MODUL DASAR- DASAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PKM121
TEORI DOMINO, ACCIDENT PRONENESS, HUMAN FACTOR DAN MODERN
SESI KE-2
DISUSUN OLEH:
DECY SITUNGKIR, S.K.M., M.K.K.K
TEORI KECELAKAAN KERJA
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mahasiswa memahami pengertian kecelakaan 2. Mahasiswa memahami teori domino
3. Mahasiswa memahami teori accident proneness 4. Mahasiswa memahami teori faktor manusia 5. Mahasiswa memahami teori modern
B. URAIAN MATERI
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang menyebabkan kerugian. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan pekerjaan termasuk perjalanan yang biasa dilewati menuju ke tempat kerja dan kembali dari tempat kerja.(Djatmiko ., 2016) Mengapa kecelakaan terjadi? Apakah penyebab kecelakaan? Apakah kecelakaan tidak dapat dicegah?
Dalam proses terjadinya kecelakaan, terdapat empat unsur yang saling berinteraksi yaitu People, Equipment, Material, Environmental (PEME) dan bersama-sama menghasilkan suatu produk atau jasa. Kecelakaan terjadi ketika ada kontak diantara keempat unsur tersebut dimana pun mereka berada.
Sebagai contoh: kondisi alat atau material yang kurang baik atau berbahaya, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman seperti ventilasi, penerangan, kebisingan. Kemudian perilaku manusia dalam bekerja misalnya sering bercanda, tidak mengikuti prosedur dalam mengoperasikan alat juga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.(Ramli, 2013)
Perilaku manusia (human behavior) merupakan aspek penting yang menjadi pusat perhatian para ahli di dalam bidang Ilmu Keselamatan.
Heinrich pada tahun 1928, dari kajiannya terhadap data kompensasi kecelakaan kerja, mendapatkan bahwa kecelakaan kerja umumnya disebabkan oleh karena kondisi yang tak aman (unsafe condition) dan tindakan yang tak aman (unsafe Act). Menurutnya, kecelakaan kerja 80%
disebabkan tindakan yang tak aman, 18% disebabkan oleh kondisi yang tak aman dan 2% penyebabnya tak dapat diperkirakan.
Pada bidang Ilmu Keselamatan (safety sciences) berkembang pula berbagai teori atau model yang berupaya menjelaskan faktor terjadinya suatu kecelakaan misalnya teori domino, teori Faktor Manusia (human factors psychology), teori mengenai Pribadi Cendrung Celaka (accident proneness), dan sebagainya.
1) TEORI DOMINO
Teori domino menjelaskan penyebab kecelakaan sebagai urutan peristiwa atau faktor penyebab yang dapat diprediksi secara kronologis. Ibarat permainan domino yang telah disusun dengan baik namun saat potongan pertama dijatuhkan maka akan membuat potongan-potongan selanjutnya juga jatuh secara berantai. Hal yang sama juga mungkin terjadi pada kecelakaan.
Kecelakaan akan terjadi jika urutan penyebab yaitu fase pra kontak tidak dihentikan.
Dalam teori domino terdapat tiga fase yaitu fase pra kontak, fase kontak dan pasca kontak. Fase pra kontak yaitu peristiwa atau kondisi yang mengarah pada kecelakaan, sedangkan fase kontak yaitu fase dimana individu, mesin, atau fasilitas berinteraksi dengan bentuk energi atau gaya yang melebihi kemampuan fisik mereka. Dan fase pasca kontak merupakan hasil dari dari individu, mesin atau fasilitas kontak dengan energi atau hasil kecelakaan misalnya cidera, penyakit akibat kerja, kerusakan properti.(Kohn, 2007)
TEORI DOMINO HEINRICH
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebab kecelakaan kerja, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan serupa tidak berulang kembali.
