Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
PARIHATIN NIM 170501267
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2021
Abahar dan ibunda Fariyah, Suamiku Wisnu Kusuma Wardana, ST. juga
kakak/Adikku tersayang . Keluarga dari ayah dan Keluarga dari ibu
Bapak dan Ibu Mertuaku Adik Iparku
Teman-temanku khususnya ciwi-ciwi inges kupersembahkan untuk diriku sendiri yang
sudah berjuang”
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Mekanisme Penilaian Mustahik dalam Penyaluran Zakat Studi Kasus Baznas Lombok Tengah, ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda tercinta Isnan Abahar dan Ibunda yang kusayangi Fariyah yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Rezeki, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada penulis.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis berikan kepada Bapak Dr. Muhammad Saleh Ending selaku Pembimbing I dan Ibu Dahlia Bonang, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membantu penulisan skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu.
2. Dr. Riduan Mas’ud selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram
3. Ibu Zulfawati, M.A. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah UIN Mataram 4. Bapak Sa’id Al-Hudry Baznas Lombok Tengah yang telah memberikan
7. Suamiku penyemangatku Wisnu Kusuma Wardana, ST yang selalu memberikanku semangat sampai pada titik ini, Alhamdulillah
8. Kakak-kakakku (Kak Ari, Kak Awan), juga tidak lupa pada nenekku tercinta (Hj.Fauziyah) Bibikku (Bik Sri, Bik Anti, Ibu Fauziyah Bik Sur,Bik Maska) yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis, terutama ka baiti yang telah menemani dan membantu penulis dalam meyusun skripsi ini.
9. Adikku tersayang si bungsu (Tiara Sulastri)
10.Bapak dan Ibu Mertuaku yang selalu memberikan semangat dan dukungan 11.Sahabat-sahabatku dan teman-teman lainnya rekan mahasiswa program studi
ekonomi syariah yang telah saling mendukung dan menguatkan satu sama lain, membantu dan menemani penulis dalam merampungkan skripsi ini.
12.Almamater kebanggan Universitas Islam Negeri Mataram
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu disadari karna keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Praya 12 November 2021
Parihatin 170501267
PERSETEJUAN PEMBIMBING ... ii
NOTA DINAS PEMBIMBING... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Telaah Pustaka ... 8
B. Landasan Teori ... 12
1. Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat ... 12
a. Golongan orang yang Berhak Menerima zakat ... 12
2. Zakat ... 17
a. Pengrtian Zakat ... 17
b. Dasar Hukum Membayar Zakat...18
c. Syarat Zakat ... 18
d. Tujuan Dan Fungsi Zakat ... 19
h. Jenis Harta Wajib Zakat...20
3. Mustahik Zakat ... 21
a. Pengertian Mustahik Zakat ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Sumber Data ... 27
C. Teknik Pengumpulan Data ... 29
D. Teknis Analisis Data ... 30
E. Sistematika Pembahasan ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33
1. Sejarah Singkat Baznas Lombok Tengah ... 33
2. Visi dan Misi Baznas Lombok Tengah ... 34
3. Letak Baznas Lombok Tengah ... 35
4. Program Baznas Lombok Tengah ... 36
5. Struktur Organisasi Baznas Lombok Tengah ... 44
B. Hasil Penelitian ... 45
1. Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat ... 45
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Mekasnime Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat ... 54
C. Pembahasan ... 56
BAB V PENUTUP ... 64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
Lampiran 3. Dokumentasi Observasi Penelitian...73 Lampiran 4. Lampiran surat observasi...75 Lampiran 5. Lampiran Balasan Surat Observasi...76
Oleh:
Parihatin 170501267
ABSTRAK
Baznas Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga amil zakat resmi milik pemerintah yang bersifat transfaran, akuntabel dan profesional, jika melihat ke belakang mengenai sejarahnya, perekembangan pengelolaan zakat di kabuaten lombok tengah sekitar tahun 2000 berkenan dengan undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme penilaian mustahik dalam penyaluran zakat di Baznas Lombok Tengah dan apa faktor pendukung dan penghambat dalam menentukan mustahik zakat di Baznas Lombok Tengah.
Penelitian ini termasuk jenis pnelitian kualitatif. Teknik pengumpulan yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang terkumpulkan maka peneliti menganalisis menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data,peyajian data dan menarik kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme penilaian mustahik dalam penyaluran zakat di Baznas Lombok Tengah adalah sebagai berikut : 1. Survey untuk mendapatkan calon mustahik, 2. Musyawarah untuk memutuskan siapa yang layak menerima zakat. Hal ini menunjukan bahwa proses penentuan mustahik dilakukan dengan selektif agar tidak salah sasaran dan penyaluran dilakukan sesuai dengan kebutuhan mustahik. Adapun faktor pendukung dari penilaian mustahik dan penyalurannya adalah form survey, rekomendasi masyarakat sekitar. Faktor
Kata kunci: Mustahik ,Penyaluran, Zakat.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.1
Penyaluran zakat berguna bagi pemberdayaan ekonomi umat. Lebih lanjut, potensi zakat begitu besar untuk pemberdayaan ekonomi umat, memberantas kemiskinan, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesehatan umat, meningkatkan kualitas kesehatan umat, meningkatkan kualitas pendidikan umat, dan sebagainya. Hal ini juga termasuk dalam undang-undang RI Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat bahwa yang di maksud degan zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat islam.2 Oleh karena itu, zakat dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosial ekonomi bagi umat islam. Selain itu, tujuan zakat tidak hanya sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, akan tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu memberantas kemiskinan.
1Muhammad Abdul Mannan, Teoridan Praktik Ekonomi Islam, terj, M. Nastangin (Yogyakarta: Dana Bhakti Waka, 1995), hlm. 256.
2Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,Bab I, Pasal I.
Di dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menyatakan bahwa pengelolaan dana zakat memiliki beberapa tujuan. Pertama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat. Kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Zakat bertujuan untuk kemaslahatan umat. Karena itu penyaluran harta zakat melaui lembaga penyaluran zakat akan mendatangkan maslahat yang lebih besar dan berkesenambungan. Penyaluran zakat tersirat pada surah At-Taubah ayat 103 yang berbunyi:
أ ۡنِم ۡذُخ عيِم س ُهَّللٱ و ۡۗۡمُهَّل ٞن ك س ك ت َٰو ل ص َّنِإ ۡۖۡمِهۡي ل ع ِ ل ص و ا هِب مِهيِ ك زُت و ۡمُهُرِ ه طُت ٗة ق د ص ۡمِهِل َٰ و ۡم ميِل ع
٣٠١
“Ambilah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan bedoalah untuk mereka sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenangan jiwa bagi mereka. Allah maha
mendengar lagi maha menegtahui (QS. At Taubah)
Permaslahan kemiskinan yaitu ancaman bagi masa depan Negara jika tidak di tangani serius oleh pemerintah dan semua elemen masyarakat.
Kemiskinan yaitu bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran.3 Kemiskinan yang terjadi akan menambah jurang pemisah antara kaum miskin dan kaya. Di Indonesia, salah satu usaha pemerintah dalam mengatasi kemiskinan adalah melalui pemberian Bantuan Langsung Tunai
3Abdurrachman Qadir, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial (Jakarta: RajaGrapindo Persada 2001), hlm.24.
(BLT). Namun demikian, kebijakan ini seringkali tidak efektif karena koordinasi dan manajemen yang kurang baik.4
Islam sebagai sebuah ajaran telah menawarkan bebrapa doktrin bagi manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia, serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di akhirat. Namun pada kenyataannya, tak semua warga Negara dapat dengan mudah mendapatkan kesejahteraan. Berbicara tentang masalah kesejahteraan di dalam islam, sudah tentu hal tersebut tidak dapat dilepaskan dengan pembahasan mengenai zakat. Apabila zakat dikelola dengan baik, maka zakat dapat menjadi salah satu faktor pendorong bagi perbaikan kondisi ekonomi masyarakat, karena dengan adanya distribusi zakat akan terjadi pertumbuhan kesejahteraan pada golongan penerima zakat (mustahik).5 Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf al-Qardhawi bahwa secara keseluruhan target utama dari aplikasi zakat adalah mengentaskan kemiskinan secara keseluruhan.6 Oleh karena itu, zakat sangat berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat zakat sebagai instrument people to people transferdapat menjadi jalan keluar terbaik untuk mengurangi tingkat kesenjangan ekonomi dan kemiskinan. Manfaat zakat dibuktikan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh irfan Syauqi Beik yang menyebutkan bahwa zakat mampu
4Mohammad Farid, “Analisis Dampak Penyaluran Zakat Prouktif terhadap Keuntungan Usaha Mustahik”, Jurnal Hukum Islam,Vol.2,No. 1, 2015, hlm.34.
5Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat (Malang: UIN Maliki Press, 2010), hlm. 49.
6Yusuf al-Qurdhawi, Spektrum Zakat dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan (Jakarta:
Zikrul Hakim, 2005), hlm. 30.
mengurangi jumlah keluarga miskin dari 84% menjadi 74%. Dari aspek kedalaman kemiskinan, zakat juga sudah tebukti mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan dari Rp 540.657,01 menjadi Rp 410.337,06. Ditinjau dari tingkat keparahan kemiskinan, zakat juga mampu mengurangi tingkat keparahan kemiskinan yang ditandai dengan penurunan nilai Indeks Sen. Indeks sen berarti Indeks kemiskinan yang menggabungkan pendekatan HeadcountRatio, income Gap Ratio, dan koefisien Gini. Dalam hal ini HeadcountRatio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa jumlah orang miskin yang sebenarnya berdasarkan garis kemiskinan Negara. Income Gaap Ratio, yaitu ratio yang di gunakan untuk mngetahui tingkat kedalaman kemiskinan. Sedangkan koefisien Gini sebagai indikator distribusi pendapatan di antara kelompok miskin. Dalam analisisnya, indeks sen mengalami penurunan dari 0,46 menjadi 0,33. Kajian ini menjadi bukti bahwa instrumen zakat memiliki potensi yang luar biasa dalam memberantas kemiskinan.7
Zakat yang terkumpul dari dana masyarakat muslim melalui lembaga pengelola zakat bisa menjadikan zakat menjadi salah satu instrumen yang secara khusus dapat mengatasi masalah kemiskinan dan dapat mensejahterakan masyarakat ekonomi lemah. Namun demikian, dalam rangka penyaluran dana zakat sebagai kekuatan ekonomi masyarakat, maka keberadaan institusi zakat sebagai lembaga publik yang ada di masyarakat menjadi amat sangat penting.8
7 Irfan Syauqi Beik, “Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi kasus Dompet dhuafa Republika”, Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Vol. II, 2009, hlm. 87.
8 Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara untuk Mengurangi Kemiskinan (Nuansa Madani, 2004), hlm. 93.
Apabila ditinjau dari pola penyaluran zakat tersebut, maka menggambarkan adanya keseimbangan untuk tujuan pendek dan jangka panjang. Dalam hal ini, tujuan jangka pendeknya adalah distribusi zakat dapat disalurkan untuk kebutuhan dasar ekonomi para mustahik berupa pemberian bahan makanan dan bersifat pemberian untuk dikonsumsi secara langsung.
Sedangkan untuk tujuan jangka panjang, penyaluran zakat dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha produktif, sehingga hasilnya dapat meningkatkan pendapatan mustahik.9
BAZNAS Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga zakat resmi milik pemerintah yang bersifat transfaran, akuntabel dan professional, jika melihat ke belakang mengenai sejarahnya, perkembangan pengelolaan zakat di kabupaten Lombok tengah dimulai sekitar tahun 2000 bertepatan dengan Undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
Salah satu penyaluran yang baik adalah adanya keadilan yang sama antara semua golongan yang telah Allah tetapkan sebagai mustahik zakat, juga keadilan bagi setiap individu di setiap golongan penerima zakat. Yang dimaksud adil disini tidak hanya mencakup skala prioritas berdasarkan porsinya, melainkan juga kemampuan merumuskan kebutuhan para mustahik.
Hal ini juga di lakukan oleh Baznas Lombok Tengah sebagaimana hasil observasi awal wawancara dengan bapak Moh Said Al-Hudry: Memnjelaskan bahwa dalam mendistribusikan dana zakat yaitu menerapkan sistem keadilan.
9 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.
430.
Adil dalam menentukan mustahik zakat. Namun dalam hal ini Baznas Lombok Tengah tidak mudah dalam menentukan mustahik zakat sehingga perlu adanya seleksi, pertimbangan, penelusuran kepada pihak-pihak yang akan di berikan zakat. Prosedur dan syarat mustahik mendapat dana zakat berdasarkan asnaf, survey, musyawarah. Dalan penyaluran dan bantuan zakat Baznas Lombok Tengah benar-benar selektif agar tidak salah sasaran kepada siapa bantuan tersebut harus di dahulukan,sehingga dalam masalah ini harus di tentukan skala prioritas agar bantuan yang di salurkan tepat guna dan tepat sasaran10.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tetarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat Studi Kasus Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Lombok Tengah”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme penilaian mustahik dalam menyalurkan zakat ? 2. Apa Faktor pendorong dan faktor penghambat dalam melakukan penilaian mustahik zakat ?
C. Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui bagaimana penilaian BAZNAS dalam penyaluran zakat kepada mustahik.
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
10 Wawancara Bapak Moh Said Al-Hudry, 15 April 2021
Untuk memenuhi tugas skripsi dan memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan penilaian BAZNAS dalam penyaluran zakat kepada mustahik, dengan penelitian ini membantu peneliti dalam meninjau kajian penilaian BAZNAS dalam penyaluran zakat kepada Mustahik.
2. Bagi Praktisi
Dapat digunakan sebagai bahan refrensi, acuan, pengetahuan dan evaluasi agar penilaian Baznas dalam penyaluran zakat kepada mustahik lebih berkembang dan lebih baik dalam menerapkan penyaluran zakat mustahik.
3. Bagi Akademik
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang penyaluran zakat kepada mustahik, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka
Tinjauan pustaka yaitu memuat tentang uraian sistematis tentang penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan penelusuran data yang peneliti lakukan, peneliti melihat ada beberapa literature skripsi yang membahas tentang Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat dianatara skripsi tersebut :
Tabel Penelitian Terdahulu
1111 Jurnal Ririn Tri Puspita Ningrum, 2015, “Analisa Metode Penetepan Kriteria Kemiskinan Dan Implikasinya Terhadap Standarisasi Mustahik Di Indonesia”. Semarang : Wali Songo,
No. Unsur Penelitian Uraian
1. Nama dan Tahun Ririn Tri Puspit Ningrum: 2015
Judul Analisa Metode Penetepan Kriteria Kemiskinan Dan Implikasinya Terhadap Standarisasi Mustahik Di Indonesia11
Tujuan Penelitian Temuan tersebut dapat diproyeksi menjadi landasan terhadap perumusan standarisasi mustahik zakat khususnya fakir miskin di Indonesia
Analisis Data Analisis deskriptif
12Jurnal, Efri Syamsul Bahri. 2010 “Analisis Efektivitas Penyaluran Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional. Depok : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam.
Hasil penelitian Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa distingsi yang gamblang antara pemerintah dan islam dapat dimediasi dengan peran “urf” dan
“adah” untuk kemudian dapat ditemukan suatu
titik sinkronasi yang jelas mengenai kemiskinan di Indonesia sesuai perspektif islam.
Persamaan Menganalisis metode kriteria mustahik zakat
Perbedaan Lokasi dan waktu penelitian.
2. Nama dan Tahun Efri Syamsul Bahri
Judul Analisa Efektivitas Penyaluran Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui efektivitas penyaluran zakat pada Badan Amil Zakat Nasional
Analisis Data Analisis deskriptif
Hasil Penelitian ” hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah pengumpulan zakat ternasuk infak/sedekah dan dana social keagamaan lainnya (ZIS dan DSKL) selama 18 tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2018 sebesar Rp932.648.351.752.19.12 Persamaan Menganalisis penyaluran zakat
13Erwin Aditya Pratama, 2013,Optimalisasi Pengelolaan Zakat sebagai Sarana Mencapai Kesjahteraan Sosial (Sebuah Studi di Badan Amal Zakat Kota Semarang), Skripsi.Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Perbedaan Lokasi dan waktu penelitian 3. Nama dan Tahun Erwin Aditya : 2013
Judul Optimalisasi Pengelolaan Zakat sebagai Sarana Mencapai Kesejahteraan Sosial (Sebuah Studi di Badan Amal Zakat Kota Semarang).
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengelolaan zakat sebagai sarana mencapai kesejahetraan sosial
Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian Penelitian ini membahas tentang Pengelolaan zakat BAZ Kota semarang menggunakan tiga strategi. Pertama, yang dilakukan BAZ Kota Semarang dalam bidang publikasi, di antaranya dengan memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat dan kewajiban membayar zakat.13
Persamaan Sama-sama membahas mengenai zakat Perbedaan Lokasi, waktu penelitian, jenis penelitian Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif
4. Nama dan tahun Arif maslah : 2012
14 Arif Maslah, 2012, Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Pengelolaan Pendistribusian Zakat oleh BAZIS di Dusun Candi Kecamatan Bandung, Kabupaten Semarang), Skripsi. Salatiga: STAIN Salatiga
Judul Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Pengelolaan Pendistribusian Zakat oleh BAZIS di Dusun Tarukan, Desa Candi, Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang)14
Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengelolaan zakat produktif Analisis data Deskriptif kualitatif
Persamaan Menggunakan analisis data yang sama Perbedaan Lokasi, Waktu penelitian
5. Nama dan tahun Siti Syuraidah : 2012
Judul Strategi Penyaluran Zakat Dompet Dhuafa’
Republika dalam Meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Tujuan penelitian Untuk mengetahui strategi penyaluran zakat Analisis data Deskriptif kulittif
Persamaan Menggunakan jenis penelitian yang sama perbedaan Lokasi dan waktu penelitian
B. Landasan Teori
1. Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat
Mekanisme penilaian mustahik zakat dilakukan sesuai dengan syariat islam bahwa zakat dilakukan berdasarkan delapan golongan yaitu:
fakir, miskin, amil, muallaf, gharim, riqab, fii sabilillah, dan ibnu sabil.
a. Fakir
Fakir adalah orang penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer) sesuai dengan kebiasaan masyarakat tertentu. Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta dan penghasilan yang halal dalam pandangan jumhur ulama fikih, atau yang mempunyai harta yang kurang dari nisab zakat menurut pendapat mazhab hanafi.
Kondisinya lebih buruk daripada orang miskin. Adapula pendapat yang mengatakan sebaliknya. Perbedaan pendapat ini tidak memengaruhi karena kedua-duanya, baik yang fakir dan yang miskin sama-sama berhak menerima zakat. Orang fakir berhak mendapat zakat berulang setiap tahun. Patokan kebutuhan pokok yang akan dipenuhi adalah berupa makanan, pakaian, tempt tinggal, dan kebutuhan pokok lainnya dalam batas-batas kewajarannya, tanpa berlebih-lebihan atau terlalu irit.
Diantara pihak yang dapat menerima zakat dari kuota fakir dinilai dari; (bila telah memenuhi syarat membutuhkan, yaitu tidak mempunyai pemasukan atau harta, tidak mempunyai keluarga yang menanggung kebutuhannya) adalah; anak yatim, anak pungut, janda,
orang tua renta, jompo, orang sakit, orang cacat jasmani, orang yang berpemasukan rendah, pelejar, para pengangguran, tahanan, orang- orang yang kehilangan keluarga, dan tawanan.
b. Miskin
Miskin adalah orang-orang yang memerlukan, yang tidak dapat menutupi kebutuhan pokoknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku. Miskin meburu mayoritas ulama adalah orag yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai pencaharian yang layak untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Imam Abu Hanafiah, miskin adalah orang yang tidak memiliki sesuatu. Menurut mazhab hanafi dan maliki, keadaan mereka lebih buruk dari orang fakir, sedangkan menurut mazhab Syai’i dan maliki, keadaan mereka lebih buruk dari orang fakir, sedangkan menurut mazhab syafi’i dan hambali, keadaan mereka lebih baik dari orang fakir. Bagi mereka hukum yang berkenan dengan berhak menerima zakat. Mereka berwenang untuk memungut dan membagikan serta tugas lain yang berhubungan dengan zakat, menerangkan sifat-sifat pemilik harta yang terkena kewajiban membayar zakat dan menjaga serta menginvestasikan harta zakat sesuai dengan UU No. 38 tahun 1999
c. Amil
Yang dimaksud dengan Amil zakat adalah semua pihak yang bertindak mengerjakan yang berkaitan dengan pengumpulan penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran harta zakat.
Mereka berwenang untuk memungut dan membagikan serta tugas lain yang berhubungan dengan zakat, menerangkan sifat-sifat pemilik harta yang terkena kewajiban membayar zakat dan mereka yang musthaik, mengalihkan menyimpan dan menjaga serta menginvestasikan harta zakat sesuai dengan ketentuan. Amil zakat sesuai dengan tahun 1999 dilaksanakan oleh BAZ dan LAZ.
d. Muallaf
Termasuk dalam kategori muallaf ini adalah pertama orang- orang yang dirayu untuk memeluk agama islam. Sebagai persuasi terhadap hati orang yang diharapkan akan masuk islam atau keislaman orang yang berpengaruh untuk kepentingan islam dan umat islam.
Kedau, orang-orang dirayu untuk membela islam dengan mempersuasikan hati para pemimpin dan kepala negara yang berpengaruh baik personal atau lembaga degan tujuan ikut bersedia mempebaiki kondisi imigran warga minoritas muslim dan membela kepentingan mereka. Ketiga orang yang baru masuk islam kurang dari setengah tahun yang masih memerlukan bantuan dalam beradaptasi dengan kondisi baru.
e. Untuk Memerdekakan Budak
Mengingat golongan ini sekarang tidak lagi, maka kuota zakat mereka dialihkan ke golongan mustahik lain menurut pendapat mayoritas ulama fikih (jumhur). Namun sebagian ulama berpendapat
bahwa golongan ini masih ada, yaitu para tentara muslim yang menjadi tawanan.
f. Orang Yang Berhutang
Termasuk dalam kategori ini adalah pertama, orang berhutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa dihindrakan dengan syarat- syarat sebagai berikut: utang itu tidak timbul karena kemaksiatan, utang itu melihat pelakunya, si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya, utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi ketika zakat itu diberikan kepada si pengutang.
g. Fisabilillah
Yang dimaksud dengan mustahik fisabilillah adalah berjuang dijalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan yang memelihara agama serta meninggalkan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan hukum islam. Menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh islam, membendung arus pemkiran-pemikiran yang bertentangan dengan islam.
h. Orang Yang Sedang Dalam Perjalanan
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) adalah orang asing yang tidak memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya. Golongan ini diberikan zakat dengan syarat-syarat sedang dalam perjalanan di luar negri tempat tinggalnya lalu ia dalam keadaan membutuhkan, maka ia sanggup sebagai fakir atau miksin; perjalanan tersebut tidak bertentangan dengan syariat sehingga pemberian zakat itu tidak
menjadi bantuan maksiat; pada saat itu ia tidak memiliki biaya untuk ke negerinya, meskipun di egerinya sebagai orang kaya.15
Mekanisme adalah proses memilih satu alternatif dari bebrapa alternatif yang ada. Dalam setiap permasalahan yang memerlukan jawaban atau keputusan jelas banyak alternatif yang langsung dapat dipakai. Namun permasalahannya bukan ada tidaknya alternatif itu.
Untuk itulah manusia mencoba mencari tahu bagaimana cara, metode, proses dan alat yang paling tepat untuk melahirkan keputusan yang terbaik dalam perusahaan/organisasi. Namun harus diingat bahwa tidak ada keputusan yang terbaik, yang ada adalah keputusan yang lebih baik.
Hal ini dikemukakan oleh kozmetsky, “Pengambilan keputusan ini
harus dapat dilakukan semua orang dalam perusahaan itu jika ingin perusahaan itu besar.
Mekanisme sangat sulit dilakukan karena bebrapa faktor atau keadaan yang melingkupinya:
1.Certainly, kemungkinan akibat yang akan timbul diketahi pasti.
2.Risk, kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak diketahui berapa nilainya.
3.Unicertainly, kemungkinan yang timbul tidak diketahui, dan tidak pasti, alternatif, dan akibatnya juga serba tidak pasti.
15Ibid., h. 427.
2. Zakat
a. Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuw) dan bertambah (ziyyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafakah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata itu juga sering di kemukakan untuk makna tharah (suci). Adapun zakat mnurut syara berarti hak yang diwajibkan (dikeluarkan) harta. Zakat merupakan kewajiban yang kedua setelah sholat16
Menurut Syekh Mahmud Syatlut zakat adalah yang bertalian dengan harta benda. Zakat wajib bagi orang yang mampu, dari kekayaan yang berlebihan, dari kepentingan dirinya dan kepentingan orang-orang yang menjadi tanggungannya.17
Secara umum zakat di definisikan sebagai bagian tertentu dari harta kekayaan yang diwajibkan Allah untuk sejumlah orang berhak menerimanya.18 Zakat merupakan penompang dan tambahan meringankan beban pemerintah dalam menciptakan pemerataan dan pengurangan kemiskinan.19
Berdasarkan pengertian zakat di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa zakat merupakan kadar harta tertentu yang dikeluarkan dari jenis harta tertentu kepada orang-orang yang berhak
16Yusuf Al-Qhardawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1998), h. 432.
17Syekh Mahmud Syatlut, Aqidah dan Syariah Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1984), h 94
18Mujar Ibnu Syarif fan Khamumi Zada, fiqih Siyasah, (Penerbit : Erlangga, 2008), h. 94
19 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Yogyakarta : Graha ilmu, 2005), h.34
menerimanya dengan tujuan membersihkan dan menyucikan harta agar hartanya menjadi berkah serta mengurangi beban bagi penerima zakat.
b. Dasar Hukum Membayar Zakat
Zakat merupakan bagian dari rukun islam yang ketiga.
Dengan adanya kewajiban zakat, maka menunjukkan bahwa islam mengenal konsep solidaritas sosial.
Landasan membayar zakat disebutkan dalam Al-Qur’an dan ijmak ulama.
1. Al-Baqarah ayat : 43
نيِعِكا َّرلا ع م اوُع ك ْرا و ةا ك َّزلا اوُتآ و ة لََّصلا اوُميِق أ و
” Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' “. (Q.S Al-Baqarah: 43).20
c. Syarat zakat 1. Beragama islam
2. Merdeka (bukan hamba sahaya) 3. Harta telah mencapai nisab
Nisab adalah kadar tertetu yang ditetapkan oleh syariat sebagai batas minimal suatu harta untuk dikeluarkan zakatnya.
4. Harta dimiliki secara tetap (sempurna).
5. Sempurna haulnya
Haul merupakan masa satu tahun yang harus dilewati oleh nisab harta tertentu tanpa berkurang nisabnya sampai akhir tahun.
20 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Quran dan Terjemahannya, h. 7.
d. Tujuan dan Fungsi Zakat
Islam telah menetapkan zakat sebagai kewajiban dan menjadikannya sebagai salah satu rukunnya serta memposisikan pada kedudukan yang tinggi dan mulai karena dalam pelaksanaan dan penerapannya mengandung tujuan-tujuan yang mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat baik untuk orang mampu maupun tidak mampu. Di antara tujuan zakat adalah :
1. Menjalin persaudaraan sesamamuslim dan manusia pada umumnya.
2. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup.
3. Membersihkan sifat iri dengki, benci dan hasad (kecemburuan sosial.
4. Bentuk sosial saling tolong-menolong dalam kehidupan.
Sedangkan fungsi zakat bagi seorang muslim yang berzakat maupun yang berzakat dan yang menerima zakat adalah:
1. Menghilangkan sifat kikir
2. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial.
3. Mensucikan harta bagi yang berzakat.
4. Menentramkan perasaan mustahik karena ada kepedulian terhadap mereka.
e. Mustahik
Allah SWT telah menentukan golongan-golongan (8 asnaf) tertentu yang berhak menerima zakat sehingga zakat yang dibagikan tepat sasaran kelompok yang berhak menerima dana zakat di antaranya
adalah : Fakir, miskin, amil,riqhab, muallaf, gharim, fi sbilillah,ibnu sabil.
f. Hikmah dan Manfaat membayar zakat
1.Zakat mendidik orang untuk membersihkan jiwanya dari sifat kikir, tamak, sombong dan angkuh karena kekayaannya, menumbuhkan sifat perhatian dan peduli terhadap orang yang lemah dan miskin.
2.Zakat memberikan harapan dan optimalisme.
3.Mendorong adanya pemerataan pendapatan dan pemilikan harta dikalangan masyarakat muslim.
4.Menjauhkan dari penyakit-penyakit batin sehingga kehidupan lebih tenang dan tentram.
5.Zakat merupakan salah satu instrument pemerataan.
g. Hukuman bagi orang yang tidak membayar zakat 1. Harta bendanya akan menjadi azab di akhirat kelak
2. Kemaslahatan hidupnya akan hilang/berkurang dengan sebab enggan zakat.
3. Hartanya menjadi tidak berkah.21 h. Jenis Harta Wajib Zakat
Dalam fikih islam harta kekayaan yang wajib dizakati digolongkan dengan beberapa kategori dan masing-masing kelompok berbeda nishab, haul dan kadar zakatnya, yakni sebagai berikut:
1. Emas dan parak
21Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat, Jakarta: PT. Grasindo, 2006, h. 24-36
Emas dan perak termasuk logam mulia yakni tambang elok yang dijadikan perhiasan dan dijadikan mata uang dari waktu ke waktu.
2. Zakat pertanian
Hasil pertanian yang berupa tanam-tanaman, dan buah-buahan dikenakan wajib zakat ialah semua tanaman yang diusahakan oleh manusia dan dimilikinya, yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Tanaman makanan pokok, diusahakan oleh mausia, genap satu nishab.22
3. Zakat bangunan dan pertambangan
Jumhur ahli fikih masa tidak menetapkan zakat atas bangunan yang termasuk asasi manusia. Sebab bangunan masa lampau tidak dipersewakan, dikontrakan dan untuk kos-kosan. Atas dasar keuntungan ini, maka dengan diwajibkan zakat atas tanaman, adalah adil keluarkan zakat dari hasil bangunan. Tidak ada perbedaan anatara tanah yang diperguakan untuk ditanami dan tanah di pergunakan untuk bangunan.23
3. Mustahik zakat a. Pengertian
Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat. Diantara delapan golongan yang berhak menerima zakat terdapat beberapa golongan yang menerima zakatnya untuk memenuhi kebutuhannya,
22 Moh Rifa’I dan Moh. Zuhri Salomo, Terjemah Khulasah Akhyar, Semarang: CV. Toha Putra, h. 134.
23Umar Sulaiman Al-Syaqar, Maqaashidul Muakllifin, Terj. Faisal Saleh, Jakarta: Gema Insani, 2005, h. 131.
mereka ini adalah orang-orang fakir, miskin orang-orang yang berhutang untuk kebutuhan dirinya, ibnu sabil, dan budak-budak.
Selain itu, ada pula yang menerima zakat karena kebutuhan umat islam terhadap dirinya, yaitu orang-orang yang berutang untuk mendamaikan dua pihak yang bersengketa, peran azmil zakat, dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah.24
Adapun golongan yang berhak menerima zakat ada delapan asnaf:
1. Fakir
Fakir adalah kata yang dikenakan pada orang yang tidak bekerja dan meninggalkannegerinya karena takut akan penindasan untuk mendapatkan perlindungan di negara lain. Selain itu masuk pula dalam kategori ini orang tua yang tidak mampu. Tidak dapat memperoleh nafkah dan sedang menunaikan tugas-tugas agama islam. Sedangkan dalam kitab Al-umm dijelaskan bahwa orang fakir itu adalah orang yang tiada berharta dan tiada pekerjaan yang berhasil baginya pada suatu masa. Dan itu orang meminta-minta atau orang yang tidak suka meminta-minta.25
2. Miskin
Miskin adalah orang yang mempunyai pekerjaan tetapi hasil yang diperoleh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
24Amir Syarifudin, Garis Besar Fiqih, (Jakart: Kencana, 2010), h. 41
25 Al-Imam Asy-Syafi,I, Al-umm (kitab induk), Jilid III, Terj. Ismail Yakub, Jakarta Selatan: Faizan, 1992, h. 3
keluarga sehari-hari. Secara keseluruhan ia tergolong orang-orang yang masih tetap kerepotan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
Kebutuhan pokok yang bisa dijadikan sandaran bagi kehidupan manusia secara wajar itu meliputi :26
a. Pangan dengan kandungan kalori dan protein yang memungkinkan kebutuhan fisik secara waajar.
b. Sandang yang dapat menutupi aurat dan melindungi gangguan cuaca
c. Papan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk berlindung dan membina kehidupan keluarga secara layak.
d. Pendidikan yang memungkinkan pihak bersangkutan mengembangkan tiga potensi dasarnya selaku manusia:
kognetif, efektif, dan psikomotorik.
e. Jaminan kesehatan sehingga tidak ada warga negara yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan/pengobatan hanya karena tidak mempu membayarnya.
3. Amil zakat (pegawai zakat)
Amil adalah orang yang mendapatkan amanah untuk pengumpulan dana dan pmbagian zakat. Sesungguhya dalam teks fiqih sendiri masih saja dikatakan bahwa yang berhak bertindak
26Masdar Farid Mas’ud, Pajak Itu Zakat Uang Allah untuk Kemaslahatan Rakyat, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2010, h.. 115
sebagai amylin adalah mereka yang disebut”Imam”, Khalifah” atau sekurang-kurangnya “Amir” alias pemerintah yang efektif.27 4. Muallaf
Yang dimaksud muallaf adalah kelompok yang diberikan zakat dengan tujuan untuk meluluhkan hatinya, sehingga mau masuk islam, atau agar semakin kuat keislamannya. Hal ini dilakukan karena lemahnya keislaman mereka (karena baru masuk islam) atau untuk menghalangi kejahatan mereka kepada umat islam atau untuk mengambil manfaat dari posisi mereka karena merasa dibela.
5. Orang Yang Terkait Perbudakan (Riqab)
Riqab adalah seorang budak yang ingin membebaskan dirinya dari perbudakan sudah tidak ada, maka kategori ini berlaku bagi ora yang terpindah yang tidak mampu membayar denda yang dibedakan kepada dirinya. Mereka dapat di bantu dengan zakat agar terjamin kebebasannya.28
6. Orang Yang Terlilit Utang (Gharimin)
Mereka adalah orang menanggung beban utang dan tidak bisa melunasinya. Yang tidak dimaksud mempunyai hutang, yaitu:
barang pinjamannya sudah tidak ada, dan ia masih menanggung untuk mengembalikan hutang tersebut.
27 Muhammad Nashir Uddin Al Albani, Shahih Sunan Abu Daud, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2012, h. 613
28 Yusuf Qordhawi, Fiqih Zakat, Terj. Salman Harun, et.al.,Jakarta: Litera Antar Nusa 2002, h. 34.
7. Fii Sabilillah (perjuangan di jalan Allah)
Fi sabilillah adalah jalan menuju keridhaan Allah berupa ilmu dan amal kebaikan. Menurut jumhur ulama, maksudnya adalah perang. Bagian fi sabilillahini diberikan kepada para mujahidin dan relawan yang berperang, mereka mendpatkan bagian zakat, baik dirinya kaya atau miskin. Masuk dalam pengertian fi sabilillahadalah membangun rumah sakit militer yayasan santunan sosial. Mebangun jalan umum, membangun jalan rel militer (bukan untuk kepentingan komersial).
8. Ibnu Sabil (orang yang dalam perjalanan)
Para ulama sepakat bahwa musafir yang terpisah dari negaranya, dia berhak mendapatkan bagian zakat yang bisa membantunya mewujudkan maksud perjalanannya. Para ulama mensyaratkan perjalanan yang dilakukan harus dalam rangka ketaatan, atau buka untuk maksiat.29
Kita telah mengetahui bahwa musafir yang terpisah dari negaranya, dia tidak berhak mendapatkan bagian zakat yang bisa membantunya mewujudkan maksud untuk memenuhi kebutuhan individu dan kebutuhan umat islam. Tentu dengan ini kita tahu manfaat yang diberikan kepada masyarakat secara luas. Dalam bidang ekonomi dapat terlihat dengan jelas kekayaan yang dimiliki
29 M. Mahmud Aziz Sireger, Islam untuk Berbagai Aspek Kehidupan, Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana Yogya, h. 37
orang-orang kaya dibagikan untuk orang-orang kafir, sehingga tidak jadi penumpukkan kekayaan disatu pihak lain ada golongan yang mengakami kesusahan dan kemiskinan.
Zakat juga dapat memberi kemaslahatan kepada masyarakat, seperti melunakan hati. Orang-orang fakir jika terlihat sebagian orang kaya bergelimang harta yang rela membagikan hartanya melalui zakat, dapat dipastikan orang-orang fakir ini akan mencintai mereka dan menjadi lunak hatinya. Dan mereka berharap semoga orang-orang kaya senantiasa melaksanakan perintah Allah Ta’ala, yakni berinfak dan memberikan zakat kepada mereka. Hal
ini bertolak belakang jika orang-orang kaya tersebut pelit, enggan membayar zakat serta monopoli harta. Sifat seperti ini justru akan melahirkan rasa permusuhan dan dengki di hati orang-orang fakir30
30 Al-Utsaimain, Fatwa-fatwa zakat…, h. 6
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian disini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang dan perilaku yang dapat diamati dan merupkanpenelitian yang menghasilkan penemuan-pnemuan yang tidak dapat dicapai bila dengan menggunakan rumusan-rumusan statistik. Penelitian ini akan menggambarkan memaparkan proses penentuan kriteria mustahik zakat dan penyalurannya di Baznas Loteng. 31
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mngembangkan teori berdasarkan data dan menggali pengetahuan yang mendalam tentang zakat yang dikelola oleh lembaga. Data yang dikumpulkan disusun, dijelaskan, dan selanjutnya dilakukan analisa, dengan maksud untuk mengetahui sesuatu dan berusaha mencari solusi pemecahan masalah melalui penelitian yang berhubungan dengan yang diteliti.32
B. Sumber Data
Sumbar data adalah subyek dari mana data ini diperoleh.33 Sesuai dengan permasalahan penelitian ini, sumber data diperoleh dari pembuat kebijakan, penanggung jawab pengelolaan lazis. Selain itu juga ditujang dengan penelitian lapangan.
31 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 3.
32Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,1990), h. 29.
33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Praktik, ( Jakarta: Renika Cipta, 2010), h. 1
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumbar data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak di ungkapkan, yaitu sumber data primer dan data skunder.
Adapun sumber data yang dimaksud ialah.
a. Sumber data Primer
Data primer murupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai data yang di cari. Dalam penelitian ini yang menjadi sember data primer adalah sumber data yang digali secara langsung dari pengurus BAZNAS Loteng, bagian sosial yang mengenai mustahik zakat dan coordinator program.34
b. Sumber skunder
Sumber skunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan di catat oleh pihak lain). Dalam penelitian ini yang menjadi data skunder diperoleh dari kajian litratur, pustaka yang berhubungan dengan zakat dan catatan catatan atau arsip mengenai criteria mustahik di Baznas Loteng.
34 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta : Kencana Perdana Media Groub, 2013), h. 129
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dan mendapatkan data peneliti menggunakan beberapa cara antara lain :
1. Wawancara
Mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung dengan informasi. Proses wawancara ini dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian guna memperoleh informasi yang akurat dan responden. Wawancara yang peneliti maksud adalah wawancara tidak terstruktur yakni wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan –pertanyaan yang akan dijaukan. Sehingga persoalan peneliti munculkan data terjawab secara maksimal. Dalam hal ini peneliti mewawancarai pembuatan program utuk mustahik, kepala Baznas Loteng, untuk mengetahui profil, struktur organisasi, visi misi, macam-macam program yang dilaksanakan, proses penentuan criteria mustahik zakat dan penyalurannya.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data yang berupa dokumen-dokumen dan arsip yang berkaitan tentang mekanisme penilaian mustahik dalam penyluran zakat di Baznas Loteng.35 Metode penelitian ini peneliti memanfaatkan
35 Suharsini Arikanto, Prosedur Penelitian., h. 274.
dokumentasi yang telah dimiliki oleh Baznas Loteng seperti arsip-arsip yang meliputi Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat.36 3. Observasi
Peneliti melakukan penelitian dengan cara terlibat langsung dalam interaksi dengan objek penelitiannya. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip sugiyono mengemukakan bahwa, observasi merupakan hal yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari bebagai proses biologis dan dengan observasi digunakan bila penelitian berkenan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Metode ini digunakan untuk meneliti dan mengobservasi mngenai proses mekanisme penialain mustahik dalam penyaluran zaka di Baznas Loteng.
D. Teknis Analisis Data
Analisis data penelitian mengkuti model analisa miles dan huberman.
Sebagaimana yang terbagi dalam bebrapa tahap.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Merangkum, memilih hal-hal yang penting dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Tahap awal ini, peneliti akan berusaha mendapatkan dan sebanyak-banyaknya berdsarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan yaitu tentang mekanisme penilaian mustahik dalam penyaluran zakat.
36 Sofian effendi, Metodologi Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,2012),H.250.
2. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif biasanya berupa teks yang bersifat naratif dan bisa dilengkapi dengan grafik, matrik, network dan chart. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah mampu menyajikan data yang berkaitan dengan proses penilaian mustahik dalam penyaluran zakat Baznas Loteng.
3. Penarikan Kesimpulan dan (Verifikasi)
Maksudnya penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada tahap ini diharapkan mampu menjawab rumusan masalah bahkan dapat menemukan temuan baru yang belum pernah ada, dapat juga merupakan penggambaran yang lebih jelas tentang objek, dapat berupa hubungan hubungan kasual, hipotesis, atau teori. Pada tahap ini, penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah penelitian dengan lebih jelas berkaitan dengan mekanisme penilaian mustahik dalam penyaluran zakat.37
37 Djam’ah Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabet, 2014,) h. 149.
E. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN : Pada Bab ini menggambarkan isi dan bentuk dari penelitian yang meliputi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN : Pada bab ini menjelaskan tentang seluruh data yang ditemukan antara lain, gambaran umum, lokasi penelitian beserta data-data lapangan yang menjadi pengamatan penelitian yang meliputi Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat ( studi kasus BAZNAS LOTENG ).
BAB III : METODE PENELITIAN : Pada bab ini menjabarkan bagaimana pelulis melakukan pengumpulan data untuk memenuhi kebutuhan penulisan skripsi serta jadwal penelitian.
BAB IV : PEMBAHASAN : Padan bab ini merupakan inti dari penelitian, adapun prmbahasan yang akan dijabarkan antara lain mengenai Mekanisme Penelitian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat ( Studi Kasus BAZNAS LOTENG ).
BAB V : PENUTUP : Pada bab ini merupakan bagian akhir dari penyusunan proposal skripsi yang berisi penutup. Yang dimana bab ini berisikan mengenai hal yang telah diteliti. Sedangkan saran berisi masukan dari pembaca yang mungkin bisa memperbaiki dan meningkatkan kemampuan penulis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah singkat Baznas Lombok Tengah
Baznas Lombok Tengah merupakan salah satu lembaga amil zakat resmi milik pemerintah yang bersifat transfaran, akuntabel dan professional. Jika melihat ke belakang mengenai sejarahnya, pekembangan pengelolaan zakat di kabupaten Lombok tengah dimulai sekitar tahun 2000 berkenan dengan undang-undang No.38 tahin 1999 tentang pengelolaan zakat.
Secara kelembagaan saat itu dibentuk badan yang bernama Badan Amil Zakat, infaq dan shadaqah daerah (BAZISDA). Pada tahun 2011, berunah nama menjadi Badan Amil Zakat (BAZDA) Lombok Tengah sampai bulam maret 2016. Kemudian pada tanggal 23 maret 2016, berdasarkan SK bupati Lombok Tengah nomor 212 tahun 2016 dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten Lombok tengah yang di sesuaikan dengan peraturan undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Peraturan pelaksanaan yang diatur dalam PP No.14 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang-undang no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Walaupun baru didirikan bebrapa tahun yang lalu, Baznas Lombok Tengah sudah banyak mendapatkan tahun 2017 yang lalu, Baznas Lombok Tengah mendapatkan Baznas Award dai Baznas pusat
pengumpulan terbaik secara nasional. Selain itu, Baznas Lombok Tengah mendapatkan peringkat A (sangat baik) dari kementrian agama republic Indonesia sebagailembaga zakat yang patuh syariah.
Dalam hal laporan keuangan, Baznas Lombok Tengah selalu mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari kantor akuntan public sejak awal pembentukannya, yaitu semnenjak tahu 2017 sampai tahun 2017 sampai tahun 2019. Hal ini menunjukan lembaga yang sangat transparan dan akuntabel serta selalu mwngikuti aturan-aturan keungan seperti yang telah disegerakan oleh undang-undang.
2. Visi Dan Misi Baznas Lombok Tengah a. Visi
Visi kelembagaan: terwujudnya lembaga yang adil, amanah, professional, dan akunatabel.
Visi pengembangan: menjadi zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) sebagai pendapatan non-PAD dan solusi alternatif pembangunan di kabupaten Lombok Tengah.
b. Misi
Misi Kelembagaan: Menjadikan Baznas Lombok Tengah sebgai lembaga keungan umat yang professional dala manajemen, mandiri dalam financial dan terpercaya pada setiap strata social masyarakat.
Misi pengembangan: Melakukan perencanaan yang matang tentang fundaraising zakat, penguatan bank data muzakki, mutahikmemetakan
arah distribusi, melakukan kerjasama dengan oihak lain, dan menyalurkan ZIS serta menjalankan fungsi keterjkaitan dengan baik.38 3. Letak Baznas Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu Daerah tingkat II di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ibu Kota Daerah ini adalah Praya, Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.208,39 km2 dengan populasi sebanyak 860.209 jiwa. Kabupaten Lombok Tengah terletak pada provinsi 82 7-8 30’ Lintang Selatan dan 116 10 –116 30’ Bujur Timur, membujur mulai dari kaki Gunung Rinjani di sebelah utara hingga ke pesisir Panitai Kuta sebelah selatan dengan beberapa Pulau kecil yang ada disekitarnya.
Mengingat sebagian wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan areal pertanian, maka senaian besar penduduknya hidup sebagai petani. Secara keseluruhan, persentase pembagian penduduk di Kebupaten Lombok Tengah dari segi mata pencaharian adalah 72%, industry 7%, perdagangan 7%, angkutan 3% kontruksi 2% dan lainnya 2%.
BAZNAS menjadi kunci dalam mengelola zakat profesi secara maksimal di lingkungan masyarakat Lombok Tengah, zakat profesi memberikan warna dan tambahan sumbangsih yang cukup besar dalam menyerap dana sosial dari masyarakat Lombok Tengah. Untuk itu, Badan Amil Zakat dituntut harus bisa mengkoordinir dan mengotipalisasikan pengelolaan zakat profesi secara profesional agar memiliki nilai yang
38 www.kablomboktengah.baznas.go.id.
besar, serta membantu menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat Lombok Tengah dan sekitarnya.
Baznas Kabupaten Lombok Tengah terletak di Gedung Dakwah Komplek Masjid Agung, Jalan Rinjani Nomor. 16 Praya.
4. Program BAZNAS Lombok Tengah a. Tastura Cerdas
Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan suatu bangsa, tanpa pendidikan yang baik dan berkualitas maka dapat dipastikan arah, tujuan serta masa depan suatu bangsa tidak terjamin.
Pendidikan sendiri sudah du jamin oleh negara salah satunya dalam pembukaan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia alinea keempat. Pendidikan tidak hanya tentang belajar mengajar dan menjadi juara dalam akademik semata namun ada nilai yang lebih penting deperti yang dikatakan oleh KH dewantara yaitu untuk menumbuhkan karakter, budi pekerti , batin, fikiran dan jasmani anak-anak supaya selaras dengan alam dan masyarakat.
Namun dewasa ini pendidikan menjadi salah satu masalah yang cukup penting di kabupaten lombok tengah. Berdasarkan data badan pusat statistik tahun 2021, pada tahun 2018 menunjukan Angaka melek huruf (AHM) pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah sebesar 81,42 persen, artinya sekitar 18,58 persen penduduk Kebupaten Lombok Tengah belum bisa membaca.
Baznas Lombok Tengah dibentuk berlandaskan undang- undang yang berarti harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan kehidupan bangsa . oleh karena itu Baznas Kabupaten Lombok Tengah memiliki program yang bergerak pada bidang pendidikan yaitu Tastura Cerdas.
Tastura cerdas merupakan program pemberian bantuan pada semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan melobatkan berbagai pihak, mulai dari desa/kelurahan Dinas pendidikan terkait serta institiusi pendidikan yang ada di kabupaten Lombok tengah.
Bantuan yang di berikan bersumbar dari dana zakat, infak dan shodaqoh yang dikelola Baznas kabupaten Lombok Tengah yang cerdas, beriman dan berkarakter.
Data Penyaluran Zakat Baznas Kabupaten Lombok Tengah Program Tastura Cerdas Tahun 2019
Bulan Jumlah mustahik Nilai
Februari 1 Rp 1.000.000
Maret 6 Rp 11.000.000
April 159 Rp 301.750.000
Mei 8 Rp 12.000.000
Juni 3 Rp 5000.5000
Juli 168 Rp 328.500.000
Agustus 11 Rp 12.000.000
September 33 Rp. 48.000.000
Oktober 175 Rp 315.750.000
November 26 Rp 33.000.000
Desember 147 Rp 282.250.000
Total 737 Rp 1. 350.250.000
b. Tastura Peduli
Masih terngiang dalam ingatan kita bersama waktugempa bumi mengguncang Pulau Lombok pada tahun 2018 silam. Allah dengan nyata menunjukkan kekuasaan-Nya tanpa ada yang mampu menolak maupun mengelak. Korban jiwa berjatuhan bahkan kerugian materipun tidak terhitung nilainya. Berbagai masalah timbul sebab gempa bumi tersebut mulai dari masalah sandang, pangan dan papan. Pada saat itu masyarakat Pulau Lombok diuji iman dan kesabarannya. Pada saat yang bersamaan Allah juga menguji rasa kepedulian umat-Nya terhadap sesama.
Bantuan dan kepedulian datang dari berbagai pihak dan berbagai golongan. Tidak terkecuali Baznas Kabupaten Lombok Tengah, sebagai lembaga yang menerima amanah dari masyarakat pada Baznas Kabupaten Lombok Tengah turut serta secara langsung memeberikan bantuan kepada korban gempa Pulau Lombok meskipun efek gempa juga dirasakan oleh Baznas Loteng, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk saling tolong-menolong dan berbagi dalam
kebaikan kepada sesama. Kami ingin menunjukkan bahwasanya saling membantu dan tolong menolong harus dilkukan setiap waktu dan kondisi apapun
Data Penyaluran Infaq Baznas Lombok Tengah Program Tastura Peduli tahun 2019
Bulan Jumlah Mustahik Nilai
Januari
4 Rp 53.108.500
Mei
2 Rp 240.000
Agustus
100 Rp 10.000.000
Total
106 Rp 63. 348.500
Penyaluran bantuan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Lombok Tengah tidak “pilih kasih”, semua
golongan, semua elemen tersentuh oleh bantuan dari kami, termasuk program RUTILAH (Rumah Tidak Layak Huni) yang bertujuan memberukan bantuan kepada masyarakat dengan kondisi rumah yang sudah tidak layak di huni.
Pemberian bantuan tidak hanya kepada masyarakat yang membutuhkan di dalam negeri khususnya di daerah Lombok Tengah.
Namun, bantuan juga diberikan kepada saudara-saudara kita yang
berada di daerah konflik Palestina pada tahun 2018 silam. Dengan adanya program tastura peduli ini kami megharapkan dapat menjadi pioner dalam meningkatkan rasa peduli terhadap sesama dan menjadi lembaga yang semakin amanah dalam mengelola zakat, infaq dan shodaqoh di Kabupaten Lombok Tengah.
Data Penyaluran Zakat Baznas Lombok Tengah Program Tastura Peduli Tahun 2019
Bulan Jumlah Mustahik Nilai
Jauari 100 Rp 10.000.000
Februari 100 Rp 10.000.000
Maret 2 Rp 32.500.000
April 231 Rp 20.500.000
Mei 1.414 Rp 445.670.000
Juni 270 Rp 20.250.000
Juli 100 Rp 30.000.000
Agustus 2.622 Rp 408.300.000
September 10.602 Rp 1. 692.600.000
Oktober 5.180 Rp 1. 018.000.000
November 435 Rp 63.70.000
Desember 153 180.000.000
Total 737 1.350.250.000
c. Tastura Sejahtera
Dari awal diresmikannya Baznas Lombok tengah berfokus dalam menuntaskan problem yang ada di tengah masyarakat Lombok Tengah. Sala satunya yakni problem kemiskinan yang merupakan salah satu indikator untuk mencapai kesejahteraan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2018 jumlah fakir miskin di seluruh kecamatan berjumlah 28.155 dan penduduk miskin berjumlah 130.002 jiwa, tingkat kemiskinan ini jika dipersentasikan mencapai 13,87%.
Persentase ini lebih besar dari rencana pembangunan jangka menengah Nasional (RPKMN), yaitu 8-10%. Menunjukkan bahwa kesejahteraan penduduk Kabupaten Lombok Tengah masih cukup memprihatinkan.
Di tengah problem ini kesejahteraan tersebut Baznas Lombok Tengah hadir untuk mengurai ketimpangan sosial yang ada di masyarakat Tatas Tuhu Trasna secara perlahan namun pasti melalui penyaluran zakat, infaq dan shodaqoh yang di bungkus dalam program yang bernanam Tastura Sejahtera.
Program ini menyasar usaha mikro kecil dan menengah yang tersebar di Kabupaten Lombok Tengah dengan menggadeng pemerintah desa dan kelurahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan bantuan modal produktif. Untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkeseimbangan maka penyaluran bantuan modal usaha produktif dilaksanakan secara
bertahap dan setiap tahap memiliki jangka waktu selama satu tahun.
Tahap pertama sebesar 500.000, tahap kedua sebesar 1000.000, tahap ketiga sebesar 2.500.000. penyaluran bantuan ini diberikan satu kali dalam setahun dan pada akhir tahap akan dilakukan evaluasi oleh Baznas Loteng untuk menentukan apakah usaha yang di berikan bantuan tersebut sudah memenui kriteria untuk ke tahap selanjutnya atau belum. Program ini diharapakan mampu meningkatkan perekonomian, usaha serta kemandirian masyarakat. Bahkan mereka yang awalnya sebagai mustahik bisa menjadi muzakki.39
Pemberdayaan ekonomi juga dilakukan pada pondok pesantren yang memiliki usaha/koperasi dengan memberikan modal usaha sebesar Rp 25.000.000. Optimalisasi semua sumber daya perlu dilakukan termasuk pada pondok pesantren dengan harapan dapat menciptakan generasi yang kuat,mandiri dan sejahtera.
Data Penyaluran Zakat Baznas Lombok Tengah Program Tastura Sejahtera tahun 2019
Bulan Jumlah mustahik Nilai
Februari 1 Rp 5.000.000
Maret 229 Rp 121.500.000
April 1 Rp 3000.000
Juli 305 Rp 307.000.000
39 Dokumentas Baznas Lombok Tengah, Kamis 15 April 2021
Agustus 603 Rp 307.500.000
September 2 Rp 5000.000
Desember 253 Rp 253.000.000
Total 1394 1.002.000.000
Data Penyaluran Infaq Baznas Lombok Tengah Program Tastura Sejahtera Tahun 2019
Bulan Jumlah mustahik Nilai
Februari 1 Rp 2.500.000
Total 1 Rp 2. 500.000
5. Struktur Organisasi Baznas Lombok Tengah Priode 2016-2021 Ketua Pimpinan TGH. Ma’rif Makmun Diranse
Wakil Ketua I TGH. Fakhruddin.Lc
Wakil Ketua II Ust. Ma’rif abdul majid, M.Ag Wakil Ketua III H Lalu Gede Artha, SH
Satuan Audit internal L. Muhammag Bagus Atma Karna S.Ak Ketua Pengumpulan Yopa Gusti Putra, S.IP
Ketua Pendistribusian Moh. Said Alhudri., M.Pd.I Badan Penerimaan Maryanti
Badan Penyaluran Baiq Rona Febriana,. SE Ketua Adm & SDM Muhammad Rudini., S.K.M Pemberdayaan Junaidi., SH
Operator Simba Linda Isnawati
Humas Aidil Fitriawan
Jemput Zakat Lalu Heru Hadibarta., SH
B. Hasil Penelitian
1. Mekanisme Penilaian Mustahik Dalam Penyaluran Zakat Di Baznas Kabupaten Lombok Tengah
Mekanisme penilaian mustahik dalam penyluran zakat di Baznas Lombok Tengah dilakukan secara selektif. Sehingga perlu adanya survey dan penelusuran terhadap calon mustahik yang akan mendapatkan bantuan dana zakat. Penentuan kriteria mustahik zakat dilakukan dengan adil Menurut Bapak Said Alkudury, adil dalam menentukan kriteria mustahik zakat adalah adil yang sesuai dengan kebutuhan mustahik. Karena adil berarti sama rata melainkan sesuai dengan kebutuhan mustahik.40
Baznas Lombok Tengah dalam melakukan mekanisme penilaian/penentuan kriteria mustahik zakat dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain :
a. Menentukan Calon mustahik
Tahap awal yang dilakukan Baznas Lombok Tengah adalah menentukan calon mustahik dengan,adapun syarat yang harus di lengkapi oleh calon mustahik zakat harus memenuhi syarat administrasi yang meliputi foto copy KTP, foto copy KK, dan syarat keterangan tidak mampu dari kelurahan setempat.
Selain itu, dalam menentukan mustahik zakat Baznas Lombok Tengah mempunyai penilaian/kriteria dalam menentukan calon mustahik, di antaranya:
40 Said Alkudury (bagian pendistribusian), Wawancara , Baznas Loteng 15 april 2021.
1. Kondisi keluarga, meliputi
a. Penghasilan kurang dari 2000.000 b. Pekerjaan kepala keluarga
c. Hutang yang dimiliki
d. Kondisi kesehatan kepala keluarga e. Pendidikan terakhir mustahik 2. Indeks rumah
a. Kepemilikan rumah (menumpang)
b. Luas rumah tidak lebih dari 36 meter persegi c. Lantai rumah dari tanah, panggung, semen
d. Bahan bakar dapur yang di gunakan dari tungku/kayu bakar, kompor gas 3kg.
3. Data keluarga
a. Jumlah tanggungan keluarga b. Ada yang putus sekolah atau tidak c. Memiliki balita atau tidak
b. Survey
Survey dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan yang di butuhkan oleh calon mustahik. Adapun hal-hal yang harus menjadi perhatian penting tim survey dalam melakukan survey adalah melihat kondisi calon mustahik zakat dengan mengacu pada form survey kelayakan, tim survey juga harus mengetahui kebutuhan yang di butuhkan oleh calon mustahik.
“Kita pakai dorm survey sosial, ini bentuknya ketika kita survey kita butuhkan yang seperti ini, kita lihat dengan kondisi di lapangan. Kalau sudah bagaimana cara menentukannya? Bahwa mustahik layak dibantu atau tidaknya itu dari hasil nilai skornya dari totalnya sangat layak di bantu. Kita juga tidak memutuskan secara sepihak saja, masukan masyarakat sekitar, ketua RT atau saudara juga kita pertimbangkan”.41
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, selain nilai hasil survey yang menentukan calon mustahik layak dibantu atau tidak, Baznas Lombok Tengah tidak menentukan secara sepihak saja, Baznas Lombok Tengah melibatkan masyarakat sekitar calon mustahik zakat.
Selain itu