i [Type a quote from the document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document.
Use the Drawing Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.]
MODUL 1 KEPERAWATAN DASAR II
Di Susun Oleh Team
AKADEMI KEPERWATAN GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI
i MODUL
PEMBELAJARAN KEPERAWATAN
DASAR I
Nomor : GSH/LSPMI/ FM 06.01
Tanggal Terbit : 25/11/2016 No. Revisi : -
Halaman : 1 dari 1
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES
PENANGGUNG JAWAB
TANG GAL
NAMA JABATAN TANDA
TANGAN 1. PERUMUSAN KRISTIANA PUJI P , S.Kp., M.Kes. DOSEN PENGAMPU
2. PEMERIKSAAN DWI INDRIASTUTI, S.Kep. KOORDINATOR MATA KULIAH 3. PERSETUJUAN SRI HANDAYANI, S.Kep., Ns.,
M.Kes. PEMBANTU DIREKTUR I
4. PENETAPAN KRISTIANA PUJI PURWANDARI,
S.Kp., M.Kes. DIREKTUR
5. PENGENDALIAN SUSANA NURTANTI, S.Kep., Ns.,
M.Kes. KETUA LSPMI
ii
MODUL I
KEPERAWATAN DASAR II
Penyusun :
TEAM
AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI
iii
BIODATA MAHASISWA
NAMA : ………...
NIM :………...
ALAMAT : ………...
NO TELP : ………...
AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA
WONOGIRI
PAS FOTO
iv
VISI
Menjadi Program Studi Penghasil Tenaga Perawat Vokasi Yang Profesional Di Era Global Dan Unggul Dalam Bidang Keahlian Keperawatan Dasar Di Tahun 2020
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan D3 Keperawatan dengan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi,
2. Melaksanakan penelitian di bidang keperawatan dengan mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan,
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan yang terus menerus sebagai upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat yang optimal
4.
Mengembangkan sumber daya, sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya suasana akademik yang kondusifii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin` , segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga buku Modul praktikum Kebutuhan Dasar Manusia ini dapat diterbitkan sebagai alat untuk membantu mahasiswa Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri dalam meningkatkan ketrampilan praktek pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Kami menyadari bahwa Ilmu keperawatan berkembang sangat pesat dan buku panduan praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,dengan kerendahan hati kami mengharapkan pembaca/pengguna buku ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu yang ada dengan selalu membaca berbagai buku lainya dan tidak selalu terpaku pada buku petunjuk praktikum ini.
Ssaran dan masukan yang ditunjukan untuk penyempurnaan buku panduan praktikum ini sangat kami harapkan. Semoga buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat dan membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Wonogiri, 25 November 2017 Penyusun
1 BAB I
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT KEGIATAN BELAJAR I
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan caira dan elektrolit :
1. Definisi Dasar Cairan dan elektrolit 2. Kebutuhan cairan tubuh manusia . 3. Pengaturan volume cairan tubuh.
4. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.
5. Cara perpidahan cairan tubuh.
6. Jenis cairan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan cairan dan elektrolit.
8. Masalah keseimbangan cairan tubuh.
9. Kebutuhan elektrolit 10. Keseimbangan Asam Basa
11. Asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan cairan dan elektroit 12. Menghitung balance cairan.
13. SOP pemasangan ifus.
14. Prosedur transfusi darah.
B. Pokok Materi Kegiatan Belajar
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 1 ini , maka anda diharapkan mempelajari tetang :
1. Definisi Dasar Cairan dan elektrolit 2. Kebutuhan cairan tubuh manusia . 3. Pengaturan volume cairan tubuh.
4. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.
5. Cara perpidahan cairan tubuh.
6. Jenis cairan.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan cairan dan elektrolit.
3 8. Masalah keseimbangan cairan tubuh.
9. Kebutuhan elektrolit 10. Keseimbangan Asam Basa
11. Asuhan keperawatan pada gangguan kebutuhan cairan dan elektroit 12. Menghitung balance cairan.
13. SOP pemasangan ifus.
14. Prosedur transfusi darah.
C. Uraian Materi
1. Definisi kebutuhan cairan dan elektrolit.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Kemampuan tubuh untuk mempertahnkan keseimbangan cairan dinamakan
―Homeostasis―
3 II. Kebutuhan cairan tubuh bagi manusia.
Kebutuhan cairan dalam bagian tubuh hampir 60% dari total berat badan tubuh, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.Secara keseluruhan, persentase cairan tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 % dari total BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua 45% dari total BB, persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi bergantung pada faktor usia lemak dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh sedikit maka cairan dalam tubuh pun lebih besar.
Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan :
Umur
Kebutuhan air
Jumlah air dalam 24 jam Ml/kg berat badan
3 hari 250 - 300 80 – 100
1 tahun 1150 – 1300 120 – 135
2 tahun 1350 – 1500 115 – 125
4 tahun 1600 – 1800 100 – 110
10 tahun 2000 – 2500 70 – 85
14 tahun 2200 – 2700 50 – 60
18 tahun 2200 – 2700 40 – 50
Dewasa 2400 – 2600 20 – 30
4 III. Pengaturan volume cairan tubuh.
Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.
a. Intake Cairan
Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah :
No. Umur Berat Badan (kg)
Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam)
1 Hari 3,0 250 – 300
2 1 tahun 9,5 1150 – 1300
3 2 tahun 11,8 1350 – 1500
4 6 tahun 20,0 1800 – 2000
5 10 tahun 28,7 2000 – 2500
6 14 tahun 45,0 2200 – 2700
7 18 tahun(adult) 54,0 2200 – 2700
Intake Cairan Bayi
Jurnlah air yang dianjurkan untuk diberikan pada bayi penting, terutama pada bayi muda dibandingkan dengan golongan umur selanjutnya, karena air merupakan nutrien yang medium untuk nutrien yang lain. Oleh karena itu, intake nutrien ditentukan oleh kadarnya dalam cairan dan jumlah cairan (termasuk air) yang diberikan. Sebaliknya, air dapat diberikan tanpa bersama-sama
5 dengan nutrien yang lain. Menurut umur, dalam keadaan biasa, kebutuhan air rata-rata bayi sebagai berikut.