H. W. Heinrich mengembangkan teori domino asli tentang penyebab kecelakaan pada akhir 1920-an. Meski ditulis puluhan tahun lalu, karyanya tentang penyebab kecelakaan masih menjadi dasar bagi
beberapa teori kontemporer. Menurut Heinrich, ada 5 faktor dalam urutan kejadian yang mengarah kepada kecelakaan antara lain:(Goetsch, 2015), (Kohn, 2007)
a) Keturunan dan lingkungan sosial yang memengaruhi keterampilan, keyakinan, dan "sifat karakter" pekerja, dan dengan cara mereka melakukan tugas. Heinrich menulis bahwa "Kecerobohan, keras kepala, keserakahan, dan sifat karakter yang tidak diinginkan lainnya dapat diturunkan melalui warisan".
b) Kesalahan manusia - kecerobohan atau kesalahan pribadi pekerja, yang menyebabkan mereka kurang memperhatikan tugas
c) Tindakan tidak aman atau bahaya mekanis / fisik, seperti kesalahan pekerja (berdiri di bawah beban yang ditangguhkan, menyalakan mesin tanpa peringatan…) atau kegagalan peralatan teknis atau mesin yang tidak terlindungi secara memadai
d) Kecelakaan - Biasanya, kecelakaan yang mengakibatkan cedera disebabkan oleh jatuh atau terbentur benda bergerak
e) Cedera atau kerugian, akibat kecelakaan
Gambar 2.1 Teori Domino Heinrich
Dua poin kunci dalam teori domino Heinrich adalah cedera disebabkan oleh tindakan faktor-faktor sebelumnya, dan penghilangan peristiwa yang menyebabkan insiden, terutama tindakan-tindakan tidak aman oleh karyawan atau kondisi kerja berbahaya, dapat mencegah kecelakaan dan cedera. Heinrich meyakini bahwa tindakan-tindakan tidak aman menyebabkan lebih banyak kecelakaan daripada kondisi yang tidak aman. Oleh karena itu, filosofi pencegahan kecelakaannya berfokus pada penghapusan tindakan- tindakan tidak aman dan faktor-faktor yang berhubungan dengan orang yang menyebabkan cedera.(Goetsch, 2015), (Poor Sabet, 2013), (Kohn, 2007)
TEORI DOMINO BIRD & LOTUS
Urutan kejadian kecelakaan diperbarui dalam teori domino Bird dan Lotus. Mereka menjelaskan bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan cerminan hubungan manajemen dengan penyebab dan dampak dari kecelakaan tersebut. Teori ini menggunakan umpama lima domino sebagai urutan penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu: (Kohn, 2007)
a) Kurangnya kontrol manajemen
Fungsi dari seorang manajer adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Ketika manajer kurang memainkan fungsinya maka timbul kegagalan-kegagalan seperti membeli peralatan atau alat yang tidak standar, tidak memberikan pelatihan yang memadai, atau gagal menginstal kontrol teknik yang memadai.
b) Penyebab dasar-asal
Umumnya, penyebab dasar dikelompokkan menjadi dua kelompok: faktor personal seperti kurangnya pengetahuan atau keterampilan, motivasi yang tidak sesuai, dan/atau masalah fisik atau mental, dan faktor pekerjaan termasuk standar kerja yang tidak memadai, desain atau pemeliharaan yang tidak memadai, pemakaian alat atau peralatan yang normal, dan/atau penggunaan alat yang tidak normal seperti mengangkat beban lebih berat dari kapasitas yang direkomendasikan oleh sebuah crane overhead. Penyebab
dasar ini menjelaskan mengapa orang melakukan praktik-praktik yang tidak memadai.
