MODUL AJAR BAHASA INDONESIA
MENGETAHUI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA PENDEK INFORMASI UMUM
IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Nanda Putri Pratama
Satuan Pendidikan : SMAN 6 Karawang
Kelas / Fase : XI (Sebelas) / F
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Prediksi Alokasi Waktu : 2 JP (40 × 2)
Tahun Penyusunan : 2024
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu mengkreasi dan mengapreasi gagasan serta pendapat untuk menanggapi teks yang disimak. Peserta didik mampu mengapresiasi teks fiksi dan nonfiksi.
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif.
TUJUAN PEMBELAJARAN
- Peserta didik diharapkan mampu memahami cerita pendek dengan latar belakang sejarah Indonesia dan mengetahui serta menganalisis unsur-unsur pembangun dari cerita pendek.
PROFIL PELAJAR PANCASILA
Bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, inovatif, mandiri.
PEMAHAMAN BERMAKNA
- Peserta didik diharapkan mampu memahami unsur intrinsik cerpen dan mampu menganalisis unsur intrinsik dalam cerpen tersebut.
MEDIA PEMBELAJARAN - PowerPoint
- Papan tulis dan spidol
- LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) MODA PEMBELAJARAN
Tatap Muka
MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) SUMBER BELAJAR
Buku Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI
KOMPONEN INTI TUJUAN PEMBELAJARAN
- Peserta didik diharapkan mampu memahami cerita pendek dengan latar belakang
sejarah Indonesia dan mengetahui serta menganalisis unsur-unsur pembangun dari
cerita pendek.
PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa perbedaan antara cerita pendek dengan novel?
2. Apa saja unsur-unsur pembangun dari cerita pendek?
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN KE-15 (04 NOVEMBER 2024) Mengetahui Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
- Guru memasuki kelas dan memberi salam kepada peserta didik.
- Guru mengajak peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran dengan hal positif.
- Guru mengecek kerapihan dan kebersihan kelas.
- Guru menyapa dan menanyakan kabar kepada peserta didik.
- Guru melakukan presensi di kelas untuk mendata peserta didik yang hadir dan yang tidak hadir.
- Guru mulai menstimulus peserta didik dengan pertanyaan pemantik. Apa perbedaan antara cerita pendek dengan novel? Apa saja unsur-unsur pembangun dari cerita pendek?
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti (60 Menit)
Orientasi peserta didik pada masalah
- Guru memberikan penjelasan materi mengenai unsur intrinsik cerita pendek, meliputi tema, alur, tokoh, penokohan, latar/setting, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.
- Peserta didik memahami materi sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
Mengorganisasikan peserta didik ke dalam tim belajar (Team study) - Guru meminta peserta didik membentuk 4 tim belajar.
- Guru membantu pembentukan tim dengan cara berhitung.
- Peserta didik diarahkan untuk langsung membentuk kelompok yang sudah dibagi oleh guru.
- Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa akan diadakan game dengan kelompok yang sudah dibagi.
Membantu kerja tim (Permainan/Games)
Guru menjelaskan aturan permainan kepada peserta didik. Aturan permainan yang diberikan yaitu:
- Guru telah menyediakan media yang akan digunakan pada saat permainan berlangsung.
Media yang akan digunakan yaitu, tarik benang (tarik intrinsik). Seperti namanya, permainan ini dimainkan dengan cara menarik benang, di ujung benang biasanya terdapat berbagai macam hadiah. Namun, yang membedakan permainan ini dengan permainan sebenarnya adalah dari bentuk hadiah yang didapat. Hadiah pada permainan ini adalah kumpulan unsur intrinsik yang akan dianalisis oleh peserta didik.
- Dari ke 8 unsur intrinsik cerpen ini akan dianalisis oleh seluruh tim. Setiap tim akan mendapatkan maksimal 2 unsur intrinsik.
- Permainan dimulai dengan mengirimkan satu orang perwakilan dari setiap kelompok untuk maju ke depan.
- Perwakilan dari setiap tim akan tarik benang (tarik intrinsik) untuk mendapatkan unsur
intrinsik.
- Unsur intrinsik yang harus di dapatkan dari setiap tim maksimal 2. Dalam permainan ini tim tidak diperkenankan untuk mengambil sekaligus 2 unsur intrinsik.
- Tim yang sudah mendapatkan 1 unsur intinsik harus menganalisisnya terlebih dahulu dalam LKPD yang telah disiapkan, kemudian tim bisa tarik benang kembali untuk mendapatkan unsur intrinsik kedua.
- Tim yang berhasil menyelesaikan permainan lebih awal mereka adalah pemenang yang akan mendapatkan nilai plus.
