• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 7 SISTEM KOORDINAT

N/A
N/A
Sri Muliandani

Academic year: 2024

Membagikan " MODUL 7 SISTEM KOORDINAT"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM

KOORDINAT

1.WIRA LESTARI

2.YESI EKA PERTIWI 3.SUTRIA RAMADHANI

4.RESKI OKTAVIANI 5.SELVY AFNY PUTRI

6.SRI MULIANDANI Kelompok 1

MODUL 7

(2)

28. SELVY AFNY PUTRI HAL 7.5 – 7.14

A. SISTEM BILANGAN REAL B. SISTEM KOORDINAT

KARTESIUS

(3)

SISTEM BILANGAN REAL DAN KOORDINAT

A. SISTEM BILANGAN REAL

Himpunan bilangan real adalah himpunan

bilangan yang merupakan gabungan dari himpunan bilangan rasional dan bilangan irasional

Apa itu himpunan

bilangan

real?

(4)

Apakah kamu tahu

apa itu himpunan?

HIMPUNAN

Yang termasuk himpunan

Kumpulan hewan berkaki dua

Kumpulan huruf vokal

Jadi, himpunan adalah kumpulan objek-objek (abstrak atau konkret) yang didefinisikan dengan jelas (well defined), jadi keanggotaannya

harus jelas

(5)

HIMPUNAN

Himpunan biasanya dinyatakan dengan huruf

kapital

A, B, C, D, dan seterusnya Simbol “{...}”

Anggota (elemen) himpunan

biasanya

menggunakan huruf kecil

a, b, c, d, dan seterusnya.

Lambang anggota elemen suatu himpunan adalah

“” (baca:

anggota/elemen)

“” (baca: bukan anggota/elemen)

 

(6)

HIMPUNAN Contoh:

• Himpunan huruf vocal  V = {a, i, u, e, o}

• Himpunan bilangan asli  N = { 1, 2, 3, …}

• Himpunan bilangan bulat  Z = { …, -2, -1,

0, 1, 2, …}

(7)

HIMPUNAN BILANGAN

Himpunan bilangan asli

Himpunan bilangan cacah

Himpunan bilangan bulat

Himpunan bilangan Real

Himpunan bilangan irrasional

Himpunan bilangan Rasional

(8)

1. BILANGAN ASLI (N)

Himpunan bilangan asli atau disebut juga himpunan bilangan bulat positif dapat ditulis

sebagai ….

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BILANGAN ASLI

N = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}

(9)

Contoh:

Tuliskan bilangan asli yang kurang dari 15!

Penyelesaian:

Himpunan bilangan asli kurang dari 15

N = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14 }

(10)

2. Bilangan cacah (W)

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang bukan negative atau himpunan bilangan

asli ditambah 0

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BILANGAN ASLI

W = { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ….}

no

l

(11)

Contoh himpunan bilangan cacah:

1. B adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 6

 B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}

2. A adalah himpunan bilangan cacah

kelipatan 2  A = {2, 4, 6, 8, 10, … }

(12)

3. Bilangan Bulat (Z)

Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan asli (bilangan bulat positif), nol dan

lawannya (bilangan bulat negatif)

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Bilangan bulat negatif

Bilangan bulat negatif

nol

Z = { -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, …}

(13)

Penulisan bilangan bulat

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Untuk membaca bilangan bulat negatif di awali dengan kata negative di depan dan ditulis dengan tanda ( - ).

Contoh:

Bilangan -1 dibaca negatif satu Bilangan -5 dibaca negatif lima

Bilangan -10 dibaca negatif sepuluh

Bilangan bulat

negatif Bilangan bulat

positif

(14)

4. Bilangan Rasional (Q)

Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk

 

Contoh:

, , 5 = = , 3 =

 

a, b , b 0

 

Keterangan:

a = penyebut b = pembilang himpunan

= bilangan bulat  

(15)

Bentuk desimal dari bilangan rasional

Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian terhadap pembilang oleh penyebut menghasilkan bilangan di belakang koma yang tervatas serta berakhir dengan pengulangan bilangan nol, dan berulang tidak terbatas.

Contoh:

=

0,571428571428571

….

= 0,8750…

 

(bilangan di belakang koma terjadi pengulangan 571428 dan tidak terbatas)

(bilangan di koma tidak berulang dan berakhir dengan pengulangan

bilangan nol)

(16)

5. Bilangan Irasional (H)

Bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

 

Contoh:

, , ,

=

 

A, b , b 0  

Bilangan rasional

(17)

Bentuk desimal dari bilangan Irrasional

Bentuk desimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan di belakang koma yang tidak berulang dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol.

