MAKALAH
MANAJEMEN PELAYANAN LABORATORIUM
DOSEN PENGAMPU : FANDIANTA, S. KOM, MPH
DISUSUN OLEH : RIZKI YULIA NINGSIH
PO7134122038
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2024/2025
DAFTAR ISI
BAB I... 1
PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Ruang Lingkup...1
C. Batasan Operasional... 2
BAB II... 3
ORGANISASI DAN PERSONALIA... 3
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA...3
B. PENGATURAN JAGA...4
BAB III...5
STANDAR FASILITAS...5
A. DENAH RUANG...5
B. STANDAR FASILITAS...5
BAB IV... 7
TATA LAKSANA PELAYANAN... 7
A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN...7
B. PENGELOLAAN SPESIMEN... 8
C. PENGELOLAAN LIMBAH...8
D. LAPORAN HASIL DAN ARSIP...9
E. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT...10
F. TROUBLE SHOOTING...10
BAB V... 11
KESIMPULAN DAN SARAN...11
A. Kesimpulan... 11
B. Saran...11
DAFTAR PUSTAKA... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan , pencegahan dan pengobatan pasien.
laboratorium klinik tidak hanya berfungsi membantu penetapan diagnosa dan penatalaksanaan penderita, tetapi juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk memastikan diagnosa. oleh karena itu laboratorium di rumah sakit menempati kedudukan sentral. kedudukan yang penting itu, maka tanggung jawab laboratorium makin lama makin bertambah besar, baik tanggung jawab profesional (profesional responsibilities), tanggung jawab teknis (technical responsibilities) maupun tanggung jawab pengelolaan (management responsibilities).
Pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional, pengelola maupun pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung jawabnya.
B. Ruang Lingkup
Pelayanan laboratorium adalah hasil yang ditimbulkan oleh kegiatan pada titik temu antara pihak laboratorium dan pasien oleh berbagai kegiatan internal laboratorium, dalam hal ini laboratorium melakukan pelayanan material mencakup pra analitik, analitik, pasca analitik dan pelayanan pribadi mencakup interaksi pihak laboratorium dengan pasien, merupakan kerja secara kualitas dan kuantitas seorang petugas laboratorium dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yaitu : penampilan fisik (tangibility) , kehandalan (reliability) , ketanggapan (responsiveness), jaminan keamanan (assurance ), dan sikap peduli (empati ). laboratorium kesehatan adalah unit kerja yang mempunyai fungsi dan tugas pelayanan laboratorium kesehatan secara menyeluruh meliputi bidang hematologi, kimiaklinik, mikrobiologi, immunoserologi, toksikologi, kimialingkungan, patologianatomi (histologi, sitologi) , biologi dan fisika.
Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien,indikasi dalam meminta suatu pemeriksaan laboratorium merupakan pertimbangan penting dalam kedokteran laboratorium. informasi laboratorium dapat digunakan untuk mendiagnosis atau memastikan suatu dignosis awal yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. analisis laboratorium juga merupakan bagian integral dari kesehatan dan tindakan preventif.
C. Batasan Operasional
Kegiatan pelayanan laboratorium dirumah sakit dapat dibagi menjadi pelayanan laboratorium klinik dan manajemen laboratorium .kegiatan laboratorium klinik antara lain terdiri dari pelayanan kepersonal yaitu pelayanan laboratorium umum dan atau spesifik yang dilakukan untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, immunologi, serologi dan parasitologi dengan metode kwalitatif, semikwantitatif, kwantitatif dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomat, otomatik dan robotik. pelayanan manajemen laboratorium adalah pelayanan administratf,informasi dan pemasaran, manajemen ketenagaan (sdm ),logistik laboratorium, kegiatan ini meliputi staffing, schedulling, assigmen dan budgetting.
BAB II
ORGANISASI DAN PERSONALIA
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Kegiatan Laboratorium harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh / memiliki kewenangan untuk melaksanakan kegiatan dibidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja.
1. Kualifikasi
Kualifikasi minimal tenaga laboratorium yang bekerja diberbagai jenjang pelayanan meliputi kepala instalasi, pelaksana analis dan petugas administratif bertanggung jawab untuk mengkordinir semua kegiatan yang diselenggarakan.