Menguji materi (Tournament)
- Guru memberikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) kepada para peserta didik mengenai analisis unsur intrinsik cerita pendek.
- Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing dan mengerjakan LKPD yang telah disiapkan, yaitu mengenai analisis unsur intrinsik yang telah mereka dapatkan dalam permainan tarik benang.
- Guru memulai game dengan memberikan aba-aba.
- Peserta didik mengikuti arahan yang telah diberikan guru.
- Guru mengatur jalannya permainan dan memantau kegiatan diskusi dari awal hingga akhir serta memberitahu peserta didik mengenai batas waktu pengerjaan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).
Kegiatan Penutup (10 Menit)
- Guru memberikan kesimpulan, tim manakah yang menang pada permainan ini.
- Guru memberikan penghargaan kepada tim yang menang
- Tim yang menang maju ke depan untuk mendapatkan reward dari guru.
- Guru dan siswa bersama-sama merangkum kembali pembelajaran yang telah dipelajari.
- Guru menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.
- Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan doa dan salam.
LAMPIRAN 1. Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek (cerpen) adalah salah satu bentuk karya sastra prosa yang memuat makna mendalam dalam ruang yang terbatas, memiliki isi pengisahan yang hanya berfokus pada sebatas satu permasalahan atau konflik. Secara singkatnya, jalan cerita pendek hanya berpusat pada satu konflik saja. Dengan demikian tokoh yang ditampilkan juga terbatas antara 3 sampai 5 orang.
2. Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
Cerpen memiliki dua unsur pembangun, diantaranya adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik.
a. Unsur Intrinsik 1) Tema
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan utama yang mendasari cerita. Untuk menemukan tema dalam cerpen, pembaca perlu melihat inti dari pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh penulis. Tema dapat beragam, mulai dari cinta, perjuangan, hingga masalah sosial.
Tema yang kuat akan memberikan arah dan makna pada keseluruhan cerita.
2) Alur
Alur atau plot adalah rangkaian peristiwa dalam cerpen yang menunjukkan hubungan sebab akibat. Alur terdiri dari beberapa tahap:
- Tahap Pengenalan: Memperkenalkan tokoh, latar, dan situasi awal.
- Tahap Kemunculan Konflik: Memperkenalkan masalah atau konflik yang akan dihadapi tokoh.
- Tahap Peningkatan Konflik: Puncak dari konflik, di mana ketegangan cerita berada di titik tertinggi.
- Tahap Puncak Konflik: Konsekuensi dari konflik yang memuncak, menuju penyelesaian.
- Tahap Penyelesaian: Penyelesaian dari konflik yang telah terjadi, biasanya membawa perubahan bagi tokoh.
3) Tokoh
Tokoh adalah karakter yang muncul dalam cerpen, dan biasanya terdiri dari:
- Tokoh Utama: Tokoh yang paling sering dibicarakan dan menjadi pusat perhatian. Perkembangan karakter ini menjadi kunci dalam memahami cerita.
- Tokoh Tambahan: Tokoh yang muncul sesekali dan memiliki peran pendukung dalam alur cerita. Meskipun perannya tidak sebesar tokoh utama, keberadaan mereka penting untuk memperkaya narasi.
- Tokoh Protagonis: Tokoh yang mewakili sifat-sifat baik dan menjadi pahlawan dalam cerita.
- Tokoh Antagonis: Tokoh yang berlawanan dengan protagonis, sering kali menjadi penghalang atau konflik utama.
- Tokoh Campuran: Tokoh yang memiliki sifat baik dan buruk,
menjadikannya lebih kompleks dan realistis.
4) Penokohan
Penokohan adalah cara peng arang menggambarkan dan mengembangkan karakter/sifatbtokoh dalam cerita. Karakter tokoh dapat dijelaskan mengguakan metode langsung (analitik) dan metode tidak langsung (dramatik).
- Metode langsung (analitik), yaitu metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan mendeskripsikan wataknya secara langsung.
- Metode tidak langsung (dramatik), yaitu metode pemberian watak tokoh oleh pengarang dengan menampilkan tokoh secara tidak langsung atau tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat serta tingkah laku tokoh.
5) Latar/Setting
Latar (setting) adalah tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya kejadian dalam cerita. Penulis harus memperhatikan detail latar agar pembaca dapat merasakan nuansa yang sesuai dengan tema dan alur.
6) Sudut Pandang
Sudut pandang pencerita merujuk pada kedudukan penulis dalam cerita. Ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
-
Sudut Pandang Orang Pertama: Penulis menggunakan kata ganti
"saya" atau "aku", sehingga pembaca melihat dunia dari perspektif tokoh utama. Ini menciptakan kedekatan emosional antara pembaca dan tokoh.
-
Sudut Pandang Orang Ketiga: Penulis menggunakan kata ganti
"dia" atau "mereka", yang dapat bersifat terbatas (hanya mengetahui satu tokoh) atau omniscient (mengetahui semua tokoh). Sudut pandang ini memberi jarak yang lebih besar antara penulis dan cerita.
7) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penulis menggunakan bahasa untuk mengekspresikan suasana dalam cerita. Melalui pilihan kata, kalimat, dan struktur bahasa, penulis dapat menciptakan suasana yang sedih, gembira, menyeramkan, atau romantic. Gaya bahasa yang tepat akan memperkuat pengalaman pembaca saat mengikuti cerita.
8) Amanat
Amanat adalah pesan atau nilai yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca. Amanat ini sering disampaikan secara
tersirat, sehingga pembaca diharapkan mampu menangkap makna
yang lebih dalam dari cerita. Amanat bisa berkaitan dengan moral,
sosial, atau nilai-nilai kemanusiaan.
b. Unsur Ekstrinsik
1). Latar belakang masyarakat
Yang termasuk dalam latar belakang masyarakat adalah ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi ekonomi.
2). Latar belakang penulis
Yang termasuk dalam latar belakang penulis adalah riwayat hidup penulis, kondisi psikologis dan aliran sastra penulis.
3) Nilai yang terkandung dalam cerpen
Nilai yang merupakan unsur ekstrinsik adalah nilai agama, nilai sosial, nilai moral, nilai budaya, dan lain-lain.
Bacalah cerpen “Gayatri Milenial” karya Haidar Maarifa Gayatri Milenial
Cerpen Karangan: Haidar Maarifa
Aku adalah anak SMA yang telah beranjak dewasa. Namaku adalah Dyah Ayu Gayatri Srinarendra Rajapatni. Terlihat dari nama yang kusandang, aku sedikit yakin tentang satu hal. Kedua orangtuaku mendapatkan inspirasi nama itu dari seorang wanita yang menjadi tokoh sentral dalam kerajaan Majapahit.
Mereka pasti memiliki harapan besar ketika memberikan nama itu. Padahal kupikir pada awalnya nama itu hanya sekedar dongeng mayapada saja. Aku juga berpikir nama itu dicetuskan karena agitasi dari keluarga pihak ibuku karena keluarganya memeluk erat budaya kejawen.
Aku adalah Gayatri Rajapatni anak SMA yang sudah dewasa. Mereka sering memanggilku dengan Gea.
Kenapa kukatakan aku telah dewasa? Bukan pikiranku yang militan. Akan tetapi karena ketika perusahaan ayahku terdapat lay off pegawai secara besar-besaran karena adanya distorsi. Aku mulai mengambil peranan dengan membuat keputusan untuk keberlangsungan perusahaan itu. Bahkan ketika ayah sering didatangi oleh “tamu” tak diundang yang mendesak ayah untuk melakukan manuver terhadap perusahaannya. Akulah yang selalu menemaninya untuk menemui dan menghadapinya Bersama ayah.
Aku adalah Gea si anak SMA yang mencoba menjadi representasi Gayatri Rajapatni masa kini. Malam ini telah berjajar rapi wajah-wajah hipokrisi yang sedang duduk manis di ruang tamu. Aku melihat ayahku yang dengan santainya meladeni pertanyaan dan pernyatan dari mereka. Aku yang membawa nampan berisi minuman dan cemilan dari dapur mendekat ke arah mereka. Kuperhatikan satu persatu wajah mereka. Aku meletakkan minuman dan cemilan sembari kudengar tipis-tipis percakapan mereka. Aku ingin tahu mereka ini dari oposisi mana. Ingin berkoalisi atau melakukan aksi.
“Silahkan diminum dulu om.” Ucapku manis dengan senyum tipis.
“Putri bungsu Pak Amarendra ya?” tanyanya menyelidik. Aku sedikit awas karena dari nada bicaranya aku tahu ini adalah tim yang ingin berkoalisi dengan cara sedikit berbeda. Aku ikut duduk di sebelah ayah untuk menguatkan ayah. Takut ayah mengambil jalan yang terburu-buru.
“Iya om, kok om tahu? Padahal saya tidak pernah terlihat dan jarang keluar Bersama ayah” jawaban yang terdengar basa-basi menurutku. Kuulurkan tanganku untuk menjabat mereka seraya kusebutkan namaku.
“Perkenalkan saya Gea.” Mereka berempat menyimpulkan senyum setelah menjabat tanganku. Itu terasa sebagai genderang perang bagiku.
“Kamu seperti ayahmu. Caramu berbicara dan menatap mata lawan ketika berbicara itu ayahmu sekali.”
Salah satunya menjawab. Aku beroh ria.
“Silahkan diminum om.”
Mereka minum seteguk tanda basa-basi untuk menghormati tuan rumah. Aku tetap duduk di samping ayah dan tak berniat beranjak. Aku tahu mereka berpikir anak kecil seumuranku tak seharusnya duduk dan ikut mendengarkan urusan bisnis ayahnya. Akan tetapi inilah aku Rajapatni seorang pendamping raja. Aku mengambil peran ibuku untuk selalu mendampingi ayah sepeninggalannya.
“Masih ada lagi yang ingin kamu tawarkan?” tanya ayahku pada salah satu dari mereka.
“Apa tidak apa-apa pak?” mereka mengatakan itu dengan mata melirik ke arahku. Aku yang merasa langsung menimpali perkataan mereka.
“Silahkan dilanjutkan om. Dengan senang hati saya juga akan mendengarkan apa yang ingin ditawarkan untuk perusahaan ayah. Akan ada benefitnya atau tidak nanti bisa saya berikan pertimbangan untuk kelanjutannya.” Kulihat ayah yang mengangguk pada mereka.
“Sesuai dengan yang saya katakana tadi, apakah bapak bersedia membuka pabrik baru di lahan yang sudah saya sediakan lengkap beserta alat pengemasannya.” Kata salah seorang dari mereka yang berpeawakan gempal dan agak botak.
“Selain itu, bapak juga hanya perlu mengawasi dari jauh karena kami ini yang nantinya akan terjun langsung ke lapangan. Bapak tinggal memberikan perintah.” Kata yang lainnya.
“Kami menemukan lahan bagus karena di daerah itu. Kami tahu pertanian di sana sangat maju pak. Kita bisa memberdayakan petani sekitar ketika panen dengan membeli hasil panen mereka dengan harga murah ketika mereka panen raya.” Kata orang dengan perawakan tinggi dan muka agak lonjong dan mata sipit.
Aku tahu ayah memang dari awal ingin membuka pabrik baru. Akan tetapi aku ragu jika ayah akan marger dengan mereka. Aku tahu akal bulus mereka. Aku merasa ayah sepakat denganku untuk masalah ini.
“Baiklah bapak-bapak karena ini sudah begitu larut. Saya rasa tidak bagus untuk memberikan keputusan selarut ini. Untuk kelanjutannya bisa saya pertimbangkan dahulu dengan anak saya.” Ayah menyudahi dengan bijak dan tak langsung memberikan keputusan untuk menyetujui atau menolaknya. Sikap ayah yang seperti inilah yang kadang membuatku kesal. Ayah selalu merasa tak enak dengan orang untung
mengutarakan penolakan.
“Sebuah perusahaan memang membutuhkan benefit dari produk yang mereka pasarkan. Bahkan kami juga mencari laba yang besar agar kami bisa menjalankan perusahaan dan juga membayar karyawan. Akan tetapi itu semua tidak kami dapatkan dengan memakan hak orang lain dan mencurangi mereka dengan cara yang licik. Saya rasa jawaban saya cukup mewakili apa yang ingin ayah saya sampaikan.” Aku melihat ayah tersenyum ke arahku. Ayah tahu kalau aku memang keras dengan ego anak muda yang masih menggebu.
Mereka yang awalnya merasa masih punya harapan langsung merasa terjun bebas.
Aku Gea Rajapatni anak SMA yang masih memiliki ego yang tinggi. Aku yang berusaha untuk berada di garda terdepan untuk menemani ayahku.
Setelah mereka semua pergi aku masuk ke kamar bersiap untuk tidur. Ayah mengetuk pintu dan menghampiriku
“Ge” panggil ayah dengan lembut.
“Hmm,” gumamku pelan. Aku tahu biasanya ayah akan berdebat kecil ketika ada masalah seperti tadi.
Karena aku selalu meledak-ledak ketika mengambil keputusan.
“Gea, ayah ingin bercerita sesuatu.” Aku sedikit beringsut dari tempatku.
“Kamu tahu kenapa ayah memberikan nama itu padamu? Nama yang kamu benci ketika waktu kecil.” Ayah tersenyum sambil mengejekku.
“Aku tidak tahu alasan ayah memberi nama itu pada ku, tetapi aku yakin ada ribuan doa terselip di balik nama ini.” Mendengar jawaban itu ayah tersenyum tipis.
