Metode Ijmâli Imam Al-
Qusyairiy dalam Tafsir Al- Qur’an
Imam Al-Qusyairiy memiliki metode tafsir ijmâli yang khas dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Metode ini
menonjolkan pendekatan mendalam dan berlapis, menggabungkan makna zahir dan batin, serta
mengutamakan kesederhanaan dan keindahan bahasa.
Dalam presentasi ini, kita akan membahas tujuh
karakteristik utama metode tafsir beliau yang memberikan wawasan unik dalam memahami Al-Qur’an.
by zukhrufatul Jannah
Karakteristik Pertama dan Kedua: Tafsir Basmalah dan Ma’rifah Bathiniyah
Tafsir Basmalah Perkata dan Huruf
Imam Al-Qusyairiy menafsirkan basmalah
secara detail, menganggapnya sebagai ayat Al- Qur’an, bukan sekadar tabaruk. Ia menolak
adanya pengulangan tanpa faedah (tikrâr) dalam Al-Qur’an, karena itu hanya layak bagi makhluk, bukan Khaliq.
Penggunaan Ma’rifah Al-Bathiniyah
Beliau menafsirkan ayat dengan makna zahir dan batin, seperti pada QS. As-Sajdah ayat 16 dan QS. Al-Anfal ayat 41. Jihad dan puasa
dipahami secara lahiriah dan batiniah, menekankan makna spiritual di balik teks.
Karakteristik Ketiga: Mengutip Pendapat Guru dalam Tafsir
Penafsiran Surat Yusuf Ayat 84
Imam Al-Qusyairiy menjelaskan kesedihan Nabi Ya’qub yang membuat matanya buta karena
menangis atas kehilangan Yusuf, berbeda dengan Nabi Daud yang menangis karena Allah dan
matanya tetap terjaga.
Peran Guru Abu al-Daqaq
Beliau menukil pendapat gurunya yang
membedakan tangisan Nabi Ya’qub dan Nabi Daud, menegaskan makna mendalam di balik ayat
tersebut.
Karakteristik Keempat: Tidak Membahas Masalah Fiqhiyah
Imam Al-Qusyairiy tidak menyantumkan pembahasan fiqhiyah seperti ahkam, qawaid, atau sanad dalam tafsirnya. Fokusnya lebih pada pemahaman sufistik dan amalan para sufi, menjadikan kitab Lathâif Al- Isyârât sebagai aplikasi dari Ar Risalah al-Qusyairiyah.
Pendekatan ini menekankan aspek spiritual dan batin dalam memahami Al-Qur’an, bukan aspek hukum formal.
Karakteristik Kelima: Tafsir Bercorak Al-Adabiy
Bahasa Menggugah Hati
Imam Al-Qusyairiy menggunakan bahasa yang indah dan singkat, tidak bertele-tele, seperti pada tafsir surat An-Nur ayat 31 tentang taubat dan menjaga kehormatan wanita muslimah.
Manhaj Istikhraj Al-Isyarah
Beliau menguraikan makna taubat secara bahasa dan batin, membagi taubat menjadi dua: taubat orang
awam dan taubat khusus, serta menegaskan bahwa taubat membawa manfaat bagi manusia, bukan Allah.
Karakteristik Keenam:
Tafsir Huruf Al-Muqatha’ah
Imam Al-Qusyairiy menegaskan bahwa makna huruf al- Muqatha’ah hanya diketahui oleh Allah. Namun, beliau
menukil berbagai pendapat, seperti huruf tersebut sebagai nama-nama Allah, nama surat, atau simbol Allah, Jibril, dan Muhammad.
Contohnya adalah penafsiran surat Al-Baqarah ayat 1 yang mengandung huruf-huruf muqattha’ah.
Karakteristik Ketujuh:
Menyisipkan Syi’ir dalam Tafsir
Contoh Surat Al-Baqarah Ayat 2
Imam Al-Qusyairiy menjelaskan makna "La Raiba Fih" sebagai isyarat keimanan dan ketenangan hati para auliyâ Allah.
Penggunaan Syi’ir
Beliau mengutip syi’ir yang menggambarkan Al-Qur’an sebagai obat ruh yang memberikan ketentraman, memperkuat makna ayat secara bahasa dan batin.
Kesimpulan dan Implikasi Metode Tafsir Imam Al-Qusyairiy
Metode Ijmâli
Menekankan makna zahir dan batin, serta kesederhanaan dalam penafsiran.
Pengaruh Sufi
Fokus pada pemahaman sufistik dan amalan para sufi tanpa
membahas fiqhiyah.
Keindahan Bahasa
Penggunaan bahasa yang menggugah hati dan
menyisipkan syi’ir untuk memperkuat makna.
Metode ini memberikan pendekatan tafsir yang mendalam dan spiritual, relevan untuk pembaca yang ingin memahami Al-Qur’an secara holistik.