Tabel Kebutuhan air pada bayi per kg berat badan.
Umur
Rata – rata Kebutuhan Air / Kg BB / 24 Jam 6 Bulan 130 -140 ml
9 Bulan 125 – 145 ml 1 Tahun 120 – 135 ml
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
b .Output Cairan
Kehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu : 1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankankeseimbangan dalam tubuh.
Pada orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring dan memproduksi urine sekitar 60 ml (40 sampai 80 ml) dalam setiap jam atau 1,5 liter dalam sehari. Pada anak-anak ginjal akan memproduksi urine kira-kira 0,5 ml/kgBB/jam.
2. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.
6 Untuk mengetahui ―Insensible Loss (IWL)‖ dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari Jika ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C) 3. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon iniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. Kehilangan evaporatif dari kulit dan terjadi tanpa kesadaran individu. Rata-rata hilangnya air yang tidak terasa dari kulit orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam
4. Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
IV. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit.
a. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
b. Kulit.
7 Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
c. Paru.
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
d. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari. Pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui system endokrin, seperti: system hormonal contohnya:
1). ADH.
Memiliki peran meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.
2). Aldosteron.
Berfungsi sebagai absorpsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium dan system angiotensin rennin.
8 3.) Prostaglandin.
Merupakan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespons radang, mengendalikan tekanan darah dan konsentrasi uterus, serta mengatur pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
4.) Glukokortikoid.
Berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
5.) Mekanisme rasa haus.
Diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara merangsang pelepasan rennin yang dapat menimbulkan produksi angiostensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk rasa haus.
V. Cara perpindahan cairan tubuh.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu : a. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel c. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat yang akan pindah harus dapat menembus barier atau membran tersebut. Bila substansi zat tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut. Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeabel untuk substansi tersebut.Membran
9 disebut semipermeable (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat melaluinya tetapi partikel lain tidak dapat menembusnya.Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak membutuhkan energi.
1). Difusi.
Molekul kecil akan lebih mudah berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah. Larutan dengan konsentrasi yang tinggi akan mempercepat pergerakan molekul, sehingga proses difusi berjalan lebih cepat.
2). Osmosis.
Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat. Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya. Air merupakan solven, sedang garam adalah solute. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intra.
Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan nol. Natrium dalam NaCl berperan penting mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan berbeda dan didalamnya dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan yang sama akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonic karena larutan NaCl mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam system vascular. Larutan isotonic merupakan larutan yang mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Larutan hipotonik mempunyai kepekatan lebih rendah dibanding larutan intrasel. Pada proses osmosis dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi akan bertambah volumenya.
3). Transport aktif.
Merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.
Proses pengaturan cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu:
10 1. Tekanan cairan.
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan pastikel pelarut untuk menarik larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung (larutan disebut koloid). Sedangkan larutan yang mempunyai kepekatan sama dan dapat bergabung (disebut kristaloid). Contoh larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein bercampur dengan plasma.
Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangat penting dalam proses pemberian cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi sama dengan plasma darah. Hal ini penting untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat dibanding konsentrasi plasma darah. Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibanding tekanan tekanan osmotic cairan interstisial karena konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar dibanding cairan interstisial, sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembud membrane semipermeabel. Tekanan hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran semipermeable.
Merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung. Membran semipermeable terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
VI. Jenis cairan.
Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya.
Cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori dalam cairan nutrient dapat berkisar antara 200-1500/liter.
Cairan nutrient terdiri atas:
11 1. Karbohidrat dan air, contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar ( ½
dextrose dan ½ levulose).
2. Asam amino, contoh: amigen, aminosol dan travamin.
3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn.
4. Blood Volume Expanders
Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi menigkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabila keadaan darah sudah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expanders antara lain: human serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotic, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.
VII. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
12 d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot.
Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f. Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
VIII.Masalah Keseimbangan cairan : a. Hipovolemia
13 Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab Hipovolemia 1. Penurunan masukan
2. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll.
3. Perdarahan Tanda dan Gejala
1. Pusing, kelemahan, Keletihan 2. Sinkope
3. anoreksia,mual, muntah, haus, 4. kekacauan mental
5. Konstipasi dan oliguria.
6. HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering, mukosa mulut kering, mata cekung.
Pemeriksaan Fisik
1. Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior.
2. Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria.
Perubahan Hipovolemia
Hipovolemia Ringan : Penurunnan BB akut 2 – 5 % 1. Anoreksia
2. Keletihan 3. Kelemahan
14 Hipovolemia Sedang Penurunan BB akut 5 – 10%
1. Hipotensi ortostatik 2. Takikardia
3. Penurunan CVP
4. Penurunan haluaran urine
Hipovolemia Berat Penurunan BB Akut 10 – 15%Fatal bila penurunan BB akut 15 – 20%
1. Hipotensi berbaring 2. Nadi cepat dan lemah 3. Dingin, kulit kusam 4. Oliguria
5. Kacau mental, stupor, koma
Hipovolemia Fatal bila penurunan BB akut 15 – 20%
Tindakan
1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam- basa dan elektrolit
2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik 3. Rehidrasi oral pada diare pediatrik
4. Tindakan terhadap penyebab dasar
Riwayat dan factor resiko
1. Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal
2. Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
3. Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
4. Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites
5. Hemorragia
6. Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
Pedoman dan penyuluhan keluarga
15 a.Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut :
a. Tanda dan gejala hipovolemia
b. Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi
c. Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping
DEHIDRASI
Tanda-Tanda Dehidrasi Pada Anak
Bayi dan anak-anak lebih rentan terhadap dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Dehidrasi pada anak-anak dapat berkembang dengan cepat dan sangat berbahaya. Dehidrasi bisa terjadi jika bayi dan anak-anak mengalami kekurangan cairan akibat muntah, diare, demam, atau berkeringat.