“Kamu tahu siapa Dyah Ayu gayatri? Dia ini adalah tokoh perempuan di balik layar di era Majapahit. Dia berjuang secara tidak langsung dan terkonfrontasi dari depan. Dia adalah wanita yang tidak ragu
memberikan saran, tidak ragu menyuarakan pendapatnya pada raja Kertajasa Jayawardhana. Pernah satu kali Ia menyatakan pendapatnya tentang Rangga lawe, seseorang pemberontak yang tidak terima dengan posisi yang diberikan oleh raja. Sampai-sampai penasihat istana bahkan raja tak pernah terpikirkan untuk menanyakan pertanyaan yang diajukan oleh Gayatri.” Aku mengangguk dan memeperhatikan cerita ayah dengan seksama.
“Bahkan kamu tahu Ge, cerita keberhasilan patih Gajah Mada yang berhasil menyatukan seluruh nusantara?
Kamu tahu Gayatri lah perempuan di balik ideologi yang Mahapatih Gajah Mada miliki. Ia menanamkan ide pada Gajah Mada untuk menyatukan seluruh negeri tetangga di bawah satu federasi, gayatri adalah mentor, sekaligus sahabat dari Gajah Mada, seseorang yang akan Gajah Mada mintai pendapatnya mengenai persoalan kerajaan Majapahit. Ia merupakan wanita terhormat, bijak, cerdas, dan berpendirian teguh. Wanita yang dicintai oleh keluarganya dan rakyatnya.” Ayah menjeda sejenak dan terus menatap ke arahku.
Tarik benang
Guru
Unsur intrinsik
Unsur intrinsik yang terdapat pada tarik benang (Tarik intrinsik) Unsur Intrinsik Petunjuk Pengisian
Tema Tentukan tema yang terdapat dalam cerpen tersebut. Jelaskan!
Alur Tentukan tahapan alur yang terdapat dalam cerpen tersebut!
Tokoh Tentukan siapa saja tokoh yang terlibat dalam cerpen tersebut?
Siapa yang menjadi tokoh utama dan siapa yang menjadi tokoh penentang.
Penokohan Uraikan sifat/karakter tokoh dalam cerpen tersebut!
Latar Tentukan di mana tempat terjadinya cerita, kapan saja waktunya, dan bagaimana suasananya. Berikan bukti kutipan!
Sudut pandang Tentukan sudut pandang yang digunakan dalam cerpen tersebut!
Hal ini dapat dilihat dari kata ganti yang digunakan!
Gaya bahasa Tentukan gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen tersebut!
Berikan bukti kutipan!
I L U S T R A S I
“Ayah merasa benar dengan memberikan nama itu padamu Ge, kamu bahkan berani berada di depan layar.
Kamu juga sudah bisa menjadi cerdas, berpendirian teguh, dicintai semua orang.
“Tapi aku belum bisa jadi bijak seperti ayah kan.” Aku menyela perkataan ayah. Aku kesal dengan melipat kedua tanganku di dada.
“Ayah tahu aku paling tidak suka dengan orang yang suka berbisnis dengan cara yang curang seperti itu.
Ayah juga paham bagaimana dulu aku menolak adanya PHK besar-besaran di perusahaan ayah. Kita membuat perusahaan dengan tujuan awalnya membantu mereka agar mendapatkan penghasilan. Orang tadi jelas-jelas orang yang tidak baik, yah. Gea rasa ayah juga tahu dan sepakat dengan apa yang Gea pikirkan.”
“Untuk jadi bijak kamu tidak harus menunjukkan ketidaksukaanmu secara langsung kan? Kamu boleh menujukkannya dengan cara yang lebih elegan tanpa menggunakan emosi. Berusaha menekan ego, belajar bermain cantik dan selalu mendukung ayah dalam segala hal. Ayah selalu tahu apa yang kamu inginkan.
Yang perlu kamu tahu Ge, ayah bangga sama kamu karena kamu selalu membela dan menguatkan ayah ketika ayah lemah. Terimaksih sudah menjadi Gayatri Rajaptni untuk ayah” Akhirnya kami berpelukan dan aku menangis dan menenggelamkan wajahku di dada ayah. Aku adalah Dyah Ayu Gayatri Srinarendra Rajapatni yang ternyata belum dewasa. Aku menyadari itu sepenuhnya.
Amanat Pesan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam cerpen tersebut? Jelaskan!
Pedoman Penskoran
Nilai = (Skor yang diperoleh) x 100 Skor maksimal
Pernyataan Skor
Berhasil menganalisis dengan sangat tepat. 10
Dapat menganalisis dengan tepat. 8
Dapat menganalisis dengan cukup tepat. 7
Dapat menganalisis dengan kurang tepat. 5