Contoh:

= 2,645713110645… (bilangan di belakang koma tidak berulang dan tidak terbatas dan tidak

berakhir dengan pengulangan bilangan nol

= 6,0827625302982…. (bilangan di belakang

koma tidak berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol)

 

(18)

6. Bilangan Real (R)

Gabungan bilangan rasional dengan bilangan irasional.

Semua bilangan real dapat dinyatakan dalam bentuk desimal.

R

N W

Z Q

H

Keterangan:

N = bilangan asli

W = bilangan cacah

Z = bilangan bulat

Q = bilangan rasional

R = bilangan real

H = bilangan

Irrasional

(19)

Kerapatan

Diantara dua bilangan real sembarang yang berlainan x dan y, terdapat suatu bilangan real lain dapat hyga di rumuskan (x+y) Sehingga dapat dikatakan bahwa diantara dua bilangan real

sembarang yang lain terdapat bilangan rasional maupun irrasional.

 

Contoh:

Tentukan kerapatan antara 2 dan 3 Jawab:

(2 + 3) = = 2,5

 

(20)

B. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Pengertian Sistem Koordinat Kartesius

Di dalam ilmu matematika

sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan posisi atau letak dari sebuah titik/lokasi/benda pada bidang datar.

Apa itu sistem koordinat kartesius?

Y

Garis X

horizontal (sumbu x)

Garis vertikal (sumbu y)

Sistem koordinat kertesius

dilukiskan oleh dua buah garis

Titik nol/titik

asal

(21)

Garis horizontal atau yang disebut juga sumbu x terdiri dari x positif dan x

negatif,

Y

X positif

digambarkan posisinya di sebelah kanan angka 0

X negatif

digambarkan posisinya di sebelah kiri angka 0

X

(22)

Garis vertikal atau yang disebut juga sumbu y

Terdiri dari y positif dan y negatif

Y

y positif

digambarkan posisinya di sebelah atas angka 0

y negatif

digambarkan posisinya di sebelah bawah angka 0

X

(23)

Untuk menuliskan sebuah titik pada sistem koordinat

kartesius adalah sebagai berikut:

Misalkan titik A yang terletak pada sistem koordinat

kartesius, maka cara

penulisannya adalah A (x,y)

Cara penulisan sistem koordinat kartesius

Y

X

A

(x,y) y

absis ordina x

t

(24)

Y

X

Menentukan koordinat sebuah titik pada bidang koordinat kartesius

1 2 3 4 -5 -4 -3 -2 5

-1

4 3 2 1

-4 -2 -3 -1

A (-3, 3)

B (2, 4)

C (-2,

-3) D (3,

-4)

(25)

Y

X

Menentukan letak/posisi sebuah titik koordinat pada bidang koordinat

kartesius

1 2 3 4 -5 -4 -3 -2 5

-1

4 3 2 1

-4 -2 -3 -1

L (- 2,4)

K (4,1)

M (-4, -2)

N (2, -4)

Diketahui koordinat

Titik K (4,1), L (- 2,4), M (-4, -2), N (2, -4)

Gambarkan titik-titik

tersebut pada bidang

koordinat kartesius

(26)

Y

X

Menghubungkan beberapa titik koordinat pada bidang koordinat

kartesius menjadi sebuah bidang datar

1 2 3 4 -5 -4 -3 -2 5

-1

4 3 2 1

-4 -2 -3 -1

S (-

3,4) P (3,4)

R (-3,-

4) Q (3,

-4)

P (3,4) Q (3, -4)

R (-3,- 4)

S (-3,4)

(27)

RUMUS JARAK

15.YESI EKA VERTIWI

(HAL 7.15 – 7.18 )

856792317

(28)

RUMUS JARAK

Ketika dua titik dihubungkan dengan garis lurus bagian garis antar dua titik disebut ruas garis (a line segmen).

Panjang ruas garis tersebut menunjukkan jarak antara dua titik di dua ujung ruas garis tersebut .

Theorema Pytagoras dapat digunakan

untuk menentukan Panjang ruas garis

yang tidak sejajar dengan sumbu

koordinat.

(29)

CONTOH SOAL

Tentukan jarak antara titik A (2,3) dan B (2,5)

0

y

1 x

1 2

2 3

3 4 4

5 5

6

6 B(5,5 )

A(2,3 )

C(5,3)

(30)

CONTOH SOAL

Pertama, gambarlah garis horizontal melalui A (2,3) dan garis vertical melalui B(5,5). Kedua garis tersebut berpotongan di C (5,3) hingga terbentuk segitiga siku- siku ABC.