2. Komunikasi
Komunikasi diartikan dengan hubungan antar pribadi dan antar unit kerja baik antara tenaga laboratorium dengan sesamanya, dengan unit kerja/ instanasi lain, pengguna jasa maupun mitra kerjanya.
a. komunikasi intern
1) horisontal: tenaga laboratorium harus memiliki kesempatan cukup untuk bertukar pikiran mengenai hal-hak yang bersangkutan dengan pekerjaannya dengan sesama petugas di ruang/seksi yang sama atau di ruang/ seksi lain di loaboratorium yang sama.
2) vertikal sesuai hirarkinya, tenaga laboratorium harus memiliki kesempatan berkonsultasi tentang pekerjaannya dengan kepala seksi/subinstalasi/instalasi, kepala ruangan, kepala laboratorium, kepala rumah sakit sedangkan untuk puskesmas dengan kepala puskesmas.
b. komunikasi ekstren
Sesuai dengan tugas dan wewenangnya, tenaga laboratorium harus memiliki kesempatan bertukar pikiran dan informasi dengan petugas lain yang terkait, seperti misalnya dengan dokter ruangan, dokter puskesmas, dokter farmasi dan lain lain termasuk pemasok.
c. komunikasi ekspertis/keahlian/konsultatif
Sesuai dengan wewenangnya, penanggung jawab laboratorium harus dapat memberikan uraian keahlian (expertise) kepada pemakai jasa pelayanan laboratorium (dokter, pasien maupun pihak lain)
3. Diklat
Pendidikan dan pelatihan tenaga laboratorium dapat dilakukan dalam bentuk a) Formal
yang dimaksud dengan diklat formal adalah pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara terencana dan terjadwal oleh instansi resmi, berdasarkan penugasan oleh pejabat yang berwnanang. Keikutsertaan dibuktikan dengan diperolehnya pernyataan tertulis (sertifikat) dari instansi penyelenggara.
b) Informal
yang dimaksud dengan diklat informal adalah pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan secara tidak terjadwal oleh instansi penyelenggara. Keikutsertaan dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari instansi penyelenggara, yang tidak mempunyai dampak administratif.
c. Bimbingan teknis
bimbingan teknis diberikan oleh tenaga laboratorium kepada tenaga laborartorium lain yang memiliki kemampuan teknis di bawah laboratorium pembimbing. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh laboratorium pembimbing sendiri atau
laboratorium yang ditunjuk. Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal laboratorium.
Tenaga laboratorium sekurang kurangnya sekali dalam setahun mengikuti pendidikan/pelatihan tambahan atau penyegar
B. PENGATURAN JAGA
Guna kelancaran dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium koordinator ruangan bersama koordinator rawat jalan dan rawat inap bersama menyusun/membuat daftar jaga/shif sore, malam, hari minggu / raya bagi staf/ analis dilaboratorium serta mengatur kelancaran seluruh aktifitas pelayanan (sampling petugas sampling distribusi sampel administrasi dan hasil
pemeriksaa.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Instalasi laboratorium harus mempunyai denah ruang dan tata ruang yang baik, sesuai dan memperoleh sinar matahari/cahaya yang cukup, tersedia ruang terpisah alur pelayanan untuk ruang tunggu/penerimaan pasien / sampel, ruang pengambilan sampel, ruang pengelolaan sampel, ruang administrasi, ruang istirahat Denah Ruang laboratorium yang lengkap (termasuk letak telepon, alat pemadam kebakaran, pintu keluar darurat) digantungkan dibeberapa tempat yang mudah terlihat.
B. STANDAR FASILITAS
1. Secara umum tersedia ruang terpisah untuk:
a. Ruang penerimaan ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan spesimen masing-masing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2
b. Ruang pemeriksaan banyaknya tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan yang dilakukan, masing-masing sekurang kurangnya mempunyai luas 15 s/d 30 m2 untuk bank darah dan pemeriksaan mikrobiologi masing-masing memiliki ruangan terpisah.
c. Ruang admistrasi/pengolahan sampel: sekurang-kurangnya mempunyai luas 6m2
2. Persyaratan konstruksi ruang laboratorium rumah sakit adalah:
a. Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,50 m dari atas lantai.
b. Tinggi langit-langit antara 2,703,30 m dari lantai c. Lebar pintu minimal 1,20 m dan maksimal 2,10 m.
