Istilah kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah yaitu kebidanan komunitas, kebidanan, komunitas dan kebidanan komunitas. Kebidanan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kebidanan yang diberikan di luar bangsal atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di rumah sakit dengan penekanan pada aspek psikososial dan budaya yang ada di masyarakat.
LATIHAN
Kebanyakan perempuan lebih memilih melahirkan di rumah dibandingkan di institusi kesehatan (rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982) memberikan gambaran bahwa apabila persalinan dilakukan di masyarakat dan dilakukan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan antenatal, penurunan angka kelahiran dengan induksi, penurunan angka kelahiran prematur. , BBLR, IUGR, persalinan forceps, frekuensi CS dan pemeriksaan rutin prenatal dan Intranatal di RS.
RANGKUMAN
Kesimpulan
Pada tahun 1994, Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo, yang menekankan pada kesehatan reproduksi, memperluas pekerjaan bidan hingga mencakup peran sebagai ibu yang aman, keluarga berencana, penyakit menular seksual (PMS), kesehatan reproduksi remaja, dan kesehatan reproduksi orang tua.
TES FORMATIF
GLOSARIUM
Kebidanan Komunitas 2. Focus Sasaran
Jaringan kerja kebidanan komunitas
DAFTAR PUSTAKA
VISI MISI INDONESIA SEHAT 2025 SEBAGAI LANDASAN BERFIKIR PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PENDAHLUAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI
- Visi Indonesia Sehat 2025
- Misi Indonesia Sehat 2025
- Sasaran Visi Misi Indonesia Sehat 2025
- Kebijakan Visi Misi Indonesia sehat 2025
- Rencana dan Tujuan berkelanjutan 2030 pada Sustainable Development Goals ( SDGs )
- Membandingkan MDGs dan SDGs
- Visi Misi Indonesia sehat 2025 2. Sasaran Visi misi
- Kebijakan Visi Misi Indonesia sehat 2025
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku proaktif untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan; Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas dan juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapat perlindungan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya.
MASALAH-MASALAH KEBIDANAN KOMUNITAS
- Kehamilan Remaja
- Unsafe Abortion
- Tingkat Kesuburan
- Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Non Kesehatan
Pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya bidan dalam mengatasi permasalahan kesehatan ibu dan bayi dalam keluarga dan masyarakat. Permasalahan kebidanan komunitas yang sering ditemui adalah: kematian ibu dan bayi, aborsi tidak aman, BBLR, tingkat kesuburan, persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan, penyakit menular seksual, sikap dan budaya sosial yang mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.
STRATEGI PELAYANAN KEBIDANAN DI KOMUNITAS
- Pendekatan Edukatif
- Definisi
- Tujuan Pendekatan Edukatif
- Strategi Dasar Pendekatan Edukatif 1. Mengembangkan provider
- Edukatif dalam psm 2. Kesehatan masyarakat
Sasaran bidan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan masyarakat.Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang mempunyai budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan lingkungan. petugas kesehatan yang bekerja di masyarakat harus memahami masyarakat, orang yang dilayaninya, baik kondisi budaya maupun tradisi lokal sangat menentukan pendekatan yang dipilih. Strategi pelayanan kebidanan di masyarakat ada 3, yaitu: pendekatan pendidikan dengan partisipasi masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan pemanfaatan/pemanfaatan kapasitas dan potensi yang ada di masyarakat.
TUGAS DAN KEWAJIBAN BIDAN DI KOMUNITAS
- TUGAS UTAMA BIDAN KOMUNITAS Memberikan pelayanan kebidanan meliputi
- KETRAMPILAN DASAR BIDAN KOMUNITAS
- KETRAMPILAN TAMBAHAN
- TUGAS TAMBAHAN BIDAN DI KOMUNITAS Tugas Tambahan Bidan meliputi
- Mengelola dan memberikan obat-obatan sederhana sesuai dengan kewenangannya
- Surveilance (Pengamatan) Penyakit yang Timbul di Masyarakat
- Menggunakan Tehnologi Tepat Guna Kebidanan
- Bidan Praktik Swasta (BPS) 1. Definisi
- Persyaratan BPS
- Tugas utama bidan dikomunitas 2. Tugas tambahan bidan
Kebidanan komunitas merupakan bagian dari kebidanan yang mencakup serangkaian pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu dan anak balita di lingkungan keluarga dan masyarakat. Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerjanya termasuk keluarga dan masyarakat.