Dari gambar dapat diketahui Panjang ruas garis : AC = 5 – 2 = 3 BC = 5 – 3 = 2

Berdasarkan teorema Phytagoras : (AB)² = (AC)² + (BC)²

(AB)² = 3² + 2² (AB)² = 9 – 4 (AB)² = 13 (AB) =

Jadi jarak antara titik A dan B adalah  

(31)

PERSAMAAN LINGKARAN

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik- titik (x,y) pada bidang yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut pusat lingkaran, jarak titik-titik (x,y) terhadap titik pusat disebut jari-jari (radius) dan dilambangkan r.

Jika titik pusat lingkaran P(a,b) dan jarak

titik-titik Q(x,y) terhadap titik pusat P

berjarak r, maka dengan rumus jarak kita

akan memperoleh hubungan antara titik

Q(x,y), P(a,b) dan r.

(32)

0

y

x

r

Lingkaran dengan Pusat P(a,b)

P(a,b C )

Q(x,y)

(33)

Gambar diatas merupakan duplikat segitiga pada lingkaran.

Hubungan antara titik Q(x,y), P(a,b)

dan r dapat ditunjukkan dengan

menerapkan Theorema Pytagoras.

(34)

r² = (x-a)² + (y-b)² r =

Q(x,y)  

r

P(a,b) C

(x-a)

(y-b)

(35)

CONTOH SOAL

Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di titik P(2,3) dan melalui titik A(4,5).

Jari-jari lingkaran adalah : r =

r = r = r =

 

(36)

LANJUTAN

Gambar lingkaran

dengan pusat P(2,3) dan melalui A(4,5)

0

x

r P(2,3)

A(4,5)

y

Persamaan lingkaran yang dimaksud adalah : r² = (x-a)² + (y-b)²

² = (x – 2)² + (y – 3)² 8 = (x – 2) + (y – 3)²

 

(37)

21. WIRA LESTARI

Halaman 7.18 – 7.25

E. SISTEM KOORDINAT KUTUB F. HUBUNGAN KOORDINAT

KUTUB DENGAN KOORDINAT

KARTESIUS

(38)

E. Sistem Koordinat Kutub

Sistem koordinat kutub adalah suatu system koordinat 2- dimensi dimana setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah ditetapkan dan suatu arah yang telah ditetapkan.

Dalam system koordinat kartesius, tempat kedudukan titik pada bidang ditunjukkan oleh pasangan terurut bilangan real (x,y). Makna ini berlaku juga sebaliknya yaitu

pasangan terurut bilangan rasional (x,y).

(39)

Sinar garis tetap, atau Sumbu kutub

.

Kutub atau Titik asal

P (r,)  

r

y

x

o �

 

Sinar garis OP

Titik P adalah titik sebarang pada

bidang (Lihat gambar). Dalam system koordinat kutub, titik P terletak pada jarak r satuan dari titik asal/kutub, dan sinar garis OP membentuk sudut

terhadap sumbu kutub.

 

(40)

Sudut bernilai positif jika arah pengukuran sudut berlawanan

dengan arah pergerakan jarum jam dan bernilsi negative jika arah pengukuran sudut searah dengan pergerakan jarum jam.

 

(41)

CONTOH SOAL:

Gambarkan koordinat kutub :

a. P (r, b. P (r, -) c. P (r, )  

y

P (r, )  

r

P (r, -)

  40  0

- 

P (r, -)  

 

Gambar 7.16

(42)

Koordinat r pada titik P(r,

aris yang membentuk sudut dengan sumbu kutub.

Dengan panjang yang sama, nilai r negative jika merupakan kepanjangan dari sinar garis OP

(dengan arah yang berlawanan arah sinar garis OP

yang membentuk sudut dengan sumbu kutub melalui kutub).

 

(43)

F. HUBUNGAN KOORDINAT DENGAN KOORDINAT KARTESIUS

Jika sumbu-sumbu pada system koordinat kutub dan system koordinat kartesius dihimpitkan

Hingga saling menutupi, maka letak suatu titik pada system koordinat kutub yang ditandai dengan

pasangan teurut ( r, ) dan titik pada system

koordinat kartesius yang ditandai dengan pasangan terurut (x,y) dapat dihubungkan oleh persamaan

berikut:

 

(44)

Pada segitiga OPR dengan rumus Pythagoras terdapat hubungan:

sin = y = r sin Cos = x = r cos

= =

  y

P(x,y) P (r,

 

 

x R y

x o

(45)

Hubungan koordinat kutub dan koordinat kartesius tersebut diatas

berlaku pada seluruh kuadran pada bidang kartesius. Penentuan besarnya sudut kuadran dapat menggunakan sifat fungsi tangen di setip kuadran, yaitu:

Pada kuadran I, nilai x positif dan nilai y positif sehingga tan = nilai tan positif

Pada kuadran II, nilai x negative dan nilai y positif sehingga tan = nilai tan positif

Pada kuadran III, nilai x negative dan nilai y negatif sehingga Tan = tan = nilai tan positif

 

(46)

Jika diketahui titik-titik koordinatnya

P (4,4)

Ubahlah menjadi koordinat cartesius atau koordinat kutub!

Diketahui koordinat cartesius P (4,4), maka digunakan rumus dan perhitungannya sebagai berikut:

r = + r = Tan =

= arctan 1 =

Jadi koordinat kutubnya dari P (4,4) adalah P= ()

 

1

(47)

2

Diketahui Koordinat Kartesius:

4

A

(x,y)

4

 

√ 3

r

Ubahlah ke Koordinat Kutub:

Titik A ( 4,4)  

Maka : r =  

Tan =  

PENYELESAIAN:

Titik A ( 4,4)  r =

r = r =

r = 8  

tan =  

tan =  

tan  

4

tan  

Jadi A ( 4,4) <==> A(8, )

 

(48)

3

Diketahui Koordinat Kutub :

B (r,  

12

150

o

 

Titik A ( 12, )

Maka : x = r.

cos

y = r.

sin  

Titik A ( 12,

= 12. cos

= 12. – cos = 12. - = -

  y = r. sin

= 12. sin = 12. sin = 12.

y = 6  

PENYELESAIAN:

Jadi B (12, )  B (-6

 

(49)

6. SUTRIA RAMADHANI

KB 2.Persamaan linear

7.33-7.39

(50)

• Persamaan linear adalah persamaan dari ilmu aljabar di mana persamaan ini sukunya mengantung konstanta dengan variable tunggal.

• Kenapa bisa disebut linear ?

• Karena tiap hubungan matematis di gambarkan dengan garis lus dalam suatu koordinat kartesius

Apa itu persamaa

n linear?

(51)

SIFAT-SIFAT PERSAMAAN LINEAR

 Penjumlahan, pengurangan,perkalian dan pembagian bilangan kedua

ruas tidak mengubah persamaan nilai

 Persamaan jika di pindaha ruas maka penjumlahan berubah jadi

pengurangan. Jika perkalian berubah menjadi pembagian

dan sebaliknya

(52)

BERIKUT INI PENUANGAN AIR DI TANGKI

-10- -9- -8- -7- -6- -5- -4- -3- -2- -1-

1 09

8 7 6 5 4 3 2 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Volum air (Liter)

Waktu (Menit)

Waktu Volum Relasi

0 31 31 = 0 + 31 31 = 10(0)+31

1 41 41 = 10 + 31 41 = 10(1)+31 2 51 51 = 20 + 31 51 = 10(2)+31 3 61 61 = 30 + 31 61 = 10(3)+31 4 71 71 = 40 + 31 71 = 10(4)+31 5 81 81 = 50 + 31 81 = 10(5 )+31

Dan seterusnya

x f(x) f(x)= 10x = 31

(53)

RUMUS DAN CONTOH

Dik : nilai x pada persamaan 10x + 10

= 10x – 5

Di tanya : berapa nilai x ? Jawab

10x + 10 = 5 x -5 10x – 5 x = -5 -10 5 x = -15 x = -

x = -3

Jadi, Nilai x adalah -3

Bentuk Umum fungsi linear

 

y = ax + b

(54)

PENGERTIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Persamaan linear dua variable adalah dua persamaan dari linear dua variabel.

Kedua variable mempunyai hubungan dan bisa memiliki satu penyelesaian

Langkah – langkah untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan persamaan linear dua variabel :

- melakukan pergantian setiap besaran di dalam masalah dengan variabel dan di nyatakan

dengan simbol atau huruf

- Membuat suatu model matematika dari suatu masalah

- mencari solusi yang tepat dari permasalahan dan menggunakan metode persamaan linear dua

variabel
(55)

PENYELESAIAN PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Penyelesaian dari persamaan linear dua variabel adalah pasangan terurut dari bilangan (x,y) yang menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar.

Contoh : persamaan y = x+ 2 pada (-6,-1) y = x+ 2

-6 = (-1) + 2

= - + 2

=

•  

Karena hasilnya tidak sama maka (-6,-1) bukan lah penyelesaian dari persamaan y

= x+ 2

 

(56)

MENGGAMBAR PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

• MENGGAMBARKAN PERSAMAAN LINEAR Y = X+ 2

•  

X y = x+ 2 Solusi -

4

(-4)+ 2 = 0

(-4,0) -

2 (-2)+ 2 =

1 (-2,1)

0 (0)+ 2 = 2

(0,2) 2 (2)+ 2 =

3 (2,3)

4 (4)+ 2 =

4 (4,4)

X Solusi

- 4

(-4,0) -

2 (-2,1)

0 (0,2)

2 (2,3)

4 (4,4)

-4 -3 -2 -1

-1 -2 4 3 2 1 0

1 2 3 4

(- 4,0)

(- 2,1)

(0,2)

(2,3)

(4,4)

y

x

y = x+ 2  

(57)

Penjelasan persamaan linear dua variabel

• Himpunan bilangan real adalah himpunan pengganti untuk x dan y, maka

setiap solusi dari persamaan merupakan koordinat titik titik pada garis, maka penyelesaian y = x+ 2 maka di sebut dengan persamaan garis

•  

Koordinat gambar dari persamaan yang ekuivalen dengan

ax + by = c, x dan y € {Bilangan real}

Dimana a, b, c adalah bialngan real dengan a dan b kedua nya tidak sama dengan nol

berupa garis lurus

(58)

Titik potong garis terhadap sumbu –x dan -y

Intercept adalah menggambar garis dengan hanya menentukan dua titik yang merupakan titik-titik potong garis dengan sumbu-sumbu koordinat.

Intercept –y (x=0)

Intercept –x (y=0)

Intercept –y Intercept –x 0,2

1,0

(59)

Contoh soal titik potong garis terhadap sumbu –x dan -y

Persamaan 4 x -4 y

= 8 Jawab

y = 0 maka 4x - 4y = 8 4x-4 (0)=8 4x=8 x = 2

x-intercept adalah (2,0)

Gambar kedua titik pada bidang koordinat pada garis 4 x – 4 y = 8

Persamaan 4 x -4 y

= 8 Jawab

x = 0 maka 4x - 4y = 8 4(0) - 4y = 8 -4y = 8 y= 2

y-intercept adalah (0,2)

y

2,0 x 0,2

(60)

3. SRI MULIANDANI

7.39 –

7.46

(61)

Kemiringan (Slope) atau Gradien Garis

Gambar disamping adalah :

1. Garis lurus yang memotong sumbu –x pada x=2 dan sumbu –y pada y = 4

2. Garis yang menanjak dari kiri ke kanan yaitu menanjak 2 satuan untuk setiap pergerakan 1 satuan ke kiri ke kanan x

y

(2,0)

o

(0,-4)

Garis 4x – 2y = 8

(62)

Pengertian Kemiringan (Slope)

Kemiringan (Slope) atau Gradien garis merupakan ukuran dari Langkah pada gambar sebelumnya

Gradien Garis Lurus merupakan laju perubahan dari koordinat –y dari suatu titik pada suatu garis lurus

terhadap koordinat -x

(63)

CONTO H

1. Gambarkan persamaan garis y= 2x

Jawab :

y = 2x

x y

2 4

1 2

0 0

-1 -2

-2 -4

2 2 2 2 1

1 1 1

2 4

O

-2 -1 1 2

-2

-4

y

x (2,4)

(-2,-4)

(1,2)

(-1,-2)

(0,0)

y = 2x

Garis y =

A 2x

B

(64)

Untuk semua bilangan real m , gambar dalam bidang koordinat dari persamaan

y = mx

Adalah garis yang mempunyai gradien m dan melalui titik asal (0,0)

(65)

2. Tentukan Gradien Garis yang melalui titik (, ) = (-3,2) dan (, ) = (2,5). Gambarkan!

 

(-3,2) 2

5

(2,5)

O -3 2

x y

(2 –(-3)) = 5

(5 - 2)= 3

Garis dengan Gradien

 

Jawab :

Gradien : m = = =

Jika kita ubah titik (, ) = (2,5) dan (, ) = (-3,2), maka Hasilnya adalah

m = = =

Hal ini menunjukkan bahwa urutan penamaan dari titik memberikan hasil yang sama

 

Gradien artinya yaitu untuk :

Setiap gerakan 5 satuan ke kanan menyebabkan garis bergerak ke atas 3 satuan atau

Setiap gerakan 5 satuan ke kiri menyebabkan garis bergerak ke bawah 3 satuan

 

(66)

KESIMPULAN GRADIEN GARIS LURUS

1. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas

2. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu –x adalah nol, karena arah garis vertical tidak ada 3. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kiri ke kanan bawah

4. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu –y tidak terdefinisi, karena arah garis horizontal tidak ada (menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak didefinisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu –y tidak mempunyai gradien

5. Misalnya garis lurus k gradiennya dan garis lurus j gradiennya . Jika garis k dan garis j saling tegak lurus, maka gradien-gradiennya menunjukkan hubungan

- dengan ≠ 0 atau . = -1

6. Garis-garis lurus yang sejajar (parallel ) mempunyai gradien yang sama  

(67)

y

x

(a)

y

x

Gradien positif

Gradien nol

x y

Gradien negatif

y

x

Gradien tidak terdefinisi

(b) (c) (d)

Macam-macam Gradien Garis

(68)

CONTO

3. Tentukan gradien garis yang melalui titik-titik (-2,2) dan (3,2). Gambarkan garis

H

tersebut!

Jawab :

Umpamakan (, ) = (-2,2) dan (, ) = (3,2) maka

gradien garis :

m = = = = 0

 

-2 3

2 (3,2

)

Gradien =

y 0

x (-

2,2)

o

(69)

3. Tentukan gradien garis yang melalui titik (3,2) dan (3,-3). Gambarkan garis tersebut!

Jawab :

Umpamakan (, ) = (3,2) dan (, ) = (3,-3) maka gradien garis :

m = = = = tidak didefinisikan

 

-2

-3

3 (3,2 )

Gradien = tidak di definisikan

y

x

(3,-3) o

(70)

Menentukan Persamaan Garis yang Melalui Titik dengan Gradien Tertentu

Jika (, ) adalah titik pada garis dan (, ) adalah titik laon pada garis yang sama, maka gradien dari (, ) ke (, ) adalah

Diubah bentuk menjadi = m ()

Dengan demikian = m ()

Adalah persamaan garis dengan gradien m dan melalui titik (, )  

m =

 

(71)

CONTO H

Tentukan persamaan garis yang melalui titik (2,1) dan gradien 3 Jawab :

= m ()

y – 1 = 3 (x-2) y – 1 = 3 x-6

y = 3x-5

 

(72)

Menentukan Persamaan Garis dengan y-intercept dan Gradien Diketahui

y

1 2 x

-4 -2 -2 -1

o (0,

0) (1, 2)

(2, 4) 2

4

(-1,- 2) (-2,- 4)

y= 2x

1 2

y= 2x

y

x

(0, 4)

y= 2x + 4

(0, 0)

Garis y = 2x dan y = 2x +4

(73)

Untuk menentukan y-intercept, ganti x dengan 0 pada setiap persamaan garis

y = 2x y = 2x + 4

y = 2 (0) y = 2 (0) + 4

y = 0 y = 4

Jika garis memotong sumbu –y(y-intercept) di b, maka titik potong tersebut adalah (0,b)

Persamaan garis yang melalui titik (0,b) dengan gradien m adalah

y – b = m (x-0) y – b = mx

y = mx + b

y

-intercept

y = mx + b

Merupakan persamaan garis dengan m adalah gradien dan b adalah titik potong garis

terhadap sumbu-y (y-intercept)

(74)

CONTO H

Berikut ini contoh persamaan garis bentuk y = mx + b

Persamaan garis gradien y-intercept

y = mx + b m b

y = 3x +5 y = -2x – 4

y = - x + -

y = 12 0 12

X = 5 tidak ada tidak ada

 

(75)

RESKI OKTAVIANI 7.47-7.54

B. PERTIDAKSAMAAN

LINIER

(76)

Contoh 7.30

Tentukan gradien dan y- intercept dari persamaan 3x+2y = 6

Jawab :

Persamaan tersebut diubah menjadi bentuk y = MX + B.

• 3x + 2y = 6

• 2y = -3x + 6

• Y = ( - ) x + 3

•  

DIPEROLEH :

A. GRADIEN = (-).

B. Y- INTERCEPT = 3. (GARIS

TERSEBUT MEMOTONG SUMBU -Y DITITIK (0.3)).

•  

(77)

UNTUK MEMBUKTIKAN (- ) BENAR GRADIEN DARI GARIS 3X + 2Y = 6, KITA GUNAKAN TITIK LAIN YAITU (-2, 6) DAN (4, -3).

APAKAH TITIK (-2,6) DAN (4, -3) BERADA PADA GARIS?

(-2,6):3(-2) + 2(6) = 6 DAN 6 = 6 (BENAR)

(4,-3) 3(4) + 2(-3) = 6 DAN 6 = 6(BENAR).

SEKARANG APAKAH BENAR -GRADIEN GARIS?

M = = = ( ) (BENAR)

•  

l 0 -2

-3_

l l

2 4

x 3 -

6 - y

(0, 3) (-2, 6)

Y=(-) x+3  

Gambar 7.37 Garis -Y=(-) x+3

 

(78)

GARIS-GARIS SEJAJAR DI GAMBARKAN SEBAGAI GARIS-GARIS PADA BIDANG DATAR YANG TIDAK BERPOTONGAN, BERAPAPUN JARAK ANTAR GARIS-

GARIS TERSEBUT.

DUA GARIS SALING SEJAJAR JIKA DAN HANYA JIKA

1. KEDUA GARIS TERSEBUT MEMILIKI GRADIEN YANG SAMA

2. KEDUA GARIS TERSEBUT MEMILIKI Y -INTERCEPTBYANG BERBEDA.

CONTOH 7.31

TUNJUKKAN APAKAH GARIS 9X+6Y= 2 DAN 3X = 10-2Y SEJAJAR?

JAWAB :

BENTUK KEDUA GARIS DIUBAH MENJADI Y= MX+B,

YAITU:

9X+6Y= 2 6Y = -9X+2 Y=(-)X + Y = (- )X +

•  

3x = 10 – 2 y 2y= -3x +10 y =(-)x + y= (-)x+ 5  

(79)

MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS YANG MELALUI DUA TITIK

(, ) DAN (, ) ADALAH TITIK TITIK PADA SATU GARIS DAN (X, Y) ADALAH TITIK LAIN PADA GARIS YANG SAMA DENGAN GRADIEN. GRADIEN GARIS DARI ( , ) KE (X,Y) ADALAH DAN GRADIEN GARIS DARI ( , ) KE (, ) ADALAH , YAITU

= DAN =

•  

KARENA TITIK (X,Y), (, ) DAN (, )

TERLETAK PADA GARIS YANG SAMA MAKA GRADIEN GARIS DARI (, ) KE (X,Y) SAMA DENGAN GRADIEN GARIS DARI (, ) KE (, ) SEHINGGA DIPEROLEH

= ATAU =

•  

= Atau =

Merupakan persamaan garis yang melalui titik (, ) dan (, )

 

(80)

CONTOH 7.33

TENTUKAN PERSAMAAN GARIS YANG MELALUI TITIK (2, -3) DAN (5, 1) JAWAB : PERSAMAAN GARIS YANG DIMAKSUD ADALAH

= DAN DISEDERHANAKAN MENJADI

= ATAU Y +3 = (X-2) Y = X- - 3 ATAU Y = X-

•  

(81)

B. PERTIDAKSAMAAN LINEAR

GAMBAR 7.3 9

MENGGAMBARKAN GARIS Y= X-2.

Y

X

-2 - 0 (A)

2 I Y= X-2

(B)

GAMBAR 7.39

GAMBAR Y = X-2 DENGAN WILAYAH (A) DAN (B)

(82)

PERTIDAKSAMAAN LINEAR DALAM X DAN YDAPAT DITULIS DALAM SALAH SATU BENTUK-BENTUK BERIKUT:

1. AX + BY < C 2. AX + BY > C 3. AX + BY ≤ C 4. AX + BY ≥ C

DIMANA A, B, DAN C ADALAH BILANGAN REAL DAN A DAN B TIDAK KEDUANYA NOL.

CO NTOH 7.34 :

A. 3AX-2Y < 6 B. 4X + Y > 8 C. X + 5Y ≤ 10 D. X ≥ 5

(83)

HIMPUNAN PENYELESAIAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

Penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah pasangan terurut dari bilangan real yang menyebabkan pertidaksamaan menjadi pernyataan yang bernilain benar.

Contoh 7.35

APAKAH TITIK (3,2) DAN (5,1) merupakan penyelesaian dari 3x – 2y < 6?

Jawab :

Untuk titik (3 , 2) x diganti dengan 3 dan y diganti dengan 2 sehingga 3 (3) -2 (2)

< 6 ↔9 -4 < 6 (benar)

Dengan demikian (3, 2) adalah penyelesaian dari 3x – 2y < 6.

Untuk titik (5, 1) silahkan anda coba!

(84)

Gambar himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah setengah bidang koordinat untuk menunjukkan bahwa setengah bidang koordinat merupakan himpunan, penyelesaian pertidaksamaan linear yang diberikan blm, setengah bidang koordinat tersebut diarsir.Berikut langkah menggambarkkan himpunan penyelesaian vdari ax + by < c.1. Gambar garis batas ax + by = c dengan bentuk putus-putus

L, merupakan batas dari setengah bidang yang memuat himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan yang diberikan.

2. Gunakan titik sebarang p (a, b) untuk menguji (biasanya yang lebih mudah digunakan adalah titik (0,0) ) dimana p adalah suatu titik pada salah satu dari setengah bidang. Gantikan x dengan abdan y dengan b pada pertidaksamaan yang diberikan.

3. Jika (a, b) adalah salah satu solusi dari ax + by < c, arsirlah daerah setengah bidang yang memuat p (a, b). Jika (a, b) bukan solusi dari ax +by < c, arsirlah daerah setengah bidang yang tidak memuat p ( a,b)langkah diatas dapat digunakan untuk bentuk pertidaksamaan lainnya

(1) ax +by > c ; (2) ax + by ≤ c ; (3) ax + by ≥ c
(85)

Contoh 7.38 :

Gambarkan daerah penyelesaian pertidaksamaan linear 2x+3y < 6jawab :

1. Gambarkan garis batas 2x+ 3y = 6 ( secara tidak putus putus, karena lambang pertidaksamaan nya memuat sana dengan "≤") dengan menentukan titik potong garis terhadap sumbu - x dan

sumbu -y , yaitu :titik potong garis terhadap sumbu -x ,y = 0 x = 3 dititik (3,0)titik potong garis terhadap sumbu -y, x = 0 y = 2 dititik (0, 2)garis 2x +3y = 6 membagi bidang koordinat menjadi dua bagian.

2. Gunakan titik (0,0) untuk menguji apakah setengah bagian bidang koordinat vyang memuat titik (0,0) adalah daerah penyelesaian pertidaksamaan 2x+ 3y ≤ 6 yang dimaksud(0,0) 2 (0) +3(0) ≤6 0 ≤ 6 ( benar)jadi benar bahwa setengah bagian bidang koordinat yang memuat titik (0,0) adalah daerah penyelesaian pertidaksamaan 2x + 3y ≤6, yang dimaksud

3.Karena (0,0) adalah penyelesaian pertidaksamaan 2x + 3y ≤6 setengah bagian daerah bidang koordinat terarsir yang memuat (0,0) adalah gambar dari himpunan penyelesaian yang diinginkan (perhatikan gambar 7.42)

(86)

0 y

x (3,0) (0,2)

2x +3y

≤6

2x+ 3y

= 6

Gambar 7.42

PENYELESAIAN 2X + 3Y ≤6

(87)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam system koordinat kutub, walaupun ada sepasang koordinat tertentu yang tidak memenuhi suatu persamaan, tetapi ini tidak perlu

Setiap titik pada koordinat kartesius diperoleh dari perpotongan antara x dan y, sedangkan titik pada koordinat polar merupakan titik potong antara jari-jari lingkaran yang

Selain itu, ”Sistem koordinat adalah suatu metode untuk menentukan letak suatu titik dalam grafik” Dalam matematika, sistem koordinat digunakan untuk menentukan tiap titik

Sistem koordinat merupakan bilangan yang dipergunakan / dipakai untuk menunjukkan lokasi suatu titik, garis, permukaan atau ruang “.Sistem merupakan bilangan yang

Bila pada persamaan linear diperoleh penyelesaian berupa himpunan titik-titik yang membentuk garis lurus, Bila pada persamaan linear diperoleh penyelesaian berupa himpunan

Sistem koordinat tiga dimensi adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada ruang.. Pada sistem koordinat tiga dimensi letak suatu titik pada

Jika O merupakan titik pusat koordinat dan garis OX merupakan sumbu axis polar, maka titik P dapat ditentukan koordinatnya dalam sistem koordinat polar berdasarkan sudut vektor (θ)

3 Ketiga bidang tersebut dapat digambarkan seperti berikut Jika titik 𝑃 berada dalam ruang dimensi tiga, maka secara sistem koordinat kartesius dituliskan berupa bilangan ganda tiga