Masyarakat Internasional Pada Landasan Sosiologis Dalam Hukum Internasional
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masyarakat internasional adalah arena kompleks dari interaksi politik, ekonomi, dan sosial antara negara-negara di seluruh dunia. Dalam konteks hukum internasional, pemahaman tentang masyarakat internasional dari perspektif sosiologis memberikan wawasan yang penting dalam pembentukan, implementasi, dan penegakan hukum internasional. Hukum internasional hadir karena adanya suatu komunitas global yang terdiri dari berbagai negara yang setara dan independen, yang saling berinteraksi dan memiliki kepentingan dalam menjalin hubungan yang berkelanjutan.
Masyarakat internasional menjadi pijakan penting dalam pembentukan hukum internasional, karena prinsip-prinsip, norma, dan kebijakan yang ada dalam hukum internasional tercermin dari dinamika dan kebutuhan dari komunitas internasional tersebut. Masyarakat internasional terdiri dari berbagai negara yang memiliki kedudukan yang sama dan kebebasan yang setara, dan mereka memiliki kepentingan bersama dalam menjalankan hubungan yang terus-menerus dan berkelanjutan 1.
Konsep sosiologis dasar seperti interaksi sosial, norma, dan lembaga.
Interaksi sosial antara negara-negara, seperti diplomasi dan perdagangan, membentuk kerangka kerja untuk pemahaman tentang dinamika masyarakat internasional. Norma-norma yang berkembang dalam masyarakat internasional, seperti larangan penggunaan kekuatan bersenjata dan penghargaan terhadap kedaulatan negara, mencerminkan nilai-nilai kolektif dari komunitas internasional.
Hubungan internasional timbul karena adanya faktor saling membutuhkan antar negara dalam berbagai kepentingan, misalnya kepentingan politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, sosial dan masih banyak lagi kepentingan-kepentingan dalam masyarakat internasional yang dapat dijadikan dasar atau menimbulkan
1 Levina Yustitianingtyas, “Masyarakat Dan Hukum Internasional (Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan- Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Internasional),” Perspektif, 20.2 (2015), 90
<https://doi.org/10.30742/perspektif.v20i2.150>.
hubungan antar negara. Untuk mengatur hubungan internasional ini diperlukan hukum guna menjamin adanya kepastian dalam masyarakat internasional 2.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai masyarakat internasional dalam hukum internasional. Dalam hukum tersebut dapat mengatur hubungan masyarakat internasional agar terjalin berbagai macam kepentingan di dalamnya. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang interaksi, norma, lembaga, dan dinamika global ini penting untuk merumuskan kebijakan, merancang perjanjian, dan menegakkan hukum internasional secara efektif dalam era globalisasi ini.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep masyarakat internasional dalam konteks hukum internasional?
2. Bagaimana norma, nilai, dan kebiasaan dalam masyarakat internasional yang tercemin dalam hukum internasional?
I.3 Tujuan Masalah
Berikut tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Untuk mengetahui konsep masyarakat internasional dalam konteks hukum internasional.
2. Untuk mengetahui norma, nilai, dan kebiasaan dalam masyarakat internasional yang tercemin dalam hukum internasional.
2 Debora Tude dan Chusnul Verra Anggia, “Masyarakat Dan Hukum Internasional,” Jurnal Mahasiswa Karakter Bangsa, 1.1 (2021), 1–7.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Hakikat Hukum Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum internasional adalah keseluruhan kaidan dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antarnegara dengan negara serta negara dengan subjek hukum laain bukan negara atau subjek bukan negara satu sama lain. Dalam konteks hukum internasional, negara-negara berperan dalam pembuatan, pematuhan, dan pelanggaran hukum tersebut. Hukum internasional utamanya dibentuk melalui perjanjian antara negara-negara atau organisasi internasional, yang mengikat pihak- pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut 3.
Hukum secara umum memiliki hakikat hukum, yaitu syarat apa yang harus dipenuhi leh sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai hukum. Apabila hakikat hukum itu telah diketahui, maka akan diketahui pula hakikat hukum internasional. Untuk mengetahuinya dapat digunakan pendekatan menemukan pengertian hukum dan menemukan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh hukum 4.