c) Penyebab langsung-gejala
Gejala utama dari semua insiden adalah tindakan-tindakan tidak aman dan kondisi-kondisi tidak aman. "Ketika penyebab dasar dari insiden-insiden yang dapat merugikan operasi bisnis, mereka memberikan kesempatan terjadinya praktik-praktik dan kondisi-kondisi yang tidak memadai (kadang-kadang disebut kesalahan) yang bisa menyebabkan domino ini jatuh dan langsung mengakibatkan kerugian"
d) Insiden-kontak
Insiden merupakan suatu peristiwa yang tidak diinginkan atau yang terjadi akibat kontak dengan energi yang melebih ambang batas. Insiden ini dapat berupa terkena, terbentur, bersentuhan dengan, bersentuhan oleh, terjepit, terjepit di, terjepit di antara, jatuh tingkat kaki, jatuh ke bawah, kelelahan berlebihan, dan paparan
e) Kerugian manusia-properti
Kerugian mengacu pada hasil yang merugikan dari kecelakaan. Ini sering dievaluasi dalam hal kerusakan properti, serta dampaknya pada manusia, seperti cedera dan lingkungan kerja.
Gambar 2.2 Teori Domino Bird dan Lotus
Hal terpenting yang ingin ditekankan pada teori ini bahwa manajemen bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan karyawan. Seperti teori
Heinrich, teori domino Bird dan Loftus menekankan bahwa insiden kontak dapat dihindari jika tindakan-tindakan dan kondisi-kondisi yang tidak aman dicegah.
Dengan menggunakan tiga domino pertama untuk mengidentifikasi kondisi yang memungkinkan terjadinya insiden, dan kemudian memastikan aktivitas manajemen yang sesuai dilakukan, kecelakaan dan kerugian terkait dapat dieliminasi sesuai dengan teori ini. (Kohn, 2007)
TEORI DOMINO MARCUM
Gambar 2.3 Teori Domino Marcum
Teori domino Marcum disebut dengan Seven Domino Sequence of Misactsidents. Misactsidents artinya rangkaian misaksi yang dapat diidentifikasi yang terkait dengan persiapan tugas yang tidak memadai yang menyebabkan kinerja yang tidak memadai dan risiko yang tidak terganti. Misactsident memungkinkan individu dan fasilitas untuk berinteraksi dengan agen berbahaya, bentuk energi, gaya, atau zat dalam cara yang memicu reaksi merugikan yang cukup ekstensif sehingga kerugian yang tidak pantas terjadi dan biaya yang timbul akibatnya.
Dalam teori ini, Marcum fokus pada elemen manusia dalam misaksi. Ini mencakup misaksi oleh karyawan yang gagal mengenali atau menghargai risiko di tempat kerja, serta misaksi manajemen organisasi yang membiarkan risiko tidak dikenali, tidak dihargai, dan/atau tidak diperbaiki. Marcum percaya bahwa kecelakaan dianggap oleh sebagian besar orang sebagai peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Tidak ada kendali atas mereka. Mereka bahkan bisa dianggap sebagai tindakan Tuhan. Marcum menekankan bahwa kecelakaan memiliki
penyebab khusus dan dapat dikendalikan - bahwa keselamatan dapat dan harus dikelola. Seperti teori Bird dan Loftus tentang penyebab kecelakaan, teori Marcum fokus pada tanggung jawab manajemen dalam melindungi keselamatan karyawan serta mencegah penurunan kualitas organisasi. Penurunan kualitas organisasi mencakup kerugian pada peralatan dan fasilitas, serta aset tak berwujud organisasi seperti reputasi atau goodwill perusahaan. (Kohn, 2007)
2) TEORI ACCIDENT PRONENESS
