• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Transformasi Geometri kelas IX

N/A
N/A
3D@ Ni Kadek Diah Meliani

Academic year: 2025

Membagikan "Materi Transformasi Geometri kelas IX"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Transformasi Geometri kelas IX Bab 2

 Transformasi Geometri

Transformasi memiliki pengertian sebagai perubahan dan geometri berkaitan dengan suatu bangun, garis, titik, dan pengukurannya, sehingga transformasi geometri adalah perubahan posisi dan ukuran suatu benda atau objek pada bidang geometri seperti garis, titik, maupun kurva yang bisa dituliskan dalam bentuk koordinat Cartesius maupun matriks. Transformasi geometri dibagi menjadi empat jenis, yaitu translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.

a. Refleksi ( Mencerminkan )

Refleksi atau pencerminan merupakan salah satu jenis transformasi yang memindahkan setiap titik pada suatu bidang (atau bangun geometri) dengan menggunakan sifat benda dan bayangannya pada cermin datar. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh pencerminan di antaranya sebagai berikut.

1. Bayangan suatu bangun yang dicerminkan memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan bangun aslinya.

2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda aslinya ke cermin.

3. Bayangan bangun pada cermin saling berhadapan dengan bangun aslinya

Gambar 1. Contoh refleksi

Gambar di atas merupakan contoh pencerminan (refleksi) dari segi empat PQRS terhadap garis α sehingga menghasilkan bayangan yaitu segi empat P’Q’R’S’.

(2)

Dalam materi ini siswa akan diajak untuk mengetahui berbagai macam

pencerminan seperti pencerminan terhadap bidang koordinat, pencerminan terhadap garis sejajar sumbu-x dan sumbu-y, dan terhadap suatu garis.

b. Translasi ( Menggeser )

Translasi adalah perpindahan posisi suatu objek. Jika dinyatakan dalam koordinat Cartesius, translasi merupakan perpindahan titik-titik koordinat suatu objek ke arah dan jarak tertentu. Dimana, dalam peristiwa translasi ukuran objek tidak mengalami perubahan.

Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis horizontal, maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda ditranslasikan ke arah kanan, dan bernilai negatif jika benda ditranslasikan ke arah kiri. Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis vertikal, maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda ditranslasikan ke arah atas, dan bernilai negatif jika benda ditranslasikan ke arah bawah.

Gambar 2. Contoh Tranlasi

Gambar di atas menunjukkan segitiga ABC yang ditranslasikan 4 satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai (x, y) → (x + 4, y – 3). Koordinat bayangan hasil translasinya sebagai berikut A (–3, 1) → A’ (–3 + 4, 1 – 3) atau A’ (1, – 2) B (–1, 4) → B’(–1 + 4, 4 – 3) atau B’ (3, 1) C (–2, –1) → C’ (–2 + 4, –1 – 3) atau C’(2, –4).

(3)

c. Dilatasi ( Memperbesar/memperkecil )

Dilatasi adalah perpindahan titik-titik suatu objek terhadap titik tertentu berdasarkan faktor pengali. Oleh karena ada faktor pengali, maka peristiwa dilatasi ini bisa mengakibatkan perubahan ukuran objek, misalnya diperbesar, diperkecil, atau tetap.

Gambar 3. Contoh Dilatasi

Secara umum, dilatasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Dilatasi terhadap titik pusat (0,0)

Jika suatu titik M (x, y) mengalami dilatasi terhadap titik pusat (0, 0) dengan faktor pengali k, maka akan dihasilkan koordinat M’ (x’. y’). Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut.

Titik koordinat M’(x’, y’) bisa ditentukan dengan rumus berikut

2. Dilatasi terhadap titik pusat (a.b)

Jika dilatasi titik koordinat M (x, y) dilakukan terhadap titik pusat (a, b) dengan faktor pengali k, maka akan dihasilkan koordinat M’ (x’. y’). Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut:

(4)

Titik koordinat M’(x’, y’) bisa ditentukan dengan rumus berikut.

d. Rotasi ( Memutar )

Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap titik pada gambar sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi. Besarnya sudut dari bayangan benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi..

Gambar 4. Peristiwa Rotasi

Gambar di atas ini menunjukkan rotasi bangun ABCD terhadap pusat rotasi, R.

Besar sudut ARA’, BRB’, CRC’, dan DRD’ sama. Sebarang titik P pada bangun ABCD memiliki bayangan P’ di A’B’C’D’ sedemikian sehingga besar ∠PRP’ konstan. Sudut ini disebut sudut rotasi.

Suatu rotasi ditentukan oleh arah rotasi. Jika berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif. Jika searah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya negatif. Pada rotasi, bangun awal selalu kongruen dengan bayangannya

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 3. Koordinat kartesius dan polar.. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PADA MATERI GEOMETRI TRANSFORMASI MENGGUNAKAN GEOGEBRA 1) Materi yang terdapat dalam LKS sesuai dengan

Beban kognitif intrinsic yang muncul dalam belajar geometri berhubungan dengan kesulitan siswa dalam membayangkan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam bangun

Beban kognitif intrinsic yang muncul dalam belajar geometri berhubungan dengan kesulitan siswa dalam membayangkan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam bangun

Guru meminta siswa memaparkan apa yang peserta didik pahami mengenai pengertian transformasi geometri, translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.. Peserta didik mengajukan

Akan ada 9 teorema yang akan dibahas pada bab ini, guna membentu mahasiswa mempermudah menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Setengan Putaran atau masalah Geometri

Jika diketahui bayangan sebuah titik adalah A’3, -1 yang merupakan hasil pencerminan sebuah titik terhadap garis 𝑦 = 𝑥.. Titik asal tersebut

Dilatasi terhadap titik Pusat O0,0 Dilatasi terhadap titik pusat Pa,b 1 2 Dilatasi Mengubah ukuranmemperbesar atau memperkecil suatu bangun geometri, tetapi tidak mengubah

233 Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kedisiplinan Siswa Kelas XI melalui Model PBL Materi Transformasi Geometri Yuliyani1, Arief Agoestanto2, Kresni Winanti3 1PPG