• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SURAH AN-NAS MELALUI STRATEGI DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS II SDN UPT ANJIR PULANG PISAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SURAH AN-NAS MELALUI STRATEGI DIRECT INSTRUCTION PADA SISWA KELAS II SDN UPT ANJIR PULANG PISAU"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SURAH AN-NAS MELALUI STRATEGI DIRECT INSTRUCTION

PADA SISWA KELAS II SDN UPT ANJIR PULANG PISAU

Rusdiannur1, Rio Irawan*2

1,2Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya

E-mail: [email protected]1, [email protected]2*

Abstract

Pada SDN UPT Anjir Pulang Pisau merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Ayo Belajar Al-Qur’an (Surah An-nas) dari 17 siswa yang memepelajari materi tersebut, beberapa siswa belum memenuhi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dibawah (70) sebanyak 10 orang siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an surah An-nas dengan menerapkan Model Pembelajaran Direct Instruction pada siswa kelas II di SDN UPT Anjir Pulang Pisau.

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II di SDN UPT Anjir Pulang Pisau Tahun Pelajaran 2023/2024. Pengumpulan data menggunakan Observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis proses tindakan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, mengamati dan merefleksi, serta analisis kemampuan membaca pada setiap siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah 80 untuk ketercapaian kemampuan membaca secara klasikal dan 75 untuk nilai rata-rata secara individu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I, keberhasilan proses mencapai 59%, sementara untuk nilai rata-rata didapat 73. Lalu meningkat pada siklus II yaitu keberhasilan proses mencapai 94% dan keberhasilan untuk nilai rata-rata didapat 80..

Kata Kunci :Model Direct Instruction,Kemampuan Membaca, Surah An-nas

Pendahuluan

Pendidikan merupakan aspek integral dalam kehidupan manusia.

Seiring waktu berjalan, peran pendidikan tidak hanya sebatas persiapan untuk masa depan, melainkan telah menjadi suatu kebutuhan pokok bagi semua

(2)

individu. Pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dengan kata lain, pendidikan adalah elemen esensial dari eksistensi manusia itu sendiri. Persiapan pendidikan untuk masa depan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perlu dihadapi dengan metode pengajaran yang relevan terhadap tantangan perkembangan zaman.

Pentingnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti, khususnya dalam konteks memahami serta membaca Al-Qur'an, merujuk pada perlunya dimulai sejak usia dini dan dilanjutkan secara berkelanjutan. Tujuannya adalah agar ajaran-ajaran tersebut dapat diterapkan secara rinci dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an, dengan harapan dapat membentuk karakter yang luhur pada manusia. Walaupun belajar membaca dan menghafal Al- Qur'an tidak terbatas oleh usia tertentu, namun dari perspektif ilmiah, rentang usia optimal untuk memulai proses menghafal Al-Qur'an adalah dari 5 hingga 23 tahun. Bahkan, usia anak-anak sekolah dasar termasuk periode yang baik untuk memulai pembelajaran membaca Al-Qur'an.

Selain itu, pembelajaran membaca Al-Qur'an juga merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi dari SDN UPT Anjir Pulang Pisau, yaitu mencetak generasi yang beriman, cerdas, terampil, mandiri, dan memiliki budi pekerti yang mulia. Pendekatan ini sesuai dengan pandangan Dewi Purnamasari (2017) yang menyatakan bahwa akhlak adalah perilaku yang terinternalisasi dan dapat dianggap sebagai akhlak yang baik atau mulia apabila perilaku tersebut menghasilkan tindakan positif. Tiga dimensi akhlak melibatkan hubungan akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama manusia serta lingkungan.

Teori yang relevan dalam penelitian ini adalah konsep Membaca yang dapat diuraikan secara sederhana sebagai tindakan melihat dan memahami isi teks yang tertulis dengan melisankan atau mengolahnya dalam pikiran.

Abdurrahman (2012) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu aktivitas kompleks yang melibatkan berbagai tindakan terpisah, termasuk penggunaan pemahaman, imajinasi, observasi, dan ingatan. Membaca tidak hanya melibatkan gerakan mata tetapi juga melibatkan aktivitas berpikir. Pendapat tersebut senada dengan pandangan Joyce & Weil yang diakui dalam penelitian Rusman (2018), bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang kurikulum, mengembangkan bahan pembelajaran, dan membimbing proses belajar di berbagai konteks pembelajaran.

Fungsi dari model pembelajaran, sebagaimana dijelaskan oleh Trianto (2015), adalah sebagai panduan bagi guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Fathurrahman, seperti yang dikutip oleh Gamal (2022),

(3)

mengidentifikasi ciri-ciri umum dari model pembelajaran secara langsung. Ini melibatkan pengaruh model terhadap peserta didik yang mencakup penilaian pembelajaran, tujuan pembelajaran yang spesifik, pola atau alur kegiatan pembelajaran, serta pengelolaan lingkungan belajar yang mendukung kesuksesan proses pembelajaran. Dalam perspektif Slameto (2015), belajar adalah suatu proses di mana seseorang mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil dari interaksi dan pengalaman pribadi.

Faktor-faktor yang memengaruhi minat baca siswa, menurut pandangan Slameto (2015), dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal yang ada dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal, yang merujuk pada aspek-aspek dalam diri siswa, terdiri dari faktor fisiologi (faktor fisik) dan faktor psikologis (faktor kejiwaan).

Sedangkan, faktor eksternal, yang berasal dari lingkungan di sekitar siswa, mencakup lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Berdasarkan observasi awal, kemampuan siswa SDN UPT Anjir Pulang Pisau terhadap membaca Al-Qur’an masih tergolong rendah, bahkan masih banyak peserta didika yang belum pandai membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Pada saat diadakan tes membaca surah pendek terhadap 17 siswa kelas II, diketahui hanya 7 siswa atau sekitar (41%) yang sudah bisa membaca dengan baik sesuai dengan makhrijul huruf, sementara 10 siswa atau sekitar (59%) lainya masih perlu bimbingan. Cara membaca mereka masih banyak yang keliru terkhusus dalam Makhrijul huruf.

Untuk mengatasi situasi ini, penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Surah An-Nas Melalui Strategi Direct Instruction pada Siswa Kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau." Penelitian ini bertujuan untuk mendorong antusiasme siswa dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang mudah dan menarik, dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur'an.

Metode/Metodologi

Metode penelitian adalah suatu proses yang dipilih dengan tujuan khusus untuk mengatasi masalah yang diajukan dalam sebuah penelitian.

Dalam konteks ini, metode yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), suatu jenis penelitian yang mengungkap hubungan sebab dan akibat dari tindakan yang diambil, serta menggambarkan seluruh proses mulai dari implementasi tindakan hingga dampaknya. Berdasarkan pandangan para pakar, dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK merupakan jenis penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam lingkungan kelas. Hal ini bertujuan agar praktik pendidikan yang

(4)

dilakukan oleh guru dan siswa dapat berjalan dengan optimal, sekaligus mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penelitian ini, metode PTK digunakan dengan mengikuti langkah-langkah prosedur penelitian yang diuraikan oleh Tripp sebagaimana yang dijelaskan oleh Subyantoro (2019). Proses pelaksanaannya melibatkan tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta refleksi terhadap hasil yang diperoleh.

Aspek-aspek dari penelitian kualitatif yang tampak dalam laporan PTK adalah bahwa penelitian ini secara jelas lebih bersifat kasuistik, dengan fokus pada kasus atau situasi khusus. Validasi dalam penelitian ini diterapkan melalui triangulasi, di mana data untuk satu aspek dikumpulkan melalui berbagai cara atau instrumen yang berbeda, berasal dari sumber yang berbeda, dan pada waktu yang berbeda. Setelah itu, data-data tersebut dibandingkan untuk menentukan mana yang lebih valid. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Adanya tuntutan akan mutu pendidikan yang tinggi berdampak pada kinerja guru dalam menjalankan tugas mereka. Guru dituntut untuk bersikap lebih profesional dan mampu meningkatkan kemampuan siswa secara optimal.

Kondisi ini memerlukan tindakan nyata dari para guru, salah satunya melalui pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK pada umumnya dilakukan dalam beberapa siklus, namun dalam penelitian ini, penulis memilih untuk melaksanakan 2 (dua) siklus.

Teknik pengumpulan data menurut (Sugiyono,2015) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi dan tes. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validasi data yaitu menggunakan teknik Triangulasi yang mana merupakan teknik pemeriksaan validasi data dengan menggunakan sarana di luar data itu untuk keperluan perbanding data, menurut Lexy J. Moleong dalam Rusman(2018). Teknik triangulasi yang digunakan penulis berupa triangulasi sumber data dan metode pengumpulan data. Misalnya, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan membaca Al-qur’an Surah An-nas, dan faktor-faktor penyebabnya.

Menurut Sugiyono (2015), salah satu teknik analisis yang digunakan untuk memeriksa data yang telah dikumpulkan adalah pendekatan Kualitatif.

Penulis dalam penelitian ini melakukan perbandingan antara hasil sebelum tindakan dengan hasil yang diperoleh pada akhir setiap tindakan atau siklus.

Dalam hal ini, dilakukan perbandingan rata-rata kemampuan membaca siswa pada kondisi pra-siklus, setelah siklus I, dan setelah siklus II. Dalam proses analisis, penekanan diberikan pada identifikasi data yang tidak memiliki

(5)

signifikansi yang kuat, serta menyusunnya secara sistematis agar kesimpulan akhir dapat diambil dan diverifikasi.

Guna mengevaluasi prestasi siswa setelah tahap pembelajaran, langkah yang diambil melibatkan penyajian tes tertulis pada akhir pelajaran. Dari hasil data tes tertulis ini, analisis dapat dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata seluruh siswa di dalam kelas. Ini diwujudkan dengan membandingkan nilai rata-rata kelas sebelum dan setelah penerapan tindakan pembelajaran. Menurut pandangan Nana Sudjana (2013), perhitungan nilai rata-rata bertujuan untuk

"Mean" atau nilai rata-rata, sementara perhitungan ketuntasan dapat dicapai melalui rumus yang berikut:

p= x 100 %

Penelitian PTK menurut (Arikunto.S,2016) tindakan yang dilakukan dalam dua siklus dengan menggunkan dasar tindakan Pra siklus, dan dimulai dengan siklus I dan siklus II, berikut gambar perancanaan siklus tindakan yang akan digunakan :

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Secara keseluruhan, penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari beberapa siklus atau iterasi. Setiap siklus di dalam PTK ini melibatkan empat langkah penting yang harus dijalankan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Sebelum memulai penelitian, penulis telah melakukan observasi awal sebagai langkah awal dalam menyusun rencana pembelajaran atau dalam

Selesai

(6)

proses perencanaan. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdiri dari 2 siklus, dan masing-masing siklus melibatkan satu pertemuan. Setiap siklus mengikuti empat tahapan yang telah dijelaskan sebelumnya. Keberhasilan penerapan model pembelajaran Direct Instruction dapat diukur berdasarkan perubahan signifikan dalam kemampuan membaca Surah An-Nas Al-Qur'an pada siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau selama proses pembelajaran berlangsung.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penulis akan memaparkan sebuah hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Surah An-nas melalui Strategi Direct Instruction Pada Siswa Kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau, menuturkan bahwa dalam hasil pertemuan Pra siklus terlihat bahwa kemampuan membaca siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau pada Al-Qur’an surah pendek belum mencapai standar KKTP, Setelah dilakukan siklus I kemampuan membaca surah An-nas pada siswa mengalami peningkatan baik dari segi membaca huruf hijaiyah bersambung dengan baik dan sudah mulai mampu membedakan Makhrijul Huruf, Namun masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya memenuhi KKTP ≥ 70, yakni hanya 10 siswa (59 %) yang tuntas, sedangkan 7 siswa (41%) lainnya belum tuntas.

Dalam hasil pertemuan siklus I terlihat bahwa kemampuan membaca siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau pada Al-Qur’an surah An-nas mengalami peningkatan dari pra siklus , kemampuan membaca baik dari segi huruf hijaiyah bersambung, dan mulai mampu membedakan makhrijul huruf dengan baik dan benar. Hal ini ditunjukkan dari 17 siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau yang tuntas mencapai KKTP sebanyak 10 siswa dan 7 siswa yang belum tuntas,Pada siklus pertama ini capaian keberhasilannya kemampuan Membaca Al-Qur’an surah An-nas sudah mulai terlihat meningkat.

Kompetensi membaca siswa pada Surah An-nas sudah lebih mengarah ke model pembelajaran Direct instruction. Siswa sudah mampu membaca surah An-nas dengan baik dan benar sesuai makhrajul huruf,serta mampu menyelesaikan tugas tes dari guru dan berpartisipasi dengan baik. Kemampuan membaca siswa pada pra siklus 41% meningkat menjadi 59% pada siklus I.

Berikut yang dapat penulis paparkan:

1. Siklus I

a. Proses Pra Siklus

1) Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah untuk pelaksanaan penelitian.

2) Diskusi dengan kepala sekolah dan Observasi guna memperoleh

(7)

informasi terkait penggunaan model Direct Instruction.

3) Pengamatan awal terhadap siswa pada pembelajaran Al-Qur’an Surah Pendek agar dapat memahami karakteristik sebagai titik tolak yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

Kegiatan ini dilakukan melalui instrument Observasi dan Tes berupa daftar kemampuan membaca surah An-nas masing-masing siswa dan didapatkan nilai rata-rata sebagai berikut:

Tabel 1 Nilai Rata-Rata Siswa Pra Siklus

No Katagori Prasiklus

Siswa % Nilai Rata-rata

1 Tuntas 7 41% 70

2 Belum Tuntas 10 59% 65

Jumlah 17 100% 67

b. Data Proses Siklus I

Pada tahap siklus I ini, kualitas pengajaran guru dalam menyampaikan materi Al-Qur'an Surah An-Nas melalui model direct instruction tergolong baik, yang tercermin dari pemenuhan indikator kinerja yang tercatat pada lembar observasi. Jika dihitung dalam bentuk persentase keseluruhan, terdapat 9 indikator kinerja, dan dari jumlah tersebut, guru berhasil mencapai 3 indikator dengan baik, sementara indikator yang belum sepenuhnya tercapai berjumlah 6.

Lembar observasi yang diberikan kepada siswa juga mencatat pencapaian indikator dengan kategori baik, dimana dari total 4 indikator yang ada, 2 diantaranya belum berhasil terpenuhi sepenuhnya. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti dalam penyajian pembelajaran siklus I, terdapat beberapa kelemahan. Beberapa diantaranya termasuk ketidakcocokan metode yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran, kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi, kendala dalam konsentrasi siswa, dan masalah pengaturan waktu pembelajaran. Ini terjadi karena guru lebih banyak waktu untuk menjelaskan materi kepada siswa.

Pada permulaan penelitian, data mengenai kemampuan membaca Surah An-Nas Al-Qur'an pada siswa kelas II hanya mencapai 41%, yang berarti hanya 7 siswa yang meraih nilai 70. Namun, setelah siklus I berjalan, persentase tersebut meningkat menjadi 59%, yang setara dengan 10 siswa yang berhasil mencapai nilai 80. Detail mengenai

(8)

perkembangan kemampuan membaca siswa ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2 Nilai Rata-Rata Siswa Siklus I

No Katagori Siklus I

Siswa % Nilai Rata-rata

1 Tuntas 10 59% 80

2 Belum Tuntas 7 41% 65

Jumlah 17 100% 73

Secara keseluruhan pembelajaran menggunakan model direct instruction pada siklus I memperoleh 59%. Walaupun hasil membaca surah An-nas kelas II di siklus I terlihat meningkat dibanding pra siklus, penelitian tetap akan di teruskan pada siklus II mengingat penelitian ini dilakukan melalui dua tahap sehingga sesuai dengan perencanaan awal.

2. Siklus II

Pengamatan aktivitas guru pada siklus II Tanggal 02 Agustus 2023 menunjukkan kemampuan guru dalam mengajarkan materi membaca Al- Qur’an surah An-nas melalui model direct intruction mempunyai kategori sangat baik, hal Ini ditunjukkan dari sudah terpenuhinya indikator yang terdapat di lembar observasi guru.

Lembar observasi siswa untuk capaian indikator sudah sangat baik, begitupun dengan hasil tes kemampuan membaca surah An-nas pasca pelaksanaan tindakan siklus II, kemampuan siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau terlihat sangat meningkat dalam membaca surah An-nas dari siklus I ke siklus II ini. Terlihat dari perolehan nilai pada siklus I yaitu 10 siswa (59%), meningkat menjadi 16 siswa (94%) pada siklus II, atau hal ini sudah memenuhi target indikator keberhasilan penelitian yang ditentukan oleh penulis yaitu nilai individu mencapai 75,dan secara klasikal mencapai 80.

Tindakan pada Siklus II dilakukan kembali dengan menggunakan model pembelajaran direct intruction, dalam proses meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an surah An-nas pada siswa kelas II dan hasilnya memberi dampak positif bagi siswa dengan meningkatnya semangat siswa dalam membaca surah An-nas. melalui model direct intruction menunjukkan hasil yang sangat baik.

Penulis melakukan tes kepada seluruh siswa untuk membaca Al- Qur’an surah An-nas, yakni masing-masing siswa disuruh membaca surah

(9)

An-nas, sementara guru memperhatikan dengan cermat bacaan masing- masing siswa dan membuat penilaian. Hasilnya kemampuan membaca pada masing masing pada siswa lebih meningkat. Rincian peningkatan kemampuan membaca surah An-nas siswa ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 3 Nilai Rata-Rata Siswa Siklus II

No Katagori Siklus II

Siswa % Nilai Rata-rata

1 Tuntas 16 94% 80,9

2 Belum Tuntas 1 6% 65

Jumlah 17 100% 80

Dari hasil tes pada siklus II menunjukan nilai rata-rata kelas yaitu 80 dengan persentase terdapat 94% yang tuntas. Dengan demikian masih ada sekitar I siswa (6 %) yang tidak terpengaruh dengan pengunaan model direct intruction. Jadi, berdasar data yang ada, proses belajar mengajar melalui penerapan model direct instruction pada siklus II sangat baik. Untuk menghasilkan refleksi yang sesuai dengan proses pembelajaran pada siklus II ini, penulis merefleksikan seluruh data yang diperoleh dalam lembaran observasi baik lembar observasi guru maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan terlihat hasilnya yaitu sebagai berikut : a. Secara sistematis guru melaksanakan pembelajaran mulai dari

penyampaian orientasi pembelajaran, proses pembimbingan dan mengatur siswa belajar individu maupun belajar berkelompok.

b. Pada proses pembelajaran guru mengamati semua kegiatan siswa dan memberikan penilaian secara tepat.

c. Munculnya kepercayaan diri dari siswa untuk membaca Al-Qur’an surah An-nas pada saat berkelompok maupun individu.

d. Minimnya kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca Al-Qur’an surah An-nas.

e. Dalam menggunakan waktu sudah efisien/tepat selama pembelajaran berlangsung, karena pembagian kelompok telah diatur sebelum pembelajaran dimulai.

Keberhasilan pada siklus II ini diperoleh karena guru konsisten dalam mengadakan revisi pada semua siklus yang terjadi dengan bermodal pengalaman-pengalaman kesalahan yang terjadi pada siklus I, sehingga guru dapat memperbaiki dengan melaksanaakan proses pembelajaran secara konsisten yang berpedoman pada RPP/Modul Ajar yang telah dibuat

(10)

sebelumnya. Adapun Perbaikan-perbaikan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :

a. Guru memberikan bimbingan secara langsung kepada siswa,terutama yang masih belum lancar dalam membaca Al-Qur’an surah An-nas.

b. Pemberian motivasi agar siswa lebih rajin dan bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur’an surah An-nas dengan fasih.

c. Penggunaan waktu yang tepat dan efisien harus tetap diperhatikan sesuai dengan perencanaan sebelumnya.

Setelah mengetahui data dari kemampuan membaca Al-Qur’an surah An-nas pada siklus I dan Siklus II, maka disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an terutama pada surah An- nas.

Gambar 2 Diagram Persentase Kemampuan Membaca Siswa

Berdasarkan diagram diatas maka penulis memaparkan sebagai berikut, Pada pra siklus ke siklus I sudah mulai ada peningkatan dalam kemampuan membaca siswa dengan menerapkan model pembelajaran direct instruction, tetapi masih terlihat ada beberapa kendala seperti RPP/Modul ajar yang digunakan belum dapat sepenuhnya dilaksanakan, kurangnya waktu guru belum efesien dalam memanfaatkan waktu, metode ajar yang digunakan oleh guru belum tepat sehingga masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya mampu untuk memahami materi yang diajarkan, ditambah lagi faktor dari siswa masih ada sebagian yang ribut (mengajak teman yang lain berbicara) sehingga menggangu konsentrasi teman yang lain dan ada juga siswa yang memang perlu bimbingan saat latihan membaca.

Penelitian pada siklus I, sudah mengalami peningkatan dalam kemampuan membaca Al-Qur’an surah An-nas, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKTP, sehingga perlu dilanjutkan perencanaan

(11)

tindakan pada siklus II dimana pada seklus tersebut peningkatan yang sangat signifikan terlihat faktor yang mempengaruhi peningkatan itu adalah karena guru mulai merubah perencanaan pada RPP/Modul yang dilakukan seperti guru sudah dapat sepenuhnya mengaplikasikan apa yang ada di dalam modul, guru sudah efesien dalam menggunkan waktu secara maksimal, metode yang digunakan juga sudah sesuai sehingga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model direct instruction dapat berlangsung dalam keadaan kondusif dan menyenangkan yang membuat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an surah An-nas menjadi meningkat pesat.

Berdasarkan dari penelitian pada siklus II, masih terdapat 1 siswa dari 17 orang di kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau yang memang tidak ada peningkatan, hal tersebut terjadi dikarenakan siswa tersebut memang tidak termotivasi dalam belajar, guru telah memberi nasehat dan bimbingan tetapi siswa tersebut hanya diam, dan setelahnya kembali keaktifitas dimana siswa hanya duduk tidak memperhatikan dan terkadang mengganggu teman yang lain. Jadi dari penjelasan diatas dapat penulis bandingkan bahwa pada pra sisklus ke siklus I sudah mulai ada peningkatan tetapi guru masih perlu merubah cara pembelajaran dan membimbing siswa dalam membaca, sedangkan pada siklus II guru sudah berhasil mengondisikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran sehingga siswa merasa senang dan tidak perlu di bimbing lagi, hanya terdapat 1 siswa yang memang masih sangat perlu dibimbing secara khusus dengan melakukan bimbingan secara mandiri. Dalam hal ini pengunanaan model pembelajaran direct instruction berhasil meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur’an Surah An-nas terutama pada siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang pisau.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran direct instruction memiliki efek positif dalam meningkatkan kemampuan membaca Surah An-Nas Al-Qur'an pada siswa kelas II SDN UPT Anjir Pulang Pisau. Terbukti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata secara keseluruhan. Pada siklus I, tercapai nilai rata-rata 73 dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 59%. Namun, terjadi peningkatan yang lebih signifikan pada siklus II, dengan nilai rata-rata mencapai 80 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 94%.

Referensi

Abdurrahman, 2012. Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta,Jakarta

(12)

Adelia Meisya dkk., 2022. Upaya guru dalam mengatasi Kesulitan siswa SD dalam membaca Al-Qur’an di yayasan Sibalul Khayr Al Ibana, (Online), https://www.neliti.com/id/ publications/448238/upaya-guru-dalam- mengatasi-kesulitan-siswa-sd-dalam-membaca-al-quran-di-yayasan), di akses 22 Juli 2023.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Dewi Purnamasari, 2017. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran. Islamic Counseling : Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam.

Fathoni Ahmad, 2023. INSTRUMEN PENELITIAN untuk PTK, (Online), https://www.academia.edu/22466443/INSTRUMEN_PENELITIAN_untu k_ptk), di akses 22 Juli 2023 Nurmawati, 2016. Evaluasi Pendidikan Islam.

Bandung: Penerbit Cita Pustaka Media.

Nana Sudjana, 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Rusman, 2018. Model-model pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru).

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sekolahku, 2019. Bagaimana Cara Menyusun PTK?, (Online), (https://www.gurusiana.id /read/marlupi/article/bagaimana-cara- menyusun-ptk-661240), di akses 22 Juli 2023

Slameto, 2015. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Subyantoro, 2019. Penelitian tindakan kelas : metode, kaidah penulisan, dan publikasi /Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum. Depok: RajaGrafindo Persada.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Gamal, 2020. Model Pembelajaran : Pengertian,ciri,jenis dan macam model, (Online), (https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam- contoh/), di akses 21 Juli 2023.

Gamal, 2022. Model Pembelajaran Langsung(Direct Instruction, (Online), (https://serupa.id/model-pembelajaran-langsung-direct-instruction/ ), di akses 21 Juli 2023

Trianto, 2015. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zainal Abidin dkk., 2021. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekert Kelas2, Jakarta Selatan : Kemdikbudristek.

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan membaca Al- Qur‟an merupakan keterampilan yang wajib dikuasai siswa sebagai harapan untuk menjadi anak soleh. Agar siswa memiliki kemampuan yang baik dan

Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana bentuk program kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an melalui

Dalam hal ini penulis telah mempelajari penelitian dengan judul “ Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa Kelas VIII antara yang berasal dari MI dan yang

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa kelas III SDIT Ukhuwah Islamiyah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan membaca Al-Qur’an mahasiswa alumni Madrasah membaca dengan baik dengan jumlah kesalahan yang tergolong rendah. 2)

Salah satu untuk mencapai tujuan diatas yaitu dengan menggunakan Metode Card Sort (mensortir kartu) untuk meningkatakn Kemampuan siswa dalam membaca Al-qur’an , yang dilakukan

Kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik diduga merupakan salah satu hal yang mendukung dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an. Pada kenyataannya di lokasi penelitian,

Upaya-upaya yang dilakukan orangtua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam membaca al-Qur‟an di desa Huta Baru adalah: memberikan pendidikan al-Qur‟an anak di rumah, memberikan