• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI

N/A
N/A
Wanda Nur Hamidah

Academic year: 2023

Membagikan "MODEL – MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI

Makalah ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model-model Pembelajaran

Dosen Pengampu : Anis Setiyanti, M.Pd.

Disusun Oleh:

Aura shafana 20210510500019

Syifa Azira 20210510600018

Wanda Nur Hamidah 20210510600004

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2023 M / 1445 H

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “Model – model Pembelajaran Berdasarkan Teori” guna memenuhi tugas Mata Kuliah Model-model Pembelajaran.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu saya haturkan untuk junjungan nabi agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu Kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini kedepannya. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bemanfaat bagi para pembaca

Jakarta, 02 November 2023

Kelompok 7

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Model Pembelajaran Interaksi Sosial ... 3

B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi ... 4

C. Model Pembelajaran Personal ... 6

D. Model pembelajaran Modifikasi Tingkah Laku ... 7

BAB III PENUTUP ... 9

Kesimpulan ... 9 DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya dikelola dengan baik karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam pendidikan. Sejalan dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa pembelajaran adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”1.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.”.

Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51), menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas2.

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

1 S sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010).

2 Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007).

(5)

2

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik pembelajaran3. (buku model pembelajaran)

Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi dari sifat dan materi yang akan diajarakan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peseta didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan (sintaks) oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsung di antara pembukaan dan penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berhasil4.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut : 1. Apa itu Model Pembelajaran Interaksi Sosil?

2. Apa itu Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi?

3. Apa itu Model Pembelajaran Personal?

4. Apa itu Model Pembelajaran Modifikasi Tingkah Laku?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Interaksi Sosil.

2. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi.

3. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Personal.

4. Untuk Mengetahui Model Pembelajaran Modifikasi Tingkah Laku

3 Hj Helmiati and M Ag, MODEL PEMBELAJARAN <www.aswajapressindo.co.id>.

4 Martin Garry and Pear Joseph, ‘Modifikasi Perilaku Makna Dan Penerapannya’, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2015, 381.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajaran Interaksi Sosial

Model interaksi sosial adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada terbentuknya hubungan antara peserta diklat yang satu dengan yang lainnya. Model ini beranjak dari paradigma bahwa individu tidak mungkin bisa membebaskan dirinya dari interaksi dengan orang lain. Dalam konteks yang lebih luas, hubungan itu mengarah pada hubungan individu dengan masyarakat. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dapat menjadi wahana untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi secara ekstensif dengan masyarakat, mengembangkan sikap dan perilaku demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar peserta didik.

Model interaksi sosial didasarkan pada dua hipotesis pokok, yaitu; (1) Masalah-masalah sosial dapat diredam dan dipecahkan melalui musyawarah bersama melalui proses-proses sosial yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat; (2) Proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan dalam upaya perbaikan sistem kehidupan sosial masyarakat secara terarah dan berkesinambungan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Model Pembelajaran Interaksi Sosial Selama model pembelajaran Interaksi Sosial diterapkan, proses interaksi akan muncul dan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Beberapa factor tersebut meliputi;

(1) Faktor Imitasi, merupakan aktifitas meniru individu terhadap gaya hidup orang lain yang diamatinya ketika menghadapi situasi dan keadaan tertentu;

(2) Faktor Sugesti, merupakan penilaian berdasarkan sudut pandang atau sikap individu yang berasal dari individu itu sendiri namun diterima oleh orang lain.

Factor ini serupa dengan proses yang terjadi pada factor imitasi, namun letak perbedaannya pada titik tolaknya yaitu si penerima (orang lain) mengalami kondisi emosi yang serupa, akibatnya kemampuan rasionalnya menjadi terhambat;

(3) Faktor Identifikasi, merupakan kecenderungan individu secara sadar maupun tidak sadar untuk menjadi serupa dengan orang lain;

(7)

4

(4) Faktor Simpati, merupakan suatu proses individu yang tertarik pada pihak lain.

Meskipun factor simpati berupa keinginan individu untuk memahami dan bertindak kooperatif dengan orang lain, tapi sebenarnya peran vital dalam faktor ini adalah lebih condong pada perasaan individu tersebut5.

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:

1) Kerja Kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skills dalam bidang akademik.

2) Pertemuan Kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenal diri sendiri dan rasa tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.

3) Pemecahan Masalah Sosial atau Sosial Inquiry, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis

4) Bermain Peranan, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepafda peserta didik menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.

