1468 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IMAN KEPADA RASUL DENGAN METODE CARD SORT
DI SD NEGERI SEKOMBULAN
Sarniyati1, Setria Utama Rizal2
1SD Negeri Sekombulan
2IAIN Palangkaraya
e-mail : [email protected]1 [email protected]2
Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menyajikan unsusr-unsur penelitian meliputi masalah, tujuan proses penelitian, hasil dan pembahasan hingga kesimpulan dan rekomnedasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Iman Kepada Rasul dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card Sort dan mendekripsikan hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode Card Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses penerapan dan penelitian model PTK melalui 3 tahapan diantaranya prasiklus, siklus I dan siklus II.
Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian ini patut menjadi bahan pertimbangan untuk meningkat kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya Iman Kepada Rasul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Iman Kepada Rasul di kelas 4 SD Negeri Sekombulan dengan metode Card Sort atau penyortiran kartu dilaksanakandalam beberapa tahap yaitu, tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah dikonsep ), pelaksanaan (melakukan langkah-langkah metode Card Sort lengkap ) dan mngevaluasi (melalui tugas dan tes harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama, merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode Card Sort dintaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik
1469 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat.
Kata Kunci : card sort, pembelajaran Iman Kepada Rasul
Pendahuluan
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional.( Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan)
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ).
Mempelajari mata pelajaran Pendidikan agama Islam umumnya membutuhkan dan sebagian besar hapalan. Hasil penilaian masing-masing sekolah memberikan nilai rata-rata yang rendah.
Persyaratan tersebut hampir seluruhnya telah terpenuhi, di SDN Sekombulan Kecamatan Delang Kabupaten Lamandau tahun pelajaran 2022/2023, dari total 16 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 5 perempuan hanya 5 siswa yang mencapai tingkat akademik 75 ke atas, sedangkan 11 siswa mendapat nilai di bawah 75, sehingga siswa mencapai ketuntasan mata pelajaran sebesar 31%
sedangkan siswa yang tidak tuntas 69%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Iman kepada Rasul, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan tata letak kartu yang dimodifikasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan penggunaan sumber pembelajaran yang sesuai.
Tujuan yang ingin dicapai dengan tujuan akademik ini adalah membantu siswa mencapai nilai antara 75 hingga 100, sehingga siswa dapat mencapai tujuan akademik 80% hingga 100%. Berdasarkan fakta di atas, penulis dengan dukungan teman dan instruktur, kelemahan / kesenjangan dalam proses pembelajaran dapat diodentifikasi. Hasilnya menunjukkan bahwa:
1470 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Hasilnya penelitian mencerminkan proses pembelajaran di kelas 4 SDN Sekombulan menunjukkan bahwa interaksi kelas selalu bersifat satu arah.
Pembelajaran selalu berpusat pada guru, siswa mengabaikan informasi yang diberikan guru. Respon siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Dalam proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencakup mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sangat sedikit siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, tidak jarang siswa bermain sendiri ketika guru menjelaskan pelajaran.
Pembelajaran mengkategorikan kartu mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Penyortiran kartu adalah aktivitas kolaboratif yang sering digunakan untuk mengajarkan konsep, fitur, klarifikasi, fakta tentang objek, atau untuk meninjau pengetahuan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menstimulasi siswa yang kelelahan ketika kartu menjadi salah satu cara untuk melengkapi pembelajaran mereka (hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan manfaat dari strategi penyortiran kartu adalah dapat membantu menginspirasi siswa yang lelah sepulang sekolah, namun dapat mendorong siswa untuk bekerja sama dan mengembangkan rasa menghargai pendapat masing-masing. Penerapannya sangat sederhana dan siswa dapat dengan mudah mengelompokkan kata-kata yang mirip agar topik lebih mudah dipahami (Melvin L Silberman:2002:91).
Dengan demikian, strategi pembelajaran atau cara menggunakan sortir kartu sangat cocok untuk mengatasi permasalahan guru dalam pembelajaran tentang Iman kepada Rasul, sehingga siswa tidak bosan dalam proses pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode penyusunan kartu pada pembelajaran Iman kepada Rasul siswa kelas 4 SDN Sekombulan, mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan metode penyusunan kartu pada pembelajaran Iman pada Rasul siswa kelas 4 di SDN Sekombulan dan melihat adanya peningkatan prestasi siswa setelah menerapkan metode penyortiran kartu dalam pembelajaran Iman kepada Rasul siswa kelas 4 SDN Sekombulan.