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN DI KOMUNITAS
Mekanisme rujukan
Kegawatdaruratan Obstetrik 3. Komunikasi
AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) PENGUMPULAN DATA
Azas-azas AMP
Selain itu, RSU juga dapat mengikuti pertemuan tersebut, hal ini penting karena PWS KIA memiliki pendekatan regional. Fokus pertemuan ini pada tingkat lintas sektoral di tingkat provinsi, dengan tujuan untuk melakukan sharing tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan. Fokus pertemuan ini antar sektor di tingkat kabupaten/kota, dengan tujuan untuk sharing tentang PWS KIA, . menyepakati peran lintas sektoral dalam PWS KIA dan mengembangkan mekanisme pemantauan kegiatan.
Fokus pertemuan ini bersifat lintas sektoral di tingkat kecamatan dan desa, dengan tujuan untuk melakukan sosialisasi tentang PWS KIA, menyepakati peran lintas sektor dalam PWS KIA dan menyusun mekanisme pemantauan kegiatan. Implementasi PWS KIA di Tingkat Desa Langkah-langkah implementasinya meliputi: 1) Implementasi PWS KIA oleh bidan desa. Termasuk dalam implementasi PWS KIA di tingkat desa adalah penggunaan PWS KIA yang akan dibahas dalam mini workshop bulanan Puskesmas desa dan musyawarah perencanaan kota desa.
Kegiatan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil diskusi pelaksanaan PWS KIA di tingkat Puskesmas dan Desa.
Penyiapan data
PWS KIA ditampilkan secara grafis untuk setiap indikator yang digunakan, dan juga digambarkan kinerja masing-masing desa/kelurahan setiap bulannya. Semua itu digunakan sebagai alat monitoring program KIA, sedangkan grafik cakupan K4, PN, KF/KN, PK, NK, KBy, KBal dan grafik cakupan Pelayanan Keluarga Berencana (CPR), sebagaimana diuraikan pada Bab III , dapat digunakan juga sebagai alat advokasi dan komunikasi lintas sektoral. Di bawah ini kami jelaskan cara pembuatan grafik PWS KIA tingkat Puskesmas seluruh desa/kelurahan yang dilakukan setiap bulan.
Bagi bidan di desa akan sangat penting jika dapat membuat grafik cakupan PWS KIA di atas pada tingkat Poskesdes/Polindes yang diupdate setiap bulannya. 108 Data yang diperlukan untuk membuat grafik setiap indikator diperoleh dari catatan bagan ibu, buku KIA, register kohor ibu, bagan bayi, kohor bayi dan balita menurut desa/kelurahan, catatan posyandu, laporan perawat/bidan/dokter praktik swasta, rumah sakit bersalin dan sebagainya. Untuk grafik antar wilayah, data yang diperlukan adalah: Data cakupan kota/kabupaten pada periode yang sama.
Misalnya: membuat grafik cakupan K4 bulan Juni di wilayah kerja Puskesmas
Penggambaran Grafik
Jika kinerja cakupan bulan ini lebih besar dibandingkan bulan lalu, maka akan digambarkan tanda panah yang mengarah ke atas. Sedangkan untuk cakupan bulan ini yang lebih rendah dibandingkan cakupan bulan lalu digambarkan dengan tanda panah mengarah ke bawah, sedangkan untuk cakupan yang tetap sama digambarkan dengan tanda. Kegiatan ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk mengetahui hubungan antara faktor penyebab kesakitan dan kematian ibu perinatal sehingga dapat menentukan langkah intervensi.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berperan sebagai koordinator dan penanggung jawab kegiatan AMP yang dilaksanakan minimal empat kali dalam setahun guna menjaga mutu pelayanan KIA. Pemantauan Kesehatan Ibu dan Anak Setempat (PWS KIA) merupakan alat manajemen pemantauan berkelanjutan terhadap program KIA di wilayah kerja sehingga dapat dilakukan pemantauan secara cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, tenaga kerja, penolong persalinan, ibu dengan komplikasi obstetri, KB, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita.