d. Ambang bawah jendela minimal 1,00 dari lantai
e. semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai
f. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan tahan terhadap kerusakan oleh bahan kimia.
g. Meja beton dilapisi keramik/porselin dengan tinggi 0,80-1,00 m
h. Dinding ruang dapur, kamar mandi /toilet dilapisi porselin atau keramik minimal 1,50 m dari atas lantai.
i. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
3. Fasilitas penunjang rumah sakit meliputi:
a. Kamar mandi/WC pasien dan petugas
b. Penampungan/pengolahan limbah laboratorium c. Keselamatan dan keamanan kerja
d. Ventilasi: 1/3 x luas lantaiatau AC i PK/20 m2 e. Penerangan : 5 Watt/m2
f. Air bersih, mengalir: 50Liter/pekerja/hari g. Daya listrik : 2200 V A s/d 3300 V
4. Persyaratan fasilitas toilet dilaboratorium rumah sakit adalah:
a. Harus terpelihara dan dalam keadaan bersih
b. Lantai terbuat dari bahan yang kuat kedap air tidak licin, berwama terang dan mudah dibersihkan c. Pembuangan air limbah dari toilet dilengkapi dengan penahan bau (water seal)
d. Letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur,kamar operasi dan ruang khusus lainnya.
e. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar f. Toilet Pria dan wanita harus terpisah
g. Toilet petugas harus terpisah dengan toilet pasien
h. Toilet pasien harus terletak ditempat yang mudah dijangkau dan ada petunjuk arah i. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan
j. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan airyang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
5. Ruangan laboratorium
a. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan b. Pertemuan antara dua dinding dibuat lengkung
c. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air, juga tahan asam, alkali, larutan organik dan panas yang sedang.tepi meja dibuat melengkung.
d. Perabot yang digunakan harus terbuat dari bahan yang kuat
e. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan.
f. Ada dinding pemisah antar ruang pasien dan laboratorium g. Penerangan dalam laboratorium harus cukup
h. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai agar rata agar mudah. dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan terhadap desinfektan.
i. Tersedianya bak cudi tangan dengan air mengalir dalam setiap ruangan laboratoriu dekat pintu keluar.
j. Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan label KELUAR, alat penutup pintu otomatis dan diberi label BAHAYA INFEKSI.
k. Tempat-tempat sampah dilengkapi dengan kantong plastik
l. Tempat sampah kertas, sarung tangan karet/plastik, dantabung plastik harus dipisahkan dari tempat sampah gelas/kaca/botol.
m. Tersedia ruang ganti pakaian, ruang makan/minum dan kamar kecil.
n. Tanaman hias dan hewan piaraan tidak dibolehkan berada diruang kerja laboratorium.
6. Koridor, Gang, Lantai dan Tangga
a. Lantai laboratorium harus bersih, kering dan tidak licin b. Koridor,tangga dan gang harus bebas dari halangan
c. Tangga yang memiliki lebih dari 4 anak tangga dilengkapi dengan pegangan tangan d. Permukaan anak tangga rata dan tidak licin
e. Penerangan dikoridor dan gang cukup
7. Sistem ventilasi
a. Ventilasi laboratorium harus cukup
b. Jendela laboratorium harus dapat dibuka, harus dilengkapi kawat anti nyamuk/anti lalat c. Udara dalam laboratorium harus dibuat mengalir searah
8. Fasilitas air dan Listrik
a. Tersedianya memadai aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang
b. Tersedianya fasilitas air PAM/Pompa/sumur artesis dengan kualitas air yang memadai sesuai dengan kebutuhan laboratorium
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. PENDAFTARAN DAN PENCATATAN
Pendaftaran, pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan laboratorium.untuk kegiatan ini dilakukan secar cermat dan teliti karena kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam
menetapkan suatu tindakan:
1. Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu:
a. Pencatatan kegiatan pelayanan b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistik d. Pencatatan kepegawaian
Pencatatan kegiatan lainnya seperti pemantapan mutu internal, keamanan kerja dan lain-lain. Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut:
a. Buku register penerimaan spesimen terdapat diloket berisi data pasien dan jenis pemeriksaan b. Buku register besar/induk berisi data-data pasien secara lengkap serta hasil pemeriksaan spesimen
c. Buku register /catatan kerja harian tiap tenaga (Data masing-masing pemeriksaan, rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima)
d. Buku register pemeriksaan rujukan e. Buku ekspedisi dari ruangan/rujukan f. Buku komunikasi pertukaran petugas (shift) g. Buku perawatan/kerusakan
