• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip dan Penerapannya dalam Elektronik Digital

N/A
N/A
Ahmad Amroni

Academic year: 2024

Membagikan " Prinsip dan Penerapannya dalam Elektronik Digital"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 2

BAB III

COUNTER ASINKRON

Tujuan

Setelah melaksanakan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Membuat Rangkaian dasar Counter Asinkron 3-bit

2. Membuat Counter Up Asinkron MOD-n 3. Membuat Up-Down Counter Asinkron

Landasan Teori 1. PENDAHULUAN

Pada Counter Asinkron, sumber clock hanya diletakkan pada input Clock di Flip- flop terdepan (bagian Least Significant Bit / LSB), sedangkan input-input clock Flip-flop yang lain mendapatkan catu dari output Flip-flop sebelumnya.

Konfigurasi ini didapatkandari gambar timing diagram Counter 3- bit seperti ditunjukkan pada gambar 5.1. Dengan konfigurasi ini, masing- masing flip-flop di-trigger tidak dalam waktu yang bersamaan. Model asinkron semacam ini dikenal juga dengan nama Ripple Counter.

Gambar 3.1 Timing Diagram Up Counter Asinkron 3-bit

(2)

1 C1 B A

JQJ Q 1 J Q

CLK K Q K Q K Q

Tabel 3.1 Tabel Kebenaran dari Up Counter Asinkron 3-bit

CLK A B C Decimal

1 0 0 0 0

2 0 0 1 1

3 0 1 0 2

4 0 1 1 3

5 1 0 0 4

6 1 0 1 5

7 1 1 0 6

8 1 1 1 7

Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi clock dari flip-flop B, sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip- flop A. Perubahan pada negatif edge di masing-masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing- masing flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop).

Bentuk dasar dari Counter Asinkron 3-bit ditunjukkan pada gambar 5.2.

Gambar 3.2 Up Counter Asinkron 3 bit.

2. COUNTER ASINKRON MOD-N

Counter Mod-N adalah Counter yang tidak 2n. Misalkan Counter Mod- 6, menghitung : 0, 1, 2, 3, 4, 5. Sehingga Up Counter Mod-N akan menghitung0 s/d N-1, sedangkan Down Counter MOD-N akan menghitung dari bilangan tertinggi sebanyak N kali ke bawah. Misalkan Down Counter MOD-9, akan menghitung : 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8, 7, 15, 14, 13,..

(3)

Sebuah Up Counter Asinkron Mod-6, akan menghitung : 0,1,2,3,4,5,0,1,2,...

Maka nilai yang tidak pernah dikeluarkan adalah 6. Jika hitungan menginjak ke- 6, maka counter akan reset kembali ke 0. Untuk itu masing-masing Flip-flop perlu di-reset ke nilai “0” dengan memanfaatkan input-input asinkron-nya (�=1 𝑑𝑎𝑛 �= 0). Nilai “0” yang akan dimasukkan di PC didapatkan dengan me- NAND kan input A dan B (ABC= 110 untuk desimal 6). Jika input A dan B keduanya bernilai 1, maka seluruh flip-flop akan di-reset.

Gambar 3.3 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6

3. RANGKAIAN UP/DOWN COUNTER

Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada rangkaian Up/Down Counter ASinkron, output dari flip-flop sebelumnya menjadi input clock dari flip-flop berikutnya, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Gambar 3.4 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit.

(4)

Alat dan Bahan

1. Modul Trainer ITF 02 / DL 02

Prosedur Percobaan

A. Dasar Rangkaian Counter Asinkron 3-bit

1. Pada Modul Trainer ITF-02, buatlah rangkaian Up Counter Asinkron dan rangkaian Down counter Asinkron 4 bit

2. Jalankan Counter tersebut selama 15 clock, dan buatlah Tabel Pengamatannya.

B. Counter Asinkron MOD-n

1. Untuk masing-masing grup, pilih salah satu dari Counter Asinkron yang akan dibuat :

A. Up Counter Asinkron Mod-12 B. Up Counter Asinkron Mod-10 C. Up Counter Asinkron Mod-8 D. Up Counter Asinkron Mod-6 E. Up Counter Asinkron Mod-4

2. Buatlah Tabel Pengamatannya dengan menggunakan 4 bit

C. Up/Down Counter Asinkron

1. Buat rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit seperti gambar 5.4.

2. Pada input CNTRL, berikan nilai ‘1’ jika ingin menghitung naik (UP)dan

‘0’ jika ingin menghitung turun (DOWN).

