• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

Judul Tesis : Meningkatkan keterampilan berbicara anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan di TK Ar-Rahman Maros. Meningkatkan keterampilan berbicara anak dengan metode bercerita wayang di TK Ar-Rahman Kabupaten Maros. Tesis, Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian, cara meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan, sebagai berikut: 1) Guru bercerita 2) Guru mengajukan tanya jawab tentang isi cerita yang baru saja dinyanyikan 3. ) Anak diminta menceritakan kembali cerita yang dibawakan dan 4) Guru memberikan penilaian bintang kepada anak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan menggunakan alat tulang tangan dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak kelompok A TK Ar-Rahman Kabupaten Maros. Dalam hal ini menyangkut hubungan konsep-konsep dalam interaksi, oleh karena itu tidak salah jika dikatakan bahwa perkembangan keterampilan berbicara pada anak usia dini mempengaruhi tingkat keterampilan komunikasi dan pembentukan kata yang akan mereka capai di masa dewasa, yang dijamin juga. bahwa hal itu akan dapat membawa kesuksesan berbicara di masa depan.

Sejalan dengan hal tersebut, observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 19-27 Juli 2021 di TK Ar-Rahman Kabupaten Maros, peneliti mengamati selama 9 hari terhadap 15 siswa di TK Ar-Rahman Kabupaten Maros menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa berada pada kondisi yang baik. masih kurang. Oleh karena itu, ditemukan salah satu solusinya melalui penerapan boneka tangan sebagai upaya membantu mengembangkan kemampuan berbicara anak TK di Kabupaten Maros Ar-Rahman.

Gambar  Hal
Gambar Hal

Alternatif Pemecahan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitiaan

Manfaat Penelitiaan 1. Manfaat Teoretis

Melalui penelitian diharapkan siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar di sekolah sehingga meningkatkan kemampuan berbicara anak.

Anak Usia Dini

  • Karakteristik Anak Usia Dini
  • Perkembangan Kemampuan Berbicara
  • Faktor Mempengaruhi Kemampuan Berbicara
  • Aspek-aspek Pengembangan Kemampuan Berbicara
  • Lingkup Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini
  • Indikator Kemampuan Berbicara Anak
  • Media Boneka Tangan

Oleh karena itu, kemampuan berbicara merupakan media komunikasi dengan kata-kata, ungkapan pikiran dan perasaan. Perkembangan keterampilan berbicara anak dibagi menjadi dua tahap yaitu linguistik pra-linguistik Ferliana & Cht. Suhartono memberikan penjelasan beberapa hal yang dapat dicoba oleh seorang guru untuk meningkatkan keterampilan berbicara, yaitu.

Menurut definisinya, metode bercerita dikatakan sebagai semacam pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-Kanak, suatu cara mendengarkan cerita di atas, mewujudkannya kembali ke dalam bentuk, kemudian menceritakan kembali cerita tersebut kepada anak. Metode bercerita mampu menunjukkan pengaruh yang potensial dan penting dalam pencapaian target pengajaran TK. Setelah menentukan tujuan tema, guru harus memilih bentuk langkah cerita selanjutnya, termasuk penggunaan boneka tangan.

Boneka tangan merupakan wayang yang berukuran lebih besar dari wayang pada umumnya yang berbentuk binatang atau manusia, yang dimainkan dengan cara memasukkan jari ke dalam tangan. Kemudian guru memberikan inspirasi kepada anak-anak dan mencoba mengajak anak-anak yang paling berani untuk mencoba boneka tangan untuk menginspirasi teman-teman yang lain.

Hasil Penelitiaan Relevan

Kerangka Pikir

Guru memilih dua atau tiga anak untuk maju dan menceritakan kembali cerita yang baru saja disajikan di depan kelas. Setelah itu, guru dapat menggunakan media boneka untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk bercerita berdasarkan imajinasi atau pengalaman pribadi anak.

Hipotesis Tindaka

Jenis Penelitian

Lokasi Subjek Penelitian

Faktor Diselidiki

Prosedur Penelitian

Rancangan

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Dokumentasi

Data yang dianalisis berupa data tabel observasi pada saat berlangsungnya kegiatan berbicara dengan metode bercerita boneka tangan.

Indikator Keberhasilan

  • Deskripsi Lokasi Dan Penelitian
  • Meningkatkan kemampuan berbicara anak melalui metode bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada kelompok A TK Ar-

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober s/d 15 Oktober 2021 di TK Ar-Rahman, penerapan boneka tangan yang bertujuan untuk menunjang dan memaksimalkan keterampilan berbicara anak menghasilkan hasil yang menggambarkan pembelajaran yang termasuk pada Siklus I dan Siklus II. . Tahap ini berguna untuk mengkaji keefektifan teknik bercerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka tangan pada kelompok A dibandingkan kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Meningkatkan keterampilan berbicara anak melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan pada kelompok A Ar-Kindertuin, menggunakan boneka tangan pada kelompok A TK Ar-Rahman Kabupaten Maros Siklus I pada Pertemuan I, II dan III.

Perlakuan yang dilakukan berfungsi untuk mengukur keefektifan teknik bercerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka sarung terhadap keterampilan berbahasa anak kelompok A di TK Ar Rahman secara rangkaian yang terdiri dari 1) pembuatan kurikulum, 2) tahapan pembuatan kurikulum. perlakuan pembelajaran, 3) observasi dan 4) tindakan refleksi. A. Pada kegiatan inti pertama, guru memulai bercerita dengan menggunakan alat peraga wayang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian merinci tahapan-tahapan yang dilakukan, pertama menyiapkan alat dan sarung wayang, setelah itu guru mulai menyebutkan nama-nama pelaku yang memerankan cerita tersebut yaitu ayam, kambing, bebek dan sapi. Kemudian guru memperlihatkan keempat boneka tangan di atas dan meminta anak menyebutkan nama boneka tangan yang diperlihatkan satu per satu.

Kemudian guru memulai bercerita dengan menggunakan alat peraga berupa boneka tangan yang telah disiapkan sebelumnya. kemudian dengan rincian tahapan yang dilakukan, pertama menyiapkan alat dan boneka tangan, kemudian guru meminta anak duduk manis sebelum mulai memberi nama pada tokoh-tokoh dalam cerita yaitu ayam, kambing, bebek dan sapi. Berdasarkan hasil observasi, tidak ada anak yang dapat mengucapkan kata dengan jelas (BSB), (BSH) 1 orang, (MB) 7 orang, (BB) 7 orang. 2) Lancar mengungkapkan gagasan. Anak kategori (BB) ada 8 orang, kategori (MB) ada 6 anak, kategori BSH ada 1 anak, dan BSB tidak ada. 3) Kemampuan mengungkapkan gagasan.

Terdapat 7 anak yang mempunyai kemampuan mengungkapkan gagasan (BB), 6 (MB), 2 BSH dan (BSB) belum. P. Berdasarkan hasil observasi, tidak ada anak yang dapat mengucapkan kata dengan jelas (BSB), (BSH) 3 orang, (MB) 8 orang, (BB) 4 orang. 2) Kefasihan dalam mengemukakan gagasan. Anak kategori (BB) sebanyak 7 anak, kategori (MB) 7 anak, kategori (BSH) 1 anak dan masih belum ada BSB. 3) Kemampuan mengungkapkan gagasan.

Anak “Ayam” diminta untuk mewarnai gambar sapi dan kambing pada lembar kerja yang telah dibagikan, setelah itu anak diminta untuk menunjukkan hasil karyanya. Anak-anak memberikan perhatian penuh ketika guru mempersiapkan. Alat peraga dalam hal ini adalah boneka tangan. Berdasarkan hasil observasi, 12 anak mampu mengucapkan kata dengan jelas (BSB), 3 (BSH). 2) Kefasihan dalam mengemukakan gagasan.

Table 3. 2 Persentasi Kesesuaian  Pencapaian  Kriteria  81 - 100%  Amat baik
Table 3. 2 Persentasi Kesesuaian Pencapaian Kriteria 81 - 100% Amat baik

Pembahasan

Namun keberhasilan tersebut tidak lepas dari beberapa aspek penting yang harus diperhatikan guru dalam melakukan kegiatan bercerita. Hasil positif yang ditunjukkan sejalan dengan pandangan Bachtiar Bachri (2005) bahwa metode bercerita berusaha memaksimalkan potensi berbahasa anak dengan memanfaatkan indra pendengarnya kemudian mengolahnya dalam bentuk lisan. Bahwa keterampilan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka tangan di TK Ar-Rahman Kabupaten Maros. Hal ini terlihat pada siklus I sebesar 38,7%, sedangkan pada siklus II sebesar 76,4%.

Saran

Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I, II dan 3 siklus I. Masukkan angka (7) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas observasi Nama guru : ROSTIAH, S.Pd.I. Dalam hal ini guru tidak memperlihatkan alat peraga yang telah disiapkan dan menyebutkan nama serta tokoh dalam cerita. Dalam hal ini guru memainkan peran dan suara yang berbeda-beda, sehingga ia harus berkonsentrasi agar tidak salah memberikan suara saat bertindak.

Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II pertemuan I, II dan 3. Beri tanda (7) pada kolom yang sesuai dengan kegiatan yang diamati Nama Guru : ROSTIAH, S.Pd.I. Dapat menyatakan ciri-ciri ayam dan itik sesuai dengan yang telah dijelaskan guru. Ceritakan kembali judul, tokoh, dan alur cerita secara runtut dengan mengungkapkan suka atau tidak suka dengan cerita yang disampaikan.

Dapat menceritakan kembali judul, tokoh, dan alur secara runtut dengan menyatakan suka atau tidak suka dengan cerita yang disampaikan.

Kisah Ayam dan Bebek

Tak lama kemudian, ayah dan anak itu datang ke tempat kambing dan sapi itu berada. Melihat apa yang dilakukan pemiliknya saat itu, kambing dan sapi baru sadar bahwa mereka berdua saling mencintai. Kini jarak ke buaya hanya satu meter. "Halo bbaya, aku punya banyak daging segar.

“Hari ini ikan-ikannya sudah pergi entah kemana, jadi kami tidak mempunyai cukup makanan,” jawab buaya dengan gembira. “Mereka bilang kamu licik dan suka memanfaatkan kepolosan temanmu untuk memenuhi semua ambisimu,” jawab buaya lugu tanpa ragu. Namun, ia tetap harus berpenampilan menarik agar bisa mendapatkan banyak ketimun di seberang sungai. "Aku tidak mungkin seburuk itu.

Kancil tertawa terbahak-bahak lalu berkata, “Kamu bodoh sekali, aku tidak punya sepotong pun daging segar di tanganku.” Kesembilan ekor buaya itu merasa tertipu, salah satu dari mereka berkata, “Aku akan membalas semua perbuatanmu.” Kancil pun pergi sambil berkata, “Terima kasih buaya bodoh, aku akan mencari ketimun yang banyak.

Pada suatu pagi yang cerah tikus ingin mencari makan, ketika di luar tikus bertemu dengan seekor musang yang besar, musang ingin memakan tikus tersebut karena musang sangat lapar. “Sobatku, Tikus, kelak jika kamu ingin keluar rumah atau bepergian, kamu harus memberitahuku agar aku bisa melindungimu dari binatang yang akan memangsamu,” kata kucing. Tikus pun berjalan tepat di belakang temannya, karena tidak tahu lagi kemana dia pergi, dia menitipkannya pada temannya si kucing.

Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 MAROS pada tahun 2014 dan berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi swasta dan menerima mata kuliah Pendidikan Guru Anak Usia Dini, Keguruan Fakultas. dan Sains, Pendidikan, Program Sarjana (S1), Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH).

Gambar

Gambar  Hal
GAMBAR TABEL
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian Perlakuan Kelas Kemmis Me Taggart Observasi refleksi
Table 3. 2 Persentasi Kesesuaian  Pencapaian  Kriteria  81 - 100%  Amat baik

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : NUR ULFIANA NIM : 1444040033 Jurusan/Prodi : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas : Ilmu Pendidikan