• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR’AN KITAB

N/A
N/A
Idris Nur Hikmah

Academic year: 2023

Membagikan "METODOLOGI PENAFSIRAN AL-QUR’AN KITAB"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Kata Kunci: Al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ah{ka>m al-Qur'an, al-T{ari>fi>, metodologi tafsir. Al-T{ari>fi> dalam menjelaskan Al-Qur'an merupakan salah satu mufassir yang menggunakan muna>sabah siya>q7 dalam kitab tafsirnya yaitu membahas hubungan antara satu kata (tema) dengan kata lain (tema) pada ayat seperti ini, perhatikan urutan kata (siya>q).

Rumusan Masalah

Walaupun al-T{ari>fi> tergolong ulama tafsir masa kini, namun al-T{ari>fi> masih menggunakan metode klasik dalam menafsirkan Al-Qur'an. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai metodologi tafsir yang digunakan al-T{ari>fi> dalam kitab tafsirnya, sehingga selanjutnya kita dapat menemukan keunikan dari metodologi tafsir tersebut.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sumber, bentuk, corak, en tafsir metode yang digunakan oleh 'Abd al-'Azi>z ibn Marzu>q al-T{ari>fi> dalam kitab al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ah{ ka>m al-Koran>n. Untuk mengetahui keunikan metodologie penafsiran 'Abd al-'Azi>z ibn Marzu>q al-T{ari>fi> dalam kitab al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ahka>m al- Qur'a>n.

Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Karena al-T{ari>fi> merupakan ulama tafsir masa kini, maka belum banyak orang yang meneliti kitab al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ahka>m al-Qur'an, bahkan mungkin bisa dikatakan ada tidak ada.

Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

  • Metode Penelitian
  • Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Agar sampai pada pokok-pokok tafsir yang memuat gagasan, konsep dan pengertian al-T{ari>fi> sebagaimana diuraikan dalam kitab tafsir serta memperoleh data yang akurat, lengkap dan menyeluruh. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kitab yang akan menjadi objek penelitian yaitu kitab al-Tafsi>r wa al-Beya>n li Ah{ka>m al-Qur'a>n karya 'Abd al- 'Azi>z ibn Marzu >q al-T{ari>fi> yang terdiri dari 5 jilid yang menggunakan bahasa Arab dalam penyajiannya.

Sistematika Pembahasan

Pengertian Metodologi

Arti umum dari 'metode' digunakan untuk berbagai objek, baik dengan pemikiran dan penalaran, maupun dengan pekerjaan fisik. Jadi dapat dikatakan, metode merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengertian Tafsir

Dari sini dapat disimpulkan bahawa tafsir mestilah menerangkan dan menjelaskan keadaan al-Quran daripada pelbagai kandungannya kepada apa yang dikehendaki Allah mengikut kemampuan pentafsir. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan metodologi tafsir ialah “ilmu yang membahas tentang kaedah (seperangkat aturan atau kaedah) yang digunakan oleh ahli tafsir untuk menjelaskan dan menjelaskan keadaan al-Qur’an dari berbagai kandungan yang dimilikinya. .kepada apa yang Allah kehendaki mengikut kemampuan ahli tafsir.

Macam-Macam Metodologi Tafsir

Sumber Tafsir

Sumber tafsir merupakan faktor yang boleh dijadikan rujukan atau rujukan dalam memahami kandungan ayat-ayat al-Quran. Oleh itu, tidak hairanlah apabila sebahagian Sahabat menggunakan kenyataan ahli kitab sebagai sumber mentafsir al-Quran. 22.

Bentuk Tafsir

Tafsiran yang terpuji ialah tafsiran al-Quran berdasarkan ijtihad, yang jauh daripada kejahilan dan penyelewengan. Kerana tafsiran ini bergantung kepada metodologi pemahaman ayat al-Quran yang betul.

Corak Tafsir

Setelah Nabi wafat, para sahabat terus melakukan ijtihad dalam mencari hukum hukum dari Al-Qur'an. Cara tafsir filosofis adalah penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan menggunakan teori-teori filsafat. Tafsir 'Ilmi adalah gaya tafsir yang menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

خط عنترة الشواهد التفسيرية > القرى > قرية سهل بن العبد > الخبز > ري.

Metode Tafsir

Dalam sejarah perkembangan tafsir, banyak kaedah tafsir telah dikembangkan yang digunakan oleh mufassir untuk menafsirkan al-Quran. Kaedah Maud {u>'i (tematik) ialah tafsiran al-Quran dengan tema atau tajuk yang telah diputuskan. Pertama, kumpulkan ayat-ayat al-Quran yang mempunyai hala tuju dan tema yang sama, kemudian menganalisis dan membuat kesimpulan.

Kedua, membahas satu huruf Al-Qur’an dengan menghubungkan makna ayat-ayat tersebut dengan maknanya secara keseluruhan.

نأ ماكحلا ضعب نظي رافكلل ءاضرإ هنيد ضعب نع لزانت

غض فقويس دحاو تابثلا ىرخأ هعفد ةجرد لزن املكو مهطو

طغضلاودحاو

34;مهتلم ىتح" مهتياغف

Setting Historis Al-T{ari>fi>

Salah satu keajaiban Al-Qur'an adalah kesahihannya untuk setiap generasi. Di era saat ini banyak orang yang tertarik dengan masalah hukum sunnah, namun hanya sedikit orang yang tertarik dengan penafsiran ayat-ayat hukum dalam Al-Qur'an. Al-T{ari>fi> juga mengatakan bahwa hal yang paling penting untuk diketahui dari Al-Qur'an adalah mengetahui perintah, larangan dan hukum Allah.

Selain itu, katanya orang yang mengetahui hukum dalam al-Quran dan memikirkan tentang hukum tersebut.

Ciri Fisik Kitab

Metodologi Tafsir Kitab Al-Tafsi>r wa al-Bay>n li Ah{ka>m al-Qur'a>n 1. Contoh yang menunjukkan bahwa al-T{ari>fi> menggunakan sumber wahyu (al-Qur'an dan Hadits) dalam kitab-kitab tafsirnya, misalnya tafsir QS. Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam kitabnya tafsir al-T{ari>fi> juga menggunakan ra'yu yaitu analisis kebahasaan, meskipun tidak dominan seperti sumber pertama yaitu wahyu berupa Al-Qur'an dan hadits. .

Dit is die belangrikste tafsir yang digunakan al-T{ari>fi>, maka kitab al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ah{ka>m al-Qur'a>n dapat dikategorikan dalam tafsir bi al- ma' do>r.

Menurut banyak ulama, Surat Al-Nisa>' diturunkan setelah Surat A>li Imra>n.19 Allah menurunkan Surat Al-Nisa>' yang memuat rincian hukum-hukum syariat dan hukum-hukum khusus mengenai wanita, misalnya. seperti perkawinan, hak mahar, nafkah, sandang, ketentuan waris, hukuman maksiat, larangan maksiat, penafsiran mahram dan siapa yang halal bagi mereka, dan Allah menjelaskan banyak hukum syariat didalamnya; seperti jihad, shalat khauf dll.20 Allah berfirman dalam QS. Makna al-qunut pada ayat ini adalah lamanya sujud, damai dan khusyu>' di dalamnya; sebagaimana dikatakan Muja>hid, beliau mengatakan: lafadz “uqnuti” yang artinya memperpanjang stagnasi. Yang dimaksud dengan ketaatan, dan inilah yang dikatakan Imam Qa>tadah dan lain-lain.25. Salat Bani Israil meliputi ruku>' dan sujud, namun salat ini konon berbeda dengan salat Muslim dalam hal jumlah rakaat, salat, dan waktunya.

Beberapa di antara mereka berkata: Allah memerintahkannya untuk ruku’ bersama orang-orang yang ruku’.

فْٓ ِةو ٰ

ل َّ صلآْى َ

Menjaga Kesucian

Dalam kitab Musnad, dan Abu Dawud, dari hadis al-Muha>jir Ibn Qunfudh, bahawa Muha>jir memberi salam kepada Nabi SAW, dan Nabi dalam keadaan najis (selepas buang air kecil), maka utusan itu tidak menjawab. kepada salam sehingga dia berwuduk. Ahmad) Dan di dalam kitab Al-Bukha>ri> dan Muslim>m, sebuah hadis dari Abi> al-Juhaim, berkata: "Rasulullah datang dari arah sungai Jamal, lalu bertemu dengan seorang lelaki Rasulullah lalu memberi salam kepadanya, maka Rasulullah tidak menjawab salam itu, sehingga dia melihat ke dinding lalu mengusap muka dan kedua tangannya, lalu menjawab salam itu.

Membaca bismilla>h

Imam Ah{mad mengatakan bahwa hadits tentang kewajiban membaca bismillah>h termasuk hadits ma'lu>l, bahkan ada pula yang mengatakan bahwa hadits tersebut tidak ada sunnahnya sama sekali”. Kemudian Imam Rabi'ah mengemukakan pendapat yang mengingkari batalnya wudhu tanpa membaca bismillah>h dalam hadits, seperti kurang niat. Sebagaimana halnya orang yang mandi dan berwudhu, maka ia tidak berwudhu untuk shalat dan tidak berniat berwudhu untuk jinaba.

Ini sama seperti firman Allah swt dalam ayat sembelihan: “Dan janganlah kamu memakan binatang sembelihan tanpa menyebut nama Allah” (QS. Al-An’am: 121), menurut pendapat ramai ulama.”

Muwalah dalam wudlu

Ada yang memberi keringanan secara tata>bu' dan ada pula yang tidak mewajibkannya seperti 'At{a>' dan sebahagian ahli ra'yi. Oleh itu, tidaklah wajar diambil dari kata-kata mereka dengan kata-kata yang panjang-panjang, seperti sampai kiamat, tetapi perpisahan itu dekat dengan waktunya, sebagaimana antara rumah dan masjid, di mana ada azan, dia mendengar doa itu. , dan ada kewajipan menunaikan solat. Jika seseorang mencuci di rumah, tetapi belum sempurna, kemudian dia melakukannya di masjid, maka tidak mengapa.”43 3.2.

Beberapa persoalan yang dibincangkan oleh al-T{ari>fi> mengenai ayat ini ialah mengenai kewajipan solat dan zakat, keutamaan solat daripada zakat, dan kewajipan berdiri atas orang yang melakukannya.mampu.

-Ah{za>b: 33, al-T{ari>fi> menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah memberikan petunjuk tentang kewajiban wanita mengeluarkan zakat. Kemudian al-T{ari>fi> menjelaskan bahwa shalat lebih utama dari zakat karena baik dalam Al-Qur'an maupun Sunnah perintah shalat lebih penting daripada zakat. Al-T{ari>fi> menjelaskan bahwa shalat dan zakat merupakan ibadah yang wajib karena termasuk dalam rukun Islam.

Walaupun al-T{ari>fi> dalam kitab tersebut tidak menyebut semua huruf dan ayat dalam al-Quran.

لا َم َج

Keunikan Metodologi Tafsir

Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, sumber tafsir yang digunakan oleh al-T{ari>fi> dalam karya tafsirnya merangkumi dua sumber iaitu wahyu (Al-Qur'an dan Sunnah) dan juga ra'yu (akal). Selain menggunakan al-Quran, Al-T{ari>fi> juga menggunakan hadis sebagai sumber tafsir. Selain menggunakan al-Quran dan hadis al-T{ari>fi> juga menggunakan pendapat para Sahabat dan Tabi'in sebagai sumber tafsir.

Kemudian dilihat dari cara penyajiannya, kitab tafsir al-T{ari>fi> ini menggunakan metode tah{li>li>.

Relevansi Metodologi Tafsir

Jadi, walaupun anda tidak membaca semuanya, pembaca akan tahu apakah masalah yang dibincangkan oleh al-T{ari>fi dalam ayat yang ditafsirkan dalam bukunya. Pertama, al-T{ari>fi> dalam menafsirkan al-Quran menggunakan dua sumber iaitu Naqli dan 'Aqli. Abd al-Azi>z ibn Marzu>k al-T{ari>fi> adalah salah satu kitab tafsir.

Maka dari sinilah metodologi penafsiran al-T{ari>fi> ini dianggap relevan jika digunakan untuk menafsirkan Al-Qur'an.

Saran

Kedua, dari uraian kelebihan dan kekurangan metodologi tafsir kitab al-Tafsi>r wa al-Baya>n li Ah{ka>m al-Qur'a>n, terlihat beberapa kelebihan dan hal yang menarik. aspek metodologi penafsiran kitab dapat dilihat. Keistimewaan tersebut antara lain masuk dalam kategori tafsir al'-'a>s{il karena menggunakan sejarah shahih, tidak menggunakan maud{u>', dan tidak mencantumkan kisah Israilliyat dalam tafsirnya. Sisi menarik dari metodologi penafsiran kitab ini adalah bahwa al-T{ari>fi> dalam kitab tersebut menekankan pada muna>sabah siya>q, yaitu menghubungkan tema-tema tertentu dengan tema-tema lain yang masih mempunyai makna yang sama dengan ayat yang dibicarakan.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang ulama sufi Nasruddin Khasr mengatakan bahwa penafsiran nas al- Qur’ an yang hanya melihat lahirnya, merupakan badan atau pakaian akidah sehingga diperlukan

Mufasir membandingkan penafsiran ulama tafsir, baik ulama salaf maupun ulama khalaf, dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, baik yang bersifat manqul (al- tafsir

\ Dalam menafsirkan Al-Qur‟an dan memahaminya dengan sempurna, bahkan untuk menterjemahkannya diperlukan ilmu-ilmu Al- Qur‟an karena dengan ilmu-ilmu Al-Qur‟an

Al-Qur`an surat Al-Ma’ârij ayat 4 beserta tafsir-tafsirnya (dengan membandingan Tafsir al-Maraghi, al- Azhar dan al-Misbah) menjelaskan konsep kecepatan waktu dalam

a) Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur`an adalah sesuatu yang terkandung dalam al- Qur`an itu sendiri yaitu susunan prosanya yang asing dan

tidak mengandung hadits palsu, menyingkap ke- indahan bahasa, mempersatukan antara teori ilmiah yang berkembang saat ini dengan al-Qur‟an, sumber penafsirannya berbentuk

Digunakan metode tafsir moqarran dapat dilihat dari banyaknya perbandingan pendapat ulama dalam menafsirkan ayat-ayat al- Qur‟an, terutama dalam membahas tetntang hukum fiqh al-Rāzi

xi ABSTRAK Nama : Rosa Lestari NIM : 217410732 Konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Judul Tesis : Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al- Qur`an Studi Analisis Surat