Teori kecenderungan kecelakaan berpendapat bahwa dalam sekelompok pekerja yang diberikan, ada subset pekerja yang lebih rentan terlibat dalam kecelakaan. Peneliti tidak dapat membuktikan teori ini secara konklusif karena sebagian besar penelitian telah dilakukan dengan buruk dan sebagian besar temuan adalah bertentangan dan tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Teori ini tidak umum diterima. Dianggap bahwa jika memang teori ini didukung oleh bukti empiris apa pun, mungkin hanya menyebabkan sebagian kecil kecelakaan tanpa signifikansi statistik yang berarti.(Goetsch, 2015), (Kohn, 2007)
3) TEORI FAKTOR MANUSIA
TEORI FAKTOR MANUSIA FERREL
Gambar 2.4 Teori Faktor Manusia
Teori faktor manusia menekankan bahwa kecelakaan yang terjadi disebabkan kesalahan manusia atau dikenal dengan istilah human error. Ada tiga faktor penyebab terjadinya kecelakaan antara lain:(Goetsch, 2015), (Kohn, 2007)
a) Beban kerja berlebihan (Overload) merupakan beban kerja yang terjadi ketika seseorang dibebani dengan tugas atau tanggung jawab yang berlebihan. Misalnya, seorang karyawan tidak hanya harus menjalankan tugas pekerjaannya, tetapi juga harus menghadapi kebisingan berlebihan, stres, masalah pribadi, dan instruksi yang tidak jelas. – terjadi ketika seseorang dibebani dengan tugas atau tanggung jawab yang berlebihan b) Aktivitas yang Tidak Sesuai (Inappropriate Activities): "Aktivitas yang tidak
sesuai" adalah istilah lain untuk kesalahan manusia. Ketika individu menjalankan tugas tanpa pelatihan yang tepat, mereka bertindak secara tidak sesuai.
c) Tanggapan yang Tidak Sesuai (Inappropriate Response): "Tanggapan yang tidak sesuai" terjadi, misalnya, ketika seorang karyawan mendeteksi kondisi berbahaya namun tidak mengatasi atau menghilangkan pelindung dari mesin untuk meningkatkan produktivitas.
TEORI SWISS CHEESE
Gambar 2.5 Teori Swiss Cheese
Model penyebab kecelakaan "Swiss Cheese" pertama kali dikembangkan oleh James Reason (1970-1977) sebagai model penyebab kecelakaan linear. Teori ini saat ini banyak digunakan karena sederhana dan mengusulkan bahwa organisasi berusaha mencegah kecelakaan dengan pertahanan untuk mencegah risiko dan bahaya menjadi kerugian. Pertahanan organisasi ini dibagi menjadi dua kelompok:
1. Pertahanan keras (hard defenses), yang mencakup sistem peringatan otomatis, rintangan fisik, perangkat keselamatan yang dirancang, dan titik lemah yang dimasukkan ke dalam sistem utama untuk perlindungan, seperti sekering.
2. Pertahanan lunak (soft defenses), yang bergantung pada personel dan prosedur; regulasi kinerja yang diperlukan, penyelidikan, pemeriksaan, prosedur kinerja rutin, pendidikan dan pelatihan, supervisi, dan izin kerja.
Pertahanan lunak juga melibatkan pengawas dan operator sebagai pelopor.
Reason memiliki dampak besar pada pemikiran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHS) dan penyebab kecelakaan dengan mengalihkan fokus penyelidikan dari menyalahkan individu menjadi pendekatan penyelidikan tanpa menyalahkan; dari pendekatan pada individu menjadi pendekatan sistem; dari kesalahan aktif menjadi kesalahan laten; dan dia memfokuskan pada bahaya, pertahanan, dan kerugian. (Toft et al., 2012)
4) TEORI MODERN
TEORI EPIDEMIOLOGI
Gambar 2.6 Teori Epidemiologi
Secara tradisional, teori-teori dan program-program keselamatan berfokus pada kecelakaan dan cedera yang diakibatkannya. Namun, tren saat ini adalah menuju perspektif yang lebih luas yang juga mencakup isu higiene industri. Higiene industri berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit, gangguan kesehatan, atau bentuk-bentuk gangguan kesehatan lainnya. Hal ini menghasilkan pengembangan teori epidemiologi penyebab kecelakaan.
Epidemiologi adalah studi tentang hubungan sebab-akibat antara faktor- faktor lingkungan dan penyakit. Teori epidemiologi ini berpendapat bahwa model-model yang digunakan untuk mempelajari dan menentukan hubungan- hubungan ini juga dapat digunakan untuk mempelajari hubungan sebab-akibat antara faktor-faktor lingkungan dan kecelakaan atau penyakit. Komponen utamanya adalah karakteristik predisposisi (kerentanan individu, persepsi dan faktor lingkungan) dan karakteristik situasional (tekanan oleh rekan kerja/teman sebaya, penilaian oleh individu, prioritas atasan dan sikap),
dimana jika digabungkan, dapat menghasilkan atau mencegah kondisi yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Sebagai contoh, jika seorang karyawan yang sangat rentan terhadap tekanan teman sejawat (karakteristik predisposisi) ditekan oleh rekan-rekannya (karakteristik situasional) untuk mempercepat operasinya, hasilnya akan meningkatkan probabilitas terjadinya kecelakaan. (Goetsch, 2015), (Toft et al., 2012)
TEORI MODEL SISTEM
Sebuah sistem adalah kelompok komponen yang berinteraksi dan berhubungan secara teratur sehingga membentuk kesatuan yang utuh. Teori ini memandang situasi dimana kecelakaan dapat terjadi disebabkan interaksi sistem yang terdiri dari komponen-komponen berupa orang (tuan rumah), mesin (agen), dan lingkungan. Perubahan dalam pola interaksi dapat meningkatkan atau mengurangi probabilitas terjadinya kecelakaan. Sebagai contoh, seorang karyawan berpengalaman yang mengoperasikan pusat penggilingan berporos numerik lima sumbu dalam lingkungan bengkel mungkin mengambil cuti selama dua minggu. Penggantinya sementara mungkin kurang berpengalaman.
Perubahan dalam salah satu komponen sistem ini (orang/tuan rumah) meningkatkan probabilitas terjadinya kecelakaan.(Goetsch, 2015)
Gambar 2.7 Teori Model Sistem
Gambar 2.7 menunjukkan ketika seseorang berinteraksi dengan mesin dalam suatu lingkungan, tiga aktivitas berlangsung antara sistem dan tugas yang akan dilakukan. Setiap kali sebuah tugas harus dilakukan, ada risiko bahwa kecelakaan dapat terjadi. Saat itulah pekerja mengumpulkan informasi,
menimbang risiko dan mengambul keputusan terhadap tugas tersebut. Misalnya seorang operator mesin sedang bekerja pada pesanan mendesak yang terlambat. Salah satu perangkat keselamatan penting pada mesinnya mengalami kerusakan. Jika dia melepaskannya hanya akan mengganggu pekerjaan selama lima menit, tetapi juga akan meningkatkan probabilitas terjadinya kecelakaan. Namun, jika dia menggantinya akan memakan waktu hingga satu jam. Haruskah operator melepaskan pelindung keselamatannya dan melanjutkan tugas atau mengambil waktu untuk menggantinya? Operator dan atasannya mungkin menilai situasi tersebut (mengumpulkan informasi), menimbang risikonya, dan membuat keputusan untuk melanjutkan. Jika informasi mereka benar dan penilaian mereka terhadap risiko akurat, tugas tersebut kemungkinan akan berhasil tanpa kecelakaan. Namun, lingkungan di mana operator mesin bekerja sangat sibuk, dan tekanan untuk menyelesaikan pesanan yang sudah terlambat sangat besar. Faktor-faktor ini adalah pemicu stres yang dapat mengaburkan penilaian mereka yang mengumpulkan informasi, menimbang risiko, dan membuat keputusan. Ketika pemicu stres diperkenalkan antara titik 1 dan 3 dalam Gambar 2.7, kemungkinan terjadinya kecelakaan meningkat.