2. Pelaporan kegiatan pelayanan terdiri dari.
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanana/triwulan/tahunan b. laporan khusus (misalnya KLB, HIV, dll)
c. Laporan hasil pemeriksaan
3. Penyimpanan dokumen
Setiap laboratorium harus menyimpan dokumen-dokumen:
a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium b. Hasil pemeriksaan Laboratorium
c. Surat permintaan dan hasil rujukan Prinsip penyimpanan dokumen:
a. Semua dokumen yang disimpan harus asli
b. Berkas rekam medis pasien berobat jalan disimpan selama 5 tahun dan berkas rawat inap sekurang-kurangnya 10 tahun
c. Berkas anak-anak harus disimpan hingga batas usia tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku d. Berkas rekam medis dengan kelainana jiwa disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Pemusnahan Dokumen. Sebelum dimusnahkan, ambil informasi informasinya Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara yang berisi:
Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan, Penanggung Jawab/otorisasi pemusnahan dokumen.
B. PENGELOLAAN SPESIMEN
Spesimen yang berasal dari manusia dapat berupa darah (whole blood), serum, plasma, urin, tinja, sputum, cairan otak, bilasan lambung, apus tenggorok, apus rektum, sperma, pus, cairan pleura, cairan arcites, sekret(uretra, telinga, hidung, mata).
Pengelolaan spesimen terbagi atas 2:
1. Spesimen infeksius
a. Spesimen infeksius harus ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan wadah didisinfeksi atau autoclave
b. Wadah harus terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah atau bocor dan diberi label tentang identitas spesimen, wadah diletakkan pada baki khusus dari logam yang dapat didisinfeksi atau diautoclave secara teratur setiap hari.
c. Semua petugas penerima sampel infeksius harus menggunakan sarung tangan dan maske d. Semua spesimen harus dianggap infeksius dan diperlakukan secara hati- hati
e. Meja penerimaan dan pemeriksaan harus dibersihkan dengan desinfektan setiap hari.
f. Dilarang makan, minum dan merokok saat bekerja dan ditempat kerja g. Mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan desinfekta 2. Spesimen tidak infeksius
Semua spesimen di laboratorium dianggap infeksius dan ditangani sesuai prosedur.
C. PENGELOLAAN LIMBAH
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
1. Sumber, sifat dan bentuk limbah
Limbah laboratorium dapat berasal dari beberapa sumber:
a. Bahan baku yang sudah kadaluarsa
b. Bahan habis pakai (misalnya medium pembenihan yang tidak terpakai) c. Produk proses di dalam laboratorium misalnya sisa spesimen.
d. Produk upaya penanganan limbah misalnya tabung kaca sekali pakai setelah dioven Penanganan limbah ditentukan oleh sifat limbah yang digolongkan menjadi:
a. Buangan bahan berbahaya dan beracun b. Limbah infekktif
c. Limbah radioaktif d. Limbah umun
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label sesuai peraturan yang ada. Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa:
a. Limbah cair (pelarut organik, bahan kimia, air bekas cucian alat, sisa spesimen.)
b. Limbah padat (alat suntik, sarung tangan kapas botol spesimen, kemasan reagen, medium pembiakan) c. Limbah gas (penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida dan uap air raksa)
2. Penanganan dan penampungan
a. Pemisahan dan pengurangan dalam pengembangan strategi pengelolaan limbah, alur limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah. Dengan limbah berada dalam kantong atau kontainer yang sama untuk penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganannya.
b. Penampungan
Sarana penampungan untuk limbah, harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman dan higienis
c. Pemisaham limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang adalah dengan menggunakan kantong berkode (umumnya mengunakan kode warna).
• Hitam, Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk menyimpan atau mengangkut limbah klinis.
• Kuning, Semua jenis limbah yang akan dibakar
• Kuning dengan strip hitam, Jenis limbah sebaiknya dibakar tetapi bisa juga di buang disanitari landfill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan.
