LAPORAN PRAKTIKUM V KIMIA DASAR
”LARUTAN BUFFER”
Disusun oleh:
Nama : Nabila Salsabila Syawie
NIM : 241011050056
Jurusan : Farmasi (Kelas B) Kelompok : 6 (enam)
Tanggal :
Acc :
LABORATORIUM TERPADU MIPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO 2024
LARUTAN BUFFER
Dosen/ Asisten
I. Tujuan
I.1. Praktikan dapat membuat larutan buffer asetat.
I.2. Praktikan dapat mempelajari daya sanggah larutan buffer.
II. Dasar Teori
Konsep-konsep dalam larutan buffer adalah konsep asam, basa, pH, kesetimbangan larutan, dan ion senama (Parastuti, 2016).
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat menahan variasi nilai pH yang signifikan, ketika sebagian kecil bersifat asam atau larutan basa ditambahkan ke media. Larutan buffer dapat diperoleh dengan mencampurkan asam lemah dan basa konjugasinya atau dengan mencampurkan basa lemah dan asam konjugasinya, menurut teori asam basa Brönsted-Lowry (Carvalho, 2023).
Efisiensi sistem penyangga bergantung pada beberapa faktor, namun faktor utama adalah konsentrasi konstituennya . Karakteristik buffering dari sistem buffer dipertahankan selama nilai pH-nya solusi awal tidak berkurang atau bertambah satu satuan, sifat ini disebut daya penyangga atau
kapasitas (Carvalho, 2023).
Larutan buffer memainkan peran penting dalam berbagai proses kimia dan biokimia. Di Dalam tubuh manusia, jaringan darah merupakan sistem penyangga yang penting. Banyak reaksi biokimia terjadi di dalam darah dan bertanggung jawab untuk mengubah nilai pH, baik dengan menambah atau mengurangi H+ ion. Mengevaluasi gas pertukaran, ditekankan bahwa Efek Bohr dan Efek Haldane adalah dua proses yang menjelaskan secara tepat masuknya gas oksigen ke dalam jaringan darah dan penarikan karbon dioksida yang dihasilkan selama Siklus Krebs. Proses-proses ini dimungkinkan karena adanya sistem buffer dalam darah, yang mencegahnya perubahan signifikan pada nilai pH. Ada empat sistem penyangga utama yang ada dalam jaringan darah: bikarbonat sistem, sistem fosfat, sistem protein dan hemoglobin itu sendiri (Carvalho, 2023).
Buffer biologis sangat penting untuk menyediakan kondisi pH yang stabil, menciptakan kondisi yang optimal lingkungan untuk proses seluler dan biokimia, menjaga stabilitas sel membran, dan menjaga integritas molekul DNA dan RNA . Dalam manufaktur biofarmasi, buffer memainkan peran penting selama hulu dan hilir pengolahannya, termasuk fermentasi dan pemurnian (Carvalho, 2023).
Sebelum larutan senyawa kimia digunakan, terlebih dahulu harus mengetahui karakteristik dari larutan tersebut. Untuk itu mengetahui karakteristik larutan salah satunya dilakukan pengukuran pH untuk mengetahui apakah larutan itu bersifat asam, basa, dan netral. Biasanya cara yang digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan
indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein, brom timol biru, metil merah, metil orange, serta Indikator Universal. Pengukuran pH larutan yang lazim biasanya dilakukan secara manual menggunakan kertas lakmus dan indikator universal.
Indikator konvensional ini memiliki prinsip kerja perubahan warna pada kertas indikator tergantung sifat dari larutan senyawa kimia yang diuji apakah larutan tersebut bersifat asam atau larutan tersebut bersifat basa (Arief, 2020).
pH meter salah satu alat laboratorium yang paling sering digunakan untuk pengujian sampel tanah dan air. pH meter adalah alat untuk mengukur derajat keasaman (pH) suatu larutan atau cairan. pH meter terdiri atas sebuah elektroda atau probe pengukur yang terhubung ke sebuah peralatan elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. pH meter sebagai alat ukur yang hampir digunakan dalam semua kegiatan di laboratorium memerlukan perawatan dan pengecekan secara berkala. untuk mengetahui akurat atau tidak hasil data yang didapat (Ismaini, 2023).
