MATA KULIAH KOMUNIKASI KESEHATAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN Diampu oleh : Sintha Fransiske Simanungkalit, SGz, MKM
Disusun oleh:
Assyifa Ramadhani 2310713114 Zalfa Naifatu Iffah 2310713115 Azzahra Putri Nurkholis 2310713116
Shofiana 2310713117
Sabrina Salsabila Nuranisa 2310713118
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2023
DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN...3
1.1 Latar Belakang... 3
1.2 Rumusan dan Urgensi Pembahasan... 4
1.3 Tujuan dan Urgensi Pembahasan... 4
BAB II PEMBAHASAN... 5
2.1 Pengertian Media dalam Komunikasi Kesehatan... 5
2.2 Perkembangan Media Komunikasi Kesehatan...5
2.3 Karakteristik dan Sifat Media Massa... 6
2.4 Tujuan Media Komunikasi Kesehatan... 7
2.5 Manfaat Media dalam Komunikasi Kesehatan... 8
2.6 Jenis dan Pemanfaatan Media Komunikasi Kesehatan...8
BAB III PENUTUP...8
3.1 Kesimpulan... 8
3.2 Saran...8
DAFTAR PUSTAKA...9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Di era digital yang terus berkembang ini, media komunikasi memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat. Media komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengedukasi, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran, membangun pola pikir yang sehat, dan memberikan akses pengetahuan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak media komunikasi terhadap kesehatan masyarakan , baik dari segi edukasi, sosialisasi, maupun pencegahan penyakit.
Kondisi pandemi global yang dihadapi oleh dunia saat ini terutama pandemi COVID-19, memberikan konteks yang menarik untuk memahami bagaimana media komunikasi dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, pandemi ini juga menyoroti pentingnya penggunaan, media komunikasi yang efektif untuk mendukung langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Untuk menyebarluaskan informasi kesehatan ada banyak media yang dapat digunakan antara lain radio, televisi, koran, pamphlet, brosur, internet, media sosial, dan aplikasi kesehatan. Pentingnya untuk menggali bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kesehatan, serta bagaimana media ini dapat digunakan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan memerangi disinformasi yang seringkali tersebar luas di platform-platform digital.
Melalui makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami kompleksitas peran media komunikasi dalam konteks kesehatan masyarakat, mulai dari penyuluhan, kampanye pencegahan penyakit, hingga pembentukan perilaku sehat. Selain itu, makalah ini juga akan mengeksplorasi tantangan dan peluang yang dihadapi dalam menggunakan media komunikasi sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di era digital ini
Dengan memahami peran dan pengaruh media komunikasi kesehatan, diharapkan para pembaca dapat melihat pentingnya kolaborasi antara praktisi
kesehatan, pembuat kebijakan, dan media dalam menciptakan pesan-pesan yang akurat, mudah dipahami, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, kesadaran akan kekuatan media komunikasi juga dapat memberikan dorongan bagi pengembangan inovasi-inovasi baru dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang lebih efektif dan terukur.
1.2 Rumusan dan Urgensi Pembahasan
Dari pembahasan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud membahas materi yang terangkum dalam rumusan pembahasan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara media komunikasi mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kesehatan?
2. Bagaimana kompleksitas peran media komunikasi dalam konteks kesehatan masyarakat?
1.3 Tujuan dan Urgensi Pembahasan
Dari rumusan masalah tersebut, maka didapatkan tujuan masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran akan kompleksitas peran media komunikasi dalam konteks kesehatan masyarakat.
2. Memahami cara media komunikasi dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kesehatan.
3. Memahami cara media komunikasi meningkatkan literasi kesehatan dan memerangi disinformasi yang seringkali tersebar luas di platform-platform digital.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Media dalam Komunikasi Kesehatan
Media komunikasi berperan penting dalam segala aspek yang terjadi ketika manusia berinteraksi satu sama lain. Komunikasi kesehatan merupakan salah satu proses penyebaran informasi kesehatan. Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam Komunikasi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi. Menurut rodiana, SKM., M.Kes komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran media tertentu kepada komunikasi dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial. Media Komunikasi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2010).