3. Hasilnya pada Tabel Pengamatan.

(5)

Data Hasil Percobaan

Tabel 3.2 Tabel Kebenaran Counter Up Asinkron 4 Bit

CLK A B C D Desimal

1 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 1

3 0 1 0 0 2

4 1 1 0 0 3

5 0 0 1 0 4

6 1 0 1 0 5

7 0 1 1 0 6

8 1 1 1 0 7

9 0 0 0 1 8

10 1 0 0 1 9

11 0 1 0 1 A

12 1 1 0 1 B

13 0 0 1 1 C

14 1 0 1 1 D

15 0 1 1 1 E

16 1 1 1 1 F

Tabel 3.3 Tabel Kebenaran Counter Down Asinkron 4 Bit

CLK A B C D Desimal

1 1 1 1 1 F

2 0 1 1 1 E

3 1 0 1 1 D

4 0 0 1 1 C

5 1 1 0 1 B

6 0 1 0 1 A

7 1 0 0 1 9

8 0 0 0 1 8

9 1 1 1 0 7

10 0 1 1 0 6

11 1 0 1 0 5

12 0 0 1 0 4

13 1 1 0 0 3

14 0 1 0 0 2

15 1 0 0 0 1

16 0 0 0 0 0

(6)

Tabel 3.4 Tabel Kebenaran Up Counter Asinkron Mod-6

CLK A B C D Desimal

1 0 0 0 0 0

2 1 0 0 0 1

3 0 1 0 0 2

4 1 1 0 0 3

5 0 0 1 0 4

6 1 0 1 0 5

Tabel 3.5 Tabel Kebenaran Up/Down Counter Asinkron 3 Bit

CLK CNTRL A B C Desimal

1 0 0 0 0 0

2 0 1 0 0 1

3 0 0 1 0 2

4 0 1 1 0 3

5 0 0 0 1 4

6 0 1 0 1 5

7 0 0 1 1 6

8 0 1 1 1 7

9 1 1 1 1 7

10 1 0 1 1 6

11 1 1 0 1 5

12 1 0 0 1 4

13 1 1 1 0 3

14 1 0 1 0 2

15 1 1 0 0 1

16 1 0 0 0 0

(7)

Analisis Data

(8)

Kesimpulan

(9)

Catatan

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 2

(10)

DWI OCTAVIANO VIVALDI| 231904102008|4|A

MODUL PRAKTIKUM PRODI DIPLOMA IV LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERAPAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DIGITAL 2 LAMPIRAN

Gambar 3.6 Rangkaian Counter Up Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai 0

Gambar 3.7 Rangkaian Counter Up Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai 7

Gambar 3.8 Rangkaian Counter Up Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai A

Gambar 3.9 Rangkaian Counter Up Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai F

(11)

Gambar 3.10 Rangkaian Counter Down Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai E

Gambar 3.11 Rangkaian Counter Down Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai B

Gambar 3.12 Rangkaian Counter Down Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai 8

Gambar 3.13 Rangkaian Counter Down Asinkron 4 bit dengan kondisi Seven segment bernilai 1

(12)

Gambar 3.14 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6 dengan kondisi Seven segment bernilai 0

Gambar 3.15 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6 dengan kondisi Seven segment bernilai 2

Gambar 3.16 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6 dengan kondisi Seven segment bernilai 4

Gambar 3.17 Rangkaian Up Counter Asinkron Mod-6 dengan kondisi Seven segment bernilai 5

(13)

Gambar 3.18 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit Control 0 dengan kondisi Seven segment bernilai 7

Gambar 3.19 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit Control 0 dengan kondisi Seven segment bernilai 3

Gambar 3.20 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit Control 1 dengan kondisi Seven segment bernilai 5

Gambar 3.21 Rangkaian Up/Down Counter Asinkron 3 bit Control 1 dengan kondisi Seven segment bernilai 1

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Elektronika Digital merupakan modul praktikum yang berisi tentang kode ASCII, gerbang Logika Dasar, rangkaian Clock, Flip- Flop, Shift Register, Counter, Decoder dan

kaki D akan diterima oleh Flip-Flop saat terjadi perubahan sinyal lonceng (clock) dari 0 ke 1 atau sering juga disebut rising edge. Perubahan masukan pada kaki D tidak akan

Pencacah tak sinkron / ripple trough counter / special counter / serial counter karena output yang dihasilkan masing-masing flip-flop yang digunakan akan berubah

Untuk memperoleh flip-flop yang dapat bekerja serempak, perlu ditambahkan gerbang- gerbang untuk memungkinkan pemberian sinyal clock (penabuh) yang akan berfungsi

Pada Gambar 16 di atas dapat kita lihat bentuk sinyal keluaran yang dikeluarkan dari osiloskop pada rangkaian SR Flip Flop dengan menggunakan Clock yang menggunakan

Pencacah tak sinkron atau erial counter adalah pencacah yang pemberian sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak dihubungkan pada input flip-flop LSB (Less

Ada beberapa kondisi clock yang biasa digunakan untuk menyerempakkan kerja flip-flop yaitu : Tepi naik : yaitu saat perubahan sinyal clock dari logika rendah 0 ke logika tinggi..

Dokumen ini membahas tentang transportasi zat cair, termasuk transpor pasif dan