku. Mereka melakukan aksi kekerasan terang-terangan diluar kelas dan disaksikan oleh peserta didik lainnya. Akibat kekerasan oleh teman sekolahnya itu, MS

(17)

mengalami luka sobek dibagian kepala, luka lebam dibagian wajah dan mata.5

Ketidak mampuan mereka dalam memilih perbuatan baik dan buruk disekitar masyarakat dengan segala pergolakan sosial yang menyimpang dari berbagai faktor negatif lainnya, maka pelayanan bimbingan disekolah sangat membantu untuk mengenal pribadi dan mengenal lingkungan. Dengan begitu mereka tidak akan melakukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi disekitar lingkungannya.

Dalam mengelola bimbingan dan konseling hendaknya menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.6 Manajemen bimbingan dan konseling mengarahkan penyelengaraan bimbingan dan konseling oleh guru pembimbing, sehingga dapat berjalan efektif dan efesien. Karena manajemen secam ini dijalankan selalu mempertimbangkan kondisi sekolah, permasalahan yang dihadapi peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan tujuan yang dirumuskan sesuai aspirasi stakeholder.

Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di MAN 2 Jember, peneliti setidaknya menemukan beberapa contoh kasus bullying di madrasah. Salah satunya yaitu mengejek temannya karena gendut, menarik

5 https://metro.sindonews.com/read/1287596/170/dianiaya-teman-sekolah-siswa-smp-di-tangsel- babak-belur-1520404263 (6 Oktober 2019).

6 Arusma Linda Simamora. Suwarjo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta, Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol 1 No 2, 2013, 192.

(18)

kerudung temannya dan memanggil temannya dengan sebutan yang tidak pantas atau memberi julukan.7

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Khoirul Anjarwati, menyatakan bahwa:

Dalam proses manajemen bimbingan dan konseling di MAN 2 Jember disini ada tiga mbak, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk tindakan bullying sendiri yang terjadi di sini itu biasanya hanya sekedar ngeledek, dorong temannya, ya cuma bercanda seperti biasanya anak-anak, tidak sampek ke hal yang parah. Di BK sendiri kalau ada terjadi hal seperti itu, kami langsung menindak lanjuti dengan memanggil ke dua belah pihak.

Sampai nantinya menemukan titik jalan keluarnya.8

MAN 2 Jember adalah salah satu pendidikan formal yang terletak di tengah kota Jember. Keberagaman latar belakang peserta didik yang berada disana tidak bisa dipungkiri karena mayoritas peserta didik berada di lingkungan yang berlatar belakang dari asal, suku, budaya yang berbeda-beda. Hal ini yang berpotensi timbulnya beberapa perilaku peserta didik yang beraneka ragam. Selain itu, sangat berpotensi pula tehadap terjadinya bullying. Tugas warga madrasah, khususnya guru bimbingan dan konseling sebagai pengembangan diri peserta didik sangat diperlukan, guru bimbingan dan konseling diharapkan mempunyai program-program yang mampu mengantisipasi bullying yang terjadi antara peserta didik, mengingat beberapa faktor yang telah diungkapakan menunjukkan potensi terjadinya bullying di lingkungan madrasah tersebut.

7 Peneliti, Observasi Pra Penelitian, Jember, 18 Juli 2019.

8 Khoirul Anjarwati, Wawancara Pra Penelitian, Jember, 18 Juli 2019.

(19)

Berangkat dari problem-problem tersebut dan mengingat arti pentingnya makna fungsional madrasah dalam perannya membangun moral anak bangsa serta memperbaiki karakter penerus bangsa, maka diharapkan baik pihak guru bimbingan dan konseling ataupun pihak lainnya mampu menjalankan perannya dengan baik. Beberapa hal tersebutlah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Bulliying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, ada tiga fokus penelitian yang dibahas dalam penelitian ini. Adapun fokus penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020?

2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020?

3. Bagaimana evaluasi bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020?

(20)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berfungsi untuk menjawab permasalahan penelitian yang didapat dari fokus penelitian. Dalam penelitian ini, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020.

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020.

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun praktis. Masih-masing manfaat dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan terlebih dalam hal manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying.

(21)

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pengetahuan baru yang lebih luas, dan juga dapat menjadi rujukan terkait dengan manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying.

b. Bagi lembaga yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian dan mampu memberikan konstribusi dalam bidang manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying.

c. Bagi IAIN Jember

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagi literatur bagi mahasiswa lain yang ingin meneliti dengan tema ini. Dan juga dapat menjadi wacana serta wawasan baru bagi dunia pendidikan.

d. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah pengetahuan baru tentang bullying dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengantisipasinya.

(22)

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap istilah-istiah dalam skripsi yang berjudul “Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi Bullying di MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Tahun Pelajaran 2019/2020?”, maka hal-hal yang perlu peneliti jelaskan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen bimbingan dan konseling merupakan serangakain kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok individu yang dilakukan dengan tatap muka antara konselor dan klien yang bertujuan untuk memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah laku.

2. Bullying

Bullying merupakan suatu tindakan negatif yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang terhadap orang lain.

Tindakan negatif yang dimaksud meliputi tindakan-tindakan menyakiti, melukai atau membuat seseorang merasa tidak nyaman.

Dengan demikian yang dimaksud manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di MAN 2 Jember adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan negatif yang dilakukan oleh seseorang ataupun sekelompok orang terhadap orang lain.

(23)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penelitian dan pemahaman secara menyeluruh tentang penelitian yang dilakukan, maka dipandang perlu memaparkan sistematika penelitian skripsi. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka. Pada bab ini membahas kajian terdahulu dan kajian teori tentang manajemen bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan penelitian.

Bab IV Paparan Data dan Analisis Data. Berisi uraian tentang paparan data dan analisis lembaga MAN 2 Jember Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Sedangkan pembahasan, berisi uraian tentang pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang telah disusun di bab dua sesuai fokus penelitian.

Bab V Penutup. Berisi tentang kesimpulan dari semua pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sekaligus penyampaian saran saran bagi pihak yang terkait.

(24)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kajian pustaka memiliki dua bagian yaitu penelitian terdahulu dan kajian teori. Adapun rinciannya sebagai berikut:

A. Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevensi dengan permasalahan yang dikembangkan peneliti diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahal Munajib, Skripsi, 2015, Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 2 Kertanegara Kabupaten Purbalingga.1

Penelitian ini menggunakan pendekata kualitatif jenis deskriptif.

Lokasi penelitian di Jl Karangasem/Kartanegara Purbalingga. Subjek dalam penelitian ini Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan dan guru bimbingan dan konseling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Dengan hasil penelitian yaitu manajemen bimbingan dan konseling yang diupayakan oleh guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kartanegara Kabupaten Purbalingga dalam menangani kenakalan siswa adalah melalui perencanaan, pengoorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

1 Ahal Munajib, Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 2 Kertanegara Kabupaten Purbalingga, (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2015).

(25)

Persamaan penelitian ini sama-sama meneliti tentang manajemen bimbingan dan konseling, pendekatan penelitian yang digunakan yakni kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian yaitu kepala madrasah, waka kesiswaan, guru bimbingan dan konseling. Sedangkan perbedaannya yakni lokasi penelitian, serta penelitian ini meneliti mengenai kenakalan siswa sedangkan peneliti mengenai bullying.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Faiqotul Jannah, Skripsi, 2018, Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Diri Siswa di SMP AS-Syafi’i Nogosari Rambipuji Tahun Pelajaran 2017/2019.2

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di SMP As-Syafi’i Nogosari yang terletak di desa Nogosari kecamatan Rambipuji. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik

Dari hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memperoleh hasil penelitian bahwa: a. Dalam perencanaan seluruh siswa baru didata melalui angket maupun formulir bakat dan minat. Hal ini dirasa penting karena bakat dan minat siswa kuran lebih terpengaruhi dari lingkungan perencanaan ini sangatlah penting agar para siswa tidak salah dalam memilih program pegembangan diri yang sesuai dengan bakat minatnya.

2Faiqotul Jannah, Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Diri Siswa di SMP AS-Syafi’i Nogosari Rambipuji Tahun Pelajaran 2017/2019. (Skripsi: IAIN Jember, 2015).

(26)

b. Dalam pelaksanaan BK di SMP As-Syafi’i, sebelumnya diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai dengan bidangnya masing- masing. Pelaksanaan pengembangan diri mengeksplor bakat dan minat siswa dan bekerja sama dengan pihak terkait dalam rangka mendayagunakan dan mengembangkan potensi para siswa seacra optimal. c. Evaluasi sangat penting sehingga tanpa adanya evaluasi maka tidak akan diketahui kekurangan atau kesalahan dalam proses perencnaan dan pelaksanaan yang telah dilaksanakan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan pendekatan kualitatif, meneliti tentang manajemen bimbingan dan konseling, pendekatan penelitian dan triangulasi yang digunakan. Sedangkan yang membedakan terletak pada jenis penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian deskriptif sedangkan peneliti menggunakan jenis peneltian fenomenologi, lokasi penelitian, serta peneliti ini lebih menekankan pada pengembangan diri siswa.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiqoh Rahma, Skripsi, 2015, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Perilaku Bulliying antar Siswa di SMK Negeri 5 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015.3

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian ini di SMK Negeri 5 Jember desa Jubung Kecamatan Sukorambi. Sedangkan dalam

3 Taufiqoh Rahma, “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Perilaku Bulliying antar Siswa di SMK Negeri 5 Jember Tahun Pelajaran 2014/2015” (Skripsi, IAIN Jember, 2015).

(27)

menentukan subjek penelitian, menggunkan teknik purposive sampling.

Teknik pengumpulan data, menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif, melalui tiga cara yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini: a. Ragam perilaku bullying antar siswa yang terjadi di sekolah SMK Negeri 5 Jember ini adalah tindakan yang menyakiti psikis/ verbal dan fisik, bentuk bullying sebagian besar berupa verbal, seperti: ucapan atau kata-kata yang mencela, mengejek atau memanggil teman dengan sebutan yang melecehkan, menyoraki teman yang maju didepan kelas, di ancam , dibentak, ditertawakan ketika jatuh, menyindir, mengucikan, dan memandang dengan tatapan sinis.

Sedangkan bentuk bullying urutan ke dua di sekolah ini adalah fisik, berupa: menendang, memukul, mendorong, melempari barang, menjegal sampai jatuh, menjitak kepalas temannya, mencoret baju temannya, dirampas bukunya untuk di contek secara paksa pekerjaan dari gurunya, disembunyikan sepatu dan tasnya, tasnya diisi sampah atau hewan, dan menampar. Sebagian besar informan mengaku bahwa yang menjadi pelaku bullying di sekolah ini adalah guru, kakak kelas dan teman mereka sendiri. b. Upaya guru pendidikan Islam dalam mengatasi perilaku bullying antar siswa di sekolah SMK Negeri 5 Jember selama ini para guru agama bekerja sama dengan guru BP hanya memberikan

(28)

nasihat serta arahan dan sanksi hukuman kepada siswa-siswanya yang bermasalah, mahkan para guru masih banyak yang tidak mengetahui bahwa kasus siswa yang terjadi selama ini di namakan dengan perilaku bullying. ini tanda bahwa sosialisasi tentang perilaku bullying yang dapat mebahayakan siswa dan merusak kualitas dan mutu dari output pembelajaran masih kurang dan minim di perhatikan. c. Hambatan- hambatan yang dihalami guru agama dalam mengatasi perilaku bullying antar siswa bullying di sekolah SMK Negeri 5 Jember adalah kurangnya kesadaran siswa dalam mengetahui dan menghormati hak dan kewajiban dalam tat cara pergaulan antar sesama, kurangnya rasa empati dari diri siswa itu sendiri, kurangnya pendekatan dan pengarahan dari guru terhadap wawasan dan pengetahuan siswa tentang perilaku bullying, masih kurang efektifnya kerja sama antara guru agama dengan guru BP adalah menata mengarahkan perilaku siswa, dan kurangnya sosisalisai dan wawasan tentang bahaya perilaku bullying di sekolah ini sehingga seluruh guru meanggap bahwa perilaku bullying di anggap perilaku yang biasa saja.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang bullying, pendekatan penelitian menggunkan kualitatif, keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik, sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, lokasi dan

(29)

peneliti lebih menekankan guru agama Islam dalam menangani bullying di sekolah.

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Peneliti N

o

Nama, Tahun dan

Judul

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4 5

1 Ahal Munajib, 2015, Manajemen Bimbingan dan

Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 2

Kertanegara Kabupaten Purbalingga

Manajemen

bimbingan dan konseling yang diupayakan oleh guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri 2 Kartanegara

Kabupaten

Purbalingga dalam menangani

kenakalan siswa adalah melalui perencanaan, pengoorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

a. Meneliti manajemen bimbingan dan

Konseling.

b. Pendekatan kualitatif.

c. Pengumpula

n data

menggunaka n observasi, wawancara, dan

dokumentasi .

d. Subjek penelitian yaitu kepala madrasah, waka kesiswaan, guru bimbingan dan

konseling.

a. Peneliti terdahulu menggunakan penelitian jenis deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan jenes

penelitian fenomenologi.

b. Lokasi penelitian c. Peneliti

terdahulu mengenai kenakalan siswa sedangkan peneliti ini mengenai bullying.

2 Faiqotul Jannah, 2018, Manajemen Bimbingan dan

Konseling dalam Pengembang an Diri Siswa di

a. Dalam perencanaan seluruh siswa baru didata melalui angket maupun formulir bakat dan minat.

b. Dalam

pelaksanaan BK di SMP

a. Menggunak an

pendekatan kualitatif.

b. Meneliti tentang manajemen bimbingan dan

konseling.

a. Penelitian terdahulu menggunakan jenis

penelitian deskriptif, sedangkan peneliti

menggunakan

(30)

1 2 3 4 5 SMP AS-

Syafi’i Nogosari Rambipuji Tahun Pelajaran 2017/2019.

As-Syafi’i, sebelumnya diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai dengan bidangnya masing-masing.

c. Evaluasi sangat penting sehingga tanpa adanya evaluasi maka tidak akan diketahui

kekurangan atau kesalahan dalam proses

perencnaan dan pelaksanaan yang telah dilaksanakan.

c. teknik dan sumber

jenis peneltian fenomenologi.

b. lokasi penelitian c. peneliti

terdahulu lebih

menekankan pada

pengembanga n diri siswa, sedangkan peneliti lebih menekankan pada

mengatasi bullying.

3 Taufiqoh Rahma, 2015, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Mengatasi Perilaku Bulliying antar Siswa

di SMK

Negeri 5 Jember

a. Ragam perilaku bullying antar siswa yang terjadi di sekolah SMK Negeri 5 Jember ini adalah tindakan yang menyakiti psikis/ verbal dan fisik, Sebagian besar informan mengaku bahwa yang menjadi pelaku bullying di sekolah ini adalah guru, kakak kelas dan

b. teman mereka sendiri.

c. Upaya guru pendidikan Islam dalam mengatasi perilaku bullying antar siswa di sekolah SMK Negeri 5 Jember.

a. Sama-sama menelit tentang bullying.

b. Menggunak an

pendekatan kualitatif.

c. Keabsahan data menggunka n triangulasi teknik dan sumber.

a. Penelitian terdahulu menggunakan jenis penelitian deskriptif, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian fenomenologi.

b. Lokasi penelitian.

c. Peneliti

terdahulu lebih menekankan kepada guru pendidikan Islam.

(31)

B. Kajian Teori

Kajian teori yang digunakan untuk mendasari kegiatan penelitian dengan judul “Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Bullying di MAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2019/2020” ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Kajian Teori Tentang Manajemen Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling

Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai pengertian manajemen bimbingan dan konseling dapat diuraikan secara terpisah:

1) Pengertian Manajemen

Manejemen secara bahasa berasal dari kata bahasa inggris, yaitu management. Akar kata tersebut adalah manage atau managian, yang memiliki makna melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Selanjutnya dalam kata manajemene terkandung tiga makna, yaitu pikiran (mind), tindakan (action) dan sikap (actitude).4

Menurut Herujito, manajemen memiliki tiga arti yaitu: Pertama, sebagai pengelolaan, pengendalian, atau penanganan. Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Dan yang terakhir, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu

4St Rodliyah, Manajemen Pendidikan “Sebuah Konsep dan Aplikasi” (Jember: IAIN Jember Press, 2015), 1.

(32)

berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaaan rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.5

Pengertian manajemen didefinisikan dalam berbagai cara, tergantung dari titik pandang, keyakinan serta pengertian dari pembuat definisi. Secara umum pengertian manajemen yaitu pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.

Pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olah raga, kesehatan, keilmuan, dan sebagainya. Bahkan hampir setiap aspek kehidupan manusia memerlukan pengelolaan. Oleh karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia dimana terbentuk suatu kerja sama (organisasi).6

Banyak sekali pendapat para ahli tentang fungsi manajemen, namun dari fungsi-fungsi manajemen yang dirumuskan oleh para tokoh menajemen tersebut terdapat beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan dari fungsi manajemen tersebut terlihat pada beberapa fungsi, yaitu:

pengorganisasian, perencanaan, dan pengendalian. Sedangkan

5 Yayat M. Herujito, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: PT Grasindo), 1.

6 Ibit., 2.

(33)

untuk perbedaannya terletak pada pemilihan kata atau istilah yang digunakan dalam menyebutkan suatu fungsi manajemen.7

Manajemen pada hakikatnya berkenaan dengan cara- cara pengelolaan suatu lembaga agar lembaga tersebut efisien dan efektif. Suatu lembaga dikatakan efisien apabila investasi yang ditanamkan di dalam lembaga tersebut sesuai dan memberikan profit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip-prinsip yang tepat dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

2) Pengertian bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance. Kata guidance yang kata dasarnya guide memiliki beberapa arti yaitu menunjukkan jalan (showing the way), memimpin (leading), memberikan petunjuk (giving inctruction), mengatur (regulating), mengarahkan (governing), dan memberi nasihat (giving advice).8

Istilah guidance juga diterjemahkan dengan arti bentuan atau tuntunan. Ada juga yang menerjemahkan kata secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan, tetapi tidak semua bantuan atau tuntunan

7 Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 1.

8 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah “Berbasis Integrasi” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 15.

(34)

atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan. Bantuan atau tuntunan atau pertolongan yang bermakna bimbingan konteksnya sangat psikologis. Selain itu, bantuan atau pertolongan yang bermakna bimbingan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: ada tujuan yang jelas untuk apa bantuan itu diberikan, harus terencana (tidak insidentil atau asal-asalan), berproses dan sistematis (melalui tahapan-tahapan tertentu), menggunakan cara-cara atau pendekatan tertentu, dilakukan oleh orang ahli (memiliki pengetahuan tentang bimbingan), dievaluasi untuk mengetahui hasil dari pemberian bantuan, tuntunan, atau pertolongan.9

Menurut Surya dalam buku Sukardi menyatakan:

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan prwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang opimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.10

Menurut Prayitno dalam buku Sukardi menyatakan:

Yang dimaksud bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak- anak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

9 Ibid., 16.

10 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 2.

(35)

Dengan membanding beberapa definisi tentang bimbingan yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar diatas, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu: a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya, b) menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, c) mengambil keputusan, d) mengarahkan diri sendiri, e) mewujudkan diri sendiri.

3) Pengertian Konseling

Konseling sebagai terjemahan dari counseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai bentuk teknik. Menurut Rochman Natawidjaja dalam buku Dewa Ketut Sukardi menyatakan bahwa:

Konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan.

Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya

(36)

sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Menurut Prayitno dalam buku Dewa Ketut Sukardi mengemukakan bahwa “konseling adalah pertemuan empat mata antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik, dan human (manusia), yang dilakukan dalam usaha keahlian yang didasarkan atas noman-norma yang berlaku”. 11

Dengan demikian pengertian konseling yang dikemukakan pakar diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien tersebut.

Jadi dari paparan di atas mengenai bimbingan dan konseling merupakan proses atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya sendiri.12

Pelaksanaan bimbingan dan konseling secara terorganisir melalui organisasi bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan

11 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 38.

12 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah “ Berbasis Integrasi” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 26.

(37)

dan konseling akan mencapai tujuan dan tepat serta efektif dan efisien perlu berdasarkan pada manajemen.

Untuk mencapai efesiensi dalam manajemen bimbingan dan konseling di sekolah maka segala tindakan dan kegiatan sebaiknya dilaksanakan dengan pertimbangan atau perhitungan yang rasional sehingga bimbingan dan konseling di sekolah lebih bagus lagi.

Fungsi manajemen bimbingan dan konseling di sekolah dalam sebuah organisasi adalah untuk melaksanakan kegiatan agar satu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi manajmen bimbingan dan konseling di sekolah. Namun demikian fungsi manjemen bimbingan dan konseling di sekolah dari aktivitas- aktivitas utama yang dilakukan oleh seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah.13

Pelayanan bimbingan dan konseling meniscayakan manajemen agar tercapai efesiensi dan efektifitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, setidaknya ada tiga alasan mengapa manajemen diperlukan termasuk dalam dunia pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu:

13 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling “Studi, Karier, dan Keluarga” (Bandung: PT Refika Aditama, 2015),72.

(38)

1) Untuk mencapai tujuan

2) Untuk menjaga kesinambungan di antara tujuanb-tujuan yang saling bertentangan (apabila ada). Manajemen diperlukan untuk menjaga kesiimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran- sasaran dan kegiatan-kegiatan apabila ada yag saling bertentangan dari puhak-pihak tertentu seperti kela sekolah/madrasah, guru, tenaga administrasi, siswa, orang tua siswa, komite sekolah/madrasah, dan pihak lainnya.

3) Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas.14

b. Ruang Lingkup Manajemen Bimbingan dan Konseling 1) Perencanaan Bimbingan dan Konseling

Menurut Lapan dalam buku Ulul Azam menyatakan bahwa:

Perencanaan adalah pondasi untuk keberhasilan pelaksanaan manajemen secara keseluruhan. Untuk membuat program bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien diperlukan perencanaan yang matang, sehingga tujuan yang inging decapai sesuai dengan harapan dari pendidikan dan individu. Kegiatan penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai survey untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah serta persiapan sekolah untuk melaksanakan progaram bimbingan dan konseling. Kerena program bimbingan dan konseling yang efektif dan efesien adalah program yang terencana secara kontinyu dan sesuai dengan tujuan serta visi dan misi bimbingan dan konseling sehingga di harapakan dapat meningkatkan

14 Ngalimun, Bimbingan Konseking Di SD/MI, 140.

(39)

kualitas dan mutu dari layanan bimbingan dan konseling.15

Merencanakan pada dasarnya membuat keputusan mengenai arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/ metode bimbingan dan konseling yang dipilih untuk digunakan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur yang terbaik untuk mencapainya. Prosedur itu dapat berupa pengaturan sumber daya dan penetapan teknik/ metode bimbingan dan konseling.16

Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, harus melibatkan berbagai pihak yang terkait (stakeholders) seperti kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, para guru, tenaga administrasi, orang tua siswa, komite sekolah, dan tokoh masyarakat. Keterlibatan pihak-pihak diatas mengingat manfaat layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak saja akan dirasakan pihak sekolah dan madrasah dalam hal ini siswa, tetapi juga oleh para orang tua dan masyarakat.17

15 Ulul Azam, Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah “Teori dan Praktik”

(Yogyakarta: Deepublish, 2016), 215.

16 Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling..., 73.

17 Tohirin, Bimbingan d an Konseling di Sekolah dan Madrasah “Berbasis Integrasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 257.

(40)

Berkenaan dengan perencanaan prgram bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, perlu dilakukan dan dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:18

a) Studi kelayakan

Studi kelayakan merupakan refleksi tentang alasan-alasan mengapa diperlukan suatu program bimbingan. Studi kelayakan juga perlu dilakukan untuk melihat program mana yang lebih layak untuk dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan terhadap siswa. Selain itu, studi kelayakan dilakukan juga terhadap bidang-bidang pelayanan bimbingan dan lingkup bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah. Dari hasil studi kelayakan akan diperoleh kesimpulan bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang layak untuk dituangkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.

b) Penyusunan program bimbingan dan konseling

Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan. (2) Bidang-bidang atau lingkup bimbingan mana yang perlu diprioritaskan. (3) Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani

18Ibid., 246.

(41)

kebutuhan para siswa. (4) Keseimbangan yang wajar antara pelayanan bimbingan secara kelompok dan secara individu.

(5) Pengaturan pelayanan konsultasi. (6) Cara mengadakan evaluasi program. (7) Pelayanan rutin dan pelayanan insidental. (8) Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan-layanan bimbingan tertentu. (9) Petunjuk-petunjuk atau intruksi-intruksi yang diberikan oleh instansi yang berwenang (jika ada), dan sebagainya.

Setelah rencana program disusun dengan memperhatiakan hal-hal di atas, selanjutnya dilakukan pembahasan dengan melibatkan bebagai pihak yang terkait di sekolah dan madrasah (bisa melibatkan stakeholders sekolah dan madrasah). Penyususnan progam bimbingandan konseling merupakan tindak lanjut dari studi kelayakan, oleh sebab itu bisa dilaksanakan pada awal tahun ajaran atau setelah program semester berakhir.19

c) Penyediaan sarana fisik dan teknis

Program bimbingan dan konseling perlu didukung oleh sarana fisik dan teknis. Sarana fisik adalah semua peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam rangka penyusuna program bimbingan dan konseling seperti ruang kerja tenaga bimbingan (ruang kerja guru bimbingan dan konseling)

19 Ibid., 248.

(42)

beserta peralatannya seperti almari data, perpustakaan bimbingan dan konseling, ruang konsultasi, ruang tunggu, ruang tata usaha bimbingan dan konseling, peralatan administrasi, dan lain-lain. Sarana teknis adalah alat-alat atau instrumen-instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan seperti tes buku, daftar check list, angket, format anekdot, daftar penilaian, kartu pribadi, dan lain sebagainya.

d) Penentuan sarana personel dan pembagian tugas

Selain sarana fisik dan teknis, penyusunan rencana program bimbingan dan konseling juga memerlukan sarana personel.

Saran personel dalam penyusunan program bimbingan dan konseling dan mereka akan di beri tugas. Seperti disebutkan di atas, orang-orang yang bisa dilibatkan dalam penyusunan rencana program bimbingan dan konseling dis ekolah dan madrasah adalah konselor atau pembimbing, kepala sekolah dan madrasah, guru mata pelajaran, pegawai administrasi, perwakilan orang tua siswa, komite sekolah dan madrasah.20

20 Ibid., 249.

(43)

2) Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

Pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah

“melaksanakan fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan dan advokasi”.21

Dengan demikian pelaksanaan bimbingan dan konseling yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, keterangan lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen baik tes maupun non tes.22

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling konselor sebagai personel utama mempunyai beban mengajar. Beban mengajar guru bimbingan dan konseling/ konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling oaling sedikit 150 peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Peserta didik yang berada dalam tanggung jawab guru pembimbing disebut siswa aduh bagi guru pembimbing yang bersangkutan.23

21 Hallen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 60.

22 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling “Bimbingan Pendidikan” (Jakarta: Rinnika Cipta, 1999) 9.

23 Arusma Linda Simamora dan Suwarjo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMAN 4 Yogyakarta, Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol 1 No 2, 2013, 195.

(44)

Adapun layanan komponen pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu:

a) Layanan orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasukinya, meliputi:24

(1) Orientasi umum sekolah yang dimasuki.

(2) Orientasi kelas baru dan cawu/ semester baru.

(3) Orientasi kelas terakhir dan semester terakhir , ebtanas, UN, ijazah.

Ketiga orientasi diatas bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah dan situasi sosial yang baru dikenalnya, sehingga individu memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan yang baru tersebut.

b) Layanan informasi

layanan informasi adalah jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan atau kmpetensi yang dipelajari merupakan peserta didik menerima dan memahami informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

24 Mulyadi, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), 290.

(45)

pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik, meliputi:25

(1) Informasi pengembangan diri

(2) Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar (3) Iinformasi pendidikan tinggi, informasi jabatan

(4) Informasi kehidupan keluarga, sosisal kemasyarakatan, keberagaman sosial budaya dan lingkungan.

Dari berbagai informasi di atas, maka tujuan dari diberikannya layanan informasi yang selanjutnya di manfaatkan untuk kepentingan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, layanan inforasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk-beluknya. Penguasaan berbagai informasi dapat digunakan untuk mencegah timbulnya masalah, pemecahan suatu masalah, untu memelihara dan mengembangkan potensi individu yang bersangkutan, membuka diri dalam mengaktualisasian hak-haknya.

c) Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran adalah usaha-usaha membantu individu merencankanan masa depannya. Individu dalam proses perkembangannya sering dihadapkan pada kondisi yang di sati sisi serasi (kondusif) atau mendukung

25 Ibid., 291-292.

(46)

perkembangannya dan didi lain kurang serasi atau kurang mendukung (mismatch). Kondisi mismactch berpotensi menimbulkan masalah pada individu. oleh sebab itu, layanan penempatan dan penyaluran diupayakan untuk membantu individu yaang mengalami mismatch. Layanan ini berusaha meminimalisasikan kondisi mismatch yang terjadi pada individu sehingga individu dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal.26

Dengan demikian dapat di pahami bahwa layanan penempatan dan penyaluran ini bertujuan untuk menempatkan dan penyalurkan minat dan bakat serta kemampuan peserta didik, meliputi: penempatan di dalam kelas, penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, penempatan dan penajar, penempatan dan penyaluran ke dalam proyaluran ke dalam program yang lebih luas.

d) Layanan penguasaan konten

Layanan penguasaan konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik menguasi konten tertentu, terutama kompetensi dan kebiasaan-kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sesuai

26 Ibid., 292-293.

(47)

dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter cerdas yang terpuji, sesuai dengan potensi dan minat dirinya.27

e) Layanan konseling perorangan

Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui prosedur perseorangan.

f) Layanan bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamka kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai hal yan berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan.

Layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi bagi peserta layanan.28

g) Layanan konseling kelompok

Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta didik dalam bentuk kelompok bersama konselor sebagai pemimpin kegitan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan

27 Maliki, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar “Suatu Pendekatan Imajinatif” (Jakarta:

Kencana, 2016), 188-189.

28 Mulyadi, Bimbingan Konseling..., 295-296.

(48)

masalah individu yang menjadi peserta layanan. Dalam layanan konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor). Layanan konseling kelompok bertujuan untuk berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya.

h) Layanan konsultasi

Layanan konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konsleing yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga.29 Tujuan layanan konsulatasi secara umum bertujuan agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. Pihak ketiga adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan konsulti, sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga setidaknya sebagian menjadi tanggung jawab konsulti.

oleh karena itu materi layanan konsultasi dapat menyangkut

29 Maliki, Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar “Suatu Pendekatan Imajinatif”, 189.

(49)

berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh individu-individu (pihak ketiga).30

i) Layanan mediasi

Menurut Prayitno dalam buku Mulyadi, layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Berdasarkan makna ini, layanan mediasi juga berarti layanan atau bantuan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam kondisi bermusuhan.31

Tujuan layanan mediasi secara umum agar tercapai kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para klien atau pihak pihak yang bertikai atau bermusuhan.

3) Evaluasi Bimbingan dan Konseling

Menurut Nana Sudjana dalam buku Tohirin, “evaluasi pada dasarnya memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi program bimbingan dan konseling dilakukan untuk mengetahui apakah program bimbingan dan konseling yang dirumuskan telah membawa dampak atau hasil tertentu terhadap klien atau belum”.32

30 Mulyadi, Bimbingan Konseling..., 297.

31 Ibid., 298.

32 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah “Berbasis Integrasi” (Jakarta:

Rajawali Press, 2014), 327.

(50)

Evaluasi program pelayanan bimbingan dan konseling selain untuk mengetahui keberhasilan proses, pencapaian tujuan, juga untuk melakukan follow up misalnya untuk perbaikan program bimbingan dan konseling, sehingga meningkatkan mutu atau kualitas pelayanan bimbingan dan konseling.33

Program agar menjadi lebih baik haruslah dievaluasi, karena evaluasi bertujuan menilai sejauh mana keberhasilan program dan mengambil keputusan hal-hal apa saja yang akan diperbaiki dari program. Dengan kata lain, program yang memiliki tindakan evaluasi akan terus berkembang ke arah yang lebih baik.34

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di madrasah mencakup dua komponen, yaitu:35

a) Evaluasi proses

Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan konseling di madrasah, dituntut proses pelaksanaan program bimbingan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Didalam pelaksanaan program bimbingan di madrsah banyak faktor yang terlebih yang perlu dievaluasi, diantaranya:

33 Ibid., 329.

34 Dede Rahmat Hidayat, Konseling di Sekolah “Pendekatan-pendekatan Kontemporer” (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018), 166-167.

35 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 188.

(51)

(1) Organisasi dan administrasi program bimbingan dan konseling.

(2) Petugas pelaksanaan atau personel.

(3) Fasilitas dan perlengkapan.

b) Evaluasi hasil

Jenis evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluasi ini memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan-tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama evaluasi produk dan evaluasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan di madrasah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolha. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di madrasah, maka harus dilihat dalam diri peserta didik yang memperoleh layanan bimbingan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebi menekankan pada pengumpulan data atau informasi mengenai keberhasilan dan pengaruh kegiatan layanan bimbingan yang telah diberikan.

Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditunjukan kepada

(52)

pencapaian tujuan program, baik dalam jangka pendek, mauoun jangka panjang.36

2. Kajian Teori Tentang Mengatasi Bullying a. Pengertian Bullying

Aksi mendorong teman, merebut mainan teman, mengolok atau mengejek, terkesan biasa karena lazim terjadi. Namun tanpa disadari, paraktik bullying telah terjadi. Sebaga

Gambar

Gambar 4.7 41 Konseling Individu
Tabel 4.8  Hasil Temuan

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang

(2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang

KONSELING adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok , agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal , dalam bidang

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan

Adalah pelayanan bantuan ( dari konselor/Guru BK ) kepada klien/peserta didik/siswa baik secara perorangan, kelompok, agar mampu dan mandiri berkembang secara

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, melalui bidang bimbingan