Hukum Internasional pada hakikatnya mempunyai kelemahankelemahan, seperti tidak adanya badan legislatif, tidak adanya pemerintah eksekutif dan tidak adanya pengadilan, namun kelemahankelemahan tadi tidak berati bahwa Hukum Internasional tidak bersifat hukum. Walau Hukum Internasional tidak mempunyai badan-badan tadi namun Hukum Internasional mempunyai mekanismenya sendiri untuk membuat perjanjian, adanya cara sendiri untuk penegakan hukum 5.
II.2 Teori Hukum Internasional
Hukum Internasional dilihat sebagai sebuah sistem aturan dan prinsip yang aktif dalam masyarakat dan oleh karena itu memiliki keterkaitan yang kuat dengan bidang hukum lainnya, terutama hukum nasional yang mengatur kehidupan individu di dalam wilayah negara masing-masing. Dalam teorinya, hukum internasional memiliki dua pandangan yaitu 6:
3 Sri Setianingsih, “Pengertian Hukum Internasional,” Pengantar Dalam Hukum Indonesia, 1983, 1–45
<http://repository.ut.ac.id/4068/1/HKUM4206-M1.pdf>.
4 Yustitianingtyas.
5 Setianingsih.
6 Dina Sunyowati, “HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER HUKUM DALAM HUKUM NASIONAL (Dalam Perspektif Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Di Indonesia),” Jurnal Hukum dan Peradilan, 2.1 (2013), 67 <https://doi.org/10.25216/jhp.2.1.2013.67-84>.
1. Voluntarisme
Pandangan voluntarisme merupakan pandangan yang mendasarkan berlakunya hukum internasional bahkan persoalan ada atau tidaknya hukum internasional ini pada kemauan negara. Menurut pandangan Voluntaris bahwa hukum internasional dan hukum nasional sebagai dua satuan perangkat hukum yang hidup berdampingan dan terpisah.
2. Obyektivis
Pandangan obyektivis merupakan pandangan yang menganggap ada dan berlakunya hukum internasional ini lepas dari kemauan negara. pandangan obyektivitis menganggapnya sebagai dua bagian dari satu kesatuan perangkat hukum.
II.3 Masyarakat dan Hukum Internasional
Masyarakat sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya, masyarakat memerlukan masyarakat lain untuk bekerja sama dan meminta bantuan. Oleh karena itu, manusia tidak mungkin dapat mempertahankan serta mengembangkan hidupnya secara sempurna dengan cara menyendiri atau mengisolasikan diri pada suatu tempat yang terpencil.
Pada perkembangan hukum internasioanl tidak lepas dengan kehidupan manusia. hubungan atau komunikasi yang efektif di antara sesama anggota masyarakat. Hukum internasional adalah fakta, karena hukum internasional ada berdasarkan suatu fakta atau kenyataan adanya pergaulan antar negara. Jadi hukum internasional ada dalam pergaulan antar negara atau dalam masyarakat internasional.
Masyarakat internasional pada landasan sosiologi hukum internasional yaitu 7: 1. Terdapat suatu masyarakat internasional
Adanya masyarakat internasional ditunjukkan adanya hubungan yang terdapat antara anggota masyarakat internasional, karena adanya kebutuhan yang disebabkan. Masyarakat Internasional pada hakikatnya adalah hubungan kehidupan antar manusia dan merupakan suatu kompleks kehidupan bersama yang terdiri dari aneka ragam masyarakat yang terjalin erat.
2. Asas hukum bersama
7 Tude dan Verra Anggia.
Hukum Internasional harus ada unsur pengikat yaitu adanya asas kesamaan hukum antara bangsa-bangsa di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Setianingsih, Sri, “Pengertian Hukum Internasional,” Pengantar Dalam Hukum Indonesia, 1983, 1–45 <http://repository.ut.ac.id/4068/1/HKUM4206-M1.pdf>
Sunyowati, Dina, “HUKUM INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER HUKUM DALAM HUKUM NASIONAL (Dalam Perspektif Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Di Indonesia),” Jurnal Hukum dan Peradilan, 2.1 (2013), 67
<https://doi.org/10.25216/jhp.2.1.2013.67-84>
Tude, Debora, dan Chusnul Verra Anggia, “Masyarakat Dan Hukum Internasional,”
Jurnal Mahasiswa Karakter Bangsa, 1.1 (2021), 1–7
Yustitianingtyas, Levina, “Masyarakat Dan Hukum Internasional (Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan-Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Internasional),”
Perspektif, 20.2 (2015), 90 <https://doi.org/10.30742/perspektif.v20i2.150>