• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PDGK4407

N/A
N/A
RAIDA

Academic year: 2023

Membagikan "MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PDGK4407"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS UK 2

MATA KULIAH

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PDGK4407

NAMA : RAIDA NIM : 859516496

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA 2023

TUGAS TUTORIAL KE-2

KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH PDGK4407/PENGANTAN PENDIDIKAN BERKEBUTUHAN KHUSUS/3sks

PROGRAM STUDI PENDEIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Nama Penulis : Dra. Yayah Sakiyah, M.Pd.

(2)

Nama Penelaah : Status

Pengembangan

: Baru/Revisi Tahun

Pengembangan

: 2023

No Tugas Tutorial

1.

Coba Anda jelaskan definisi ketunanetraan menurut Pertuni (2004), klasifikasi menurut WHO Low vision (kurang awas), penyebab ketunatreaan, dan cara pencegahan terjadinya ketunanetraan menurut VISION 2020.

JAWABAN

Ketunanetraan menurut Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni (2004) mendefinisikan ketunanetraan adalah orang tunanetra, mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 poin dalam keadaan cahaya normal meskipun dibantu dengan kaca mata (kurang awas). Ini berarti bahwa seseorang tunanetra mungkin tidak mempunyai penglihatan sama sekali meskipun hanya untuk membedakan antara terang dan gelap.

Di Indonesia, penyebab utama ketunanetraan adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi, penyakit kornea, retina dan kekurangan Vitamin A.

Vision 2020 memerangi kebutaan dapat dihindari melalui : 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit;

2. Pelatihan personel;

3. Memperkuat infrastruktur perawatan mata yang ada;

4. Penggunaan teknologi yang tepat dan terjangkau;

5. Mobilisasi sumber-sumber.

2.

Jelaskan dampak ketunanetraan terhadap kehidupan seorang individu.

JAWABAN

Ketunanetraan, atau kehilangan penglihatan sepenuhnya atau sebagian, dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan seorang individu. Dampak tersebut dapat mencakup berbagai aspek, termasuk fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi. Berikut adalah beberapa dampak umum ketunanetraan:

Fisik:

Keterbatasan Mobilitas: Orang tunanetra mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak dan menjelajahi lingkungan secara mandiri tanpa bantuan.

Keterbatasan Daya Sentuh: Kehilangan penglihatan juga dapat meningkatkan ketergantungan pada indera peraba (perabaan), dan ini dapat memerlukan penyesuaian terhadap lingkungan sekitar.

Psikologis:

Stres dan Kecemasan: Kehilangan penglihatan dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi karena harus beradaptasi dengan perubahan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.

Depresi: Beberapa individu mungkin mengalami perasaan depresi atau isolasi sosial karena perubahan gaya hidup dan tantangan baru yang dihadapi.

Sosial:

Isolasi Sosial: Tunanetra mungkin menghadapi risiko isolasi sosial karena keterbatasan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan interaksi dengan orang lain.

Stigma dan Diskriminasi: Masyarakat kadang-kadang dapat bersikap kurang inklusif terhadap orang tunanetra, yang dapat menyebabkan pengalaman stigma dan diskriminasi.

Ekonomi:

Tantangan dalam Pekerjaan: Individu tunanetra mungkin menghadapi tantangan dalam mencari dan mempertahankan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka.

(3)

Biaya Perawatan dan Teknologi: Biaya perawatan kesehatan dan teknologi bantu penglihatan dapat menjadi beban ekonomi tambahan.

Edukasi:

Tantangan dalam Akses Pendidikan: Tunanetra mungkin menghadapi hambatan dalam mengakses materi pendidikan dan sumber daya yang tidak selalu dirancang untuk kebutuhan mereka.

Perubahan Gaya Hidup:

Ketergantungan pada Bantuan dan Pendampingan: Beberapa individu mungkin memerlukan bantuan atau pendamping untuk melaksanakan tugas-tugas sehari-hari.