Dehidrasi dapat berupa dehidrasi ringan yang mudah diatasi, dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat. Dehidrasi berat dapat menyebabkan shock, kondisi yang mengancam jiwa.
Tanda-tanda dehidrasi ringan pada anak:
a. Anak lebih haus daripada biasanya (rewel).
b. Urin anak lebih gelap dari biasanya.
Tanda-tanda dehidrasi sedang pada anak:
a. Anak jauh lebih haus daripada biasanya.
b. Mulut dan mata anak lebih kering dari biasanya.
c. Urin anak jauh lebih gelap dari biasanya.
d. Tidak pipis selama 6-8 jam atau lebih.
e. Tidak ada air mata saat menangis
f. Merasa pusing saat dia berdiri atau duduk tegak.
Tanda-tanda dehidrasi berat pada anak:
a. Mulut dan mata anak sangat kering.
b. Tidak pipis selama 12 jam atau lebih.
c. Anak tampaknya tidak waspada atau tidak mampu berpikir jernih.
d. Anak terlalu lemah atau pusing untuk berdiri.
e. Anak mungkin pingsan.
16 Hubungi dokter jika anak Anda memiliki salah satu dari gejala dan tanda berikut:
a. Mulut kering
b. Menangis tanpa air mata c. Tidak pipis selama enam jam d. Mata cekung
e. Darah dalam tinja f. Nyeri perut
g. Muntah selama lebih dari 24 jam, atau muntah yang konsisten berwarna hijau h. Demam tinggi lebih dari 103 F (39,4 C)
i. Kurang aktif dari biasanya
j. Buang air kecil lebih dari biasanya
k. Dehidrasi berat merupakan keadaan darurat medis, sehingga Anda harus segera membawanya ke Unit Gawat Darurat (UGD).
Tanda-tanda dehidrasi pada dewasa
Dehidrasi Ringan
kehilangan cairan 2-5% dari berat badan semula.
Tanda ciri dehidrasi antara lain :
mulut dan bibir kering serta lengket, turgor kulit normal, denyut jantung meningkat, tenggorokan kering, sakit kepala.
Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5% dari berat badan semula.
Tanda dehidarasi sedang antara lain:
orang yang mengantuk, pusing, otot lemah, mata kering, haus, produksi urin sedikit dan mulai berwarna kuning tua, silau melihat sinar, suhu tubuh meningkat (demam).
Dehidrasi Berat.
Kehilangan cairan 8% dari berat badan semula
17 Tanda dehidrasi berat antara lain:
urine berwarna kuning gelap sampai oranye tua, hipotensi, ekstremitas dingin, kram otot, kondisi fisik sangat lemah, lidah bengkak, nadi cepat (takikardia), elastisitas hilang, mata cekung, menggigil, penurunan fungsi ginjal, kulit kering, terkadang bisa sampai terjadi pingsan.
Tanda-tanda dehidrasi pada Lansia
Masalah cairan yang lebih sering dialami lansia adalah kekurangan cairan tubuh, hal ini berhubungan dengan berbagai perubahan-perubahan yang dialami lansia, diantaranya adalah peningkatan jumlah lemak pada lansia, penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin dan penurunan rasa haus.
Tanda-tanda utama kekurangan cairan pada lansia antara lain : Terjadi peningkatan suhu tubuh
Dapat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan (normal : 14 – 20 x/menit)
Peningkatan frekwensi denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus.
Tekanan darah menurun.
Terjadi penurunan jumlah urine
Jika terjadi kekurangan cairan juga akan nampak perubahan fisik pada lansia, antara lain : Kulit kering dan agak kemerahan.
Lidah kering dan kasar.
Mata cekung.
Penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba atau drastis.
Turgor kulit menurun
Selain perubahan yang nampak pada fisik, akibat kekurangan cairan yang dialami oleh seorang lansia bisa mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Penurunan kesadaran Gelisah
Lemah Pusing
18 Tidak nafsu makan
Mual dan muntah
Kehausan (pada lansia kurang signifik) Kebutuhan cairan pada anak,dewasa,lansia
Pada pria dewasa 55-60% berat tubuh adalah air, pada perempuan dewasa air meliputi 50-60%
berat tubuhnya. Air juga merupakan kebutuhan & bagian dari kehidupan manusia sehingga asupan air pun sebaiknya seimbang dengan jumlah yang dikeluarkan. Asupan air yang kurang akan menimbulkan masalah kesehatan, begitupun sebaliknya asupan air yang berlebih juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada mereka yang menderita penyakit ginjal & gagal jantung serta pada orang lanjut usia.
Kebutuhan Cairan Pada Lansia
Berat badan (lemak tubuh) cenderung meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan sel-sel lemak mengandung sedikit air, sehingga komposisi air dalam tubuh lansia kurang dari manusia dewasa yang lebih muda atau anak-anak dan bayi.
Fungsi ginjal menurun dengan bertambahnya usia. Terjadi penurunan kemampuan untuk memekatkan urine, mengakibatkan kehilangan air yang lebih tinggi.