Tujuan PWS-KIA adalah meningkatkan jangkauan dan mutu layanan KIA di wilayah kerja puskesmas melalui pemantauan terus menerus terhadap cakupan layanan KIA di setiap desa.
Pemantauan hasil kegiatan
Hal ini menghambat akses terhadap layanan kesehatan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit, kecacatan, dan kematian. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai antara lain disebabkan oleh: - Pelayanan kesehatan yang tidak memperhatikan kebutuhan klien. Kegiatan MTBS merupakan upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak balita di puskesmas seperti Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dll.
Apabila Puskesmas melaksanakan MTBS berarti membantu dalam upaya pemerataan pelayanan kesehatan dan membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif. Organisasi Kesehatan Dunia memperkenalkan konsep pendekatan IMCI, yaitu strategi pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan bayi dan anak kecil di negara berkembang. Pendekatan MTBS di Indonesia pada awalnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di klinik kesehatan primer (Puskesmas dan jaringannya, termasuk Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, tempat, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di suatu Puskesmas yang bertujuan untuk memperoleh seluruh data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas yang mempunyai tempat tidur). , puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa dan posyandu) dan data terkait. , dan pelaporan data ke tingkat administratif yang sesuai di atas. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan pelayanan kesehatan di Puskesmas sebagaimana tercantum dalam SK MENKES/SK/II/1981. Merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mencatat perkembangan kesehatan ibu hamil serta pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.
Kohort ibu dan balita
Manajemen terpadu balita sakit 3. Skrining
KONSEP KELUARGA BINAAN
149 Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan keluarga yang bermutu. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat. Menurut Kementerian Kesehatan RI, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dalam satu atap dalam keadaan saling bergantung (Karwati, 2011 hal: 6 ). .
Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak yang diperoleh melalui keturunan atau pengangkatan anak, atau kedua-duanya. Fungsi sosial merupakan proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, dimana anggota keluarga berinteraksi secara sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Fungsi keperawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memahami masalah kesehatan.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan hidup pada suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
KONSEP KELUARGA
Tipe Keluarga
Keluarga besar adalah keluarga inti dan sanak saudara seperti nenek, keponakan, keponakan, sepupu, paman, bibi dan sebagainya. Yang dimaksud dengan orang tua tunggal adalah rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dan anak (anak kandung/angkat). Orang dewasa lajang adalah rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa (misalnya seseorang yang telah dewasa dan kemudian tinggal di rumah kos untuk bekerja atau belajar).
Pasangan keluarga yang berbeda (memiliki anak) yang tidak mempunyai hubungan darah, tinggal bersama dalam satu rumah, dengan sumber daya dan fasilitas yang sama, dengan pengalaman yang sama: mensosialisasikan anak melalui kegiatan kelompok atau membesarkan anak bersama.
Struktur Keluarga
Keluarga menikah merupakan hubungan antara suami dan istri sebagai landasan terbentuknya keluarga, dan sebagian anggota keluarga menjadi bagian dari keluarga karena hubungannya dengan suami atau istri tersebut.
Gambaran Keluarga Sehat
159 kehamilan, nifas, masa nifas dan masa di luar masa kehamilan (interval period) serta masa nifas. Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan dengan meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah ( Syahlan , JH, 1996 ). Inilah yang dimaksud dengan berhentinya masa subur dan masa reproduksi seorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanannya. Gejala yang terjadi pada fase perimenopause antara lain siklus menstruasi yang tidak teratur dan siklus menstruasi yang panjang.
Keluhan yang muncul pada masa menopause menurut Luciana (2005) antara lain keringat malam, mudah tersinggung, gangguan tidur, siklus menstruasi tidak teratur, disfungsi seksual, kekeringan pada vagina, perubahan indera perasa, gelisah, perasaan tidak nyaman. Saat memasak makanan, baik dengan menumis atau sekedar menggoreng, usahakan untuk mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah kalori agar minyak tidak terlalu banyak masuk ke dalam tubuh. Karena vitamin A dan D tidak mudah dikeluarkan dari tubuh, maka jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan racun dalam tubuh.
Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin ini tidak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh.