• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)MISTISISME DALAM TRADISI PERTUQ PADA MASYARAKAT SASAK, LOMBOK (Studi Kasus di Desa Giri Sasak Kec. Kuripan Kab.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)MISTISISME DALAM TRADISI PERTUQ PADA MASYARAKAT SASAK, LOMBOK (Studi Kasus di Desa Giri Sasak Kec. Kuripan Kab."

Copied!
187
0
0

Teks penuh

Tesis ini juga merumuskan bahawa kepercayaan dan niat untuk melaksanakan tradisi dan ritual yang berlandaskan syariat Islam itulah yang mendorong masyarakat Kampung Giri Sasak untuk melaksanakan tradisi pertuq. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan cepat yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kedua, telah dituliskan makalah penelitian yang bersumber dari majalah nasional dengan judul “Beberapa Nilai Budaya dalam Perilaku Komunikasi Sundances”. 4 Dasrun Hidayat, Hanny Hafiar, “Nilai-nilai budaya Someah dalam perilaku komunikasi Sundances”, Jurnal Ilmu Komunikasi 7,.

Kerangka Teori

18 Yermia Djefri Manafe, “Komunikasi Ritual dalam Budaya Pertanian Atoni Pah Meto di Timor Timur-Nusa Tenggara”, Jurnal Komunikasi 1, no. 20 Yermia Djefri Manafe, “Komunikasi Ritual dalam Budaya Pertanian Atoni Pah Meto di Timor Timur-Nusa Tenggara”, Jurnal Komunikasi 1, no.

Metode Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data a) Wawancara
  • Sumber Data
  • Analisis Data
  • Uji Keabsahan Data

Beberapa tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di desa Giri Sasak (minimal 3 orang) dan beberapa warga masyarakat Giri Sasak yang ikut serta dalam melakukan ritual tradisi Pertuq (minimal 6 sampai 10 orang). Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti di Desa Giri Sasak mengamati dan memperhatikan praktik-praktik dari tradisi agama dan kepercayaan.

Sistematika Pembahasan

  • Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
    • Lembaga Formal
    • Lembaga Non Formal

Desa Giri Sasak merupakan desa perluasan dari Desa Kuripan Selatan pada tahun 2010, dengan luas wilayah 360 ha. Namun yang menjadi kontroversi saat itu adalah siapa yang akan menduduki jabatan Kepala Desa Giri Sasak. Dari luas Desa Giri Sasak yang seluas 320.365 Ha, sesuai dengan peruntukan/peruntukan lahan yaitu: lahan pertanian/sawah seluas 0,124.

Desa Giri Sasak merupakan salah satu desa wisata terpilih di Lombok Barat dan telah mendapat surat keputusan bupati pada tahun 2020. Hal tersebut juga membantah anggapan sebagian masyarakat bahwa nenek moyang masyarakat di Desa Giri Sasak beragama Hindu-Buddha. Hal ini juga senada dengan yang diungkapkan oleh salah satu tokoh adat dan tokoh masyarakat desa Giri Sasak yaitu Amaq Mustakim, beliau menyampaikan sebagai berikut :.

Dalam penuturannya dijelaskan bahwa nenek moyang masyarakat desa Giri Sasak semuanya beragama Islam dan tidak ada yang menganut agama selain Islam. Sebagian warga Desa Giri Sasak meyakini bahwa ritual atau tradisi pertuq ini merupakan salah satu pengobatan tradisional suku Sasak yang saat ini hampir punah atau ditinggalkan.

Kepercayaan/Keyakinan, dan Sosio-Kultural yang Mendorong Warga Masyarakat di Desa Giri Sasak dalam

Tradisi pertuq ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan bahwa arwah orang yang telah meninggal akan kembali ke rumahnya selama hidup di dunia sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Hikayat yang berisi syair-syair yang sering dibacakan di kediaman orang tersebut pada malam kesembilan menjadi yang meninggal.the. Sepengetahuan saya budaya, adat istiadat, ritual dan keyakinan Islamlah yang mendorong masyarakat di Desa Giri Sasak untuk melakukan ritual atau tradisi pertuq ini, misalnya di akhir ritual pertuq ini orang yang ditemui tadi. akan disuruh membacakan surat al-Fatihah kepada orang tersebut dan dipresentasikan “menemukannya dan itu merupakan wujud rasa cinta dari orang-orang yang masih hidup di dunia kepada orang-orang yang telah meninggal” 48. Khusus Lombok Barat masih ada sebagian yang beriman bahwa orang yang sudah meninggal masih bisa mengganggu bahkan menjenguk orang yang masih hidup di dunia (nyapa'), dan kepercayaan ini masih ada dalam masyarakat dan praktik.

Pertuq” yaitu dengan menyebut nama orang yang meninggal sambil memegang cadar orang yang “bertemu” lalu orang yang ditemuinya. Sebagian masyarakat setempat masih percaya bahwa orang yang sudah meninggal masih mampu menimbulkan gangguan bagi orang yang masih hidup. yaitu dengan ciri-ciri tertentu, misalnya ada orang yang mengaku sakit kepala, sakit perut, dan lain-lain. Maka dilakukanlah ritual dan dibacakan bacaan-bacaan tertentu (seperti disebutkan sebelumnya) agar yang “bertemu” tidak mengalami gejala seperti sakit perut. pegal, sakit kepala dan sebagainya tidak terasa.

Media atau perantara untuk menyembuhkan orang yang “bertemu” tersebut adalah dengan menggunakan dahi orang yang “Katemuq” itu sendiri dan langsung dengan membacakan beberapa bacaan Al-Qur’an untuk orang yang telah meninggal (Penemuq). Sebagian warga desa Giri Sasak meyakini bahwa upacara adat pertuq merupakan salah satu obat tradisional suku Sasak (Sasak oat) yang berfungsi untuk mendatangkan kesembuhan bagi orang yang diganggu atau diajak bicara oleh roh orang yang meninggal, dan sebagai bentuk penyembuhan. ... .cinta dan kepedulian mereka terhadap roh-roh ini.

Pemaknaan Pendukung dan Penentang terhadap Komunikasi Mistik yang Berlangsung dalam Tradisi

Berbeda dengan Amaq Mustakim, ia berpendapat bahwa tradisi ritual pertuq merupakan salah satu metode penyembuhan tradisional Sasak yang umum. Artinya: Pertuq merupakan obat tradisional suku Sasak yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu kala. Pertuq ini sudah diwariskan oleh nenek moyang kita sejak dahulu dan biasa digunakan sebagai metode pengobatan masyarakat sekitar sebelum masyarakat mengetahui pengobatan medis (dokter) seperti saat ini).50.

Artinya: “Pertuq adalah obat tradisional masyarakat Sasak yang sering digunakan oleh nenek moyang kita. Pertuq ini digunakan sebagai suatu keadaan atau sebab atau cara pengobatan bagi orang yang diganggu oleh orang yang sudah meninggal, kemudian dibacakan surah al- Fatihah roh atau makhluk halus yang mengganggu (penemunya)”). 51. Artinya : “Pertuq ini merupakan warisan nenek moyang kita dahulu kala, pertuq ini digunakan sebagai cara pengobatan terhadap orang yang terkena roh halus atau makhluk halus yang telah meninggal (penemunya)”). 52. Pertuq adalah salah satu tradisi Desa Giri Sasak yang merupakan warisan nenek moyang kita dahulu kala.

“Kepercayaan terhadap pertuq ini (artinya kepercayaan bahwa orang yang sudah meninggal mampu mencelakakan orang yang masih hidup di dunia) adalah kepercayaan yang mengandung tahayul dan tahayul yang tidak berasal dari agama Islam dan bertentangan dengan syariat Islam. " 55. Kepercayaan terhadap pertuq (artinya keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal mampu mencelakakan orang yang masih hidup di dunia) adalah keyakinan yang salah, hanya keyakinan yang tidak masuk akal dan tidak ada dasarnya di luar agama Islam”56 .

PEMBAHASAN

Analisis Kepercayaan/Keyakinan, dan Sosio-Kultural yang Mendorong Warga Masyarakat di Desa Giri Sasak

Menurut kepercayaan masyarakat setempat di desa Giri Sasak, tradisi atau ritual pertuq ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan bahwa. Budaya, tradisi dan ritual serta kepercayaan Islam inilah yang mendorong warga desa Giri Sasak untuk melakukan ritual atau tradisi pertuq ini. Misalnya pada akhir ritual pertuq ini, orang yang ditemui sebelumnya akan diminta untuk memberikan surat Al-Fatihah kepada penemunya dan hal ini merupakan bentuk rasa sayang orang yang masih hidup di dunia kepada orang yang sudah meninggal, sebagai ini adalah salah satu tahap akhir dari ritual pertuq. 71 Dalam hal ini, hal yang mendorong dilakukannya tradisi pertuq adalah adanya kepercayaan bahwa roh orang yang telah meninggal masih dapat kembali ke dunia dan menimbulkan kerugian bagi orang yang masih hidup di dunia, serta tujuan dari proses ritual pertuq dimaksudkan untuk mengobati orang yang ditemui karena diganggu oleh penemunya.

Ritual pertuq ini merupakan tradisi yang dilestarikan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Giri Sasak Kec. Dan masyarakat juga percaya bahwa orang tersebut sedang diganggu oleh arwah orang yang meninggal, sehingga ia akan diutus kepada beberapa orang (master pertuk) yang diyakini mampu menjadi mediator untuk menyembuhkan orang yang “ditemui” sebelumnya. Lombok Barat meyakini bahwa makhluk halus atau makhluk halus yang telah meninggal dunia menabrak dan/atau masuk atau merasuki dan mengganggu atau menimbulkan kerugian pada orang-orang yang masih hidup di dunia yang mereka yakini.

Konsep nafi' dan itsbat dalam tasawuf dapat dilihat pada praktik tradisi atau ritual pertuq. Sasak, dalam tradisi atau ritual pertuq, yang membenturkan atau menembus atau menempel pada roh atau jiwa orang yang masih hidup, adalah hantu atau makhluk halus yang bersifat “jahat” karena menimbulkan kesakitan atau celaka bagi orang tersebut. yang ditemui dan dalam konsep tasawuf inilah yang dikatakan sebagai proses Hulul itu sendiri.

Analisis Pemaknaan Pendukung dan Penentang terhadap Komunikasi Mistik yang Berlangsung dalam Tradisi

Pertuq ini secara sederhana merupakan budaya atau tradisi yang diwariskan secara turun temurun dan berakar pada masyarakat desa Giri Sasak………..77. Pendapat lain mengenai tradisi ritual pertuq diungkapkan oleh salah satu tokoh di Desa Giri Sasak yaitu Amaq Mustakim. Menurutnya, tradisi ritual pertuq merupakan salah satu cara penyembuhan tradisional suku Sasak yang biasa dilakukan para leluhur di bekas kampung Giri Sasak, sebelum dikenalkan dengan pengobatan atau berobat ke dokter.

Jadi, dalam pandangan Amaq Mustakim, pertuq ini telah digunakan sebagai metode penyembuhan tradisional suku Sasak khususnya di Desa Giri Sasak sejak zaman dahulu yang diprakarsai oleh nenek moyang masyarakat Desa Giri Sasak di Kec. Pertuq merupakan salah satu tradisi di Desa Giri Sasak yang merupakan warisan nenek moyang kita dahulu kala……”82. Dalam pandangan Ustadz Kamarudin, pertuq ini merupakan salah satu tradisi dan peninggalan nenek moyang masyarakat Desa Giri Sasak yang semuanya beragama Islam atau beragama Islam.

Kamarudin menjelaskan, pertuq ini merupakan salah satu tradisi di Desa Giri Sasak yang diwarisi dari nenek moyang masyarakat setempat yang semuanya beragama Islam. Agus Muliadi, salah satu pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Sabilal Muhtadin ila Darissalam di desa Giri Sasak.

PENUTUP

Kritik dan Saran

Mujaffar Abidin (Kepala Desa Giri Sasak). Tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di Desa Giri Sasak). Wawancara dengan Ustadz Kamarudin dan tokoh agama dan masyarakat lainnya di desa Giri Sasak, kecamatan. Wawancara Inaq Saknah dan Amaq Amsah (Tukang Pertuq dan Tokoh Agama di Desa Giri Sasak Kec.

Amaq Mustakim (tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di Desa Giri Sasak Kecamatan Kuripan. Dulu ada sebagian warga Desa Giri Sasak yang hanya menggunakan 3 kali telu/salat, tapi alhamdulillah. 86 Al-Ustadz H Mujaffar Abidin , Desa Giri Sasak, September 2021. Kini sudah tidak ada lagi masyarakat Desa Giri Sasak yang mengamalkan waktu telu).

Amaq Mustakim mengatakan tentang pentingnya sebagian masyarakat mengenai ritual atau tradisi pertuq di Desa Giri Sasak yaitu sebagai berikut: “Pertuq ne oat Sasak, sak diwariskan secara turun temurun warisan langan papuq baloqt laeq. Ustadz Kamarudin mengatakan sebagai berikut: “Pertuq merupakan tradisi di Desa Giri Sasak yang merupakan warisan nenek moyang kami.

Referensi

Dokumen terkait

Pada skripsi ini penulis meneliti tradisi ngemblok di Desa Tegaldowo yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini dan janda muda  yang merupakan tradisi turun-temurun

Pemahaman Masyarakat Tentang Tradisi Penyerahan Perabot Rumah Tangga dalam Perkawinan di Desa Karduluk Pragaan Sumenep... Analisis

Demikian pula, tradisi Ompangan Tengka Wali>mat al-‘Urs yang ada di Desa Karduluk merupakan kebiasaan yang sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat, bahkan mereka

Sesuai dengan masalah diatas maka pelaksanaan pengentasan kemiskinan. di Desa Tabulo belum maksimal, dengan demikian saya tertarik

Setelah penulis melakukan penelitian dan pembahasan tentang bagaimana sebenarnya pandangan Hukum Islam terhadap tradisi manyarang hari di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan

Pada dasarnya segala sesuatu itu mempunyai pengaruh tertentu, demikian halnya tradisi ritual Sumber Simbar Joyo Dodo yang dilakukan oleh warga desa Jimbaran khusunya, dan selain

Berpijak pada permasalahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui mengenai bagaimana proses tradisi sebambangan dan pandangan tokoh adat sebagai orang yang

Dalam pandangan masyarakat, pada umumnya di Bendosari bahwa tradisi Bubakan dalam perkawinan tetap bisa untuk dilestarikan dan dipertahankan, disebabkan karena tradisi