Metode penelitian
Penelitian dilakukan pada di kelas 4 semester 2 dengan jumlah siswa 16 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 5 perempuan. Lokasinya berada dikawasan pegunungan cukup dekat dari Kecamatan. Pada umumnya siswa.
Kondisi siswa kelas 4 dilaksanakan pada semester 2 kelas 4 dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang yang terdiri dari 11 laki-laki dan 5 perempuan.
Lokasinya berada di daerah pegunungan cukup dekat dari Kecamatan.
1471 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
1. Langkah-langkah penelitian
Untuk meningkatkan pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti telah mengembangkan rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan alur kerja yang diterapkan di kelas.
2. Metode pengumpulan data
Secara lebih luas, metode penelitian diartikan sebagai cara mengumpulkan data ilmiah dan untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi. Sutrisno Hadi (1986) berpendapat bahwa observasi adalah suatu proses kompleks yang mencakup banyak proses biologis dan psikologis yang berbeda. Dua hal terpenting adalah proses mengamati dan mengingat.
3. Metode Analisis Data a. Analisis awal
b. Analisis pengujian hipotesis c. Analisis Lanjutan
4. Deskripsi Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Melaksanakan Siklus I
Siklus I berlangsung dalam 1 sesi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan umum
Perencanaan merupakan refleksi pertama berdasarkan temuan penelitian pendahuluan.Tahapan perencanaan ini adalah:
a. Membuat rencana pembelajaran PAI tentang Iman kepada Rasul dengan menggunakan metode susun kartu.
b. Melaksanakan perbaikan pada siklus pembelajaran.
c. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh rekan-rekan sebagai pengamat untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran PAI
2. Metode pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu proses penelitian tindakan yang sistematis dan terencana untuk meningkatkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.
Langkah-langkah pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagaiberikut :
a. Penulis melakukan refleksi yang meliputi identifikasi masalah, analisis, akar permasalahan dan perumusan masalah.
b. Penulis telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
1472 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
c. Penulis mendapatkan peningkatan pembelajaran PAI di kelas 4 SDN Sekombulan Kecamatan Delang Kabupaten Lamandau.
Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 4 SDN Sekombulan Kecamatan Delang Kabupaten Lamandau memuat beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Guru mengajukan tanya jawab kepada siswa tentang beberapa tokoh nabi- nabi yang diketahui.
b. Guru membagikan kelompok, siswa melihat beberapa kartu bergambar nabi pilihan (Iman kepada Rasul) sebagai materi pembelajaran.
c. Setiap siswa menerima selembar kertas yang berisi informasi atau contoh dalam satu kategori atau lebih. Seperti ciri-ciri hadist sahih, kata benda , kata kerja, kata keterangan, dan kata depan dan dapat juga asmaul husna dan lain- lain.
d. Mintalah siswa berkeliling kelas untuk menemukan kartu dengan kategori ini terlebih dahulu atau biarkan siswa menemukannya sendiri.
e. Siswa dalam kategori yang sama disuruh mempresentasikan kategorinya masing-masing di depan kelas.
f. Bersamaan dengan pemaparan masing-masing kategori tersebut, berikan point-point penting terkait topik tersebut.
g. siswa maju satu persatu untuk mengambil beberapa nama nabi kemudian dijodohkan.
h. Guru membagikan LKS terkait materi Iman kepada Rasul kepada siswa i. Siswa berdiskusi membahas LKS.
j. Siswa menyampaikan hasil disuksi melalui wakil kelompok.
k. Siswa dibimbing guru membahas hasil diskusi kelompok.
l. Guru membuatkan rangkuman materi sebagai catatan untuk belajar.
Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan
Setelah melakukan pembelajaran siklus I akan timbul beberpa permasalahan pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran pada siklus II selalu mengacu pada pelaksanaan siklus I, sedangkan perbedaannya dengan pelaksanaan siklus I adalah peneliti tidak memperoleh hasil observasi yang berarti sehingga dijadikan kegiatan selanjutnya pada di siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada siklus II pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI berjalan dengan baik.
Kinerja masing-masing kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut :
1473 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
a. Biasanya siswa dan penulis bertanya dan menjawab pertanyaan dari materi Iman kepada Rasul.
b. Secara individu siswa diajak menceritakan kembali peran Nabi Iman kepada Rasul sesuai kartu yang diberikan guru.
c. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika dirasa belum memahami materi yang dipelajarinya.
d. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS diberikan oleh penulis.
e. Penulis mendampingi kelompok yang mengalami kesulitan.
f. Secara kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi.
g. Siswa dan penulis membahas hasil diskusi kelompok.
h. Siswa dan penulis bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui rangkaian tes baik lisan maupun tertulis. Rekan-rekan dari SDN Sekombulan turut serta dalam penelitian ini. Teman sejawat yang mengamati proses pembelajaran dilengkapi dengan lembar pengamatan atau lembar observasi.
6. Analisis Data
Sebagai bagian dari penelitian, penulis juga melakukan analisis data, karena penting untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian. Sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang ada pada penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan nilai antar siklus dan indikator kinerja.
Analisis data juga dapat dilakukan dengan model deskriptif presentase.
Hasil penelitian dan pembahasan A. Deskripsi Per Siklus
Untuk memperoleh data yang akurat mengenai kualitas pelaksanaan kurikulum PAI Iman kepada Rasul di SDN Sekombulan, penulis meminta dukungan rekan-rekan untuk melakukan observasi pada siklus I dan siklus II.
Penulis kemudian mencatat hasil pengamatannya pada lembar laporan latihan Siklus I dan II, Lembar Observasi, dan Lembar Penilaian Kinerja pembelajaran tambahan siklus I dan II. Permasalahan utama dalam proses pembelajaran adalah :
1. Data hasil belajar
Dari pembelajaran Siklus I, peneliti bersama rekan memperoleh data hasil
1474 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
pembelajaran PAI Iman kepada Rasul yaitu :
a. Siswa masih kesulitan menjelaskan peran Nabi dalam Iman kepada Rasulullah.
b. Siswa tidak menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Teori dan Pembahasan
Menurut pendapat Miles, M.B & Huberman menarik kesimpulan bahwa memberikan hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberi penjelasan. Verifikasi tersebut merupakan
validitas dari data yang disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji kebenaran, kekokohan dan kecocokan makna- makna yang muncul dari data yang telah direduksi.
Kriteria keberhasilan tindakan ini akan dilihat dari : a) indikator proses dan b) indikator hasil belajar. Indikator proses yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah jika ketuntasan belajar siswa terhadap materi mencapai 75% (berkriteria cukup). Rumus yang digunakan sama dengan cara
memperoleh nilai taraf keberhasilan pada observasi.
Dari data yang diperoleh, pada akhirnya diputuskan bahwa hasil belajar belum mencapai tingkat ketuntasan maksimal. Pada perbaikan pembelajaran siklus I dari 16 siswa yang mendapat nilai 75 atau diatas 5 siswa, sedangkan 11 siswa tidak mendapat nilai diatas 75. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa PAI Siklus I No
Nama Pra
Siklus
Siklus I
Ketuntasan Belajar Urut Indu
k
Tunta s
Belu m
1 1609 Boy Sanjaya 55 60 v
2 1640 Dwi Krisna Mukti 60 70 v
3 1655 Denis Eko Yulianto 60 70 v
4 1681 Dita Yuliani 80 80 v
5 1688 Risqi Sofiani 50 65 v
6 1689 Shinta Fridasari 96 96 v
7 1691 Agus Murjo Yulianto 93 95 v
8 1692 Amat Solikhin 50 60 v
9 1693 Dwi Hendrawan 40 50 v
10 1696 Dimas Setiono 60 70 v
1475 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
11 1700 Dimas Rifaldi 50 70 v
12 1701 Ega Erfin Ananta 76 80 v
13 1706 Muhamad Rofianto 67 75 v
14 1707 M. Chairul Huda 60 60 v
15 1710 Zidni Rizqi Apriyani 79 80 v
16 1163 Galih Kurniawan 50 60 v
Jumlah 966 1141
Belum Tuntas
Rata-rata 60,38 71,31
Dari data di atas diketahui masih terdapat 11 siswa yang belum tuntas pada pembelajaran tersebut. Nilai mereka kurang dari 75. Akibatnya tingkat keberhasilan selalu di bawah 75%. Untuk itu, 11 siswa tersebut masih memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siklus II.
2. Data hasil meningkatkan pembelajaran
Berdasarkan data tersebut dapat terlihat beberapa kekurangan pada siklus I.
Kekurangan tersebut selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II. Pada kegiatan pengembangan siklus II siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Jadi, pada akhir siklus II siswa mencapai tingkat ketuntasan antara 75% hingga 100%.
Hal ini sesuai dengan apa yang direncanakan pada awal siklus. Data hasil belajar siklus II dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa PAI Siklus II No
Nama Siklus
II
Prose n
Ketuntasan Belajar Uru
t Induk Tunta
s Belum
1 1609 Kiki Lestari 75 75% v
2 1640 Aris Setiawan 80 80% v
3 1655 Kurniawan Ardi Prabowo 90 90% v
4 1681 Fhtarul Sidiq 80 80% v
5 1688 Kunto Febrianto 75 75% v
6 1689 Luko Avianto 100 100% v
7 1691 Mirta Fajar Perdana 100 100% v
8 1692 Misdiana 75 75% v
1476 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
9 1693 Mohammad Yoga
Hardianto 75 75% v
10 1696 Ratih Qonitalia Luzan 90 90% v 11 1700 Slamet Hadi Setiawan 90 90% v 12 1701 Slamet Temu Riskiono 100 100% v 13 1706 Ahmad Sholeh Idris 75 75% v
14 1707 Ana Damayanti 85 85% v
15 1710 Awang Prasetyo 80 80% v
16 1163 Galih Kurniawan 50 60% v
Jumlah 1320
Rata-rata 82,5
3. Deskripsi hasil
a. Hasil perbaikan pembelajaran PAI siklus I
Dari hasil perbaikan pembelajaran PAI siklus I ini terlihat bahwa tidak semua siswa mampu menyelesaikan tugas diskusi tentang Iman kepada Rasul, sehingga dapat dilanjutkan dengan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil observasi rekan-rekan, kegagalan peningkatan pembelajaran PAI siklus I disebabkan oleh 2 faktor, antara lain:
1) Faktor guru, yaitu:
• Guru menjelaskan dengan sangat cepat sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan pembahasan di LKS.
• Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang topik yang belum jelas.
• Guru tidak pernah memberikan arahan, bimbingan atau dorongan kepada sekelompok siswa saat diskusi.
2. Faktor siswa, yaitu :
• Perhatian siswa tidak terfokus saat memimpin diskusi.
• Siswa tidak berani bertanya.
• Pelaksanaan diskusi juga didominasi oleh beberapa siswa.
• Siswa agak bingung dan takut melakukan kesalahan saat menjawab pertanyaan dari guru.
• Siswa kurang memperhatikan presentasi hasil diskusi kelompok oleh temannya.
Penyebab permasalahan di atas juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hal ini tercermin padahasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil tes kemajuan siswa kelas 4 SDN Sekombulan pada saat pelaksanaan peningkatanpembelajaran PAI Siklus I, dimana sebanyak 7 siswa (44%)
1477 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
mendapat nilai lebih tinggi 75 ada 9 siswa (56%) dengan nilai rinci informasi yaitu 4 siswa mendapat nilai 80, 1 siswa mendapat nilai 90, dan 2 siswa mendapat nilai 100, sedangkan yang mendapat nilai dibawah 75 ada 9 siswa (56%) dengan rincian 1 siswa mendapat nilai 50, 4 siswa mendapat nilai 60 dan 4 siswa mendapat nilai 70.
b. Mencermati hasil peningkatan pembelajaran PAI siklus II
Setelah dilaksanakan pembelajaran PAI siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dalam proses belajar mengajar maupun dalam diskusi, yaitu:
• Guru menjelaskan dengan bahasa yang komunikatif dan tidak terlalu cepat dengan menggunakan alat peraga berupa kertas.
• Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan yang tidak jelas.
• Guru memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada setiap kelompok dalam berdiskusi dengan menjangkau kelompok yang mengalami kesulitan.
• Siswa memusatkan perhatiannya dalam melakukan diskusi.
• Siswa berani bertanya padahal belum jelas.
• Setiap siswa mempunyai peran dalam diskusi sehingga tidak lagi didominasi oleh siswa sendiri.
• Siswa saling memperhatikan saat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Dari hasil analisis tes yang dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Sekombulan pada saat pelaksanaan lanjutan pembelajaran PAI siklus II, terdapat 16 siswa yang mendapat nilai 75 atau lebih, dimana 3 siswa diantaranya memperoleh nilai 100, 4 siswa mendapat nilai 90 dan 9 siswa mendapat nilai 80.
B. Pembahasan
1. Hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus
Pencapaian pada pelaksanaan pra siklus perolehan nilai hasil tes formatif sangat lemah, masih jauh dari harapan. Dari 16 siswa,penyelesaian hanya 31% dari target yang diharapkan yaitu 75% sampai 100%. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran, ternyata perolehan nilai tes formatif ada kenaikan yang cukup signifikan yaitu rata-rata tingkat kelulusan kelas sebesar 71,31 atau 44%. Namun perlu dilakukan perbaikan siklus II karena perolehan nilai hasil belajar belum mencapai tingkat ketuntasan.
2. Hasil pembelajaran pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Perolehan hasil pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu nilai rata-rata kelas mencapai 84. Sedangkan pada siklus I nilai
1478 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
rata-rata hasil tes formatif 71,31 sehingga mencapai target ketuntasan belajar di kelas 4 SDN Sekombulan. Untuk ini dianggap cukup, tidak perlu lagi melakukan siklus III.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil PTK (Penelitian Tindakan Kelas), penerapan metode sortir kartu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Iman Kepada Rasul siswa kelas 4 SDN Sekombulan Kecamatan Delang Kabupaten Lamandau. Guru yang menggunakan metode dan media yhang berbeda dalam pembelajaran akan memotivasi siswa.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian telah menunjukkan penerapan metode sortir kartu yang berbeda dan penggunaan bahan ajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran PAI khususnya materi Iman kepada Rasul.
Berdasarkan kesimpulan di atas, dari hasil penelitian ini dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Guru harus memberikan ceramah untuk menanamkan konsep dasar peran para nabi-nabi yang diutus Allah yang berjumlah ribuan dan yang diketahui oleh kita sekitar 25 nabi, dan mengidentifikasikan kedalam nabi Iman kepada Rasul.
2. Siswa seharusnya telah memiliki perbendaharaan pengetahuan faktual yang cukup untuk dapat turut serta aktif dalam pembelajaran.
3. Aktivitas siswa lebih kondusif terhadap pembelajaran yang terarah pada tujuan.
Referensi
Akhmadi, Abu, Metodologi Mengajar, Malang: IKIP Malang, 2016.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi, Jakarta : Bina Aksara, 1989.
Darsono, M., et.al., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press:
2000.
Depdiknas, Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Hadi, Sutrisno, Statistik 2, Yogyakarta : Andi Offset, 2012.
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bandung:
1479 Vol. 3 No. 2, Agustus 2023 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam “Peran Guru Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di Era Digital”
Ghalia Indonesia, 2012.
Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA University Press, 2016.
Ismail, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2018.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Parsons, Les, Bullied Teacher Bullied Student : Guru dan Siswa Yang Terintimisasi, Bandung: Rineka Cipta, 2007.
Permenag No. 02 Tahun 2008, Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Madrasah, Jakarta: 2008.
Santoso, Urip, Metode Pembelajaran Dalam SCL (Student Centered Learning), Jurnal, http://www.cintyasantosa.cz.cc/.
Santyasa, I Wayan, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30 Nopember s.d 1 Desember 2017 di Nusa Penida.
Sholeh, Munawar, Cita-Cita Realita Pendidikan (Pemikiran dan Aksi Pendidikan di Indonesia, Depok: Institute for Public Education, 2007.
Simanjutak, Pengajaran Berhasil, Jakarta : Rineka Cipta, 1975.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Sudjana, Nana dan A. Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2014.