Pemakaian pH meter yang memperhatikan standar operasi alat sangat diperlukan. Untuk itu di lakukan penelitian pH meter yang berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2017 yang diterapkan melalui adanya pengisian buku kontrol alat, pembersihan instrumen setelah digunakan, penempatan alat instrument dan SOP peralatan yang ditempatkan yang mudah dibaca dan dipahami pengguna dan juga metode yang digunakan pada pengukuran pH. Metode pengukuran pH menggunakan SNI 06-6989, 11-2019. Untuk mengetahui Kinerja pH meter baik atau tidak maka perlu dilakukan uji akurasi dan uji presisi (Ismaini, 2023).
pH meter yang ada saat ini memiliki dua tipe, berdasarkan lamanya waktu proses pencelupan terhadap larutan yang diukurnya. Tipe pertama tidak mampu digunakan selama lebih dari 24 jam dan perlu dilakukan proses kalibrasi ulang. Pada tipe kedua, telah mampu digunakan lebih dari 24 jam, namun ketepatannya akan berkurang setiap harinya (Hadiatna, 2019).
Berdasarkan beberapa permasalahan yang terdapat pada proses penggunaan alat ukur pH meter, diantaranya proses kalibrasi, lifetime alat ukur, tingkat akurasi hasil pengukuran dan sebagainya. Beberapa faktor lain juga mempengaruhi terhadap hasil pengukuran pH meter, diantaranya adanya pengaruh lingkungan misalnya suhu mempengaruhi nilai pH, operator yang menggunakannya, serta metode pengukuran (Hadiatna, 2019).
Pengetahuan tentang derajat keasaman air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, Dengan mengetahui pH air, manusia bisa menentukan skala pH yang ideal untuk dapat dikonsumsi. Kadar pH air yang baik untuk di konsumsi untuk tubuh adalah 6 sampai 7 (Hariyadi, 2020).
III.Alat Dan Bahan.
III.1. Alat:
● Aquades
● Gelas Piala 100 mL dan 250 mL
● Labu Takar 500 mL
● Pipet III.2. Bahan:
● CH3COOH 0,1 M
● CH3COOHNa 0,1 M
● HCl
● NaOH 0,1 M
● Tissue
IV. Prosedur Percobaan
IV.A. Pembuatan Larutan Buffer.
1. Larutan dibuat seperti tabel diawah.
Larutan CH3COOH 0,5 M CH3COONa 0,5 M
1 5 mL 10 mL
2 10 mL 10 mL
3 10 mL 5 mL
Setiap larutan diaduk dan pHnya ditentukan menggunakan kertas pH universal.
V. Hasil Pengamatan
A. Pembuatan Larutan Buffer
No. CH3COOH 0,5 M CH3COONa 0,5 M Hasil
1. 5 10 Tidak berubah warna
2. 10 10 Tidak berubah warna
3. 10 5 Tidak berubah warna
B. Daya Sanggah Larutan Buffer
Larutan 3 + 10 mL NaOH + 10 mL Aquades o Kertas Lakmus Merah menjadi warna Biru o Kertas pH berwarna Biru » pH = 14
Larutan 1 + 10 mL NaOH + 10 mL Aquades o Kertas Lakmus Merah tidak berubah warna o Kertas pH berwarna Kuning Pucat » pH = 3
Ph0 = pKa +log¿ ¿ ¿
= 4,76 +log[0,5M] [0,5M]
= 4,76 + Log 1
= 4,76
Selisih Larutan 1 dengan Ph0 = 3-4,76= -1,76
Selisih Larutan 3 dengan Ph0 =14-4,76= 9,24
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk membuat larutan buffer asetat dalam mempelajari daya serangganya terhadap penambahan asam dan basa kuat. Larutan buffer yang disiapkan terdiri dari campuran asam lemah CH3COOH dan basa konjugasinya CH3COONa.
Buffer ini berfungsi untuk menjaga kestabilan pH ketika zat asam atau basa ditambahkan. Hal ini dibuktikan dalam percobaan, di mana pH larutan buffer diukur sebelum dan sesudah. Penambahan HCL serta NaOH. Hal ini pengukuran menunjukkan bahwa penambahan 0,1 HCL menyebabkan penurunan pH relatif kecil pada larutan buffer dibandingkan aquades yang memiliki penurunan drastis. Hal ini disebabkan oleh kemampuan larutan buffer dalam menetralkan ion H+ dari asam kuat yang ditambahkan fenomena ini terjadi karena ion asetat (CH3COO-) bereaksi dengan Ion H+ untuk membentuk Asam Asetat(CH3COOH), sehingga terlihat perubahan pH yang signifikan.
Sebaliknya, ketika NaOH ditambahkan, pH larutan buffer meningkat sedikit saja karena ion OH- direaksikan dengan asam asetat untuk membentuk ion asetat dan air, menjaga stabilitas pH.
Efektivitas larutan PH buffer ini juga dipengaruhi oleh rasio konsentrasi asam dan basa konjugasinya dalam percobaan ini larutan buffer dengan perbandingan yang seimbang antara CH3COOH dan CH3COONa menunjukkan daya buffer yang lebih baik dibandingkan dengan perbandingan yang tidak seimbang.
Ketika komponen asam dan basa konjugasinya berimbang, larutan memiliki larutan memiliki kapasitas dasar optimal untuk menetralkan penambahan ion H+ maupun OH- Oleh karena itu, larutan dengan perbandingan seimbang ini hanya mengalami perubahan pH yang minimal setelah penambahan asam ataupun basa.
Secara praktis, larutan buffer memiliki aplikasi luas, baik dalam bidang biokimia maupun industry, ataupun dalam tubuh manusia, misalnya, sistem buffer darah sangat penting untuk menjaga PH darah.
Secara keseluruhan percobaan ini berhasil menunjukkan prinsip kerja larutan buffer dan pengaruhnya terhadap kesehatan PH. Sesuai dengan teori asam Bronsted- Lowry hasil ini juga menegaskan pentingnya bahwa dalam sistem Biologi dan industri serta menekannya ketelitian dalam pembuatan larutan tersebut.
Percobaan ini juga menegaskan pentingnya memahami batas kapasitas buffer, yaitu kemampuan maksimal suatu larutan buffer dalam menetralkan asam atau basa yang ditambahkan. Ketika jumlah asam atau basa yang ditambahkan melebihi kapasitas buffer, larutan tidak lagi mampu mempertahankan kestabilan pH.
VII. Penutup
VII.1 Kesimpulan
1. Praktikan dapat mengetahui cara membuat larutan buffer setelah melakukan praktikum ini
2. praktikan juga dapat mengetahui apa itu daya sanggah larutan buffer VII.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat lebih aktif lagi saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Parastuti I.W., Suharti, I. S. 2016. Miskonsepsi Siswa Pada Materi Larutan Buffer. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. 1(12):2307-2310.
Carvalho K. H., Fortes F., Zaleski T., Rocha J. R. C. D..2023. Buffering Capacity as a Motivating Agent for Buffer Solution Learning. Journal of Biotechnology and Biochemistry. 9(1):34-38.
Arief R., Hardianto, Muliawan A. 2020. Rancang Bangun pH Meter Otomatis
Menggunakan ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi Pembacaan pH Larutan Senyawa Kimia. Jurnal Teknik Elektro. 20(1):62-65.
Ismaini, Tosani N.,Sutanto D.. 2023. Perbandingan unjuk kinerja berbagai tipe pH-meter digital pada pengujian sampel tanah dan air berdasarkan ISO 17025:2017. Jurnal Penelitian Sains. 25(105):24-26.
Hadiatna F., Ratna S. 2019. Rancang Bangun Smart pH Meter Sebagai Alat Ukur Pemantau Larutan Nutrisi. Jurnal Elkomika. 7(2):404-409.
Hariyadi, Kamil M., Ananda P. 2020. Sistem Pengecekan pH Air Otomatis Menggunakan Sensor pH Probe Berbasis Arduino Pada Sumur Bor. Rang Teknik Journal.
3(2):340-343.
Lampiran Dokumentasi
Mengukur larutan CH3COOH sebanyak 10 mL
dengan gelas ukur
Larutan NaOH yang akan digunakan
Gelas piala, gelas ukur dan labu takar
Larutan CH3COOH di ukur menggunakan gelas ukur
sebanyak 10 mL
Larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi
10 mL larutan CH3COONa
3 Larutan CH3COOH dengan urutan 5 mL, 10
mL, 10 mL
Setelah mencampur larutan CH3COOH dengan CH3COONa ke tabung reaksi dimasukkan kertas
lakmus merah
Mengukur pH larutan yang sudah ditambahkan
dengan larutan NaOHa
Mengukur pH larutan yang ditambahkan dengan larutan
HCl
Larutan CH3COOH ditambahkan dengan larutan
CH3COONa
CH3COOH dan CH3COONa yang sudah
dicampur