Terdapat penurunan asam lambung, yang dapat mempengaruhi individu untuk mentoleransi makanan-makanan tertentu. Lansia terutama rentan terhadap konstipasi karena penurunan pergerakan usus. Masukan cairan yang terbatas, pantangan diet, dan penurunan aktivitas fisik dapat menunjang perkembangan konstipasi. Penggunaan laksatif yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengarah pada masalah diare.
Lansia mempunyai pusat haus yang kurang sensitif dan mungkin mempunyai masalah dalam mendapatkan cairan (misalnya gangguan dalam berjalan) atau mengungkapkan keinginan untuk minum (misalnya penderita stroke).
2. Hipervolemia
Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES)
Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air
19 2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena 4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma Tanda dan gejala klinis
sesak nafas, ortopnea, odema Penyebab edema extraselular 1. peningkatan tekanan kapiler
a. kelebihan retensi ginjal b. tekanan vena yang tinggi c. penurunan resistensi arteriol 2. penurunan protein plasma
a. hilangnya protein melalui hidung
b. hilangnya protein melalui kulit yang lepas c. kagagalan roduksi protein
3. Peningkatan permiabilitas kapiler a. reaksi imun
b. toksin
c. infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return a. Cancer
b. Pembuluh limphatik yang abnormal atau kelainan konginital Pengkajian fisik
Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab,takikardia, irama gallop
Jenis – jenis Oedema
a. +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2 mm
b. +2:Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4mm
20 c. +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6mm
d. +4:Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8mm
Tindakan
a. Pembatasan natrium dan air b. Diuretik
c. Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup
Tanggung Jawab Keperawatan
a. Memantau haluaran urine dengan cermat b. Mempertahankan pembatasan pemberian cairan c. Mempertahankan masukan dan haluaran cairan akurat
d. Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif (GJK) dan oedema pulmoner Riwayat dan factor resiko
a. Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan pemberian glukokortikosteroid
b. Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau kronis dengan oliguria c. Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
d. Perpindahan cairan intertisial ke plasma : remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar, kelebihan pemberian larutan hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
Pedoman penyuluhan Pasien dan keluarga
a. Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut:
b. Tanda dan gejala hipervolemia
c. Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang dari rumah sakit;
sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
d. Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan hindari makanan yang mengandung natrium tinggi
21 e. Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek
samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan diuretik.
f. Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut g. Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
IX.Kebutuhan elektrolit.
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient dan sisa metabolism, seperti karbondioksida yang semuanya disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit. Contohnya, NaCl akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl-. Pacahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Ion yang bermuatan negative disebut anion dan ion bermuatan positif disebut kation. Contoh kation ayitu natrium, kalium, kalsium dan magnesium.
Sedangkan anion contohnya klorida, bikarbonat dan fosfat. Komposisi elektrolit dalam plasma adalah:Natrium: 135-145 mEq/lt, Kalium: 3,5-5,3 mEq/lt, Kalsium: 4-5 mEq/lt, Magnesium: 1,5-2,5 mEq/lt, Klorida: 100-106 mEq/lt, Bikarbonat: 22-26 mEq/ltd an Fosfat: 2,5- 4,5 mEq/lt.Pengukuran elektrolit dalam satuan miliequivalen per liter cairan tubuh atau milligram per 100 ml (mg/100 ml). Equivalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kation dan anion dalam molekul.
1. Pengaturan elektrolit.
a. Pengaturan keseimbanga natrium
1. Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfngsi dalam pengaturan osmolaritas dan volume cairan tubuh. Ion natrium terlibat dalam mempertahankan keseimbangan air, mentransmisi impuls saraf, dan kontraksi otot. Nilai laboratorium normal untuk natrium serum adalah 135 sampai 145 mEq/L. Natrium diatur oleh asupan garam, aldosteron, dan keluaran urin. Sumber utama natrium adalah garam dapur, daging olahan, makanan ringan, dan makanan kaleng. Individu yang memiliki fungsi renal yang normal, dapat meningkatkan ekskresi natrium
Hiponatremia Penyebab :
a. Pemberian deuritik yang lama
b. Hilangnya sekresi gastrointestinal yang abnormal (diare, muntah) tanpa cairan pengganti
22 c. Minum yang berlebihan
d. Pemberian cairan bebas natrium dalam jumlah yang berlebihan secara parenteral e. Penyakit ginjal
f. Insufisiensi adrenal
g. Pengeluaran keringat meningkat h. Asidosis metabolik
i. Gangguan pompa natrium-kalium disertai penurunan kalium sel dan natrium serum
Tanda dan gejala :
a. Kejang perut, mual, diare, muntah b. Hipotensi postural
c. Cemas, takut, bingung,
d. Kasus berat ; nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun, kulit dingin dan lembab, konvulsi, koma
e. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium <135 meq/L, osmolalitas serum <280 mOsm/kg dan Bj urine <1,010.
Hipernatremia Penyebab :
a. Diare b. Nafas cepat
c. Penurunan masukan cairan karena koma lama
d. Pemberian cairan intravena yang berlebihan yang mengandung kadar natrium tinggi e. Dialisa peritoneal yang menggunakan cairan glukosa hipertonik.
f. Sekresi aldosteron yang berlebihan Tanda dan gejala :
a. Rasa haus yang berlebihan b. Membran mukosa kering c. Turgor jaringan yang jelek d. Lidah kasar dan berwarna merah e. Kulit kemerahan dan bengkak f. Konvulsi
g. Peningkatan suhu
23 h. Oliguria atau anuria
i. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar natrium >145 meq/L, osmolalitas serum >295 mOsm/kg dan BJ urine >1,015
b. Pengaturan keseimbangan kalium
Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit.Aldosteron juga berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). Kalium merupakan kation intrasel utama, yang mengatur eksitabilitas (rangsangan) neuromuskuler dan kontraksi otot. Sumber kalium terdapat pada gandum utuh, daging, polong-polongan, buah-buahan, dan sayur- mayur. Kalium dibutuhkan untuk pembentukan glikogen, sintesis protein, dan upaya memperbaiki asam-basa. Nilai laboratorium normal kalium serum adalah 3,5 sampai 5,3 mEq/L. Kalium membantu pengaturan keseimbangan asam-basa karena ion kalium dapat ditukar dengan ion hydrogen. Kalium terutama diatur oleh ginjal. Suatu kondisi yang menurunkan haluaran urine akan menurunkan ekskresi kalium. Seiring dengan peningkatan sekresi aldosteron, kalium yang diekskresikan melalui urine akan lebih banyak sehingga kadar kalium serum menurun. Mekanisme pengaturan lain adalah dengan pertukaran ion kalium dengan ion natrium di tubulus ginjal. Apabila natrium dipertahankan, kalium akan diekskresi.
Sistem pengaturannya melalui tiga langkah:
1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi aldosteron.
2. Peningkatan jumlah aldosteron akan memengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkanmelalui ginjal.
3. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.
Hipokalemia Penyebab :
1. Kehilangan cairan gastro intestinal (diare, muntah) 2. Pemberian deuritik.
3. Penggunaan cairan intravena yang tidak mengandung kalium secara berlebihan 4. Penggunaan steroid berlebihan
24 5. Alkalosis metabolik
6. Sindarom Cushing atau tumor yang dapat memproduksi hormon adrenal 7. Poliuria
8. Pengeluaran keringat berlebihan Tanda dan gejala :
1. Nadi lemah dan tak teratur 2. Nafas dangkal
3. Tekanan darah turun
4. Anoreksia, nousea, vomitus, kembung 5. Otot lemah, kelemahan, keletihan 6. Aritmia
7. Bising usus turun
8. Apnoe, kegagalan pernafasan jika kadar kalium 2,0 mEq/L.
9. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalium <3,5 meq/L.
Hiperkalemia Penyebab :
1. Penyakit ginjal 2. Luka bakar
3. Pemberian kalium yang berlebihan 4. Asidosis metabolik
5. Trauma jaringan massif (kalium dikeluarkan langsung dari sel) 6. Pemberian deuretik hemat kalium
7. Dehidrasi hipertonik 8. Insufisiensi adrenal
Tanda dan gejalanya 1. Mual
2. Hiperaktifitas system cerna 3. Ansietas
4. Disritmia jantung 5. Badan terasa lemas 6. Paraestesia
25 7. Denyut nadi tidak teratur dan lambat
8. Hipotensi 9. Kelemahan
10. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalium >5,3 mEq/L.
c. Pengaturan keseimbangan kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi dalam pembentukan tulang. Tubuh membutuhkan kalsium untuk integritas dan struktur membran sel, konduksi jantung yang adekuat, koagulasi (pembekuan) darah, pertumbuhan dan pembentukan tulang, dan relaksasi otot. Tubuh orang dewasa mengandung 1200 gram kalsium. Nilai laboratorium normal kalium serum adalah 4 sampai 5 mEq/L. Kalsium di dalam cairan ekstrasel diatur oleh hormon paratiroid dan tiroid.
Hormon paratiroid mengontrol keseimbangan kalsium tulang, absorbsi kalsium di gastrointestinal, dan ekskresi kalsium di ginjal. Tirokalsitonin dari kelenjar tiroid juga memiliki peranan dalam menentukan kadar kalsium dalam serum, yakni dengan menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
Hipokalsemia Penyebab :
1. Hipoparatiroid
2. Pemberian darah berlebihan yang mengandung sitrat
3. Pemberian cairan intravena yang tidak mengandung kalsium 4. Alkalosis metabolik
5. Peritonitis
6. Nutrisi parenteral total 7. Penyakit-penyakit pancreas 8. Hipoalbumin
9. Defisiensi vitamin D 10. Penyakit neoplastik Tanda dan gejala :
1. Penurunan sensasi
2. Parestesia, baal dan kesemutan pada daerah jari-jari dan sirkumoral 3. Refleks hiperaktif
4. Tanda Trousseau’s : spasme karpopedal terjadi jika sirkulasi ke ekstremitas berkurang
26 5. Tanda Chvostek’s : terjadinya kontraksi otot wajah sebagai respons terhadap ketukan di
daerah yang dipersarafi oleh saraf fasial.
6. Tulang-tulang yang berpori-pori dan berongga tampak pada foto sinar X.
7. Hipokalsemia kronik ; Tetani, kram otot, fraktur patologis.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalsium <4,3 mEq/L.
Hiperkalsemia Penyebab :
1. Hiperparatiroidisme 2. Metastasis kanker luas 3. Fraktur multiple 4. Mieloma multiple 5. Immobilisasi lama 6. Osteoporosis Tanda dan gejala :
1. Penurunan tonus otot
2. Anoreksia, mual dan muntah 3. Kelemahan
4. Letargi
5. Penurunan kesadaran 6. Henti jantung
7. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalsium >5 mEq/L, sinar X menunjukkan adanya osteoporosis yang menyeluruh, peningkatan BUN >25 mg/100 ml, peningkatan kreatinin >1,5 mg/100 ml.
d. Pengaturan keseimbangan magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh yang terpenting kedua dalam cairan intrasel.
Magnesium merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel dan sangat penting untuk aktifitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot. Nilai normal laboratorium magnesium serum adalah 1,5 sampai 2,5 mEq/L. Magnesium berperan dalam metabolisme karbohidrat dan protein, dan juga penting untuk konduksi syaraf. Magnesium terutama diekskresi melalui mekanisme ginjal. Perubahan kadar magnesium sering dihubungkan dengan penyakit serius
27 dan menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan adanya perubahan fungsi neuromuskuler dan kardiovaskuler.