Ada lima faktor yang harus dipertimbangkan sebelum memulai proses pengumpulan informasi, menimbang risiko, dan membuat keputusan:(Goetsch, 2015)
1. Persyaratan pekerjaan.
2. Kemampuan dan keterbatasan pekerja.
3. Keuntungan jika tugas berhasil diselesaikan.
4. Kerugian jika tugas dicoba tetapi gagal.
5. Kerugian jika tugas tidak dicoba.
Faktor-faktor ini dapat membantu seseorang mendapatkan perspektif yang tepat sebelum melakukan tugas-tugas yang disebutkan di atas. Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini terutama ketika pemicu stres seperti kebisingan, batasan waktu, atau tekanan dari seorang atasan mungkin cenderung mengaburkan penilaian seseorang. (Goetsch, 2015), (Toft et al., 2012), (Kohn, 2007)
TEORI KOMBINASI
Seringkali ada perbedaan antara teori penyebab kecelakaan dan realitas. Berbagai model yang disajikan dengan teori-teori yang sesuai dalam bab ini berusaha menjelaskan mengapa kecelakaan terjadi. Untuk beberapa kecelakaan, suatu model tertentu mungkin sangat akurat. Untuk yang lain, mungkin kurang demikian. Seringkali penyebab suatu kecelakaan tidak dapat dijelaskan secara memadai hanya dengan satu model atau teori. Oleh karena itu, sesuai dengan teori kombinasi, penyebab sebenarnya dapat menggabungkan bagian-bagian dari beberapa model yang berbeda. Personel keselamatan seharusnya menggunakan teori-teori ini sesuai baik untuk mencegah kecelakaan maupun untuk penyelidikan kecelakaan. Namun, mereka sebaiknya menghindari kecenderungan untuk mencoba menerapkan satu model untuk semua kecelakaan.(Goetsch, 2015), (Toft et al., 2012)
TEORI PERILAKU TENTANG PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN
Disebut juga sebagai Keselamatan Berbasis Perilaku (BBS). Menurut Geller, ada tujuh prinsip dasar BBS:(Goetsch, 2015)
1. intervensi yang difokuskan pada perilaku karyawan;
2. identifikasi faktor eksternal yang akan membantu memahami dan meningkatkan perilaku karyawan (dari perspektif keselamatan di tempat kerja);
3. mengarahkan perilaku dengan aktivator atau peristiwa yang mendahului perilaku yang diinginkan, dan memotivasi karyawan untuk berperilaku sesuai yang diinginkan dengan insentif dan imbalan yang akan mengikuti perilaku yang diinginkan;
4. fokus pada konsekuensi positif yang akan timbul dari perilaku yang diinginkan sebagai cara untuk memotivasi karyawan;
5. penerapan metode ilmiah untuk meningkatkan upaya intervensi perilaku;
6. penggunaan teori untuk mengintegrasikan informasi daripada membatasi kemungkinan; dan
7. intervensi yang direncanakan dengan perasaan dan sikap individu karyawan dalam pikiran.
C. KESIMPULAN
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan, dimana pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan dengan melakukan pendekatan energi, manusia, administratif, teknis dan manajemen. Ada banyak teori kecelakaan yang dapat digunakan untuk menganalisis penyebab kecelakaan antara lain teori domino, teori faktor manusia, teori accident proneness dan teori modern yang berkembang saat ini seperti teori epidemiologi, teori model sistem, teori kombinasi dan teori perilaku penyebab dan pencegahan kecelakaan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, D., R. (2016). Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Deepublish.
Goetsch, L. D. (2015). Occupational Safety and Health. Pearson.
Kohn, P., J., & Friend, A., M. (2007). Fundamentals of Occupational Safety and Health.
Government Institute.
Poor Sabet, P. G. (2013). Application of Domino Theory to Justify and Prevent Accident Occurance in Construction Sites. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, 6(2), 72–76. https://doi.org/10.9790/1684-0627276
Ramli, S. (2013). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 (Cetakan Ke). Dian Rakyat.
Toft, Y., Dell, G., Klockner, K. K., & Hutton, A. (2012). Models of Causation: Safety. In The Core Body of Knowledge for Generalist OHS Professionals.