2.2 Perkembangan Media Komunikasi Kesehatan
Perkembangan media massa terutama yang difasilitasi oleh teknologi internet menjadi tantangan baru dalam komunikasi kesehatan. Di satu sisi, keberadaan media baru (newmedia) ini membuka kesempatan untuk kegiatan promosi kesehatan yang lebih bersifat viral dimana keterlibatan pengguna intenet bisa menjadi kunci sukses kegiatan promosi kesehatan (Junaedi & Sukmono, 2018:13-14). Daya persuasi atau pengaruh suatu pesan sangat tergantung media apa yang dipilih komunikator untuk memindahkan pesan atau informasi kesehatan.
Ada berapa media yang dapat digunakan, mulai dari media sensoris hingga media yang diciptakan manusia. Marshal Mc. Luchan, sosiolog asal Canada, untuk pertama kalinya mengemukakan bahwa sebenarnya teknologi media yang kita temukan sekarang tidak lain merupakan perluasan dari peranan media sensoris itu. Karena itu dia berpendirian bahwa: “medium is the extension of man”, media merupakan perluasan dari manusia. Artinya, dalam komunikasi antarpersonal pesan dialihkan melalui media sensoris, atau simbol verbal dan nonverbal melewati suatu proses pengalihan cahaya atau sinar bagi
penglihatan (mata), gelombang suara bagi pendengaran (telinga), objek bagi peraba dan/atau sentuh an (tangan), bau (pembauan, penciuman), dan rasa bagi lidah (Harahap & Putra, 2019:182).
2.3 Karakteristik dan Sifat Media Massa
Media dalam komunikasi kesehatan dengan massa yang paling banyak digunakan adalah media massa yang mempunyai karakteristik sebagai:
1. Industri, media sekaligus merupakan industri ( kesehatan informasi, kesehatan komunikasi ) untuk memperbanyak pesan yang akan dikirimkan kepada sasaran.
2. Penyebaran media secara fisik sebagai artefak ( ingat media is an information ).
3. Teknologi yang memungkinkan media melakukan manipulasi pesan-pesan kesehatan ke dalam simbol-simbol bahasa yang dapat ditangkap oleh mata, telinga, perasaan, dan lain-lain.
Karakteristik media massa dapat disebutkan sebagai berikut :
● Tersusun dalam suatu organisasi yang formal dan kompleks.
● Berhubungan langsung dengan audience yang luas.
● Mengarah kepada kepentingan publik.
● Audience adalah majemuk, ada banyak kondisi di kalangan audience yang berbeda.
● Media massa dapat mengembangkan kontak yang serentak dengan jumlah orang banyak dalam jarak yang jauh dari sumber berita meskipun mereka terpisah satu sama lain.
● Hubungan antara komunikator bersifat unik dan kolektif.
Karakteristik surat kabar dan majalah :
1. Terbit secara teratur atau frekuensi – regular.
2. Berbentuk komoditi.
3. Isi pesan bisa formal dan informal.
4. Berfungsi sesuai dengan iklim publik.
5. Audience adalah masyarakat rural, urban dan cosmopolitan.
6. Relatif lebih bebas.
Karakteristik film :
1. Teknologi audio visual.
2. Ditampilkan untuk publik.
3. Daya Tarik universal dan meluas.
4. Dikuasai oleh gambaran fiksi.
5. Karakter internasional.
6. Regulasi ditentukan oelh publik.
7. Karakter ideologis sangat kuat.
Karakteristik radio dan televisi :
1. Mempunyai keluaran yang sangat luas, menjangkau audience yang sangat jauh dan tak saling mengenal.
2. Tampilan pesan dalam audio visual.
3. Teknologi dan organisasi pengelolah yang kompleks.
4. Peranannya sangat ekstensif.
5. Berorientasi pada karakter publik.
6. Karakter nasional dan inernasional.
7. Isi media sangat bervariasi.
8. Regulasi lebih ketat.
Karakteristik musik rekaman :
1. Teknologi pengganda pesan yang serempak.
2. Tekanan teknologi adalah rekaman untuk disebarluaskan.
3. Regulasi yang mengaturnya berskala rendah.
4. Derajat internalisasi sangat tinggi.
5. Cocok untuk sasaran orang muda.
6. Berpotensi besar untuk disubversi.
7. Fragmentasi organisasi.
8. Peluang resepsi yang beragam.
Karakteristik TELEMATIK :
1. Teknologi berbasis pada computer.
2. Mempunyai karakter hibrida dan tingkat keluwesan yang tinggi.
3. Potensial untuk interaktif.
4. Fungsi pribadi dan publik.
5. Regulasi untuk mengaturnya sangat rendah.
6. Bersifat interconnectedness – berkaitan dan bergantung satu sama lain.
2.4 Tujuan Media Komunikasi Kesehatan
1. Menciptakan iklim yang baik bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap, dan perilaku kesehatan.
2. Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, dan menulis hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, dan lain-lain.
3. Meningkatkan sumber daya pengetahuan, kenikmatan, dan anjuran tindakan kesehatan.
4. Menciptakan pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
5. Meningkatkan aspirasi dibidang kesehatan.
6. Mengajarkan kepada masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.
7. Berpartisipasi dalam keputusan atas semua hal yang berkaitan dengan kesehatan.
8. Mengubah struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen.
9. Menciptakan rasa kebanggaan / kesetiaan terhadap produk, dan lain-lain.
2.5 Manfaat Media dalam Komunikasi Kesehatan 1. Media Sebagai Institusi
Media masa sebagai institusi (sosial) adalah seperangkat peran untuk menyebar-luaskan informasi dalam bentuk secara konsisten oleh pola-pola atau tindakan perilaku yang sudah diakui dan mempunyai sanksi oleh masyarakat.
2. Media Sebagai Agen Sosialisasi
Proses pembentukan diri berkaitan dengan dunia sosial yang luas melalui pembelajaran (learning) dan pembatinan (internalisasi) terhadap nilai, kepercayaan, dan norma yang bersumber dari suatu kebudayaan.
2.6 Jenis dan Pemanfaatan Media Komunikasi Kesehatan Tiga Jenis Media Menurut John Fiske
John Fiske dalam bukunya Introduction to Communication studies (1982) membagi media dalam tiga kelompok utama yang dia sebut sebagai:
1. Presentational media, yaitu tampilan wajah, suara, atau komunikasi tubuh (anggota tubuh) atau dalam kategori pesan maka media ini dimasukkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi tatap muka.
2. Representational media, yaitu media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi music, arsitektur, pertamanan, dll.
3. Mechanical media adalah radio, televisi, video, film, surat kabar, majalah, dan telepon yang digunakan untuk memperkuat dua fungsi media diatas.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Media komunikasi tidak hanya sebagai alat untuk mengedukasi, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran, membangun pola pikir yang sehat, dan memberikan akses pengetahuan kesehatan.
3.2 Saran
Pentingnya untuk menggali bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kesehatan, serta bagaimana media ini dapat digunakan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan memerangi disinformasi yang seringkali tersebar luas di platform-platform digital.
DAFTAR PUSTAKA
Haro, Masta dkk. (2022). Komunikasi Kesehatan. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Prasanti, D., & Fitriani, D. (2017). Membangun ketahanan informasi nasional dalam komunikasi kesehatan bagi kalangan perempuan urban di Jakarta. Jurnal Ketahanan Nasional, 23(3), 338-358.
Ridha, M., Affandes, M., & Cynthia, E. P. (2022). Implementasi Treemap untuk Visualisasi Data Angka Kesakitan (Morbiditas)(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Indragiri Hilir). Implementasi Treemap untuk Visualisasi Data Angka Kesakitan (Morbiditas)(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Indragiri Hilir),5(2), 166-174.
Rosdiana, S. K. M. (2022). MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN. Komunikasi Kesehatan, 133.