• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 2 KELOMPOK 1

N/A
N/A
Putra Reza

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL 2 KELOMPOK 1"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Solusi atas Kekerasan Seksual untuk Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Permasalahan kesetaraan gender masih merupakan isu yang terus diperjuangkan. Berbagai isu mengenai perempuan tersebut terjadi tentunya tidak terlepas dari budaya patriarki yang sampai saat ini masih melekat pada pola pikir masyarakat sehingga menjadikan sebagai faktor penyebab (Sakina & A., 2017).

Patriarki merupakan sebuah sistem sosial yang menempatkan kaum laki-laki sebagai sosok yang mendominasi, menindas, dan mengeksploitasi kaum perempuan (Walby, 1989). Masyarakat yang menganut sistem patriarki ini meletakkan kaum laki-laki pada posisi dan kedudukan yang dominan dibandingkan dengan kaum perempuan, sedangkan kaum perempuan dianggap sebagai kaum yang lemah dan tidak berdaya. Permasalahan yang kerap dihadapi oleh perempuan sebagai dampak atas berlangsungnya budaya patriarki kemudian turut melahirkan berbagai ketidaksetaraan gender sekaligus menciptakan tindakan kekerasan terhadap perempuan (Sihite, 2007).

1.2 Masalah

Menurut data 2022 dari Open data Jabar, kasus kekerasan terhadap perempuan semakin meningkat setiap tahunnya. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat, sebanyak 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 15,2% dari tahun sebelumnya sejumlah 21.753 kasus. Pelecehan terhadap perempuan khususnya perkosaan tidak lagi hanya dilihat sebagai masalah antarindividu belaka namun problem sosial yang terkait dengan Hak Asasi Manusia.

1.3 Solusi Kreatif dan Inovatif

1. Membentuk tim investigasi khusus untuk pelecehan seksual perempuan.

(2)

2. Meningkatkan perlindungan korban pelecehan seksual melalui peran Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk memberikan dukungan hukum dan psikologis.

3. Mendorong kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati hak perempuan dan mencegah pelecehan seksual melalui kerjasama dengan Komnas Perempuan.

1.4 Dampak

Kesetaraan gender memiliki dampak positif terhadap pembangunan SDM Indonesia yang berkualitas. Ini mencakup peningkatan produktivitas ekonomi melalui partisipasi lebih aktif perempuan di sektor ekonomi, meningkatkan akses pendidikan yang setara, mendorong inovasi dan kreativitas dengan melibatkan perempuan dalam berbagai sektor, serta berkontribusi pada kesehatan masyarakat yang lebih baik. Kesetaraan gender juga dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan dengan melibatkan perempuan dalam kegiatan ekonomi, serta memastikan distribusi sumber daya ekonomi yang adil di masyarakat. Selain itu, dukungan terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan keluarga dapat meningkatkan efektivitas kontribusi pria dan perempuan dalam pembangunan SDM. Dengan mendorong kesetaraan gender, Indonesia dapat mencapai potensi maksimal sumber daya manusianya.

(3)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai-nilai patriarki tersebut oleh sebagian besar bangsa kita dianggap sebagai sesuatu yang natural atau alami yang diberikan oleh Tuhan di mana kedudukan laki-laki selalu

Namun dalam pandangan konstruksi gender di masyarakat kita yang sebagian masih menganut patriarki, Henny sebagai seorang perempuan yang bekerja bisa dianggap

Penyakit ini pada laki-laki lebih terlihat gejalanya dibandingkan dengan perempuan.Biasanya kaum perempuan tidak mengetahui gejalanya.Gejala yang ada yaitu seperti

Manifestasi budaya patriarki terlihat dalam beberapa hal, seperti pada tradisi keluarga yang sepertinya membuat perbedaan antara kedudukan laki-laki dan perempuan,

Pertama, perempuan menjadi pendamping kaum laki-laki, dalam stereotip Jawa, kedudukan perempuan dalam kehidupan sosial adalah sebagai pendamping suami atau seorang laki-laki,

Kondisi yang cukup berbeda terjadi pada tahun 2013 dimana laki-laki yang mengalami keluhan kesehatan lebih banyak dibandingkan kaum perempuan yaitu laki-laki 31,82

Lebih lanjut, budaya patriarki juga dilanggengkan oleh sikap pesimis perempuan terhadap perlakuan laki-laki karena perempuan tidak memiliki posisi tawar ( bargaining power ) dan

Pada masyarakat Jawa, sistem patriarki merupakan halangan bagi kaum perempuan untuk mendapat status dan peran yang setara dengan laki-laki.. Kuat konsepsi tersebut dalam