Latar Belakang Pembentukan KP ASI
Kementerian Kesehatan RI
MASALAH MENYUSUI
DI INDONESIA
Status Gizi Balita 1989-2010
Status Gizi Balita 2010 Kecenderungan Gizi Kurang 1989-2010
Kondisi sosial ekonomi, lingkungan
Cukup bulan, tunggal
Tidak sakit
Ibu tidak merokok, alkohol
Makanan bayi dan anak optimal;
- ASI Eksklusif/predominantly > 4 bulan
- Diteruskan menyusui >12 bulan - Dikenalkan MPASI pada usia 6
bulan
STANDAR TUMBUH KEMBANG
KEPMENKES No :1995/MENKES/SK/XII/2010
4
Pada usia 5
tahun anak2 6-7 cm lebih pendek dari
kelompoknya
Hasil PSG Kabupaten Lombok Timur Tahun 2014
NO KECAMATAN JUMLAH SAMPEL
(org)
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
NO KECAMATAN JUMLAH SAMPEL
(org)
MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT BERAT
KURANG ( UNDERW
EIGHT )
KEPENDE KAN ( STUNTIN
G )
KEKURUS AN ( WASTIN
G )
BERAT KURANG ( UNDERW
EIGHT )
KEPENDE KAN ( STUNTIN
G )
KEKURUS AN ( WASTIN
G )
1 AIKMEL 300 22.98 35.38 9.83 11 SAKRA TIMUR 300 28.75 44.37 11.40
2 JEROWARU 300 23.27 41.64 14.99 12 SAMBELIA 300 20.91 42.55 9.77
3 KERUAK 301 13.77 9.45 15.72 13 SELONG 300 15.93 35.61 10.69
4 LABUHAN HAJI 300 18.24 37.35 5.82 14 SEMBALUN 300 20.79 46.19 14.19
5 MASBAGIK 301 14.34 27.93 13.16 15 SIKUR 300 23.26 47.35 4.92
6 MONTON GADING 299 19.74 49.32 4.28 16 SUELA 301 25.90 39.66 8.68
7 PRINGGABAYA 300 18.41 37.17 4.13 17 SUKAMULIA 300 18.31 29.89 8.34
8 PRINGGASELA 295 15.51 43.26 2.45 18 SURALAGA 300 23.84 51.51 4.79
9 SAKRA 298 23.62 41.73 8.83 19 TERARA 300 16.67 43.22 12.91
10 SAKRA BARAT 300 20.07 35.54 14.62 20 WANASABA 300 12.70 30.77 10.97
KABUPATEN LOMBOK
TIMUR 5,995 19.56 37.52 9.48
Tinggi Badan Anak Indonesia
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 45.0
50.0 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0 90.0 95.0 100.0 105.0 110.0 115.0 120.0 125.0
Reference Indonesia
Age (month)
Mean Height (cm)
Boys:
Diff:6.7 cm
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 45.0
50.0 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0 90.0 95.0 100.0 105.0 110.0 115.0 120.0 125.0
Reference Indonesia
Age (month)
Mean Height (Cm)
Girls:
Diff:7.3 cm
Atmarita, 2010
Grafik Kecenderungan Persentase Bayi 0-6 Bulan Yang Mendapat ASI Eksklusif Di Indonesia
Sumber : Susenas 2004 – 2009
Target 2010
Lain-lain 32%
Diare 19%
Campak 7%
Perinatal 18%
ISPA 19% Malaria 5%
Kurang Gizi 54%
Sumber: WHO, 2002
Kematian Bayi dan Balita Terkait Kurang Gizi
Fenomena dua per tiga:
2/3 kematian balita terkait kurang gizi
2/3 kurang gizi terkait praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan batita
Penting Penerapan optimal feeding pada bayi dan anak
ASI MERUPAKAN LIMPAHAN KASIH SAYANG TUHAN BAGI BAYI DAN IBU
ASI MERUPAKAN HAK BAYI
Mengapa ASI merupakan HAK BAYI?
1.
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hidup yang diciptakan Tuhan Khusus bagi bayi
2.
ASI merupakan cairan hidup yang tidak bisa ditiru manusia
3.
ASI memberikan kekebalan bagi bayi sehingga tidak mudah sakit
4.
ASI saja dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi sejak baru
lahir sampai umur 6 bulan
Kandungan Manfaat
Kaya antibodi Melindungi terhadap infeksi dan alergi
Banyak Sel darah putih Melindungi terhadap infeksi
Pencahar Membersihkan dari meconium
dan membantu mencegah bayi kuning (icterus)
Faktor-faktor pertumbuhan Membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi dan ketidakcocokan
(intoleransi)
Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi Mencegah penyakit mata
MANFAAT KOLUSTRUM
KEUNTUNGAN MENYUSUI
ASI
• Zat-zat gizi yang yang lengkap
• Mudah dicerna, diserap secara efesien
• Melindungi terhadap infeksi
MENYUSUI
• Membantu bonding dan perkembangan
• Membantu menunda kehamilan baru
• Melindungi kesehatan ibu
• Biaya lebih rendah
dibanding asupan buatan
Perlindungan Terhadap Infeksi
DIT. BINA GIZI MASYARAKAT DEPKES RI
1. Ibu yang terkena infeksi
2. Sel darah putih ibu membuat antibodi untuk melindungi ibu
4. Antibodi terhadap infeksi ibu dialirkan kedalam ASI untuk melindungi bayi
3. Sebagian sel darah putih masuk ke payudara dan membuat antibodi
MANFAAT MENYUSUI LEBIH DARI SEKEDAR MANFAAT MEMBERIKAN ASI KEPADA BAYI, MENYUSUI
MELINDUNGI KESEHATAN IBU DENGAN BEBERAPA CARA DAN DAPAT MENGUNTUNGKAN SELURUH KELUARGA,
SECARA EMOSIONAL MAUPUN EKONOMI
Manfaat Menyusui secara ekslusif 1. Bagi Ibu
Mengurangi resiko perdarahan yang merupakan
penyebab utama kematian ibu dan mencegah anemia
Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan kanker payudara
Merupakan salah satu metode penjarangan kelahiran
Membantu rahim kembali ke ukuran semula
Membantu ibu dan bayi dalam mengembangkan
hubungan kasih sayang yang erat (bonding)
2. Bagi Bayi
Komposisi dan kandungan zat gizi pada ASI sesuai dengan fisiologi organ tubuh bayi
Mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi
ASI mudah dicerna dan diserap secara efisien oleh tubuh bayi
Asi melindungi bayi dari infeksi karena mengandung zat anti infeksi
Membantu perkembangn bayi
Bayi lebih mudah menerima makanan padat saat penyapihan karena sudah mengenal rasa makanan lewat ASI
3. Manfaat bagi keluarga
Pemberian ASI ekslusif dapat mengurangi beban keluarga untuk membeli susu formula dan biaya perawatan yang mahal apabila bayi sakit akibat pemberian susu formula.
Dana untuk membeli susu formula 4-5 kali lebih besar daripada dana untuk membeli suplemen makanan untuk ibu menyusui.
Pemberian MP-ASI yang tepat waktu, tepat jumlah dan
aman serta berkualitas merupakan investasi kesehtan
bagi anak dan keluarga dimasa depan
Menolong Mengurangi Kemiskinan
Harga 1 kaleng formula Rp 65.500 .
Bayi lahir di Indonesia 5 juta per tahun
Biaya 6 bulan formula untuk bayi2 ini :
5 juta x 55 kaleng (a 400 grm) x Rp 65,500 = Rp 18,012 Triliun
Tiap bayi memerlukan sekitar Rp.3,6 juta dlm 6 bln. Ini merupakan lebih dari 100% dari keluarga
berpendapatan Rp 500.000 perbulan ( Rp 3 juta / 6 bln)
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENINGKATAN PEMBERIAN ASI
a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir dalam satu jam pertama dengan melakukan rawat gabung
b. Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan
c. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP- ASI) mulai umur 6 bulan
d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.
POLA PEMBERIAN MAKAN TERBAIK BAGI ANAK DAN BAYI
Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Bayi diberi kesempatan mulai (inisiasi) menyusu sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut ibu. Bayi dibiarkan merayap mencari
putting dan menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung
minimal satu jam pertama sejak bayi lahir
Strategi Peningkatan Pemberian ASI
Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui peraturan perundang- undangan dan kebijakan
Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam menerapkan 10 langkah keberhasilan menyusui
Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatkan, melindungi dan mendukung pemberian ASI
Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam
praktek pemberian ASI.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).
4 dari 10 langkah RSSIB pemberian ASI
RSSIB harus memiliki konselor menyusui
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)
1. Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan kepada semua staff pelayanan kesehatan.
2. Melatih semua staff pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan menyusui tersebut.
3. Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan manajemen menyusui.
4. Membantu ibu menyusui dini dalam 60 menit pertama persalinan.
5. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya.
6. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis.
7. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam).
8. Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi.
9. Tidak memberi dot kepada bayi.
10.Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan
UU No.36 Tahun 2009 tentang ASI Eksklusif
Pasal 128
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
-
Indikasi medis :
kondisi medis Bayi dan/atau kondisi medis ibu yang tidak memungkinkan dilakukannya pemberian ASI Eksklusif.
Pasal 129
(1)Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
(2)Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 200
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
UU No.36 Tahun 2009 tentang ASI Eksklusif
Pasal 201
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; dan/atau b. pencabutan status badan hukum
UU No.36 Tahun 2009 tentang ASI Eksklusif
BAHAYA MENGINTAI ANAK KITA
1. Temuan peneliti IPB terhadap 74 sampel susu formula dan bubur bayi dengan 13,5% diantaranya mengandung bakteri Enterobakter sakazaki
2. United Stated Food and Drug Administration (USFDA) telah melansir sebuah penelitian prevalensi kontaminasi di
sebuah negara terhadap 141 susu bubuk formula dan didapati 20 (14%) kultur positif E.sakazaki
3. Selain E.sakazaki, bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula diantaranya adalah Clostridium botulinum, Citrobakter freundi, serta berbagai jenis salmonela lainnya