Hipomagnesium Penyebab :
1. Asupan yang tidak adekuat ; malnutrisi dan alkoholisme
2. Absorbsi yang tidak adekuat ; diare, muntah, drainase nasogastrik, fistula, diet kalsium yang berlebihan, penyakit usus kecil
3. Hipoparatiroidisme
4. Kehilangan magnesium yang berlebihan akibat penggunaan diuretic 5. Kelebihan aldosteron
Tanda dan gejala :
1. Gangguan susunan syaraf pusat, tremor, kejang 2. Hipertensi
3. Kebingungan 4. Disorientasi 5. Takikardia
6. Tanda Chvostek dan tanda Trousseau positif
7. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar magnesium <1,5 mEq/L.
Hipermagnesium Penyebab :
1. Gagal ginjal
2. Pemberian magnesium parenteral yang berlebihan 3. Hiperparatiroidisme
4. Penyakit Addison Tanda dan gejala :
1. Refleks tendon hipoaktif
2. Pernafasan dan frekuensi denyut jantung dangkal dan lambat 3. Hipotensi
4. Kemerahan 5. Rasa mengantuk 6. Berkeringat
7. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar magnesium >2,5 mEq/L.
28 e. Pengaturan keseimbangan klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi klorida dapat ditemukan pada cairan ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah. Keseimbangan klorida dipertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta reabsorbsi renal. Nilai laboratorium normal klorida serum adalah 100 sampai 106 mEq/L. Jumlah yang diekskresikan berhubungan dengan asupan makanan. Klorida diasorbsi di usus halus dan disekresikan di dalam keringat, cairan lambung dan empedu. Klorida di angkut di dalam darah dan limfe akibat kerja jantung dan otot rangka.
Hipokloremia Penyebab :
1. Biasanya berkaitan dengan meningkatnya kada bikarbonat yang ditemukan pada alkalosis 2. Dapat terjadi sesudah muntah kronis
3. Berhubungan dengan pemberian asam etakrinat, furosemid atau diuretic tiazid Tanda dan gejala :
1. Banyak berkeringan tanpa diikuti dengan masukan cairan yang cukup 2. Diare
3. Otot hipertonus, tetani 4. Depresi pernafasan
5. Hasil laboratorum : kadar klorida serum < 100 mEq/L.
Hiperkloremia Penyebab :
1. Meningkatnya pemberian cairan intravena yang hipertonik
2. Masukan garam yang berlebihan selama terapi intravena atau selama pemberian nutrisi secara parenteral
3. Kegagalan ginjal akut 4. Diabetes insipidus
5. Akibat pemakaian obat-obat seperti ammonium klorida atau fenibutazon Tanda dan gejala :
1. Edema
2. Pernafasan cepat dan dalam 3. Peningkatan volume darah 4. Kegagalan jantung kongestif
29 5. Stupor - tidak sadar
6. Hasil laboratorium kadar klorida serum > 106 mEq/L.
f. Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama dalam larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.
Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion bikarbonat terdapat dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Nilai laboratorium normal bikarbonat arteri adalah 22 sampai 26 mEq/L. di dalam darah vena, bikarbonat diukur melalui kandungan karbon dioksida dan nilai bikarbonat normal untuk orang dewasa adalah 24 sampai 30 mEq/L. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
Apabila tubuh memerlukan lebih banyak basa, ginjal akan merabsorsi bikarbonat dalam jumlah yang lebih besar dan dikembalikan ke ekstrasel. Ion bikarbonat merupakan komponen paling penting dalam system buffer asam karbonat-bikarbonat yang penting berperan dalam keseimbangan asam-basa.
g. Pengaturan keseimbangan fosfat (PO4)
Fosfat bersama-sama dengan kalsium berfungsi dalam pembentukan gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui urine. Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrsel dan ekstrasel. Fosfat dan kalsium membantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi. Fosfat juga meningkatkan kerja neuromuskuler normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat, dan membantu pengaturan asam-basa. Nilai laboratorium normal fosfat serum adalah 2,5 sampai 4,5 mg/100 ml. Konsentrasi fosfat serum diatur oleh ginjal, hormon paratiroid, dan vitamin D teraktivasi. Fosfat secara normal diabsorbsi melalui saluran gastrointestinal. Kalsium dan fosfat berbanding terbalik secara proporsional.
Jika salah satunya meningkat, maka yang lainnya akan turun.
2. Jenis cairan elektrolit.
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit:
1. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl, Ca2+
2. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, Ca2+, HCO3 3. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl, HCO3
30 X. Keseimbangan asam basa.
Dalam aktivitasnya, sel tubuh memerlukan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45. Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui proses metabolism dengan system buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi (pengaturan di ginjal). 3 macam system larutan buffer cairan tubuh adalah larutan bikarbonat, fosfat dan protein. System buffer itu sendiri terdiri atas natrium bikarbonat (NaHCO3), kalium bikarbonat (KHCO3) dan asam karbonat (H2CO3). Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui pengangkutan kelebihan CO2 dan H2CO2 dari darah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar (normal). Ventilasi dianggap memadai apabila suplai O2 seimbang dengan kebutuhan O2.
Pembuangan melalui paru harus simbang dengan pembentukan CO2 agar ventilasi memadai. Ventilasi yang memadai dapat mempertahankan kadar pCO2 sebesar 40 mmHg.
Jika pembentukan CO2 metabolik meningkat, konsentrasinya dalam cairan ekstrasel juga meningkat. Sebaliknya, penurunan metabolism memperkecil konsentrasi CO2. Jika kecepatan ventilasi paru meningkat, kecepatan pengeluaran CO2 juga meningkat dan hal ini menurunkan jumlah CO2 yang berkumpul dalam cairan ekstrasel. Peningkatan dan penurunan ventilasi alveolus efeknya akan mempengaruhi pH cairan ekstrasel. Peningkatan pCO2 menurunkan pH, sebaliknya pCO2 meningkatkan pH darah. Perubahan ventilasi alveolus juga akan mengubah konsentrasi ion H+. sebaliknya konsentrasi ion H+ dapat mempengaruhi kecepatan ventilasi alveolus (umpan balik). Kadar pH yang rendah dan konsentrasi ion H+ yang itnggi disebut asidosis, sebaliknya pH yang tinggi dan konsentrasi ion H+ yang rendah disebut alkalosis.
Jenis asam basa.
Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengoreksi osidosis. Keadaan osidosis dapat di sebabkan karena henti jantung dan koma diabetikum. Contoh cairan alkali antara lain natrium (sodium laktat) dan natrium bikarbonat. Laktat merupakan garam dari asam lemah yang dapat mengambil ion H+ dari cairan, sehingga mengurangi keasaman (asidosis). Ion H+ diperoleh dari asam karbonat (H2CO3), yang mana terurai menjadi HCO3 (bikarbonat) dan H+. selain system pernapasan, ginjal juga berperan untuk mempertahankan keseimbangan asam basa yang sangat kompleks.
31 X. Askep klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
1. Pengkajian a. Identitas:
Nama, Umur. Jenis kelamin, Alamat b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Dahulu
· Apakah klien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya sekarang seperti : klien menderita kanker sehingga harus mengkonsumsi obat-obatan anti kanker.
· Apakah ada riwayat gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sebelumnya.
- Riwayat Kesehatan Sekarang
· Kelelahan, kelemahan
· Nyeri kram abdomen
· Anoreksia, mual, muntah, rasa haus.
· Diare / Konstipasi
· Kesemutan pada ekstremitas
· Ansietas, gelisah
· Sakit kepala
· Kulit kemerahan / demam - Riwayat Kesehatan Keluarga
· Apakah ada anggota keluarga klien yang menderita gangguan yang sama dengan klien.
c. Pemeriksaan fisik
Kempis pada kekurangan cairan a) Anamnesis
· Berat badan turun
· Sakit kepala, pusing
· Mata cekung, konjungtiva kering
· Membran mukosa kering bibir pecah-pecah b) Sirkulasi
· Nadi cepat tapi lemah
· Kolaps vena
· Hipotensi
· Pengisian kapiler menurun
32 c) Pernapasan
· Frekuensi nafas cepat dan dangkal d) Neurosensori
· Letargi
· Kesemutan ekstremitas e) Sistem Gastrotestinal
· Abdomen cekung
· Muntah
· Hiperperistaltik disertai diare f) Sistem ginjal
· Oliguria
· Berat jenis urinI g) Kulit
· Kulit dan membrane mukosa kering
· Turgor kulit tidak elastis, kulit dingin dan lembab
· Suhu tubuh menurun
· Kulit kemerahan h) Eliminasi
· Konstipasi / diare, kram abdomen.
2. Kelebihan volume cairan a. Anamnesis
· Berat badan naik
· Penglihatan kabur, udema periorbital, papiledema b. Sirkulasi
· Vena leher distensi
· Edema
· Denyut nadi kuat
· Hipertensi
· Peningkatan tekanan vena c. Pernafasan
· Suara krekels diparu-paru
· Dipsnea
33 d. Ginjal
· Diaresis e. Eliminasi
· Penurunan haluaran urin f. Neurosensori
· Perubahan tingkat kesadaran (bingung)
Pemeriksaan fisik elektrolit a. Hiponatremia
· Aktifitas: malaise, kelemahan, pingsan
· Neurosensori : sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, kedutan otot
· Sirkulasi : Hipotensi, penurunan nadi perifer
· Eliminasi : Kram abdomen, diare
· Pernafasan : Takipnea b. Hipernatremia
· Aktifitas kelemahan
· Sirkulasi : Hipotensi postural, takikardi
· Eliminasi : Haluaran urin menurun
· Neurosensori : Peka rangsangan, letargi
· Kulit : kering dan kemerahan
c. Hipokalemia
· Aktifitas : kelemahan umum, kelelahan
· Sirkulasi : Hipotensi, nadi lemah dan tidak teratur, disritmia
· Eliminasi : Nokturia.
· Pernafasan : Pernafasan dangkal, apnea, sianosis
· Neurosensori : Parestesia, mengantuk d. Hiperkelemia
· Aktifitas : Kelemahan otot
· Sirkulasi : Nadi tidak teratur dan lambat, hipotensi
· Eliminasi : kram abdomen,diare
· Neurosensori : Parestesia e. Hipokalsemia
34
· Sirkulasi : Hipotensi, nadi lemah dan tidak teratur
· Eliminasi : Diare, nyeri abdomen
· Neurosensori : Parestesia, baal dan kesemutan, Ansietas.
· Pernafasan : dangkal f. Hiperkalsemia
· Aktifitas : Malaise, kelelahan dan kelemahan
· Sirkulasi : Hipertensi, disritmia
· Eliminasi : konstipasi / diare, nokturia, poliuria
· Neurosensori : Sakit kepala, penurunan kesadaran.
g. Hipomagnesemia
· Aktifitas : kelemahan
· Sirkulasi : Takikardia, disritmia, hipotensi
· Neunsensori : Parestesia, Nistagmus.
h. Hipermagnesemia
· Aktifitas : Kelemahan
· Sirkulasi : Hipotensi, Nadi lemah dan tidak teratur
· Neunosensori : Kulit kemerahan, berkeringat penurunan tingkat kesadaran
· Pernafasan : Hipoventilasi Pemeriksaan diagnostic cairan :
Hipovolemia : - Berat jenis urin meningkat > 1,025
- Peningkatan Ht > 50%, Hb naik, SDM meningkat.