5) Simulasi Sosial, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.

B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi

Model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannnya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimulasi dari lingkungan : mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol verbal dan visual6.

Model pembelajaran pemrosesan informasi mencakup beberapa fase, meliputi:

1. Motivasi: Fase ini melibatkan proses pendekatan dan penjelasan tentang topik yang akan dibelajar

5 Muhammad Mushfi El and Iq Bali, ‘MODEL INTERAKSI SOSIAL DALAM MENGELABORASI KETERAMPILAN SOSIAL’, Jurnal Pedagogik, 04.02 (2017).

6 ‘Model Pembelajaran Berdasarkan Teori’.

(8)

5

2. Pemahaman: Fase ini melibatkan proses pemahaman dan penyimpanan informasi yang diperlukan untuk topik yang akan dibelajar

3. Pemerolehan: Fase ini melibatkan proses pemerolehan informasi dengan menggunakan sumber daya belajar yang ada

4. Penahanan: Fase ini melibatkan proses penahanan informasi yang telah dipelajari sebelumnya

5. Ingatan kembali: Fase ini melibatkan proses pemindaiinan dan pemeliharan informasi yang telah dipelajari sebelumnya

6. Generalisasi: Fase ini melibatkan proses pengembangan kemampuan untuk menerapkan pemahaman yang telah dipelajari dalam konteks yang berbeda

7. Perlakuan: Fase ini melibatkan proses penerapan pemahaman yang telah dipelajari dalam konteks yang berbeda

8. Umpan balik: Fase ini melibatkan proses pengumpulan umpan balik dan penilaian tentang pembelajaran yang telah dilakukan7. Model Proses Informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran diantaranya:

1) Mengajar Induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk teori.

2) Latihan Inquiry, yaitu untuk memcari dan menemukan informasi yang memang diperlukan.

3) Inquiry Keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan diharapkan akan memperoleh pengalaman dalam domain – domain disiplin ilmu lainnya.

4) Pembentukan Konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif, mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.

5) Model Pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama logis, aspek sosial dan moral.

7 Khotijah Septiani, Trianto Agus, and Utomo Padi, ‘JURNAL PENERAPAN MODEL PEMROSES INFORMASI PADA PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA SMP NEGERI 02 BENGKULU UTARA’.

(9)

6

6) Advanced Organizer Model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara bermakna8.

C.Model Pembelajaran Personal

Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu dan perkembangan kelakuan. Tokoh humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R.Rogers,C.Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya, baik emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai gerakan memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong, bukan menahan sensitifitas siswa terhadap perasaannya. Implikasi teori humanistik dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan;

b. Tingkah laku yang ada , dapat dilaksanakan sekarang (learning to do);

c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri;

d. Sebagian besar tingkah laku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri;

e. Mengajar adalah bukan hal penting , tapi belajar siswa adalah sangat penting (learn how to learn);

f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap;

Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut :

1) Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman dan konsep diri);

2) Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau kepedulian siswa;

8 ‘Model Pembelajaran Berdasarkan Teori’.

(10)

7

3) Sintetik, untuk mengembangkan kreatifitas pribadi dan memecahkan masalah secara kreatif;

4) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes9.

Menurut Rogers (1986) ada lima fase dalam model pembelajaran personal, yaitu :

1. Mengartikan situasi yang sudah ada, yaitu guru memberikan motivasi agar siswa bebas berekpresi

2. Mengembangkan wawasan, siswa mendiskusikan masalah dan guru memotivasi dan membantu penyelesaian masalah siswa

3. Mengeksplorasi Masalah, siswa dimotivasi untuk mendifinisikan masalah yang dihadapi. Guru menerima dan mengklarifikasi ide siswa

4. Merencanakan dan membuat keputusan, guru mengklarifikasi berbagai kemungkinan keputusan yang diambil siswa. Siswa merencanakan tindakan awal sesuai dengan keputusan yang diambil

5. Mengintegrasikan, siswa menambah pengetahuan yang lebih baik dan mengembangkan beberapa tindakan yang positif. Guru memberikan motivasi10.

D.Model pembelajaran Modifikasi Tingkah Laku

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).

Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.

Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini , yaitu : 1) Fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI)

Fase mesin pembelajaran merupakan pembelajaran yang memanfaatkan dua macam penerapan yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assited Instruction) dan pembelajaran berbasis

9 Maslow Abraham and others, Model Pembelajaran Berbasis Teori, 1962.

10 Rogers, ‘Model Pengajaran Personal’, 1986.

(11)

8

komputer (Computer Based Instruction). Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung seperti penggunaan multimedia, alat bantu dalam presentasi ataupun demonstrasi atau juga sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. CBI adalah sistem komputer yang berfungsi dalam menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada peserta didik dengan cara peserta didik berinteraksi langsung dengan materi pelajaran yang sudah diprogramkan kedalam sistem computer.

2) Penggunaan media

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti berantara atau pengantar. Media adalah sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima agar penerima mempunyai motivasi untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan, sedangkan bentuknya berupa bentuk cetak dan non cetak.

3) Pengajaran berprograma (linear dan branching)

Pengajara berprograma juga disebut dengan metode Programed Instruction dengan menerapkan prinsip operant condtioning bagi belajar peserta didik di sekolah. Pengajaran ini dilakukan secara langsung sepertu pengajaran diri sendiri dengan menunjukkan suatu topik yang disusun secara cermat untuk dipelajari dan juga dikerjakan oleh peserta didik, dimana tiap-tiap pekerjaan peserta didik diberikan feedback (umpan balik) secara langsung

4) Operant conditioning dan operant reinforcement

Operant conditioning adalah suatu bentuk pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah respon yang meningkat frekuensinya karena adanya sebuah pengutan. Dalam proses pembelajaran, reward atau reinforcer menjadi faktor yang utama dalam teori ini. Hal ini disebabkan perangsang itu memperkuat respon yang dilakukan. Penggunaan konsekuensi yang menyenangkan atau pun tidak untuk mengubah perilaku disebut dengan pengkondisian operan11.

11 ‘Model Pembelajaran Berdasarkan Teori’.

(12)

9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dapat di simpulkan dari materi diatas bahwa model pembelajaran bedasarkan teori dapat disajikan dalam beberapa teori seperti Interaksi Sosial yang dimana teori tersebut membahas tentang suatu model pembelajaran yang menekankan pada terbentuknya hubungan antara peserta diklat yang satu dengan yang lainnya.model ini beranjak dari paradigma bahwa individu tidak mungkin bisa membebaskan dirinya dari interaksi dengan orang lain.adapun teori Pembelajaran Pemrosesan Informasi yang membahas tentang model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannnya.adapun teori Model Pembelajaran Personal yang membahas tentang model ini bertitik tolak dari teori Humanistik yaitu berorientasi terhadap pengembangan diri individu dan perkembangan kelakuan.dan yang terakhir teori Model pembelajaran Modifikasi Tingkah Laku yang dimana model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement).

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

El, Muhammad Mushfi, and Iq Bali, ‘MODEL INTERAKSI SOSIAL DALAM MENGELABORASI KETERAMPILAN SOSIAL’, Jurnal Pedagogik, 04.02 (2017)

Helmiati, Hj, and M Ag, MODEL PEMBELAJARAN

<www.aswajapressindo.co.id>

Khotijah Septiani, Trianto Agus, and Utomo Padi, ‘JURNAL PENERAPAN MODEL PEMROSES INFORMASI PADA PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA SMP NEGERI 02 BENGKULU UTARA’

Martin Garry, and Pear Joseph, ‘Modifikasi Perilaku Makna Dan Penerapannya’, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2015, 381

Maslow Abraham, Rogers R, Buhler C, and Comb Arthur, Model Pembelajaran Berbasis Teori, 1962

‘Model Pembelajaran Berdasarkan Teori’

Rogers, ‘Model Pengajaran Personal’, 1986

S sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010)

Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang sudah disajikan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada materi

Isi menunjukkan sikap dan kepedulian terhadap pencemaran lingkungan Isi disajikan dengan bahasa yang baik Penutup memberi kesimpulan terhadap masalah. Penutup disajikan

Penilaian aspek penjajian dilihat dari beberapa yaitu dinilai dari aspek sistematika penyajian dalam setiap bab atas (memiliki pendahuluan, isi dan penutup), materi yang disajikan

Berdasarkan teori gaya kepemimpinan situasional dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan situasional adalah pola

Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah

Berdasarkan teori-teori diatas, dapat simpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk mengevaluasi prestasi yang telah dicapai perusahaan

PENUTUP KESIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, Keberadaan Peternakan Ayam Broiler Terhadap Kesehatan lingkungan Masyarakat di Aia Dingin

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa ,filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses kehidupan dan alternatif proses Pendidikan dalam pembentukan watak