Perubahan Aktivitas dan Hobi: Kehilangan penglihatan dapat memerlukan penyesuaian dalam aktivitas dan hobi untuk mempertahankan kualitas hidup.

3.

Jelaskan pendidikan bagi siswa tunanetra di sekolah umum dalam setting pendidikan inklusif

JAWABAN

Pendidikan inklusif adalah suatu pendekatan di mana siswa dengan berbagai kebutuhan pendidikan, termasuk siswa tunanetra, diajak untuk belajar bersama-sama dalam lingkungan sekolah umum.

Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi semua siswa, tanpa memandang perbedaan dan keberagaman. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pendidikan inklusif bagi siswa tunanetra di sekolah umum:

Adaptasi Kurikulum:

Kurikulum harus dirancang agar dapat diakses oleh semua siswa, termasuk siswa tunanetra. Ini mungkin melibatkan penyesuaian materi pembelajaran, penggunaan media aksesibilitas seperti braille, atau penggunaan teknologi bantu.

Dukungan Guru:

Guru harus menerima pelatihan dan dukungan yang memadai untuk mengajar siswa tunanetra. Mereka perlu memahami kebutuhan khusus siswa dan memiliki keterampilan untuk mengelola kelas inklusif.

Teknologi Bantu:

Pemanfaatan teknologi bantu, seperti perangkat lunak pembaca layar atau perangkat Braille, dapat membantu siswa tunanetra mengakses informasi dan berpartisipasi dalam pembelajaran kelas.

Bantuan dan Pendampingan:

Beberapa siswa tunanetra mungkin memerlukan bantuan atau pendampingan tambahan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Bantuan ini dapat datang dari pendamping khusus atau teman sekelas.

Modifikasi Fisik dan Lingkungan:

Sekolah perlu menyediakan lingkungan fisik yang ramah dan aksesibel.

Ini mungkin melibatkan tanda-tanda braille, jalur pemandu, dan desain ruangan yang mempertimbangkan kebutuhan siswa tunanetra.

Bimbingan dan Konseling:

Siswa tunanetra mungkin menghadapi tantangan khusus, dan dukungan bimbingan serta konseling dapat membantu mereka mengatasi masalah ini, baik akademis maupun sosial.

Kolaborasi dengan Orang Tua:

Kolaborasi yang kuat antara sekolah dan orang tua sangat penting.

Orang tua siswa tunanetra dapat memberikan wawasan dan informasi tentang kebutuhan anak mereka, sehingga sekolah dapat memberikan dukungan yang lebih baik.

Kesadaran Masyarakat:

Masyarakat sekolah dan siswa lainnya perlu diberi pemahaman tentang pentingnya inklusi dan cara mendukung siswa tunanetra. Ini dapat membantu mengurangi stigma dan mempromosikan kehidupan sosial yang inklusif.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa sekolah masih mempersepsikan pendidikan inklusif sama dengan sistem integrasi, sehingga anak menyesuaikan dengan system yang berlaku di sekolah, sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran GPK dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar penyelenggara pendidikan

Sekolah inklusif adalah sekolah yang mengijinkan peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus untuk dapat belajar di kelas bersama-sama dengan siswa lain yang tidak

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN.. KHUSUS/INKLUSIF DI TINJAU DARI BERBAGAI UNDANG- UNDANG

a) Prinsip dasar dari sekolah inklusif adalah bahwa, selama memungkinkan, se- mua anak seyogyanya belajar bersama-sama, tanpa memandang kesulitan ataupun

Manajemen Kelas Inklusif; Strategi Pembelajaran Inklusif; Mengenal Anak dengan Autism; Penanganan Belajar Anak dengan Autism; Mendampingi Anak dengan Gangguan

Pembahasan pelaksanaan pendidikan inklusif dalam meningkatkan pengetahuan ABK anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Nganjuk dalam penelitian ini meliputi aspek-aspek yaitu: Kategori

Tugas Tutorial Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan