RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 14 Pekanbaru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII / Genap Materi Pokok : Teks Fabel Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.15.Mengidentifikasi informasi tentang fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar.
3.15.1. Menentukan ciri umum pada teks fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca/ didengar. (C3)
3.15.2. Menemukan unsur-unsur intrinsik pada teks fabel/
legenda daerah setempat yang dibaca/ didengar. (C4)
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menentukan ciri umum pada teks fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca/
didengar.
2. Peserta didik dapat menemukan unsur intrinsik pada cerita fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca/ didengar.
D. Materi Pembelajaran
Faktual Teks fabel
Konsep Pengertian teks fabel Ciri-ciri teks fabel
Unsur-unsur intrinsik teks fabel Prosedur Menentukan ciri umum teks fabel
Menemukan unsur-unsur intrinsik teks fabel Metakognitif Mampu menentukan ciri umum teks fabel
Mampu menemukan unsur-unsur intrinsik teks fabel
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : TPACK (technological, pedagogical, content knowledge) Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Presentasi, diskusi, dan penugasan
F. Media, Alat, dan Sumber Belajar Media :
1. Salindia
2. Video pembelajaran teks fabel chanel selasar 3. Video teks fabel dari selasar
4. Lembar Kerja Peserta Didik 5. Lembar Penilaian
Alat/Bahan : 1. Laptop 2. Infokus 3. Papan tulis
Sumber Belajar
1. Buku Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII, Kemendikbud, Tahun 2017
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, menanyakan kabar tentang kesehatan peserta didik, mengingatkan peserta didik untuk tetap menjaga protokol kesehatan, dan berdoa untuk memulai pembelajaran, dan memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. (religius)
2. Guru memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” secara bersama- sama lewat video pada link https://youtu.be/bOFbfTJ3LjI (nasionalis)
3. Guru memotivasi peserta didik dengan memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari lewat salindia. (refleksi)
4. Berdasarkan gambar tersebut, peserta didik diberi stimulus dengan pertanyaan:
a. Pernahkah kalian mendengar fabel b. Pernahkah kalian menonton cerita fabel?
5. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (cermat)
Kegiatan Inti (60 Menit) a. Orientation
(Orientasi masalah) Deskripsi:
Peserta didik secara kolaboratif menentukan ciri umum dan
menemukan unsur-unsur intrinsik teks fabel.
Produk:
Hasil identifikasi
terhadap ciri umum dan unsur-unsur intrinsik teks fabel
1. Peserta didik mengamati video pembelajaran dari selasar berkaitan dengan materi pembelajaran teks fabel pada link https://youtu.be/yXy_A6Gqg4A (TPACK)
2. Peserta didik menanggapi atau bertanya jawab tentang ciri umum dan unsur- unsur intrinsik dari video teks fabel tersebut.
3. Peserta didik menyampaikan pendapat tentang ciri umum dan unsur-unsur intrinsik dari video teks fabel tersebut. (kolaborasi dan komunikasi) 4. Peserta didik diberi penguatan oleh guru terkait materi teks fabel lewat
salindia. (kreatif)
b. Organize Students (Mengorganisasikan peserta didik)
5. Peserta didik dijelaskan mengenai prosedur penugasan diskusi kelompok.
6. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok.
7. Peserta didik berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menentukan ciri umum dan menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada teks fabel yang ada pada LKPD. (berfikir kritis dan HOTS)
c. Individual and group research guide (Membimbing siswa dalam penyelidikan secara individu maupun kelompok)
8. Guru mengonfirmasi hasil kerja masing-masing anggota kelompok.
9. Guru memberikan pencerahan, penguatan atau meluruskan silang pendapat yang muncul dalam proses pembelajaran (guru sebagai fasilitator). (kreatif) 10. Guru memotivasi dan membantu siswa untuk mendapatkan informasi yang
tepat.
d. Develop and present the work
(Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
11. Masing-masing kelompok berdiskusi mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Hasilnya ditulis dalam LKPD yang sudah disediakan. (membuat kesimpulan)
12. Siswa mendiskusikan dalam menemukan unsur-unsur intrinsik pada teks fabel disertai data/ fakta dan alasan yang logis. (kolaborasi dan berfikir kritis)
e. Analize and evaluate (Menganalisis dan mengevaluasi)
13. Salah satu perwakilan kelompok menyampaikan (mempresentasikan) hasil diskusinya. (komunikasi)
14. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk saling memberikan tanggapan atau masukan. (kreatif)
15. Guru mengapresiasi dan memotivasi hasil evaluasi yang telah disampaikan oleh peserta didik.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
1. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya (cermat, komunikatif, dan kritis)
2. Guru bersama peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam (religius)
H. Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Sikap : Observasi saat pembelajaran (terlampir di lembar evaluasi atau penilaian) 2. Pengetahuan : Penugasan/ uraian (terlampir di LKPD)
Mengetahui, Pekanbaru, 6 Januari 2023
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Elvi Devita, S.Pd, M.Pd EGA MAYASARI, S.Pd.
NIP. 196806171991112001 NIP. 19870121.201001.2.016
BAHAN AJAR TEKS FABEL
1. Pengertian Teks Fabel dan Legenda
Fabel adalah salah satu cerita fiksi dengan tokoh utamanya binatang yang berperilaku seperti manusia. Tokoh tersebut dapat berpikir, berperasaan, berbicara, bersikap dan berinteraksi seperti manusia. Fabel bersifat didaktis untuk mendidik. Fabel digunakan sebagai kiasan kehidupan manusia dan untuk mendidik masyarakat.
Sedangkan legenda adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan suatu peristiwa.
Ceritanya memiliki unsur sejarah, karena itu beberapa masyarakat menganggapnya benar-benar terjadi di masa lampau. Menariknya, tokoh dalam legenda itu memiliki kesaktian dan berhubungan dengan hal-hal gaib. Misalnya, mengutuk menjadi batu, memanggil para jin untuk membantu si tokoh, dan lain sebagainya.
2. Ciri-Ciri Fabel dan Legenda Ciri-ciri Fabel
1) Tokoh utama binatang.
2) Watak tokoh seperti manusia.
3) Konflik dalam cerita diambil dari kehidupan manusia.
4) Ada latar tempat, waktu, dan suasana.
5) Memiliki amanat dan pesan moral.
Ciri-ciri Legenda
1) Tokoh cerita memiliki kesaktian.
2) Terdapat unsur keajaiban dalam cerita.
3) Dihubungkan dengan hal-hal gaib.
4) Terdapat unsur sejarah dan cerita dianggap benar.
5) Memiliki amanat
3. Unsur-unsur Intrinsik Fabel
Unsur intrinsik fabel adalah unsur yang terdapat di dalam fabel tersebut. Unsur intrinsik meliputi:
1. Tema
Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab- akibat pada cerita.
2. Tokoh dan perwatakan
Tokoh yaitu orang atau hewan yang menjadi pelaku dalam cerita. Tokoh terdiri dari tokoh utama, dan tokoh pembantu (tokoh tambahan).
Ciri-ciri tokoh utama adalah sebagai berikut:
menjadi yang sering dibicarakan,
sering muncul,
menjadi pusat cerita, dan
menggerakkan jalan cerita.
Penokohan yaitu pemberian karakter pada tokoh. Karakter dapat bersifat:
protagonis (tokoh pendukung cerita),
antagonis (tokoh penentang cerita),
tritagonis (tokoh berkarakter ganda).
Ada Tiga Cara Untuk Melukiskan Watak Tokoh a). Analitik
Analitik adalah pengarang langsung menceritakan watak tokoh.
Contoh :
Siapa yang tidak kenal Pak Edi yang lucu, periang, dan pintar. Meskipun agak pendek justru melengkapi sosoknya sebagai guru yang diidolakan siswa. Lucu dan penyanyang.
b). Dramatik
Dramatik adalah pengarang melukiskan watak tokoh dengan tidak langsung. Bisa melalui tempat tinggal,lingkungan,percakapan/dialog antartokoh, perbuatan, fisik dan tingkah laku, komentar tokoh lain terhadap tokoh tertentu, jalan pikiran tokoh.
Contoh :
Begitu memasuki kamarnya Yayuk, pelajar kelas 7 SMP itu langsung melempar tasnya ke tempat tidur dan membaringkan dirinya tanpa melepaskan sepatu terlebih dahulu.
(tingkah laku tokoh).
c). Campuran
Campuran adalah gabungan analitik dan dramatik. Pelaku dalam cerita dapat berupa manusia , binatang, atau benda-benda mati yang diinsankan.
Watak dari masing-masing tokoh tentulah berbeda. Kalian dapat menyimpulkan watak tokoh dari penggambaran penulis, tindakan tokoh, monolog, dan dialog tokoh dengan tokoh lain.
3. Alur/ plot
Alur/plot yaitu cerita yang berisi urutan kejadian yang terjadi. Namun, tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Macam-macam Alur a) Alur maju
Alur maju adalah peristiwa –peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir/masa kini menuju masa datang.
b) Alur mundur/Sorot balik/Flash back
Alur mundur adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian penutup diutarakan terlebih dahulu/masa kini, baru menceritakan peristiwa-peristiwa pokok melalui kenangan/masa lalu salah satu tokoh.
c) Alur gabungan/Campuran
Alur campuran adalah peristiwa-peristiwa pokok diutarakan. Dalam pengutararaan peristiwa-peristiwa pokok, pembaca diajak mengenang peristiwa-peristiwa yang lampau,kemudian mengenang peristiwa pokok (dialami oleh tokoh utama) lagi.
Alur terdiri atas 5 tahap, yaitu;
a. Tahap Pengenalan, yaitu situasi mulai terbentang sebagai kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya, pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya yang akan terlibat dalam cerita, dan memberikan sedikit gambaran tentang latar tempat dan jalannya cerita.
b. Tahap Komplikasi, yaitu kondisi sudah mulai bergerak dan bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak, terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku c. Tahap Klimaks, yaitu kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks peristiwa,
konflik tokoh-tokoh semakin seru atau berada dipuncak permasalahan.
d. Tahap Anti klimaks, yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian, permasalahan mulai berkurang.
e. Tahap Penyelesaian, yaitu ending atau akhir dari sebuah cerita, kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penyelesaian.
4. Latar/ setting
Latar yaitu tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Terdapat tiga jenis latar yaitu:
a). Latar tempat
Latar tempat adalah latar dimana pelaku berada atau cerita terjadi (di sekolah, di kota, di ruangan dan lain-lain)
b). Latar waktu
Latar waktu adalah kapan cerita itu terjadi ( pagi, siang, malam, kemarin, besok dan lain-lain)
c). Latar suasana
Latar suasana adalah dalam keadaan dimana cerita terjadi.(sedih, gembira, dingin, damai, sepi dan lain-lain)
5. Amanat
Amanat yaitu pesan yang disampaikan penulis baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita
CONTOH TEKS FABEL “ SEMUT DAN BELALANG”
Pada saat musim panas di sebuah hutan yang jauh di sana, ada keluarga semut yang begitu rajin bekerja. Setiap hari, mereka menyicil untuk mengumpulkan makanan sedikit demi sedikit untuk mengisi lumbungnya. Hal itu dilakukan keluarga tersebut mengingat sebentar lagi musim dingin akan datang.
Di musim tersebut, mereka nantinya tidak bisa melakukan apa-apa, maka dari itu semua harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Cuaca yang begitu panas tak sedikitpun menyurutkan
niat mereka. Meskipun terkadang barang yang dibawanya terlalu berat dan kewalahan, itu semua mereka lakukan dengan ikhlas dan senang hati. Mereka membawa apa pun yang nantinya bisa digunakan sebagai persediaan makanan. Contohnya seperti buah-buahan kering atau biji-bijian yang sudah jatuh dari pohon.
Kemudian pada suatu hari, ada seekor semut yang ketinggalan dari rombongannya. Ia merasa kewalahan karena membawa biji yang lebih besar daripada dirinya. Dengan susah payah, dirinya membawa biji tersebut supaya bisa sampai di tempat tujuan. Tak berapa lama kemudian, semut tersebut bertemu dengan seekor belalang yang sedang menikmati musim panas. Ia memainkan biolanya sambil menyanyikan lagu-lagu gembira khas musim panas.
Melihat si semut yang terlihat kelelahan, belalang pun menyapanya. “Hai semut, kamu sedang apa? Lihatlah, hari ini sangat cerah. Ayo bermain saja denganku. Kita harus menikmati hidup,” ujarnya pada semut itu. Sebelum menjawab pertanyaannya, Si semut meletakkan bahan makan yang dibawanya dan menatap tidak percaya. “Aku sedang mengumpulkan bahan makanan sebagai persiapan untuk musim dingin. Kamu tidak melakukannya juga?” tukasnya. “Kenapa repot- repot sekarang, sih? Kan, musim dingin masih lama. Lihatlah, aku masih banyak sekali makanan di sini, ini tak akan cepat habis,” jawabnya sambil mencabut lalu mengunyah rumput yang ada di sekitarnya. “Apakah tidak takut kalau nanti sewaktu musim dingin kamu akan kelaparan?” Tanya si semut lagi. “Itu bisa dipikirkan nanti, lagi pula ini masih musim panas. Persediaan makanan masih banyak, “ jawabnya.
Tak mau membuang waktu lebih banyak lagi, semut tersebut kemudian bersiap untuk melanjutkan perjalanannya ke lumbung. Namun, ia kesusahan meletakkan kembali makanan yang dibawanya. Ia pun kemudian meminta tolong belalang untuk membantu meletakkannya ke punggung. Namun, jawaban hewan berwarna hijau sungguh tidak mengenakkan hati.
“Belalang, maukah kamu menolongku meletakkan ini di punggungku?” pintanya.
“Astaga, artis dan penyanyi sepertiku tidak seharusnya mengangkat barang berat,” jawab si belalang.
“Tapi karena aku sedang baik hati, aku akan membantumu,” lanjutnya. Setelah mengucapkan terima kasih, si semut kemudian melanjutkan perjalanannya dan menyusul teman-temannya yang lain.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, saat ini sudah mulai memasuki musim gugur dan para semut semakin giat bekerja. Pasalnya, musim dingin sebentar lagi akan tiba. Mereka harus memastikan kalau simpanan makanan akan cukup untuk semua penghuni.
Berbeda dengan para semut, sang belalang pun masih bermalas-malasan. Meskipun melihat betapa giatnya para semut, hatinya tidak terketuk sama sekali untuk melakukan hal yang sama. Ia masih terus-terusan bersenang-senang memainkan biolanya sambil bernyanyi.
Akhirnya musim dingin pun tiba, para semut yang sudah mempersiapkan semuanya bisa dengan tenang berlindung di sarang mereka. Mereka tak perlu bersusah-susah mencari makanan karena semuanya sudah tersedia. Sementara itu di tempat lain, belalang mulai kalang kabut.
Persediaan makanannya sudah habis. Ia juga tidak bisa mencari makanan karena semua daratan tertutupi oleh salju.
Selama berhari-hari, si belalang hanya bisa berdiam diri di sarangnya. Ia tak hanya kelaparan tetapi juga kedinginan. Kalau terus-terusan seperti ini, bisa-bisa ia akan mati kelaparan. Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya ia memutuskan keluar untuk mencari makanan.
Belalang berjalan ke sana ke mari tanpa arah. Ia hanya ingin menemukan sedikit makanan untuk mengganjal perutnya yang begitu lapar. Dirinya juga sudah tidak kuat untuk berjalan lebih lama lagi. Kalau sudah seperti ini, barulah ia menyesal mengapa tidak mendengarkan saran si semut untuk menimbun makanan.
Hingga kemudian, ia berdiri di sebuah sarang. Tanpa mempedulikan rasa malunya, ia mengetuk pintu sarang tersebut untuk meminta sedikit makanan. Saat pintunya terbuka, terkejutlah ia ketika menemukan si semut yang membukanya. Meskipun malu luar biasa, mengisi perutnya sekarang lebih penting. Ia pun kemudian meminta tolong pada si semut untuk memberinya sedikit makanan. “Kenapa kamu meminta makanan padaku? Apakah selama musim panas kamu tak menyiapakan bahan makanan sedikitpun?” Tanya si semut. Namun, belalang diam saja, dengan kondisinya yang seperti itu, ia sudah tidak fokus untuk diajak bicara.
Si semut sebenarnya ingin menolak untuk memberikan bantuan. Niatnya untuk memberi pelajaran kepadanya agar tidak malas-malasan. Namun melihat kondisi belalang, ia jadi tak tega.
Akhirnya, ia mengizinkan belalang untuk masuk ke rumahnya. Ia pun memberikan sedikit makanan untuknya. Setelah itu, belalang pun berjanji akan lebih rajin lagi supaya kejadian ini tidak terulang.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KD 3.15 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca/ didengar.
Nama Siswa/ Kelompok : ...
Kelas : ...
PETUNJUK KEGIATAN:
1. Peserta didik menonton video fabel ”Semut dan Belalang” link https://www.youtube.com/watch?v=WXGr2CQHPsU
2. Peserta didik menuliskan jawaban pada kolom yang telah disediakan di LKPD.
3. Untuk meningkatkan pemahaman menentukan ciri umum dan menemukan unsur-unsur intrinsik pada teks fabel yang dibaca/ didengar secara urut dan lengkap, selanjutnya mari lakukan kegiatan berikut!
Pertanyaan
1. Tentukanlah ciri umum apa saja yang ditemukan pada video teks fabel tersebut!
………
………
………
………
………
………....
………
………
………
………
………
………....
...
2. Temukanlah unsur intrinsik yang muncul pada video teks fabel tersebut! Lengkapi jawabanmu pada tabel berikut!
No Unsur Intrinsik Uraian
1 Tema
2 Tokoh dan Watak
3 Alur
4 Latar
5 Amanat/ Pesan
LEMBAR PENILAIAN
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP Teknik : Observasi
Bentuk : Jurnal
No Waktu Nama Kejadian/Prilaku Butir
Sikap
+ atau -
Tindak Lanjut 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN Teknik : Penugasan (uraian)
Kisi-kisi Soal : 1. Menentukan ciri umum pada cerita fabel yang dibaca/ didengar.
2. Menemukan unsur-unsur intrinsik pada cerita fabel yang dibaca/ didengar.
Kunci Jawaban:
1. Ciri umum teks fabel yang ditemukan:
No Ciri Umum Skor
1 Tokoh utama binatang, yaitu Semut dan Belalang. 10
2 Watak tokoh seperti manusia, yaitu terlihat pada karakter tokoh semut dan belalang.
10
3 Konflik dalam cerita diambil dari kehidupan manusia 10
4 Ada latar tempat, waktu, dan suasana 10
5 Memiliki amanat atau pesan moral, kadang-kadang dituliskan dalam cerita 10
Skor Maksimal 50
2. Temuan Unsur-unsur Intrinsik
No Unsur Intrinsik Uraian Skor
1 Tema 1. Pekerja/ Rajin dan Pemalas (Jangan bermalas-malasan dan selalu bersiap-siap menghadapi hal yang akan terjadi)
10
2 Tokoh dan Watak 1. Semut: rajin, baik hati, dan pekerja keras. Ia tak kenal lelah mengumpulkan makanan sebagai persediaan untuk musim dingin.
2. Belalang:pemalas dan hanya ingin senang-senang saja. Ia juga bisa dibilang keras kepala.
10
3 Alur Jenis: Alur maju Tahapan Alur:
1. Orientasi: Ceritanya dimulai dari belalang yang kerjanya hanya bersenang-senang saja saat musim panas. Musim panas berlalu menjadi musim gugur, ia pun masih tetap bermalas-malasan.
2. Komplikasi: Hingga pada waktunya musim dingin tiba, ia pun menjadi kebingungan karena tak punya bahan persediaan.
3. Resolusi: Ia pun akhirnya minta bantuan sedikit makanan pada semut yang rajin.
10
4 Latar 1. Tempat: di sebuah hutan dan rumah milik semut.
2. Waktu: di musim panas, semi, salju dan gugur.
3. Suasana: menyenangkan, bingung, gelisah, sedih, gembira, dan dingin.
10
5 Amanat/ Pesan 1. Jangan menjadi pemalas seperti si belalang. Jangan membiasakan diri untuk malas atau nantinya kamu akan menyesal sendiri.
2. Persiapkan segala sesuatunya jika itu bisa dipersiapkan. Sama seperti semut yang mempersiapkan untuk musim dingin, kamu juga bisa melakukan persiapan untuk masa depanmu nanti, karena besok tergantung sekarang.
3. Menolong orang yang membutuhkan bantuan. Walaupun semut pada awalnya merasa jengkel kepada belalang, akhirnya ia pun tetap menolongnya karena merasa kasihan.
10
Skor Maksimal 50
Pedoman Penilaian:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = --- X 100 Jumlah skor maksimal