IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI KECAMATAN JANAPRIA TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Oleh:
SAPARWADI NIM: 200403057
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
ii
iii
IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI KECAMATAN JANAPRIA TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Pembmbing
DR. MOHAMAD IWAN FITRIANI, M.Pd DR. M. HARJA EFENDI, M.Pd
Oleh:
SAPARWADI NIM: 200403057
Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan
POGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
v
PENGESAHAN PENGUJI
vi NOTA DINAS PEMBIMBING I
vii NOTA DINAS PEMBIMBING II
ix
IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI KECAMATAN
JANAPRIA TAHUN PELAJARAN 2020/2021 Oleh:
SAPARWADI NIM: 200403057
ABSTRAK
Manajemen strategik mempunyai peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan untuk itu Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk Mengetahui bagaimana implementasi Manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan SMA di kecamatan Janapria Tahun Pelajaran 2020/2021. 2) Untuk mendeskripsikan implikasi manajemen strategik bagi peningkatan mutu pendidikan SMA di Kecamatan Janapria Tahun Pelajaran 2020/2021
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Lokasi penelitian ini adalah SMAN 1 Janapria dan SMA NW Pendem Lombok Tengah. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan tekhnik Milles & Huberman yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, danpenarikan kesimpulan, adapun untuk pengujian kebsahan data yaitu:
Kredibilitas, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian.
Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Perencanaan strategik SMAN 1 Janapria dan SMA NW Pendem meliputi empat kegiatan yaitu pengembangan visi, misi, dan tujuan, perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang, identifikasi faktor internal dan eksternal, serta penyusunan strategi, 2) Pelaksanaan manajemen strategik di SMAN 1 Janapria dan SMA NW Pendem mancakup empat kegiatan yaitu menentukan kebijakan sekolah, memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan, mengalokasikan sumber daya manusia, dan mengembangkan budaya strategi,
Kata Kunci: Manajemen Strategik , mutu pendidikan
x
xi
xii
MOTTO:
“Long Life Education”
xiii
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga kesempatan dalam menyelesaikan tugas tesis saya dengan segala kekurangannya. Segala syukur kuucapkan kepada-Mu Ya Rabb, karena sudah menghadirkan orang-orang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi semangat dan doa, sehingga tesis saya ini dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk karya yang sederhana ini, maka saya persembahkan untuk:
1. Kepada almarhum kedua orang tua saya yang tercinta yang telah merawat, mendidik, mendukung, dan tak hentinya mendoakan saya selama hayatnya.
2. Teristimewa untuk istri Pauziah,S.Pd yang selalu setia dalam doanya serta mendampingi dalam suasana suka maupun duka, dan untuk anak buah hati Owiq dan Dhita dalam riang dan tawanya kalian selalu terpancar semangat dan motivasi yang luar biasa, semoga semua ini selalu ada sampai akherat kelak aminn
3. Saudaraku, sahabat dan seluruh teman tercinta, tanpa kalian mungkin masa- masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja. Terimakasih untuk memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa. Sehingga masa kuliah ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah.
xiv
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan tesis/disertasi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain:
1. Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr.
Muhammad Harja Efendi, M.Pd. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai;
2. Dr.Lalu Muhammad Nurul Wathoni,M.Pd.I dan Dr.Muhammad Thohri,M.Pd sebagai penguji dan Penguji Utama yang telah memberikan saran konstruktif bagi penyempurnaan tesis/disertasi ini;
3. Dr. Muhammad Thohri, S.S., M.Pd. sebagai Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;
4. Prof. Dr.H. Fahrurrozi, MA. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram 5. Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat-ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.
Mataram, Desember 2021 Saparwadi
NIM. 200403057
xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB- LATIN
Konsonan Transliterasi
Akhir Tengah Awal Tunggal
ـا ـ ا Tidak dilambangkan
ـب ـ ـ بـ ب b
ـت ـ ـ تـ ت t
ـث ـ ـ ثـ th
ـج ـ ـ جـ j
ـح ـ ـ حـ h
ـخ ـ ـ خـ kh
ـ d
ـذ ذ dh
ـر ر r
ـز ز z
ـس ـ ـ سـ س s
ـش ـ ـ شـ sh
ـص ـ ـ صـ s
ـض ـ ـ ضـ d
ـ ـ ـ طـ t
ـ ـ ـ ظـ z
ـع ـ ـ عـ ’
ـغ ـغـ غـ gh
ـف ـ ـ فـ ف f
ـق ـ ـ قـ q
ـك ـ ـ كـ k
ـل ـ ـ لـ k
ـم ـ ـ مـ m
ـن ـ ـ نـ n
ـ ، ـھ ـھـ ھـ ، h
ـو و W
ـي ـیـ یـ ي Y
xvi DAFTAR ISI
COVER LUAR: ... i
LOGO UIN:... ii
COVER DALAM ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN PENGUJI ... v
NOTA DINAS PEMBIMBING I ... vi
NOTA DINAS PEMBIMBING II ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... ix
MOTTO ... xi
PERSEMBAHAN ... xiii
KATA PENGANTAR ... xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB- LATIN ... xv
DAFTAR ISI ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 7
E. Penelitian terdahulu yang relevan ... 7
F. Kerangka Teori ... 10
1. Pengertian Managemen Strategik ... 10
a) Pengertian Managemen Strategik ... 10
xvii
b) Manfaat Manajemen Strategik ... 12
c) Proses Manajemen Strategik ... 12
2. Mutu Pendidikan ... 19
a. Hakekat mutu pendidikan ... 19
b. Tujun Manajement Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan ... 22
c. Karakter Lembaga bermutu ... 23
G. Metode Penelitian ... 26
H. Sistematika Pembahasan... 34
BAB II IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK ... 36
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 36
1. Gambaran Umum SMAN 1 Janapria ... 36
2. Gambaran umum SMA NW Pendem ... 43
a. Letak Geografis ... 43
b. Visi Misi SMA NW Pendem ... 44
c. Data Guru dan pegawai ... 45
d. Data Siswa tiga Tahun terahir ... 45
e. Data Sarana dan Prasaran ... 45
B. Implementasi Manajemen Strategik dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMA di Kecamatan Janapria ... 46
1. Implementasi Manajemen Strategik dalam meningkatkan mutu di SMA Negeri 1 Janapria ... 46
2. Implementasi Manajemen Strategik dalam meningkatkan mutu Pendidikan di SMA NW Pendem ... 58
C. Penemuan penelitian dan Pembahasan ... 94
1. SMA Negeri 1 Janapria ... 94
2. SMA NW Pendem ... 98
xviii
BAB III IMPLIKASI MANAJEMEN STRATEGIK ……… 103
A. Paparan Data ... 104
1. Implikasi Manajemen Strategik dalam meningkatkan mutu di SMA Negeri 1 Janapria ... 104
2. Implikasi Manajemen Strategik dalam meningkatkan mutu Pendidikan di SMA NW Pendem ... 114
B. Temuan Penelitian ... 121
1. SMA Negeri 1 Janapria ... 121
2. SMA NW Pendem ... 120
B. Pembahasan ... 131
1. SMA Negeri 1 Janapria ... 131
2. SMA NW Pendem ... 134
BAB IV PENUTUP ... 95
A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 101 Lampiran
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Manajemen dalam peningkatan mutu pendidikan adalah metode peningkatan mutu yang bertumpu pada lembaga itu sendiri, menerapkan seperangkat teknik, berdasarkan ketersediaan data kuantitatif dan kualitatif, dan memberdayakan seluruh komponen lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasi untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, maka tentunya manajemen pendidikan diharapkan tetap mengacu pada rancangan visi, misi dan tujuan serta sasaran pada pedoman rencana strategik pendidikan1. Sehingga dengan demikian peningkatan mutu sistem pendidikan diperlukan adanya strategi yang baik seperti strategi dalam mengelola administrasi dan strategi dalam membuat kurikulum pembelajaran siswa. Sehingga akan terbentuk sistem pendidikan yang teratur dan tepat. Untuk itu, manajemen dalam peningkatan mutu sangatlah diperlukan sebuah strategi baik sehingga akan tercapai sebuah tujuan.
Secara umum Strategi bermakna sebagai upaya untuk membentuk suatu susunan yang dibutuhkan dalam membentuk suatu manajemen dalam organisasi. Menurut wahyudi (1996) Manajemen strategi merupakan seni dan ilmu dari pembuatan (formulation), Penerapan (implementasi dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-kepusan startegis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan masa yang akan datang.2 Pencapaian tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai akselerator dan dinamisator, sehingga tujuan dapat dicapai secara efektif dan
1 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Upi,(2011), Manajemen Pendidikan, Bandung.Alfabeta:203
2 Dr.Akdon, Manajemen strategi for educatoinal, Alfabeta, 2011 hal.5
2
efisien. Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, manajemen strategik intinya adalah alternatif terbaik bagi organisasi dalam segala hal untuk mendukung pergerakan organisasi.3
Manajemen istilah strategik diartikan sebagai cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Dalam strategik tersebut mencakup proses formulasi dan implementasi rencana dan kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal vital, perpasif, dan berkesinambungan bagi suatu organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi yang memiliki tugas: Merumuskan visi dan misi organisasi meliputi rumusan umum filosofi dan tujuan.4 Mengembangkan profil organisasi yang mencerminkan kondisi internnya, Menilai lingkungan eksternal organisasi meliputi pesaing dan faktor kontekstual, Menganalisis alternatif strategi dengan menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan eksternal, Mengidentifikasi setiap alternatif strategi untuk menentukan strategi mana yang paling sesuai visi dan misi organisasi. Jadi hubungan atau korelasi manajemen strategik merupakan seperangkat keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen dan dilaksanakan oleh semua tingkat organisasi.
Penerapan manajemen strategik merupakan kunci keberhasilan sekolah. Hal ini karena pada tahap perumusan strategik dapat mengantisipasi dinamika perubahan di masa depan. Mengingat bahwa suatu organisasi, baik internal maupun eksternal, selalu mengalami perubahan. Melalui perencanaan strategik dapat dirumuskan suatu strategi agar organisasi menjadi satuan pendidikan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektivitas dan produktivitasnya semakin tinggi. Sehingga tujuan dan berbagai target dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.
Mencermati pengertian manajemen strategik diatas diharapkan untuk setiap lembaga atau organisasi dapat mengimplementasikan konsep-konsep manajemen strategik pada lembaga pendidikan atau sekolah. Pada tataran konteknya pengertian manajemen strategi dapat dijabarkan sebagai sistim dan
3 Prof.Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta,2004 hal.2
4 Dr.Akdon, 2011 Manajemen strategi fot educatoinal, Alfabeta hal.4
3
strategi pokok yang perlu dirancang dengan cara tersusun guna menggerakkan peran manajemen yang ditujukan pada tujuan strategik sebuah lembaga atau organisasi. Untuk menentukan cara yang tepat dala pengaambilan keputusan oleh sekolah dalam mengambil sebuah kebijakan.
Maka, harus didasarkan pada langkah-langkah manajemen stategis. Bagian ini sangat diperlukan dalam melakukan pengamatan, penganalisisan keadaan lingkungan ketika akan menentukan strategi yang akan digunakan pada lembaga pendidikan. Beberapa langkah/tahapan yang diperlu diperhatikan dalam manajemen strategi, yaitu perumusan strategik , implementasi strategik , evaluasi strategik . Hal ini disebabkan karena manajemen strategik terdiri dari analisis, keputusan dan tindakan yang diambil oleh organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Implementasi strategik sering disebut sebagai tahapan aksi manajemen strategik yang merupakan perwujudan dari program-program yang telah ditentukan dalam proses perumusan strategik . Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam implementasi strategik yakni ada beberapa program yang perlu dilaksanakan dalam proses penyelenggaraan pendidikan tersebut yaitu program, anggaran dan prosedur. Program adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk melaksanakan perencanaan sedangkan prosedur adalah langkah-langkah pelaksanaan program yang telah disusun secara sistematis.
Anggaran adalah biaya program yang dinyatakan dalam satuan uang.
Melalui adanya evaluasi strategik yang merupakan langkah terakhir pada manajemen strategi itu sendiri. Dalam hal ini, evaluasi diartikan sebagai langkah awal untuk memberikan nilai kegiatan kerja serta dijadikan sebagai langkah merencanakan kegiatan sebelumnya. Hal ini ada beberapa langkah penilaian (assesmen) strategik dasar, antara lain : pertama, tinjauan terhadap faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, kedua, pengukuran kinerja, yaitu dengan membandingkan hasil yang dilaksanakan dengan hasil aktual, dan ketiga, mengambil langkah-langkah korektif untuk memastikan kinerja sesuai rencana.5
Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diwujudkan dalam berbagai kebijakan. Pendidikan nasional merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah,
5 Ulfa Irani z, Muarniati AR, Khairuddin, Implementasi Manajemen Strategik Dalam upaya Peningkatkan Mutu Pendidikan SMAN 10 Fajar Harapan, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Volume 4, No.
2, November 2014 hal 62
4
masyarakat dan dunia usaha. Untuk itu, maka penjaminan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama berbagai pihak, sedangkan tahapan penjaminan mutu pendidikan dimulai dari penetapan standar mutu, pemenuhan standar, pengukuran dan evaluasi melalui pengumpulan dan analisis data, perbaikan dan pengembangan standar dalam meningkatkan mutu pendidikan. mutu pendidikan yang mengacu pada acuan mutu.
pendidikan yaitu standar pelayanan minimal, standar nasional pendidikan, dan standar mutu pendidikan yang melebihi standar nasional pendidikan.
Pemerintah melalui program sistem penjaminan mutu pendidikan yang diatur dalam peraturan mentri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 63 tahun 2009 tentang sistem penjaminan mutu pendidikan. Mendiknas menyatakan bahwa penjaminan mutu pendidikan merupakan kegiatan yang sistemik dan terpadu oleh suatu satuan atau program pendidikan.6 Hal ini manajemen strategik merupakan rencana berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang lebih jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan, yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan. Hal ini satuan pendidikan sebagai salah satu pusat tempat pelaksanaan kegiatan pendidikan merupakan lembaga yang terstruktur yang memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan yang berkualitas memiliki visi, misi, tujuan, program yang baik, efektifitas, produktivitas, akuntabilitas, kurikulum yang terarah, fasilitas belajar yang memadai sebagai sarana untuk dijadikan modal dalam bersaing.
Di era persaingan yang sangat ketat ini, setiap institusi dipaksa untuk berhadapan dengan institusi lain dalam arena kompetisi. Semua institusi pada umumnya ingin dapat melakukan yang terbaik untuk menarik perhatian pasar.
Peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi prioritas bagi sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini disebabkan adanya dorongan yang kuat dari para pengelola sekolah untuk dapat bersaing dengan sekolah lain yang lebih dulu berdiri dan selalu bersaing dalam meningkatkan kualitas sekolahnya. Faktor lainnya adalah tuntutan masyarakat yang mendambakan sekolah berbasis sekolah yang tidak jauh dari tempat tinggal warga setempat, sehingga tidak mempersulit pendidikan siswa.
Melalui “Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008” tertanggal
6 Permendiknas No.63 Tahun 2009
5
1 Desember 2008 Presiden Republik Indonesia telah menandatangai peraturan tentang tentang Guru. Dimana Peraturan Pemrintah ini ditujukan sebagi pengganti dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen7”.
Berdasarkan pengamatan dan observasi awal peneliti terhadap keadaan lingkungan kedua sekolah tersebut yakni SMAN 1 Janapria dan SMAS NW Pendem pada tanggal 7 juli 20218, terdapat ada perbedaan yang mana kepala sekolah sangat berperan dalam peningkatan mutu pendidikan yaitu sebagai educator, manager, supervisor, administrator, dan inovator. Hal ini terlihat adanya pertama, peningkatan dari professional pada guru, kedua, hasil belajar peserta didik berupa peningkatan hasil ujian pada setiap tahunnya, dan ketiga, peningkatan dari proses pembelajaran setiap mata pelajaran dengan metode yang inovatif dan kreatif, keempat, peningkatan sarana dan prasarana yang ada.
Sangatlah perlu adanya pembenahan khususnya dalam manajemen startegis dalam hal peningkatan mutu pendidikan sekolah. Informasi yang penulis peroleh bahwa peran dan fungsi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan ( quality education) masih membutuhkan cara yang lebih dekat dan saran yang baik dalam setiap proses kegiatan pembelajarn untuk menghasilkan mutu hasil dan pendidik, serta dalam setiap perencanaan harus diadakan evaluasi, sistem kordinasi, bagaimana melayani, serta penganggarannya. Guna Meningkatkan dan mengembangkan mutu secara kelembagaan pendidikan dan ketenagaan pendidikan diperlukan sebuah peningkatan karena tenaga pendidik sebagai penentu dari suatu proses serta hasil untuk menetukan mutu pendidikan yang diharapkan lembaga pendidikan tersebut. Untuk itu diperlukan arahan, semangat, motipasi, inovasition dari pemimpin sebuah lembaga pendidikan dan memberikan ruang untuk beraktifitas dalam pembangunan, kegiatan ilmiah, penelitian , serta pengukuhan untuk menjadikan pendidik profesional dan menambah pengalaman bagi tenaga pendidik.
Dari penjabaran diatas , peneliti tertarik ingin melakukan sebuah penelitian, keinginan ini muncul ketika peneliti masih melihat ada bebarapa tenaga pendidik yang masih memerlukan sebuah arahan, motivasi dan inovasi guna meningkat kualitas profesinya.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
7 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
8 Observasi pada hari Senin tanggal 7 Juli 2021
6
melakukan penelitian pada SMA dikecamatan Janapria , untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi manajemen strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan pada Sekolah-sekolah yang ada di kecamatan janapria . Sehingga saya mengangkat judul dari penelitian “Implementasi manajemen strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan SMA dikecamatan Janapria tahun pelajaran 2020/2021”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi Manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan SMA di kecamatan Janapria tahun pelajaran 2020/2021?.
2. Apa implikasi manajemen strategik bagi peningkatan mutu pendidikan SMA di Kecamatan Janapria tahun pelajaran 2020/2021?.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:
a. Untuk Mengetahui bagaimana implementasi Manajemen strategik dalam peningkatan mutu pendidikan SMA di kecamatan Janapria Tahun Pelajaran 2020/2021
b. Untuk mendeskripsikan implikasi manajemen strategik bagi peningkatan mutu pendidikan SMA di Kecamatan Janapria Tahun Pelajaran 2020/2021
2. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
a. Manfaat teoritis
Selanjutnya dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu atau kualiitas peendidikan utamanya masalah bidang manajemen strategik pendidikan, sehingga penerapan managemen strategik pada hal mengembangkan (develovment), pengetahuan ( knowledge) dan eksistensinya berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Sehingga
7
diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk lembaga pendidikan, pemerintah maupun peneliti lainnya dalam mengambil sebuah kebijakan.
b. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat jadikan sebagai masukan bagi satuan pendidikan, praktisi serta para pemangku kebijakan terutama dalam pendidikan guna dapat meningkatkan pemahaman tentang manajemen strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk lembaga pendidikan, pemerintah maupun peneliti lainnya dalam mengambil sebuah kebijakan.
D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu tentang Implementasi Manajemen Strategik Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan SMA di Kecamatan Janapria Tahun Pelajaran 2020/2021 terbatas pada 2 sekolah yakni SMAN 1 Janapria dan SMAS NW Pendem. SMAN 1 Janapria merupakan merupakan satu-satunya Sekolah menengah Atas yang bestatus Negeri di Kecamatan Janapria. Sekolah ini termasuk sekolah yang berbatasan lansung dengan Kabupaten Lombok Timur.
Di Kecamatan Janapria terdapat beberapa sekolah pada tingkat SMA baik Negeri maupun swasta. Dalam penelitian ini, peneliti menfokuskan 2 sekolah sebagai kajian penelitian yakni SMAN 1 Janapria dan SMAS NW pendem. Sekolah ini dipilih oleh peneliti sebagai lokasi penelitian, karena jarak tempat penelitian lokasinya tidak terlalu jauh sehingga memudahkan peneliti melakukan penelitiannya disamping itu peneliti telah mengajar disekolah tersebut. Kemudian dari pengamatan peneliti untuk sementara sekolah tersebut yakni SMAN 1 Janapria dan SMAS NW pendem telah mengalami tingkat kemajuan yang sangat baik dari beberapa tahun ini.
Sehingga Penelitian ini difokuskan pada ruang lingkup yaitu Impleementasi Manajemen Strategik dalam Meningkatkan Mutu pada satuan pendidikan.
E. Penelitian terdahulu yang relevan
Kajian Pustaka merupakan penelitian untuk mempertajam metodologi, memperkuat kajian teoritis dan memperoleh informasi mengenai penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Beberapa penelitian terdahulu
8
yang berkaitan dengan manajemen kelas dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Desi Ratna Yuli, Rusdinal, Hade Afriansyah, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) di Sekolah. Manajemen Mutu terpadu ialah suatu sistem manajemen yang menyangkut mutu sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Manajemen Mutu terpadu adalah totalitas yang memerintahkan setiap orang dalam organisasi dilibatkan dalam upaya melakukan peningkatan atau perbaikan. Manajemen Mutu terpadu diartikan sebagai setiap orang dalam lembaga apa pun yang status, posisi, dan perannya adalah manajer dari tanggung jawab yang dimilikinya.Manajemen mutu terpadu merupakan strategi pengelolaan mutu yang berusaha memenuhi harapan pelanggan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus untuk mencapai peningkatan mutu . Penerapan konsep manajemen mutu terpadu ini berarti mengutamakan pelayanaan terhadap pelajar dalam meningkatkan mutu lulusan, atau upaya perbaikan sekolah secara komprehensif. Didalamnya tentu harus ada upaya terpadu dalam meperbaiki kultur sekolah dan hal itu dimulai dari tindakan manajemen. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan melewati beberapa proses sejak dari persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan mutu jasa layanan pendidikan yang diharapkan para pelanggan pendidikan. Pemenuhan harapan pelanggan pendidikan menjadi paradigma manajemen mutu yang harus terpenuhi , sehingga mereka yang putus sekolah dan pengangguran bisa diperkecil dalam dunia pendidikan kita.
2. KUSNAN HADI dalam tesisnya tentang “Implementasi Manajemen Strategik Dalam Upaya Peningkatan Kinerja Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1” Dalam surveynya ada masalah dalam proses pembelajarannya. Banyak ditemukan bebarapa guru dalam melakukan pembelajaran tidak melengkapi administrasi pembelajarannya. Di samping itu masih ada guru yang mengajar belum optimal, kurang disiplin, mengajar seadanya. Hal ini perlu mendapatkan penangan yang lebih serius darim lembaga pendidikan. Maka, diperlukan penataan kembali menejmen strategik sekolah yang berkaitan erat dengan kinerja sekolah diperlukan penelitian selanjutanya.
3. Ivo Avulia Br. Ginting, Melakukan penelitian tentang Manajeemen
9
strategi dan mutu pendidikan di SMK 5 Medan, dari hasil penelitiannya dapat di jabarkan menjadi beberapa hal pertama, diperlukan sebuah perencanaan dalam berbagai bidang. Kedua, mengorganisasikan sebauah lembaga pendidikan dengan penuh tanggung jawab. ketiga Kepala sekolah melakukan pergerakan dengan cara memberikan contoh-contoh disetiap hal pada lembaga pendidikan, sehingga dapat dilihat oleh warga sekolah. keempat melaksanakan pengawasan sebagai tahap evaluasi 4. Eri Purwanti, Nurhadi Kusuma, Ruly Nadian Sari, dalam penelitian
tentang, Implementasi Manajemen Strategik Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Pondok Pesantren. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pondok pesantren telah menerapkan manajemen strategik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, untuk itu dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Manajemen strategik di pondok pesantren merupakan peningkatan kualitas organisasi yang telah diterapkan sebelumnya untuk tercapainya suatu tujuan yang telah dilakukan pondok pesantren yang mempunyai landasan dasar dalam melakukan kriteria atau indikator – indikator untuk dapat disesuaikan ke masas yang akan datang dalam jangka panjang, mencakup: penetapan strategi, penerapan strategi, evaluasi – kontrol strategi. 2. Perencanaan mutu pendidikan di pondok pesantren Nurul Huda, mencangkup: (1) seleksi SDM, (2) Kurikulum, (3) Sarana dan prasarana, (4) penyetaraan pendidikan, (5) akuntabilitas pendidikan. 3. Pelaksanaan kinerja mutu di pondok pesantren memiliki sebuah lembaga yang menerapkan Total Quality Management (TQM) maka untuk menjamin kualitas yang dibutuhkan langkah – langkah (1) Quality Control (jaminan kualitas), dimana didadlamnya meliputi pendeteksian kegiatan – kegiatan yang ada di pondok pesantren Nurul Huda sebagai berikut: strategi fokus, self financing, out sourching, aliansi strategi, optimalisasi, dan simbiosis mutualisme. (2) Quality Assurance (kualitas yang dilakukan sebelum proses dan dalam proses pendidikan). (A) sebelum melakukan proses pendidikan, adapun seleksi yang diterapkan adalah: (1) tes akademik, (2) tes wawancara agama, (3) tes wawancara motivasi, adapun (B) dalam proses pendidikan memiliki 2 aspek dalam melakukan program di pondok pesantren Nurul Huda sebagai berikut: (1) metode pengajaran, dan (2) kemampuan ustadz.
10 F. Kerangka Teori
1. Manajemen Strategik
a) Pengertian Managemen Strategik
Untuk pengertian ini, strategik berasal dari kata bahasa Inggris
“strategic” yang berarti merencanakan (planning) dan mengarahkan.
Sedangkan istilah managemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “to manage” yang berarti perencanaan(planning), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manajemen adalah serangkaian aktifitas manusia yang berkesinambungan dalam mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan.9 Sedangkan kata Strategik merupakan sebagai tekhnik atau taktik yang diatikan juga sebagai kiat sesorang komandan untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya.10Dua pengertian atau definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, manajemen strategik adalah seni dan ilmu membuat, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan strategik antar fungsi yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuan masa depan. Managemen strategik merupakan sistem sebagai suatu kesatuan yang mempunyai banyak komponen yang antara satu sama lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi, serta bergerak secara simultan (berbarengan) dalam arah/tujuan sama.
Manajemen strategik merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sesuai dengan surah Ath-thur ayat 21 yang artinya: “ ...Tiap-tiap manusia itu terikat oleh usaha masing- masing....” ayat lain surah Az-Zilzal ayat 7-8 yang artinya:” Barang siapa yang mengerjakan sesuatu amal kebajikan sebesar atom (zarrah) pun, niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan perbuatan jahat sebesar atom (zarrah) pun niscaya akan melihat balasanya pula”.
Berdasarkan konsep ayat tersebut diatas dapat di pahami bahwa setiap pekerjaan yang baik akan dibalas dengan kebaikan, sebaliknya
9 Dr.Alme Hene, Manjemen strategik keorganisasian Publik,2010.Replika Aditama hal.8
10 Dr.Akdon, 2011 Manajemen strategi fot educatoinal, Alfabeta hal.3
11
setiap pekerjaan yang buruk juga akan dibalas dengan keburukan.
Maka dari itu, manusia di peringatkan agar tidak melakukan sesuatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan norma-norma Agama Islam.
Keterkaitan dengan manajemen strategik dalam pendidikan Islam, bahwa seorang pimpinan hendaklah membuat perencanaan kegiatan sesuai dengan kemampuan organisasi yang dipimpinnya dan mengimplementasikannya secara efektif dan efisien. Sebagaimana di firman Alloh dalam surah Al-Baqarah ayat 201 yang artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagian di dunia dan dua kebahagiaan di akhirat, dan hindarkanlah kami siksaan dari api neraka”. Ayat tersebut diatas, mengajarkan kepada umat manusia, agar dapat mengimbangi amal kebaikan dunia dan amal kebaikan di akhirat. Fredy Rangkuty di kutif oleh Akdon (2011:12), menjelaskan bahwa strategik merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Maka dari itu, Rahmat (2014: 2), mengartikan bahwa kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Strategos” (stratos=militer dan ag memimpin), yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk menenangkan perang. Dengan demikian strategi terdiri atas aktivitas- aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan strategik menjalankan proses starategi dengan merencanakan serta menentukan target yang akan dicapai dalam suatu organisasi pendidikan.11
Dengan demikian, management strategik adalah keputusan dan aktivitas manajerial yang dihasilkan melalui perumusan dan pelaksanaan rencana target yang menjangkau penguasaan kompetitif.
Jika makna ini dikaitkan pakai terminologi, managemen strategik juga bisa artikan untuk langkah melaksanakan sebuah rencana, melakukan arahan, serta harmonisasi serta jalan keluar dalam memutuskan kebijakan dan aktivitas strategik satuan pendidikan sebagai target mencapai penguasaan kompetitif . Manajemen strategik adalah upaya serta usaha yang dilakukan untuk mengelola suatu satuan pendidikan dalam rangka mencapai proyeksi pendidikan.
Manajemen strategi meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
11 Prof.DR.Maisah, manajemen Strategik dala perspektif Islam,Media Salim Indonesia tahun 2016, h.1-2
12 serta pengendalian strategi.12
Berangkat dari beberapa definisi/pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Managemen Strategik merupakan serangkaian keputusan dan kebijakan serta tindakan managerial yang bisa menentukan kinerja serta visi misi satuan pendidikan pada waktu yang lama/panjang. Manajemeen strategik dapat mencakup pemantauan keadaan sekitar, merumuskan strategik ( strategic planning ), pelaksanaan strategik .
b) Manfaat Manajemen Strategik
Penggunaan manajemeen strategik sebagai acuan kinerja dalam setiap pemecahan masalah harus berpikir lebih kreatif atau berpikir strategik . Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari analisis yang lebih mendalam akan lebih menjanjikan hasil yang menguntungkan.
Manfaat Manajemen Strategik dalam pendidikan adalah:
1. Sebagai pedoman dalam jangka panjang menuju program yang menjadi sasaran.
2. Untuk mengefisienkan suatu organisasi.
3. Mengidentifikasi keunggulan komparasi organisasi dalam lingkungan yang semakin berisiko.
4. Mengurangi tumpang tindihnya kegiatan organisasi.
5. Mengurangi keengganan atau ketidak pedulian terhadap perubahan organiasi.13
Dari uraian mengenai manfaat managemen strategik tersebut perlu dipahami, pengimplementasiannya pada lingkungan organisasi pendidikan atau di satuan pendidikan tidak menjadi jaminan kesuksesan. Manusia sebagai pelaksana sumber daya dari orang-orang yang propesional, berwawasan luas dan yang paling penting adalah memiliki komitmen moral atau etika yang baik.
c) Proses Manajemen Strategik
Pada langkah/tahapan ini diperlukan cara berfikir strategi yakni :
12 H.Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013), h.26
13 Agustinus S. W, Manajemen Strategik : Pengantar Proses Berfikir Strategis , (Jogjakarta: Binarupa Aksara, 1996 ) , hlm. 20
13 1. Identipikisi masalahnya
Pada tahapan ini mencoba mengidentipikasi masalah atau problem strategik yang akan terjadi dengan melihat gejala-gejala yang mengikutinya.
2. Mengelompokkan masalahnya
Seringnya beberapa masalah yang beragam muncul dari tahapan-tahapan di atas. Untuk memudahkan pemecahannya atau solusinya, seseorang perlu mengklasipikasi/ mengelompokkan masalah-masalah ini menurut sifatnya dan atau jenisnya.
3. Proses abstraksi/memisahkan
Setelah kelompok masalah sudah terbentuk, langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi masalah penting dari masing- masing kelompok, selanjutnya dilakukan analisis masalah untuk menemukan factor penyebab dari masalah tersebut. Pada tahapan ini membutuhkan tingkat ke;telitian dan kesabaran karena paktor tersebut disusun suatu metode/teknic atau sering dikenal dengan metode solusi.
4. Tentukan cara/cara penyelesaiannya
Setelah tahapan abstraksi/pemisahan selesai, ditentukan teknik yang paling baik dalam menyelesaikan masala/problem yang diidentifikasi dari tahap awal.
5. Perencana;an pelaksanaan
Tahapan-tahapan tersebut merupakan langkah-langkah penting yang harus dilakukan seseorang agar dapat menerapkan metode/metode penyelesaian masalah pada tahap keempat.14
Manajemen strategik adalah sebuah proses atau langkah dalam upaya menghasilkan serta menciptakan kebijakan yang baik dalam menentukan rencana program sekolah. “Pearce dan Robinson” seperti yang dijelaskan oleh “Ismail Solihin” didalam bukunya yang menjelaskan tentang hal penting yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah.21 Proses manajemen strategik dapat dilakukan melalui tiga
14 U.Sidiq, “ Urgensi manajemen strategik dalam Lembaga Pendidikan: Implementasi di MAN 3 Yogyakarta”, Jurnal Edukasi, (Vol. 03, No. 01, tahun 2015), hlm.
799-800
14 tahap, sebagai berikut:
a. Merencanakan strategik (strategic plan ), yang mencakup:
1. Mengembangkan Visi, Misi dan Tujuan
Langkah awal dalam strategi formulasi adalah dengan penetapan visi. Visi merupakan bayangan cermin mengenai keadaan inti seluruh oranisasi.15Maksud dari visi tersebut adalah anggapan stategis yang dapat dijadikan sebagai gambar angan-angan yang harus dicapai oleh satuan pendidikan ataupun organisasi dan seluruh personel yang terdapat dalam kegiatan organisasi/lembaga pendidikan. Suatu visi yang baik dan bagus diharapkan dapat memberikan semangat dan kemauan serta motivasi. Hal ini senada dengan pendapatnya Hax dan majluf (1984) bahwa visi adalah sebuah pernyataan yang merupakan sarana untuk, pertama, Mengomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok, kedua memperlihatkan hubungan antara organisasi dengan stakeholder dan pihak lain yang terkait, ketiga untuk menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangannya.16 Hal ini tentunya , sebuah lembaga pendidikan harus memiliki tujuan sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat.
Adapun misi merupakan pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dimasa datang. Pernyataan misi mencerminkan tentang segala sesuatu penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang diperlukan masyarakat.
17Misi erat kaitannya dengan visi , misi merupakan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Misi adalah sebuagh cita- cita sesuai dengan garis besar sebuah misi yang menjadi ketetapan lembaga organisasi.18
2. Analisis SWOT
Merupakan proses sebuah pemecahan masalah yang diawali dengan sebuah dugaan untuk mencapai sebuah kebenaran, guna mendapatkan hal yang sebenarnya. Adapun
15 Dr.Akdon, 2011 Manajemen strategi fot educatoinal, Alfabeta hal.94
16 Dr.Akdon, 2011 Manajemen strategi fot educatoinal, Alfabeta hal.95
17 Dr.Akdon, 2011 Manajemen strategi fot educatoinal, Alfabeta hal.97
18 Dedi Mulyasa, Suatu Pendidikan yang Bermutu dan Berdaya Saing,..., hlm 195-196
15
SWOT merupakan singkatan dari Strengths/kekuatan, Weaknesses/ kelemahan, Opportinitie/ peluang dan treath/tantangan. Adapun untuk kekuatan dan kelemahan ini bisa berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kekuatan dan kelemahan sebuah lembaga pendidikan dalam melihat lingkungnnya.
Analisis SWOT tersebut dapat dijabarkan sebagi berikut, Pertama, streght merupakan bagaimana lembaga pendidikan dapat menunjukkan keunggulannya dalam sebuah konfetitif. Sehingga lembaga pendidikan akan menjadi sebuah pilihan bagi pendidikan masyarakat. Kedua, Wekness dimana dalam lembaga pendidikan akan menunjukkan ada gejala negative sehingga akan ada sebuah kebijakan dari pemimpin lembaga pendidikan tersebut untuk mencari alternatif dan solusi untuk memecahkan masalahnya. Ketiga, Opportunitis mencari sebuah peluang guna mengembangkan lembaga pendidikan ke arah yang lebih baik. Dimana ada kondisi yang sangat menguntungkan bagi lembaga pendidikan. Kondisi tersebut dapat dilihat dari, bagaimana peran peserta didik, komunikasi dengan masyarakat, lingkungan serta visi dan misi yang sesuai dengan sekitar. Keempat, treath yakni berupa tantangan yang dapat mengurangi atau mengancam keberhasilan lembaga pendidikan19
3. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
Sebuah perencanain secara logis harus konsisten dengan rencana jangka panjang satuan pendidikan. Rencana jangka panjang mewakili hasal yang diharapkn dr implementasi strategi tertenti. Strategi mewakili berbagai tindakan yang harus perlu diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Kerangku waktu untuk tujuan dan strategik harus konsistin, biasanya berkisir antara 2 hingga 5 tahunan.
4. Penentuann strategi unggul.
Strategi adalah rencana besar yang meningkat, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuannya secara efektif.
19 Eka susanti, Analisis SWOT dalam meningkatkan mutu pendidikan, Universitas Raden Patah tahun 2018. Hal.17
16
Strategi satuan pendidikan menggambarkan suatu metode dan pendekatan yangakandigunakan untuk mencapai tujuan strategik nya. Langkah dalam proces managemen strategik sekolah ini termasuk mengidentifikasi kemungkinan pilihan strategik untik mancapai tujuan sekolah/Satuan Pendidikan, mengevaluasi alternatif strategik menggunakan kriteria yang pasti dan memilih alternatif kelompok/golongan yang mungkin menjadi strategi satuan pendidikan .20
b. Pelaksanaan strategi, meliputi:
1. Menentukan arah program satuan pendidikan.
Program Satuan Pendidikan adalah arah yang haru dilakukan sebuah lembaga pendidian sesuai dengan sistem manajerial serta keberadaan sumber daya manusia yang ada pada lembaga satuan pendidikan.
2. Motivasi pegawai
Implementasi strategik merupakan suatuu proses tindakan yang membutuhkan serta dukungan dari semua pihak yang terlibat pada lembaga pendidikan tersebut. Proses motivasi dan inivasi sanagt diperlukan agar semua pihat dapat mendukung secara penuh strategi yang akan dan sedang dijalankan oleh satuan pendidikan.21
3. Menempatkan sumber-sumber daya manusia
Untuk mencapai kualitas pendidikan (quality educations) yang bagus, perlu mengalokasikan Sumber Daya Manusia sesuai dengan bidangnya masing-masing. Karena ada tidaknya tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan orgnisasi atau lembaga, penempatan seorang tenaga pada suatu posisi atau jabatan sangat tergantung, dengan fungsi pemilihan dan penempatan.
4. Pengembangan budaya pendudukung strategik
20 D. Mulyasana, Pendidikan Bermutu , Berdaya Saing, h. 217
21 Musa H. dan M.Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), hlm. 28.
17
Budaya dalam hal ini dapat dimaknai sebagai sebuah simbul pemikiran yang mempengaruhi pola, sikap dan pemikiran seseoang dalam suatu organisasi. Budaya ini bisa dimunculkan akibat dari dibangunnya nilai-nilai dari semua yang terlibat dalam lembaga pendidikan tersebut. Baik pemimpin lembaga, guru ataupun lainnya. Budaya-budaya tersebut contohnya, sikap sopan, disiplin, tanggung jawab dan lainnya.22
c. Evaluasi/kontrol strategi, mencakup:
1. Mengamati seluruh hasil pembuatan dan penerapan strategi Evaluasi strategi adalah merupakn suatu proses yang bertujuan untk memastikan, apakah tindakan/perbuatan strategik yang diambil satuan pendidikan sdah sesuai dengan rumusan strategik yang telah rumuskan atau ditentukan. Kegiatan ini mencoba menguji asumsi/perkiraan atau pijakan dasar yang dipakai dalam perumusan strategik , apakah masih relevan atau sudah banyak mengalani perubahan.
2. Menghitung kinerja individu dan satuan pendidikan
Ukuran yang dipakai untuk melakukan penilaian kerja bersipat sesuai dengan kebutuhan sebuah lembaga pendidikan.
Target yang ditetapkan pada saat penyusunan strategik saat proses manajemen strategik .23
3. Mengambil langkah-langkah perbaikan
Kegiatan dilakukan denga melakukan berbagai tindakin korektif untuk memastikan kinerja yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah digariskan oleh manajemen puncak/pimpinan. Tindakan korektif dapat dilakukan dengan mengubah structur, mengganti orang yang tak sesuai, atau merevisi target yang ingin dicapai.
22 Syaiful Sigala, Budayya dan Reinvent Organiisasi Pendiidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 111-113
23 Syaiful Segala, Budaya dan Reinvent Organisasi Pendidikan, (Bandun: Alfabeta, 2008), hlm. 111-113
18
d. Kerikteristik Managamen Strhategic
Hal ini dapat dijabarkan beberapa ciri dari karakteristik Manajemen Startegis, Pertama, Sebuah kebijakan itu dianggap stategis Kedua,Memamfaatkan Sumber daya dengan efektit dan efisien, Ketiga, berpedoman masa yang datang. Keempat, adanya kepedulian.
Penyususnan rencana dalam sebuah organisasi dapat jabarkan dalam hal, yakni:
1. Perencanaan jangka panjang, misalnya 5-10 tahun ketas.
2. Diperlukan sebuah Visi dan misi sebagai pedoman rencana strategik ,
3. Diperlukannya campur tangan pemimpi pusat,
4. Sebuah perencanaan di implementasikan sesuai dengan keadaan sumber daya.
e. Bagian-bagian dari Manajemen Strategik
Bagian inti dari sebuah manajemen strategik dapat meliputi antara lain:
1. Penganalisiasan lingkungan, yakni mencakup semua yang dapat mempengaruhi keadaan lembaga.
2. Di perlukan sebuah analisis keadaan sekolah guna menjabarkan secara utuh tentang keberadaan lembaga sekolah, dengan mengidentifikasi segala hal dari sumber daya serta sarana dan prasarananya.
3. Strategi analisi pendidikan , adanya kombinasi antara lembaga pendidikan dengan lingkungan.
4. Adanya misi sebuah lembaga pendidikan, guna membandingkan dengan lembaga lainnya.
5. Tujuan jangka panjang ( tujuan lima tahunan ), merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai dan di raih dalam rentang dan interpal waktu relatip lama yang ditentukan sendiri oleh sekolah atau satuan pendikan24 .
24 Muliawan Hamda, Manajemen Strategis dalam Orgnisasi, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2008)
19 2. Mutu Pendidiikan
a. Hakekat mutu pendidikan
Mutu memiliki pengertian yang beragam di kalangan para pakar di bidang manajemen mutu, sebagaimana dikemukakan oleh Nomi Preffer dan Anna Coote bahwa mutu adalah konsep yang licin (a slippery concept) (Sallis, 2010:50). Alasan yang paling mungkin dalam memahami karakter mutu yang membingungkan tersebut adalah bahwa ia merupakan gagasan yang dinamis, berkaitan dengan sudut pandang dan sudut kepentingan pengguna dengan istilah yang berbeda-beda. Perbedaan terjadi, disebabkan mutu dapat digunakan sebagai suatu konsep yang secara bersama-sama absolut (absolute concept) dan relatif (relative concept).
Mutu dalam pengertian absolute beranggapan bahwa mutu merupakan suatu keindahan, kebenaran, kemewahan, dan suatu idealisme yang tidak dapat ditawar. Sedangkan mutu dalam pengertian relatif memandang bahwa mutu bukan merupakan atribut produk atau layanan, melainkan sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Produk atau layanan yang bermutu dalam konsep relatif tidak harus mahal, eksklusif, cantik, atau spesial tetapi ia harus asli, wajar, dan familiar. Menurut Sallis (2010) definisi relatif mengenai mutu tersebut mengandung dua aspek, yaitu pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi, kedua memenuhi kebutuhan pelanggan. Mutu bagi produsen dapat diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal secara konsisten dalam sebuah sistem yang biasa dikenal dengan sistem jaminan mutu (quality assurance systems). Sedangkan mutu bagi pelanggan adalah sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Jadi mutu tidak hanya harus memenuhi standar produsen, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuannya untuk memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Perbedaan pandangan dalam memahami mutu dapat dilihat dari beberapa defenisi yang dikemukakan oleh pakar dalam bidang manajemen mutu. Menurut Juran (1991) mutu produk dapat disimpulkan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use), artinya produk atau layanan harus sesuai apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan. Ada lima dimensi kualitas, meliputi;
20
1. Desain, yaitu kekhasan produk atau layanan
2. Kesesuaian, yaitu kecocokan antara desain yang diinginkan dengan produk yang diberikan.
3. Ketersediaan, yaitu menekankan pada aspek releabilitas, ketahanan, dan masa berlaku.
4. Keamanan, yaitu keterbebasan pengguna dari resiko produk yang berbahaya.
5. Manfaat timbal balik yaitu kecocokan penggunaan suatu produk adalah apabila produk tersebut memiliki desain yang khas, kesesuaian antara desain dengan produk yang dikirim, ketersediaan, daya tahan penggunaan yang lama, dan keamanan pengguna dari resiko bahaya yang mungkin ditimbulkannya.
Deming (1986) bapak pemikir mutu modern mengemukakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Menurutnya produk atau layanan bermutu tinggi jika pelanggan menganggap produk yang dibelinya memiliki nilai baik, setia sebagai pelanggan, dan mengajak yang lain untuk membeli produk atau layanan tersebut. Mutu merupakan suatu yang bersifat global dan Manajemen Mutu berbasis kompetensi, pelanggan menganggap mutu yang sesungguhnya berdasarkan perasaan, harapan mereka terhadap stimulus baru, dan membandingkannya secara subjektif terhadap produk lain. Crosby (1979:58) mendefinisikan mutu sebagai conformance requirement, yaitu sesuai dengan persyaratan yang telah distandarkan. Suatu produk atau layanan dikatakan bermutu manakala sesuai dengan standar mutu yang telah dietatapkan, meliputi mutu input, proses, dan output. Berbeda dengan kedua definisi diatas, defenisi ini lebih menekankan mutu ditinjau dari sisi produsen. Feigenbaum (1986) menyebutkan bahwa mutu adalah ketentuan pelanggan, bukan ketentuan insinyur, pemasaran atau general management.
Hal tersebut didasarkan pada pengalaman pelanggan terhadap produk atau layanan yang diterima. Suatu produk dikatakan bermutu apabila mampu memenuhi kepuasan pelanggan (customer expectations). Garvin (1994) menyatakan bahwa mutu adalah kondisi dinamis yang terkait dengan produk, tenaga, tugas, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi keinginan dan harapan pelanggan. Meskipun definisi mutu sangat bervariasi dan tidak ada defenisi yang diterima secara universal, namun berdasarkan
21
defenisi-defenisi di atas dapat dirumuskan sejumlah batasan tentang mutu sebagai berikut;
1. Mutu merupakan kesesuaian produk atau layanan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Mutu merupakan kemampuan produk atau layanan dalam memenuhi atau melampau kebutuhan pelanggan.
3. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan 4. Mutu merupakan suatu yang bersifat global dan dinamis serta
berkembang sesuai dengan trend yang ada dalam masyarakat Dengan demikian mutu Pendidikan dapat bermakna sebagai keberhasilan pada waktu mengelola pendidikan dengan cara epektif dan episien guna menunjukkan keberhasilan akademik dan non akademik atau ekstrakurikuler pada peserta didik atau siswa/siswi yang dinyatakan lulus satu tingkat pendidikan atau menyelesaikan proses pembelajaran. komponen-komponen yang berkaitan dengan mutu pendidikan adalah: (1) kesiapan motivasi peserta didik; (2) kemampuan ( tenaga pendidik) propesional dan kerjasama dalam satuan pendidikan; (3) kurikulum, termasuk relevan antara isi dan operasional proces pembelajaran; (4) sarana prasarana yang mencakup efektivitas sebagai pendukung pelaksanaan belajar; dan (5) peran serta masyrakat (orang tua, alumni, dan perguruan tinggi ( PT)) untuk mamajukan pendidikan sekolah.
Kualitas adalah proses terstruktur untuk meningkatkan output yang dihasilkan. Mutu pendidikan yang dimaksud di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan untuk memanfaatkan sumber daya pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin.
Dalam konteks pendidikan, menurut Depdiknas sebagaimana dikutip Mulyasa, pengertian mutu meliputi input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan merupakan sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk kelangsungan dlm proses. Sedangkan proses pendidikan/education adalah mengubah sesuatu dari A menjadi sesuatu yang lain B misalnya. Selanjutnya output/keluaran pendidikan adalah kinerja dan prestasi sekolah, yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses dan perilaku sekolah. Oleh karena itu, kualitas dalam dunia pendidikan dapat dikatakan mengutamakan keberadaan peserta didik. Dengan kata lain, program perbaikan sekolah atau satuan pendidikin dilakukan lebih kreatif dan
22 konstruktif.
Menteri Pendidikan melalui peraturan mentri No 63 tahun 2009, bahwa Mutu pendidiikan merupakan tingkat perubahan hidup bangsa yang dapat dicapai dari penyelenggaraan (sisdiknas).
Tidak hanya mutu atau quality pendidikan saja yang harus dibahas oleh pemangku kebijakan pendidikan, namun perlu dibentuk quality insurance. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan yang sistemik , terpadu oleh satuan pendidikan, penyelenggara satuan pendidikan atau program pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk meningkatkan taraf life skill.25
b. Tujun Manajement Peningkatan Mutu Satuan Pendidikan Manajement peningkatn mutu satuan pendidikan atau school quality perlu dilaksanakan untk meningkatkn mutu pendidikan dan berdaya saing . satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan mengelola satuan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai atau culture di masyarakat. Inti yang ingin dikembangkan sekolah atau satuan pendidikan serta mendorng partisipasi warga satuan pendidikan , masyarakat sekitarnya dalam upaya peningkatan mutu dari lembaga dimaksud dari pendidikan mereka. Peningkatan mutu pendidikan ini dapat diimplementasikan secara khusus mempunyai arah antara lain:
1) Sebagai usaha meningkatkan mutu pendidikin pada satuan pendidikan melalui peningkatan kemandirian, pleksibilitas, partisipatif, keterbukaan ( transparansi ), kerja sama, akuntabilitas, sustainbilitas, inisiatip sekolah ( satuan Pendidikan) untuk mengelola, memanfaatkan, serta memberdayakan sumber daya manusia (SDM ).
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama atau melalui musyawarah dan mupakat.
3) Meningkatkan pola tanggung jawap sekolah/madrash kepada orangatua/wali, masyarakat, alumni dan pemerintah baik daerah maupun pusat untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah.
25 Prof.Dr. Dedi Mulyasaa, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Rosda Karya,2012.hal 123
23
4) Meningkatkan kompetisi atau persaingan yang sehat antar sekolah/madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada satuan pendidikan.26
c. Karakter Lembaga bermutu
Sesuai dengan Peraturan pemerintah No 23 tahun 2013 setiap lembaga pendidikan harus memenuhi 8 Standar pendidikan Nasional yakni:
1. Standar Isi yang mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2. Standar Proses, merupakan proses pembelajaran pendidik dalam memberikan keteladanan. Hal ini dapat dilaksnakan secara interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan aktif serta memberikan ruang yang cukup untuk berkreasi,
3. Standar Kompetensi Lulusan, yakni digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penetuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
4. Standar pendidik dan Tenaga pendidikan. Dalam hal ini pendidik harus memiliki kualisifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
5. Standar sarana dan prsarana, Dalam hal ini semua sekolah harus memiliki sarana dan prasarana serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjuang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan
6. Standar pengelolaan, pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manejemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
26Prim Masrokan Mutohar,: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 132-133
24
7. Standar Pembeayaan, Dalam hal ini pembeyaan disekolah terdiri atas tiga beaya yakni pertama, beaya investasi, yakni pembeayaan pengembangan sumber daya manusia dan modal. Kedua, beaya personal, meliputi beaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses belajar mengajar, Ketiga, beaya operasi yang meliputi gaji pendidik dan tenaga pendidikan, beaya operasional pendidikan tidak lansung dan standar beaya operasin satuan pendidikan yang ditetapkan peraturan mentri berdasarkan usulan BNSP.
8. Standar Penilaian pendidikan, yang terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.27
Kualitas dalam pendidikan membutuhkan komitmen terhadap kepuasan pelanggan dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan staf dan siswa untuk melakukan yang terbaik.
Pada dasarnya, sekolah yang berkualitas memiliki lima ciri yakni:
a. Fokus pada customer
Di dalam sekolah kualitas (quality school ) terpadu, setiap orang menjadi pelanggan dan pemasok pada saat yang sama. Secara khusus, pelanggan sekolah adalah siswa dan keluarganya. Merekalah yang diuntungkan oleh sekolah. Orang tua juga pemasok sistem pendidikan. Para wali murid mengarahkan anaknya ke sekolah yang berkualitas untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
b. Ikut serta secara penuh
Semua orang harus ikut serta dan terlibat disetiap hal tentang pendidikan. Karenan masalah kwalitas tidak hanya sekedar menjadi tanggung jawab guru, kepala sekolah maupun pengawas. Masalah kwalitas/mutu merupakan tanggung jawab kita bersama atau semua pihak. Oleh karena itu semua haru mampu memberikan andil dalam memajukan lembaga pendidikan.
c. Memilki tolak ukur
27 Prof.Dr.Dedi Mulyasana Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Rosda Karya, 2012 hal150-171.
25
Pada posisi tersebut terkadang banyak lembaga mengalami kegagalan . Banyak hal positif yang terjadi dalam pendidikan dewasa ini, tetapi para pemangku kebijakan atau pimpinan sering mengabaikan akan pelaksanaan hal ini , para propesional pendidikan yang terlibat dalam proses tersebut hanya terfokus pada pemecahn masalah atau problem solving, sehingga mereka lupa atau tidak dapat mengukur epektivitas terhadap upaya yang mereka lakukan. Sekolah tidak dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh masyarakat atau pemerintah, meskipun ada sarana untuk mengukur kemajuan berdasarkan pencapaian standar tersebut. Siswa menggunakan nilai tes untuk mengukur kemajuan mereka di kelas. Masyarakat menginginkan sekolah menggunakan anggaran sekolah untuk mengukur efisiensi proses dalam sekolah.
d. Komitmen
Pengawas atau pemantau sekolah dan dewan sekolah harus berkomitmen terhadap kualitas. Jika mereka tidak memiliki komitmen, proses transformasi kualitas tidak akan dapat dimulai karena jika diterapkan pun akan gagal. Setiap orang perlu mendukung upaya kualitas. Kualitas adalah perubahan budaya yang menyebabkan organisasi mengubah cara kerjanya.
e. Perbaikan berkelanjutan
Pengawas sekolah dan dewan sekolah harus berkomitmen terhadap kualitas. Jika mereka tidak memiliki komitmen, proses transformasi kualitas tidak akan dapat dimulai karena jika diterapkan pun akan gagal. Setiap orang perlu mendukung upaya kualitas. Kualitas adalah perubahan budaya yang menyebabkan organisasi mengubah cara kerjanya.28
28 S Arcaro, Penddikan Berbasis Mutu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 38- 42.