Notulen Rapat
Topik: Modul Ajar Terdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka Hari/Tanggal: Jumat, 15 November 2024
Waktu: 13.30 s.d 15.00 WIB
Tempat: Gedung SMA Diponegoro 2 Peserta: Guru Mata Pelajaran
Pimpinan Rapat: Teguh Lestiyanto, S.Si Notulen: Nurlaily Hanifah Amalia, S.Pd
Agenda:
1. Permasalahan siswa kelas 12 yang 90% belum mengetahui minat jurusan kuliah yang akan diambil.
2. Fenomena sekolah swasta dipilih sebagai tujuan sekolah karena dorongan orang tua atau lingkungan, bukan keinginan siswa sendiri.
3. Peran guru BK dalam membuat asesmen diagnostik di awal tahun ajaran.
4. Pembagian modul ajar berdasarkan kategori high, low, dan middle achievers.
5. Pertanyaan dan diskusi terkait implementasi modul terdiferensiasi.
Pembahasan:
1. Sambutan Kepala Sekolah:
Kepala sekolah menyampaikan agar bapak ibu guru mengikuti kegiatan IHT Bersama Ibu Almarisa dengan seksama.
2. Permasalahan yang Dihadapi:
Sebagian besar siswa kelas 12 belum mengetahui minat atau jurusan kuliah yang akan diambil.
Banyak siswa memilih sekolah swasta bukan karena keinginannya sendiri, tetapi karena faktor orang tua atau lingkungan.
Hal ini memengaruhi motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
3. Peran BK dalam Asesmen Diagnostik:
Guru BK bertugas membuat asesmen diagnostik di awal tahun ajaran untuk memahami kebutuhan, minat, dan potensi siswa.
Hasil asesmen menjadi dasar bagi guru dalam menyusun modul ajar yang terdiferensiasi.
4. Pembagian Modul Berdasarkan Kategori Siswa:
Modul ajar dibagi menjadi tiga kategori:
o High achievers: Siswa dengan kemampuan akademik tinggi.
o Middle achievers: Siswa dengan kemampuan rata-rata.
o Low achievers: Siswa dengan kemampuan yang memerlukan dukungan tambahan.
Modul disesuaikan agar semua siswa dapat mencapai capaian pembelajaran sesuai kemampuan masing-masing.
5. Pertanyaan dan Diskusi:
Pertanyaan dari Bu Dina Maulina:
"Bagaimana agar siswa tidak tersinggung karena modul ajar yang diterima berbeda?"
Jawaban Narasumber:
o Hasil asesmen diagnostik dikelola secara rahasia oleh guru BK dan hanya diberikan kepada guru mata pelajaran terkait.
o Siswa tidak diberi tahu kategori mereka untuk menjaga kenyamanan dan kepercayaan diri.
o Penekanan pada pembelajaran inklusif, sehingga semua siswa merasa dihargai.
6. Penutupan:
Rapat ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Wardoyo.
Kesimpulan:
Pemahaman tentang kebutuhan siswa sangat penting untuk menciptakan modul ajar yang relevan dan efektif.
Asesmen diagnostik oleh guru BK menjadi langkah awal yang krusial.
Rahasia hasil asesmen harus dijaga untuk mencegah sensitivitas siswa.
Diperlukan kerja sama antara guru BK, guru mata pelajaran, dan pihak sekolah untuk implementasi yang optimal.
Rapat ditutup pada: 15.00 WIB Notulis: Nurlaily Hanifah Amalia, S.Pd