• Biru muda atau transparan dengan strip biru tua, Limbah untuk autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir.
3. Pengolahan limbah
Pengolahan limbah dilakukan berd
a
sarkan:1. Buangan bahan berbahaya dan beracun - Netralisasi
- Pengendapan, koagulasi dan flokulasi - Oksidasi-reduksi
- Penukaran ion 2. Limbah Infeksi
Semua infeksi harus diolah dengan cara disinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi dan insinerasi.
3. Limbah radioaktif
Masalah pengelolaan limbah radiaktif dapat diperkecil dengan memakai radiaktif sekecil mungkin.
D. LAPORAN HASIL DAN ARSIP
Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilaboratorium harus dilaksanakandengan cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kesesuaian antara pencatatan dan pelaporan hasil pasien dengan spesimen yang sesuai
2. Penulisan angka dan satuan yang digunakan. Khusus mengenai angka, pada pelaporannya perlu disesuaikanmengenai desimal angka, satuan yang digunakan terhadap keperluan pasien maupun terhadap nilai normal.Bila diperlukan satu angka bulat, cukup dilaporkan dalam angka bulat tanpa desimal dibelakang koma.Satuan yang digunakan sebaiknya adalah satuan internasional.
3. Pencantuman nilai normal
Pada pelaporan juga dicantumkan nilai normal, yaitu rentang nilai yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang normal. Pada pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode pemeriksaan yang digunakan serta kondisi-kondisi lain yang harus diinformasikan seperti batas usia dan jenis kelamin. satuan pelaporan juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan hasil normal.
4. Pencantuman keterangan yang penting misalnya bila pemeriksaan dilakukan dua kali dan sebagainya 5. Penyampaian hasil.asarkan sifat limbah:
Waktu pemeriksaan sangat menentukan manfaat laporan tersebut untuk kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah pemeriksaan selesai
dilaksanakan 6. Dokuntasi/arsip
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang lengkap. Hasil suatu kegiatan pencatatan a/ laporan haruslah berupa dokumen yang lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian dokumen
tersebut kepada peminta pemeriksa.tersedia buku ekspedisi di dalam luar laboratorium. Kasus tertukar dan hilangnya spesimen dapat terjadi baik di dalam transportas luar sehingga hal ini harus dihindarkan.
E. PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT
Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara teratur.kalibrasi peralatan untuk alat yang dikeluarkan oleh pabrik tertentu dapat dilakukan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut, untuk alat-alat yang tidak dikeluarkan oleh pabrik tertentu dapat dilakukan oleh badan/institusi berwenang. Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Produksi pabrik yang telah dikenal
2. Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi 3. Tersedia tehnisi dan suku cadangnya mudah didapat 4. Tersedia fasilitas pelayanan purna jual
5. Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis/merk tertentu 6. Pengoperasian mudah dan praktis
7. Batas deteksi jelas
F. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu ketidakcocokan hasil, malfungsi alat maupun kondisi yang tidak kita inginkan yang mungkin disebabkan oleh karena adanya gangguan pada peralatan perlu adanya pemecahan masalah
(Troubleshooting). Merupakan proses atau kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak
memuaskan, dan memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya Makin canggih suatu alat, akan makin kompleks permasalahan yang mungkin terjadi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan , pencegahan dan pengobatan pasien. pelayanan yang cepat, tepat dan cermat hanya dapat terwujud apabila laboratorium didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan berfungsi dengan baik, serta didukung oleh petugas yang profesional, pengelola maupun pelaksana yang terdidik dan sadar akan tanggung jawabnya.
B. Saran
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa lainnya dan semoga penyusun makalah selanjutnya dapat membahas lebih detail tentang manajemen pelayanan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
https://slideplayer.info/slide/2758784/#.Xh6VNwtRsug.
http://labmaniasindonesia.id/7-langkah-mudah-mendapatkan-akreditasi-iso-iec-170252017/
https://www.bikasolusui.coc.id/bagaimana-prosedur-akreditasi-laboratorium/
Mardiah, 2016, Manajemen Laboratorium, Akademi Analis Kesehatan, Jambi
Suyanta, 2010, Manajemen Operasional Laboratorium,Universitas Negeri Yogyakarta www.bsn.go.id
www.kan.or.id