- Peningkatan BUN > 25mg / 100ml, CR meningkat - Natrium Urine menurun
- Glukosa serum normal / meningkat - Protein serum meningkat
Hipervolemia: - Penurunan, BUN <10mg / 100ml - Hb / Ht dam SDM menurun - Natrium Urine rendah - Albumin menurun - BJ Urine
- Tanda kongesti pada dada
Elektrolit
35 K (-) an : - Terjadi penurunan natrium, kalium, kalsium, magnesium dan klorida
- BJ urin menurun - Osmolalitas rendah
- Pada EKG, interval Q-T memanjang
K (+) an : - Peningkatan Natrium, klorida, kalium, mangnesium dan kalsium - Osmolalitas serum rendah
II Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kekurangan cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan.
2. Kerusakan integritas jaringan b/d edema 3. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan 4. Perubahan pertukaran gas b/d
5. Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan elektrolit
Dx 1: Resiko kekurangan volume cairan b/d kegagalan mekanisme pengaturan
Intervensi Rasional
- Pantau TTV dan CVP
- Pantau masukan dan haluaran urine
- Timbang berat badan setiap hari dan
bandingkan dengan keseimbangan cairan 24 jam.
-
Kaji tingkat kesadaran / respons neuromuscular
- Berikan perawatan kulit dan mulut
- Berikan kewaspadaan keamanan sesuai
indikasi.
- Takikardia tergantung pada derajat
kekurangan cairan pengukuran CVP untuk penentuan derajat kekurangan carian dan respons terhadap terapi penggantian.
- Kebutuhan penggantian cairan di dasarkan
pada perbaikan kekurangan dan kehilangan terus menerus.
- Perubahan dalam berat badan tidak secara
akurat mempengaruhi volume intravaskuler.
- Penurunan fungsi serebral dengan sering
mengakibatkan perubahan mental
- Vasokontriksi dan penurunan intraseluler
menyebabkan penurunan elastisitas.
- Perubahan proses pikir memerlukan
tindakan perlindungan untuk mencegah cidera.
- Jaringan rentan terhadap kerusakan karena
36
- Ubah posisi seirng masase kulit dan
lindungi tonjolan tulang
- Selidiki keuhan nyeri dada tiba-tiba
- Pantau peningkatan TD tiba-tiba / nyata.
Kolaborasi
- Kaji identifikasi (pengobatan penyebab
dasar)
- Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi : elektrolit, glukosa, pH/PCO2M pemeriksaan koagulasi berikan larutan IV sesuai indikasi:
Larutan isotonic
Darah lengkap
Natrium bikarbonat
vasokontriksi dan peningkatan kerapuhan seluler.
- Hemokonsentrasi dan peningkatan agregasi
trombosit dapat mengakibatkan pembentukan emboli sistemik.
- Perbaikan kekurangan darah terlalu cepat
dapat menurunkan sistem kardiopulmonal.
- Rujuk pada daftar factor predisposisi
pemberal
- Tergantung pada kesempatan kehilangan
cairan, ketidak seimbangan elektrolit / metabolic mungkin memerlukan perbaikan
Memberikan perbaikan sirkulasi
Kekurangan darah aktif
Memperbaiki asidosis berat
Dx 2 : Kerusakan integritas jaringan b/d edema
Intervensi Rasional
Mandiri
Identifikasi pasien berisiko terhadap
hipernatremia dan kemungkinan penyebab misalnya : kekurangan air, kelebihan natrium
Kaji adanya lokasi pembentuk edema
Berikan perawatan kulit dan perubahan
posisi sering
Anjurkan menghindari makanan tinggi
natrium
Kaji tingkat kesadaran dan kekuatan
muscular
Kolaborasi
Tingkat Carian poliv
Nacl 0,9%
Temukan dan intervesi dini mencegah
komplikasi serius
Edema mungkin umumatau lokal pada area
depend.
Mempertahanakn integritas kulit,
menurunkan tekanan dan friksi pada jaringan edema.
Menurunkan risiko komplikasi akibat natrium
Kekurangan air rehidrasi cepat dapat
menyebabkan edema serebral
Reduksi cepat natrium serum dengan
37 disertai penurunan osmolalitas serum dapat menyebabkan edema
Dx. 3 Penurunan curah Jantung b/d ketidak seimbangan elektrolit
Intervensi Rasional
Mandiri
Pantau TTV dan CVP
Auskultasi paru dan bunyi jantung
Perhatian adanya distensi vena leher atua perifer
Pantau Kec infuse dan cairan parental secara ketat
Tingkatkan tirah baring jadwalkan perawatan untuk memberikan periode istirahat sering
Takikardia dan hipertensi – manifestasi umum
Buyi nafas adventisius dan bunyi jantung ekstra (s3)
Tanda dekompensasi jantung / GJK
Bolus carian tiba-tiba lavid menimbulkan kelebihan beban volume cairan atau resiko terhadap dekompensasi jantung.
Keterbatasan cadangan jantung mengakibatkan kelelahan / intoleransi aktivitas.
XII. Menghitung Balance Cairan
Data 24 jam yang dipakai!
Rumus Balance Cairan
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss) Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll.
Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses.
IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafas.
RUMUS IWL
38 IWL = (15 x BB )
24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal)
IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam 24 jam
*kalo dlm 24 jam —-> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
[(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal 24 jam
Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc
IWL = [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc 24 jam
= (20×2) + 37,5cc 24
= 1,7 + 37,5 = 39cc/jam
*CM : Cairan Masuk
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda.
Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift.
PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA Input cairan: Air (makan+Minum) = ……cc
Cairan Infus = ……cc Therapi injeksi = ……cc
Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari)