o o o
O
o o o t
a o o o o o o o o o o o o o o
STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN
INDRAMAYUDALAM PENGUATAN OTONOMI DESA BERDASARKAN UNDANG.UNDANG
NOMOR 6TAHUN
2014TENTANG
DESA(Studi Penguatan Sumber Daya Manusia Pemerintah
DesaDalam Pengelolaan Keuangan
Desa)LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK
Oleh.
DR,
MUHADAM LABOLO,
MSI DR.FRANS DIANE,
MSIDRA. NURBAITI,
MMINSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Jakarta, 2016
o \
O
o
i,i
;IO
o o
O
o 'o o
o
to
I
o
o o o o o o o
O
o
KATA PENGANTAR
AWli-#
Segala Puji
kepadaAllah SWT yang
memberikan Rahmat danHidayah-Nya sehingga membuka hati dan fikiran tim peneliti
untukmenyusun Laporan Penelitian Kelompok yang berjudul
Strategi PemerintahanKabupqten
Indramayudalam Penguatan Otonomi
Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor6
Tahun 2014 tentang Desa (Studi Penguatran SDM Pemerintah Desadalam
Pengelolaan Keuangan Desa) ini dengan baik dan tepat waktu.Laporan penelitian
yang
harapannyadapat
memberikan banyakkontribusi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan
dariberbagai pihak secara materil maupun non materil. Oleh sebab
itu, dengan penghormatan yang tinggi, tim peneliti menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada:1. Prof. Ermaya Suradinata selaku Gubemur Institut
Pemerintahan dalam Negeri;2. Kepala
Lembaga PenelitianIPDN, Prof. Wirman Syafri
beserta staf yang banyak memberikan bantuan kepada tim peneliti;3. Bupati dan Wakil Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dan
H.Supendi
yang
berkenan memberikanizin kepada tim
peneliti untuk melakukan penelitiandi
Kabupaten Indramayu;4. Para Camat dan Kuwu di Kabupaten lndramayu yang
telah meluangkan waktu untuk melakukan wawancara,ob
,,:'',,r?si bersamao o ,o
Ir
ii
o o o o a o o
rO
I
I
o
o o o o o o o
l
o
t,
,J
-
o
sertia
memberikan beberapa dokumen penting terkait
pengelolaan keuangan desa yang dibutuhkan oleh tim peneliti;5.
Pihak-pihak lain yangtak
dapat disebutkansatu
persatu yang selalu memberikan dukungan berupaenegi
positif kepada peneliti.Laporan penelitian
akan
bemilai tinggijika selalu
dikembangkan dan disempurnakan oleh penelitian-penelitian selanjutnya. Oleh sebab itu,tim peneliti dengan terbuka menerima kritik dan saran psitif agar
ke depan laporaninijauh
lebih baik dan bermanfaat.Jakarta, Juni2016
Tim Peneliti
BAB
IIDAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR...
iDAFTAR ISI
...
iiiDAFTAR
TABEL
viDAFTAR
GAMBAR
viiBAB I
PENDAHULUAN1.1
Latar Belakang Penelitian1.2
Permasalahan1.2.1 ldentifikasi Masalah
1 .2.2 P embatasan Masalah.
1.2.3 Rumusan Masalah...
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian1.3.1
Maksud Penelitian1.3.2
Tujuan Penelitian1.4
Kegunaan Penelitian .1.4.1
KegunaanTeoritis1.4.2
Kegunaan PraktisKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
KajianTeoritis
152.1.1 Strategi
152.1.1.1
AnalisisSWOT.
162.1.2
Penguatan Otonomi Desa dan penguatan SDM.
1g2.1.2.1 Penguatan
1g2.1.2.2
OtonomiDesa
1g2.1.2.3
PenguatanSDM.
202.2.
KajianNormatif
222.2.1
UU No. 6 Tahun 2014Tentang Pemerintahan
Desa
222.2.2
Permendagri No. 113 Tahun 2014Tentang Pengelolaan Keuangan
Desa
Zs2.3.
KerangkaPemikiran
32BAB III
METODE PENELITIAN3.1
DesainPenelitian ..
333.2
Data yangDiperlukan
343.3
lnforman dan CaraMenentukannya. ..
3TO
.o
o 'o o o o 'a o
o o
ro
1
'o
o o o a o o
t
o o o
1
I I
10 11 11 11 12 13 13 13
llt
o a o
o o o
o o o a a
io
o o o
I I
o o o o o a
3.4
Teknik dan Instrumen pengumpulanData.
393.4.1
Teknik dan InstrumenWawanc€tra..
403.4.2
Teknik dan lnstrumenObservasi...
413.4.3
Teknik dan Instrumen Studi Dokumentasi .......
433.6
Teknik AnalisisData ..
443.7
Lokasidan Jadwalpenelitian
S03.7.1
LokasiPenelitian
S03.7.2
JadwalPenelitian
50BAB
IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Kabupaten Indramayu4.1.1
Pemerintrahan..4.1.2
Agama4.1.3
Kesehatan dan KeluargaBerencana....
4.1.4
Pendidikan4.1
.5
Tanaman dan pangan...
4.1.6 Petemakan...
4.1.7
Perikanan4.'1.8
Kehutranan4.1.9
lndustri4.1 .10 Ketenagakerjaan 4.1.1 1 Keuangan Daerah.
4.1.12 Lembaga Keuangan.
4.1.13 Produk Domestik Regional Bruto
4.1.14 Jumlah dan Laju pertumbuhan
penduduk...
4.1.1
5
Kepadatran penduduk4.1.16 Komposisi penduduk
Laki-lakidan
perempuan ..4.2
Pengelolaan Keuangan Desa4.3
Urgensi Penguatan SDM dalam Rangka pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten Indramayu..4.3.1
Penguatian pengetahuan...
4.3.2
Penguatan pemahaman ....4.3.3
Penguatan Aplikasi4.3-4
Penguatian Sintesis..4.3.5
Penguatian Analisis4.3.6
Penguatian Evaluatif.4.4
Faktor Pendukung dan penghambat penguatan SDM dalam Pengelolaan Keuangan Desa4.5
strategi PenguatransDM
dalam pengelolaan Keuangan Desa Melalui Analisis SWOT.52 54 55 55 56 56 57 57 58 58 58 58 61 62 63 64 65 67 86 86 88 91 94 95 97 102
lv
106
o
O
o o o o o o a o a o o
o a a o o o o o o o
4.6
Upaya untuk Mengimplementasikan Strategi Penguatian SDM dalam Pengelolaan Keuangan Desa.4.6.1
Strategi SOPendampingan Secara lntensif Kebijakan Pengelolaan Keuangan Desa-
4.6.2
StrategiWOCapactty Building bagi Pengelola Keuangan Desa
4.6.3
StrategiWOMengi ntensifl<an Sosialisasi Peratu ran Perundangan Tentang Keuangan kepada Pemerintahan Desa.
4.6.4
StrategiWTPengembangan Kapasitas Kelembagaan Lokal ..
BAB
V
PENUTUP5.1
Kesimpulan"...
5.2
SaranDAFTAR PUSTAKA
108
108 109
113 113 117 117 118 120
o o o o o o o
O
o o o o
I
a
o o
O
o
t o
o a o
- ]
Tabel:
3.1 3.2 4.1
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
DAFTAR
TABEL
Matriks SWOT
Jadwal Kegiatan Penyusunan Penelitian Kelompok Tahun Akademik 2016-2017
Produk Sertifikat Badan Pertanahan Nasional lGbupaten Indramayu
Realisasi Pendapatran APBD lGbupaten Indrmayu Tahun Anggaran 2014
Realisasi Belanja APBD lGbupaten Indrmayu Tahun Anggaran 2014
Realisasi Pembiayaan APBD Kabupaten lndrmayu Tahun Anggaran 2014
Penduduk Kabupaten Indramayu 1 990-201 4 Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahapan Penyaluran Dana Desa Matriks SWOT
Halaman
51
59
61 63 72 73 107
vi
I
o
-"o o
o o o o
o o
O
o o o o
I
a o a o o o
)
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran3.1
Diagram Analisis SWOT4.1
Luas Tanah sawah dan Tanah Kering Kabupaten Indramayu4.2
Kepadatan Penduduk per KM 2diKabupaten Indramayu Tahun 2012...
4.3
Sex Ratio Penduduk Kabupaten lndramayu Tahun 2014...4.4
Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Desa...4.5
Siklus Pengelolaan Berdasarkan UU Desa...4.6
Pengalokasian Dana Desa4.7
Pengalokasian Dana Desa (2)...4-8
Mekanisme umum Penyusunan perencanaan perdes tentang APBDeS (PP 43t2o14ps.
101-102)4.9
Penyusunan Perencanaan ApBDes (UU ps. 73 &pemendagri
113 Tahun 2014 Ps. 20-22)
4j0
Evaluasi Rancangan Perdes tentiang ApBDes (permendagri113 Tahun 2014 Ps.
22-23)
TT4.11
Pefaksanaan APBDes (permendagri 1 1 3 Tahun 2o14 ps.27-31) 79412
Penatiausahaan APBDes(Permendagri 113 Tahun 2014Ps.35-36)
s14.13
Pefaporan Pelaksanaan APBDes (permendagri 1 13 Tahun 2014 Ps.37,40,41)...
gz4-14
Pertanggungjawaban PelaksanaanApBDes
permendagri113Tahun
2aftPs.3842)
834.15
Pelaporan dan Pertanggungjawaban pelaksanaan ApBDesPermendagri 113 Tahun 2014
ps. 3842)
834.16
PenjatuhanSanksi
Es4.17
Aplikasi KeuanganDesa...
934.1.8
Siklus Lengkap Pengelolaan KeuanganDesa
94 32 48 52 65 66 67 68 71 7275
I
vll
I
a o
L
o a o o o o o o
,.
o o o o o a
,
o o
O
BAB
I PENDAHULUAN1.1 Latar
BelakangPengaturan eksistensi Desa melalui Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 diakui dapat memberi peluang bagi tumbuhnya otonomi desa.Sejumlah tekanan dalam beberapa pasal tampak memberi diskresi yang memungkinkan otonomi desa tumbuh disertai beberapa syarat yang mesti diperhatikan oleh pemerintah desa, masyarakat desa, pemerintah daerah
dan
pemerintah pusat" Syarat tersebut penting menjadi perhatian utiamajika desa ingin dilihat
benar-benarmengalami perubahan. Dari
aspek kewenangan terdapattambahan
kewenangandesa selain
kewenanganyang
didasarkanpada hak asal
usul sebagaimanadiakui dan
dihormati negara. Terdapat asas subsidiaritas yang melandasi undang-undang desa sehingga memberi keleluasaandalam
penetapan kewenangan berskalalokal dan pengambilan keputusan secam lokal untuk
kepentingan masyarakatdesa.
Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk mengaturdan
mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atiau mampudan
efektif dijalankan oleh desa, atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakasa masyamkat desa,antara lain
tambatianperahu, pasar desa, tempat pemandian
umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan,pos
pelayanan terpadu, sanggar senidan belajar, serta perpustakaan desa, rembung desa dan
jalanI
a o o o a o o o o o t
o o a o o o o o
I
o o
BAB
I PENDAHULUAN1.1 Latar
BelakangPengaturan eksistensi Desa melalui Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 diakui dapat memberi peluang bagi tumbuhnya otonomi desa.sejumlah tekanan
dalam
beberapa pasaltampak
memberi diskresi yang memungkinkan otonomi desa tumbuh disertai beberapa syarat yang mesti diperhatikan oleh pemerintah desa, masyarakat desa, pemerintah daerahdan
pemerintah pusat.syarat
tersebut penting menjadi perhatian utamajika desa ingin dilihat benar-benar mengalami perubahan. Dari
aspek kewenanganterdapat tambahan
kewenangandesa selain
kewenanganyang
didasarkanpada hak asal usul
sebagaimanadiakui dan
dihormati negam, Terdapat asas subsidiaritas yang melandasi undang-undang desa sehingga memberi keleluasaandalam
penetapan kewenangan berskalalokal dan pengambilan keputusan secam lokal untuk
kepentingan masyarakatdesa.
Kewenangan lokal berskaladesa
adalah kewenangan untuk mengaturdan
mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan olehdesa atau
mampudan
efektif dijalankan oleh desa, atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakasa masyarakat desa,antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian
umum, saluran irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar senidan belajar, serta perpustakaan desa, rembung desa dan
jalano
O
o
O
o o a o o
O
o o
I
o
t
O
a o o
t
I
o
O
desa.Konsekuensi dari pertambahan kewenangan
tersebut memungkinkandesa dapat
mengembangkan otonomiyang dimiliki
bagikepentingan masyarakat setempat. lmplikasinya desa
dapatmenggunakan sumber keuangan yang berasal dari negara
danpemerintah daerah untuk
mengembangkansemua kewenangan
yangtelah ada, yang baru muncul, dan sejumlah kewenangan lain
yangmungkin merupakan penugasan dari supradesa. Untuk
mendukungpelaksanaan sejumlah kewenangan tersebut, desa dan kepala
desamemiliki kewenangan yang luas guna
mengembangkanotonomi
aslimelalui
sumberkeuanganyang tersedia.
Sterilisasidesa dari
perangkatdesa yang berasal dari pegawai negeri sipil menjadi
momentum bagi pemerintah desa untuk mengembangkan otonominya sesuai perencanaanyang
diinginkan tranpatakut disensor ketat oleh
sekretarisdesa.
Selain kewenangan berdasarkan hak asal-usul yangtelah
ada dan kewenanganberskala lokal, semua kewenangan tambahan yang ditugaskan
olehpemerintah daerah maupun pusat hanya mungkin dilaksanakan
jika disertai pembiayaan yangjelas.
Terkait denganitu,
undang-undang desa menentukanbahwa sumber keuangan desasecara umum berasal
dariAnggaran Pendapatran dan Belanja Negara (APBN),
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), PendapatanAsli
Daerah (PAD)dan sumber lain yang sah, Jika diperkirakan pemerintah
mampu menggelontorkan setiap desasebanyak
10olodari
totalAPBN,
plus ADDsebesar 10% dari
Pajak/Retribusi/DAU/DBH,ditambah
Pendapatan Asli Desa dan sumbangan lain yang sah, maka setiap desa kemungkinan akanI I
o
O
a o o o o o o o o o
O
I
O
o o
o
o o o
mengelofa dana diatas
1
Miliar perdesa pada 72.944 desadi
Indonesia.l Dengan sumber keuanganyang
relatif cukup dibanding kuantitas urusanyang akan dilaksanakan, desa sebetulnya dapat lebih fokus
dalam mengintenfisikasi pelayanan publik serta pembangunan dalam skala yanglebih kecil. Kenyataan tersebut setidaknya mendorong otonomi
yang dimiliki untuk menjadikan semua urusanyang telah
diakuidan
dihormatinegara, ditambah urusan skala lokal bukan sekedar pajangan
tetapi akumulasidari
seluruhaset yang
memungkinkandesa
bertambah kaya dengan modal yang dimilikinya. Sumber asli yang berasal dari desa dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan publikagar
masyarakat dapat lebih efisien dan efektif dilayanioleh
pemerintahdesa.
Penyelenggaraan pemerintahandesa selama ini menggambarkan rendahnya
dukungan sarana dan prasarana sehingga pelayanandi
desatak
maksimal. Kantordesa bahkan se@ra umum tak berfungsi kecuali pada
waktu-waktutertentu. Dalam banyak hal harus diakui, desa tertinggal dari
berbagaiaspek disebabkan rendahnya dukungan pemerintah daerah
sekalipunhidup dalam semangat otonomi. Sementara sumber keuangan
yang berasal dariAPBN dapat diarahkan bagi kepentingan pembangunan desa.Tentu saja selain alokasi
pembangunanyang berasal dari
pemerintah,desa dapat mempercepat pembangunan infrastruktur dalam
jangkapanjang sehingga terjadi pembangunan desa yang berkelanjutan. Realitas I Perkiraan ini berdasarkan hasil simulasi pendapatan desa dari dana perimbangan pada APBN tahun 2013 dan 2Al4 oleh Tim Pansus RUU Desa DPR RI. Lrhat hand out tenta$g Materi Sosialisasi RUU Desa Tahun 2013. Total pendapatan desa dari dana yang bersumber dari APBN untuk tahun 2013 berkisar Rp. 1.290.990.349jurn1ah ini lebih rendah dibanding tahun 2014 yang diperkirakan berkisarRp. 1.436.033.121 perdesa.
o o
O
t t
a o o o o o o o o a o
I
o o o o o o
desa sejauh
ini
menunjukkan lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya kemiskinandan
pengangguran sehingga menurunkandaya saing
desadibanding kota. sumber keuangan negara setidaknya
berpeluangmendorong laju pertumbuhan ekonomi desa sehingga tak
jauhketinggalan
dibanding
kota.Sekalipundemikian arokasi APBN
tidaklah merupakanwujud dari
pendekatanlocal
state govemmenf semata tetapilebih
merupakan tanggungjawabnegara yang diamanahkan
konstitusi.Demikian pula alokasi APBD bukanlah merupakan manifestasi
daripendekatan local self govemmenf semata, namun perintah
undang- undang pemerintiahan daerah. Jadi, sekalipun desa dalam undang-undangini bersifat se/f governing community. namun
negar€ldan
pemerintahdaerah tetap bertanggungjawab untuk mengakui, menghormati
danmemelihara keberlangsungan pemerintahan, pembangunan
dan pemberdayaan masyarakatdi desa.
Bentuk pengakuan negara terhadapdesa dapat dilihat dari
pengakuanatas
realitias keber:agamandesa
diberbagai daenah (asas rekognisi). sedangkan konkritisasi
dari penghormatannegara terhadap desa adalah terbukanya kran
alokasinegara secara
langsungyang akan dikelola desa (asas
subsidiaritas).Penggunaan
kedua asas tersebut sekalipun didahului oleh
pengakuan konstitusiatas
keragamandan batasan desa dalam
pengertian umum (desa, desa adat dan atau nama lain), setidaknya menjadi pijakan konkrit dalam pengaturan desa lebih lanjut di tingkat daerah masing-masing.Terkait postur organisasi pemerintahan desa,
batasanpemerintahan
desa terdiri dari
kepaladesa dan
perangkatdesa
sematao
I
o o o o
O
o o o o o o o
O
o a o o o o
O
o
tanpa posisi Badan
PennusyawaratanDesa (BPD).
Batasan tersebutberbeda jika dibandingkan dengan pengaturan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 dimana pemerintahan desa terdiri darikepala desa dan BPD. Pemisahan posisi kepala desa
beserta perangkatnyadari BPD
memungkinkan pemerintahandesa lebih
efektifdalam
melaksanakanotonomi desa selain kewajiban dari
supradesa.Pengalaman menunjukkan bahwa kolektivitas kepala desa dan
BPDsebagai unsur penyelenggara
pemerintrahandesa sulit
dilaksanakankarena kedua lembaga tak selalu sejalan dalam penetapan
danpelaksanaan kebijakan. Terpisahnya posisi BPD
memungkinkanpemerintah desa dapat lebih leluasa mengatur dan mengurus
rumah tangganyasendiri tanpa
pengawasan ketrat BPDyang
selamaini
relatif sulit hidup sekamar dengan pemerintahdesa.
Bias dari kondisi semacam itu tak jarang membuat desa kurang dinamis, bahkan stratis karena saling menunggu persetujuanyang
berlarut-larut.Selain itu
separasi semacamitu
bertujuan untuk menciptakan pemerintahan desayang lebih
modern, dimana secara politik terjadi diferensiasi antara desainer kebijakan (BPD)dan
implementatorkebijakan (kepala desa). BPD setidaknya
mewakilimasyarakat yang dipilih secara demokratis untuk membahas
suatu kebijakansebelum
dilaksanakanoleh
pemerintah desa.Kebijakan desa dimulai dari tahap perencanaan, implementasi dan evaluasi. Perencanaan desa merupakan perencanaanjangka
menengahyang
dijabarkan dalambentuk
perenc€lnaan pembangunantahunan.
Perencanaandesa
dapat dikembangkansejalan dengan periodisasi
kepemimpinankepala
desao o
O O
o o
O
o o a o
I
a o a o o o o o o o a
yang dapat mencapai tiga kali masing-masing selama enam
tahun.Artinya,
perencanaan menengahdesa dapat berjalan selama 18
tahunbergantung pada elektabilitas kepala desa. Dengan demikian
selama periodisasiyang
relatiflebih lama
dibanding kepala daerahyang
hanyadua periode, desa dengan sendirinya berpeluang
meletakkanperencanaan sec€lra berkelanjutan melalui prioritas yang
disepakati bercama masyarakat setempat.Dalam kerangka pelaksanaan pembangunan
desa
membutuhkan partisipasiaktif
masyarakat. Peluangbagi
pengembangan otonomi desayang demokratis tampak terbuka lebar dimana masyarakat
berhak memperoleh informasi, melakukan pemantauan serta melaporkan semuaaktivitas yang dinilai kurang transparan kepada
pemerintahdesa
danBPD.
Proses semacamini
merupakanbentuk
pembelajaran partisipasidemokrasi melalui siklus perencanaan, implementasi dan
evaluasi pembangunandi desa.
Dengan demikiantercipta
mekanisme bottom upyang
senyatianya,bukan rekayasa musyawarah pembangunan
desaseperti yang terjadi selama ini. Pembangunan desa sejauh ini
takmemperlihatkan hasil signifikan karena tak jelas darimana
sumberpenunjangnya. Alokasi dana desa yang semestinya terjadi
tampakbergantung pada kemurahan hati pemerintah daerah.
Sementara pendapatanasli desa menyusut hingga tak
bersisaakibat
meresapnya peraturan daerah hinggake
kawasan desayang
paling strategis. Dalam regulasi inilah pembangunan desa diharapkan dapat ditopang lewat asetdesa termasuk sumber keuangan desa dan Badan Usaha Milik
Desao o a o o o o o o o o o o o o a o o o o
O
o a
(BUMD).
Aset Desa dapat
berupa tranahkas desa, tanah ulayat,
pasardesa,
pasar hewan, tambatan perahu, bangunandesa,
pelelangan ikan,pelelangan hasil
pertianian,hutan milik desa, mata air milik
desa, pemandian umum,dan aset
lainnyamilik desa.
Sumber keuangan desaberasal dari pendapatan asli desa, negara, pemerintah daerah
dan pendapatan lain yangsah.
Sedangkan BUM desa dapat digunakan untuk pengembangan usaha, pembangunandesa,
pemberdayaan masyarakatdesa, dan
pemberianbantuan untuk
masyarakatmiskin melalui
hibah,bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan
dalamanggamn pendapatan dan belanja desa. Pembangunan desa
jugameliputi upaya
pengembangankawasan desa dengan maksud
untuk mempercepatdan
meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaanmasyarakat. Desa memiliki hak untuk dilibatkan
dalamperencanaan makro
pemerintrahdaerah sehingga desa tak
sekedar menjadi objek pembangunan semata. Selain itu desa berhak memperoleh akses informasiyang dapat dikelola bagi kepentingan stakeholders terkait.Hal itu mendukung terciptanya proses pemerintahan yang
lebihtransparan dalam kerangka good govemance. Lebih dari itu
peluangpengembangan otonomi memungkinkan desa dapat
meluaskanpembangunan melalui
strategi
kerjasama dengandesa lain yang
saling menguntungkan. Sejumlah problemdiatas tampaknya menjadi
masalahsejumlah
kabupatendi
Indonesia,termasuk salah satunya
lGbupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.l
o o o
O
o o o o
I
o o o o o o o a o o o o o o
Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatanyang
dibagimenjadi sejumlah 313 desa dan kelunahan. Pusat
pemerintahannyaterletak di Kecamatan Indramayu yang berada di pesisir Laut
Jawa.Kabupaten Indramayu
saat ini
memiliki desa sebanyak 302 desadan
11 kelurahan. Desa/Kelurahan tersebuttersebar di 31
kecamatan,di
mana pada trahun2005 telah terjadi
pemekaranwilayah yang
menghasilkan 3 kecamatan baru, yaitu Kecamatan Tukdana, Pasekandan Patrol.
Sepertikabupaten lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Indramayu
merupakandaerah yang cukup subur. Dari wilayah seluas 204.011 hektar,
41,90 persen merupakan tanah sawah. Sebagai lumbung berasdi Jawa
Barat, enam tahun terakhir (2001) lndramayu masih nomor satu dalam produksi padi se-ProvinsiJawa
Barat. Produksi padiselama
kurun waktu tersebutmencapai lebih dari satu
jutraton per tahun. Produksi gabah
dapat mencapai 1,2 juta ton per tahun.Bupati
Indr:amayu,Hj. Anna
Sophanahpernah
menyatakan padaWakil Ketua MPR Rl, Mahyudin ketika melakukan kunjungan kerja
diKabupaten Indramayu, (Selasa, tanggal 27 Oktober 2015).
Berbagaipersoalan daerah yang belum terselesaikan disampaikan
Bupati lndramayu pada wakil rakyattersebut.
Bupati menjelaskan bahwa wilayah Kabupaten Indramayuyang
didominasi olehsektor
pertianian merupakan potensi yang sangat besar sekali, namun di balik potensi besar itu memilikisejumlah persoalan yang juga cukup besar dan berpengaruh
pada kehidupanwarganya.
Untukitu
sebagaiwakil
rakyatyang ada di
pusatdiharapkan dapat
membantuberbagai persoalan pertanian
yango o o o
O
o o o o o o o o o o o
I I
o o o o o
muncul. "Saat ini
masalahyang masih muncul adalah soal irigasi
dan pembagian air tidak merata yang dilakukanoleh
pengelola bendungan diRentang," Selain
pertianian,yang juga mendapatkan perhatian
seriusadalah masalah dana desa dimana pertanggungjawabannya
bisadilakukan hanya dengan selembar kertas. Keputusan Dirjen
Pemdespada
KementrianDalam Negeri ini seharusnya sepaham pula
denganpam penegak hukum yang ada di bawah sehingga ada
persamaanpersepsi dalam mengelola
danadesa.
Kualitas pemerintah desasaat
initampaknya menjadi salah satu kekuatiran pemerintah
Kabupaten Indramayu sehingga menjadicatatan kritis untuk mendapat perhatian lebih dari pemerintahpusat.
Dari gambaran sepintas diatas, dan sesuai pilihan temayang
disodorkanoleh Litbang
IPDN, kelompok peneliti bermaksudmeneliti lebih jauh persoalan dimaksud dengan judul,
Strategi Pemerintahanl(abupaten Indramayu Dalam Penguatan Otonomi
Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor6
Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Penguatran SDM Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Keuangan Desa).1.2. Permasalahan
1.2.1
ldentifikasi
MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut diatas, masalah
dapat diidentifi kasi sebagai berikut:1. Rendahnya dukungan samna dan prasarana
sehinggapelayanan di desa tak maksimal;
o o o o o o o o o o o o o
O
o o o o o o o
O
o
10
2. Secara umum kantor desa tak berfungsi
kecualipada
waktu- waktu tertentu;3. Lemahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya kemiskinan
dan pengangguran;Relasi antiara Kepala Desa
dan BPD yang
kurang baik dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan ditingkat desa;Ketidakjelasan sumber penunjang yang
mengakibatkan pembangunan desa tidak signifikan;Pendapatan
asli desa
menyusutakibat
meresapnya peraturan daerah hingga ke kawasan desa yang paling strategis;Permasalahan irigasi dan pembagian air yang tidak merata oleh pengelola bendungan di Rentang; dan
8.
Pertanggungjawabannyadana desa tidak dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.1.2.2
Pembatasan MasalahLuasnya permasalahan pada penelitian
ini
harus dibatasi sehinggapenelitian tidak mengambang, fokus serta mendalam.
Pembatiasanmasalah dilakukan mengingat waktu, tempat, ruang, materi
serta kemampuantim peneliti
terbatras.Menimbang itu, penelitian ini
akandibatasi
padastrategi
pokok pemerintahan kabupaten indramayu dalam penguatian otonomidesa
berdasarkan Undang-Undang Nomor6
Tahun4.
5.
6.
7.
o o o o o o o o a o o o o o
O
o
O
o o o o o a
11
2O14 Tentrang
Desa (Studi Penguatan SDM Pemerintah Desa
dalam Pengelolaan Keuangan Desa).1.2.3
Rumusan MasalahBerdasarkan
identifikasi dan
pembatrasanmasalah diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:1.
Bagaimanastrategi Pemerintahan Kabupaten Indramayu
dalam penguatanotonomi desa bedasarkan
Undang-undangNomor
6Tahun 2014 Tentang Desa dengan fokus pada
penguatan SDM Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa?2. Apakah faktor penghambat bagi Pemerintahan
l(abupaten Indramayudalam
penguatan otonomidesa
berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa khususnya penguatran SDM Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa?3. Apakah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
faktorpenghambat Pemerintahan Kabupaten Indramayu
dalampenguatan
otonomi desa
berdasarkan Undang-UndangNomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa khususnya penguatan SDM Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa?1.3
Maksud danTujuan Penelitian 1.3.1
MaksudAdapun maksud penelitian
iniadalah
untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan strategi Pemerintahan Kabupaten Indramayu dalamo o o o o o o o a o a o o o o o o o o o
O
o o
t2
penguatan otonomi
desa
berdasarkan Undang-undang Nomor6
Tahun2014 Tentang Desa dengan fokus pada penguatan sDM
pemerintahDesa dalam pengelolaan keuangan desa.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan umum yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
memperoleh data dan informasi yang tepat untuk mengolah
dan menganalis data terkait. Secara khusus penelitian ini bertujuan:Mengetahui
strategi
PemerintrahanKabupaten lndramayu
dalam penguatianotonomi desa berdasarkan
Undang-undangNomor
6Tahun 2014 Tentang Desa dengan fokus pada
penguatan SDM Pemerintrah Desa dalam pengelolaan keuangan desa.Mengetahui
faktor
penghambat str:ategi Pemerintahan Kabupaten lndramayudalam
penguatan otonomidesa
berdasarkan Undang- undang Nomor6 Tahun
2014Fentang Desa
denganfokus
pada penguatanSDM
PemerintahDesa dalam
pengelolaan keuangan desa.Mengetiahui upaya
yang dapat dilakukan untuk
mengatiasi faktorpenghambat Pemerintahan Kabupaten Indramayu
dalam penguatanotonomi desa
berdasarkan Undang-UndangNomor
6 Tahun 2014 Tentang Desa khususnya penguatan SDM Pemerintah Desa dalam pengelolaan keuangan desa.1.
2.
3.
o o o
I
o o o a o o o o o o o o o o o
t
o o o
13
1.4 Kegunaan
Penelitian1.4.1
KegunaanTeoritis
Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian
merupakan konsekuensilogis dari
kelanjutantujuan
penelitian.2pada
penelitian ini, kegunaanteoritis
dihar:apkandapat
memberikan sumbangsih pemikirandan
memperbanyakkhasanah ilmu pengetahuan terutama
berkenaandengan strategi
PemerintahanlGbupaten
Indramayudalam
penguatan otonomidesa berdasarkan undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 TentangDesa (studi
PenguatiansDM Pemerintah Desa dalam
pengelotaanKeuangan Desa). Disamping itu diharapkan dapat memberikan
nilaimanfaat sebagai bahan bahan action plan, acuan dan
perbandingan dalam bentuk penelitian pendahuluan untuk topik sejenis.1,4.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Pemerintahan IndramayuHasil penelitian ini
dihar:apkandapat mendorong
pemerintahan lndramayudalam
menyusun, mempersiapkandan
melaksanakanstrategi
PemerintiahanKabupaten Indramayu dalam
penguatan otonomidesa
berdasarkan undang-undang Nomor6 Tahun zo14
tentang desa dengan fokus pada penguatan sdm pemerintah desa dalam pengelolaan keuangan desa.'Ibid
o o
O
o o o a o a o
O O
o o o o
I
o o o o o o
t4
2.
Bagi Institut Pemerintahan Dalam NegeriPenelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
untukpengembangan ilmu pemerintahan serta mampu
memberikansumbangan pemikiran beserta analisis kritis untuk
kajian selanjutnya.3.
Bagi PenulisPenelitian kelompok dibuat sebagai salah satu upaya
untukpengembangan kompetensi penulis sebagai dosen
dalammerespon
berbagai hal faktual serta yang layak untuk
didalami padasuatu
daerahtertentu untuk
kemudianditeliti dan
dianalisa.Disamping
itu untuk
meningkatkanserta mengasah
kemampuanpenulis untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam
bentuk karya ilmiah sertia sebagai pegangan penulis sebagaidosen.o o o o o o o o a o o o o o o
t o
o o o o
I
o
BAB
IIKAJIAN
PUSTAKA2.l Kajian Teoritis 2.1.1 Strategi
Kusdi mengarahkan pemahaman bahwa strategi disusun
dan diimplementasikanuntuk mencapai tujuan, sekaligus
mempertahankandan
memperluasaktivitas organisasi pada bidang-bidang baru
dalam rangka merespons lingkungan.3 Pengertian strategi dapat mengacu pada pendapat Rangkutiyang
mendefinisikannyasebagai
perencanaan indukyang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai
semuatujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
ditentukan sebelumnya".aTidak jarang, pihak
instransipemerintahan sendiri tidak
dapat membedakan antara strategi dengantujuan.
Robbinsdalam
Kusdi telah membedakannyadengan mengatakan bahwa tujuan-tujuan
organisasi(goal9
mengacu pada tujuan-tujuanakhir organisasi
(ends), sementarastrategi mengacu pada tujuan-tujuan akhir (ends) dan
cara-cara mencapainya (means). Darisegi
penekanannya,tujuantujuan
organisasilebih mengacu ke dalam (internal), yaitu apa-apa yang ingin
dicapai berdasarkan kapabilitas dan sumber daya yang tersedia dalam organisasi, sementara strategi lebih menekankan keluar (ekstemal), yaitu bagaimanamencocokkan kapabilitas dan sumber daya internal (kelemahan
dan3Kusdi.
Teori Organisasi dan Administrasi. (Jakarta: Penerbit Salemba Humanik4 2009), hal. 87
"Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Telmik Membedah Kasus Bisnis. (lal<al.la: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000) hal. 3
O
o o
I
o o o o o o o o
O
o o o o o
O
o o o o
16
kekuatian organisasi), dengan peluang dan ancaman
lingkungan sedemikian rupa agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai.sDalam rangka merumuskan strategi yang baik maka
penelitimenggunakan analisis swor untuk dapat memetakan
kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),peluang
(opportunity)dan
ancaman (threats) yang kemudian akan ditentukan isu-isu strategisnya. Oleh sebab itu penefiti menggunakan Litmusresf
oleh Bryson untuk mengukur tingkat kestrategisan dari isu-isu tersebut.2.1.1.1 Analisis
SWOTAnalisis
swor
dicetuskanoleh Albert
Humprey pada dasawarsa 1960-1970an.Analisis swor merupakan alat formulasi strategi
dan identifikasi berbagai faktor sec€rra sistematis untuk merumuskan strategi.Menurut salah satu pakar swor Indonesia, Rangkuti
mendefinisikan Analisa SWOT sebagai berikut:o"Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor sec€lra sistematis
untuk
merumuskanstrategi perusahaan. Analisa ini
didasarkanpada
hubunganatau
interaksiantara unsur-unsur intemal,
yaitukekuatan dan
kelemahan,terhadap unsur-unsur ekstemar
yaitu peluang dan ancaman".Penelitian ini
juga
dapat ditentukanoleh
kombinasifaktor
internaldan
ekstemal,yaitu
dengan membandingkanantara faktor
internal yaitustenght dan weakness dengan faktor eksternal oppurtunites
dant Kusdi. Op Cit,hat. 93 6Rangkuti.
Op Cil,hal 17
o o o
O O
o o o o o
O
o o o o a o a o o o o o
t7
Threats.T Rangkuti dalam bukunya menjelaskan
Analisis swor
sebagai berikut:81.
Kekuatan (Strengths)Merupakan kondisi organisasi yang mampu untuk
melakukansemua tugasnya sec€tra baik dikarenakan semua sarana
dan prasamna sangat mencukupi.2.
Kelemahan (Weakness)Dipandang
sebagai analisis lingkungan intemal yang
membantu manajemen mengetahuiadanya kelemahan atau
penyimpangan yang membuat posisi organisasi tidak menguntungkan.3.
Peluang (Opportunities)Bagian dari analisis lingkungan ekstemal yang
membantumanajemen mencari dan mengetahui apa saja yang
menjadi peluang dan kesempatan bagi organisasi dalam meraih tujuan.4.
Ancaman (Threats)Yaitu bagian dari analisis lingkungan eksternal
organsiasi yang membantu manajemen untuk mengetahuitantangan yang akan dantelah dihadapi
perusahaanyang timbul karena karena
adanya suatu kecenderungan yang tidak menguntungkan di luar organisasi.Alasan peneliti menggunakan Analisis swor adalah
karenainstrumen klasik ini cukup juga banyak digunakan untuk
memetakankelemahan dan
kekuatranintemal serta eksternal secara
sekaligus.Disamping
itu,
materiyang
berkenaandengan analisis ini lebih
banyaksehingga
memudahkanpeneliti untuk
memetiakanstrategi
pemerintah Kabupaten lndramayuyang
diarahkandalam
penguatanotonomi
Desa berdasarkan Undang-undangNo. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
dengan fokus Penguatan SDM Desa dalam Pengelolaan Keuangan Desa.'tbtd.yat. ts
8tbtd",hal.lt
o
O
o o o o o o
I
o o o o o o o o
O
o o a o o
18
2.1.2.
PenguatanOtonomi
Desadan Penguatan
SDM 2.1.2.1. PenguatanTeori
penguatan menjelaskanbahwa perilaku
adalahfungsi
dariakibat. Disamping itu teori ini juga mengatakan bahwa perilaku
itu ditimbulkandari
luar.Apa yang
mengendalikan perilaku adalah penguat,akibat yang bila diberikan dengan segera setelah perilaku
tertentudilakukan, meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku tersebut
akan diulang.eKunci teori
penguatanialah
mengabaikan faktor-faktor sepertisasaran, harapan, dan kebutuhan. Sebagai gantinya, teori itu
hanya memusatkanperhatian pada apa yang terjadi dengan seseorang ketika ia mengambil tindakan tertentu.l0 Penguatan dalam hal ini adalah kaitrannyadengan
penguatanotonomi desa yang sesuai dengan
Undang-undangNo. 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa. Lebih rinci
lagi,penguatan otonomi desa tersebut dengan
memusatkantitik
perhatianpadapenguatan SDM pemerintah desa dalam pengelolaan
keuangan desa, yaitu di Pemerintahan Kabupaten Indramayu.2.1.2.2.
Otonomi
DesaSecara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sanseketta,"deca"
yang
berartitanah air, tanah asal, atau tanah
kelahiran.Dari
perspektifgeografis, desa atau village diartikan sebagai "a groups of
hausesor shops in a country area, smaller than a town". Desa adalah
kesatuan masyarakathukum yang memiliki
kewenanganuntuk
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan hak asal-usul dan adat istiadat yang diakuih.oUUins, S dan Coulter, M. Manajemen.(Edisi Kedelapan, Penerbit PT Indeks:Jakarta 2007).
rolbid
O
I
a
O
o a o o
I
O
o a o o
I
o
I
o o o o o a
I
19
dalam
Pemerintahan Nasionaldan
beradadi Daerah
Kabupaten. Desamenurut pandangan widjaja dalam bukunya yang berjudul
"otonomiDesa"
menyatakanbahwa "Desa adalah sebagai
kesatuan masyarakathukum yang
mempunyaisusunan asli
berdasarkanhak
asal-usul yangbersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai
pemerintahanDesa adalah
keanekaragaman,partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat".l 1Widjaja kemudian juga menjelaskan bahwa otonomi
desamerupakan otonomi asli, bulat, dan utuh serta bukan
merupakanpemberian dari
pemerintah.12sebaliknya pemerintah
berkewajibanmenghormati otonomi asli yang dimiliki oleh desa tersebut.
sebagai kesatuan masyanakat hukumyang
mempunyai susunanasli
berdasarkan hak istimewa, desa dapat melakukan perlcuatan hukum baik hukum publikmaupun hukum perdata, memiliki kekayaan, harta benda serta
dapat dituntut dan menuntut di muka pengadilan.Pada pelaksanaan hak, kewenangan dan kebebasan
dalampenyelenggaraan otonomi desa harus tetap menjunjung
nilai-nilai tanggungjawabterhadap Negara
KesatuanRepublik
lndonesia denganmenekankan bahwa desa adalah bagian yang tidak terpisahkan
daribangsa dan negara Indonesia. Pelaksanaan hak, wewenang
dankebebasan otonomi desa menuntut tanggungjawab untuk
memelihara integritas, persatuan dan kesatuan bangsa dalam ikatan Negara KesatuanttHaw widjaja Titik Berat otonomi Pada Daerah Tingkat II. (Jakarta : pr Rqja Grafindo Persad42003)., hal.3
tztbid.-tnt. ts5
t
I
o a o a o o
I
o o o o o
O
o o o
I
o o o o
2A
Republik lndonesia dan tanggungjawab untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
yang
dilaksanakan dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.13Berdasarkan dengan definsi
dan
penjelasan mengenai penguatandan otonomi desa yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa penguatan otonomi desa adalah pemusatan perhatian atautitik
fokus serta pengumpulan kekuatan (power) pada otonomi desayang
merupakanotonomi asli,
bulat,dan utuh serta bukan
merupakan pemberiandari
pemerintahnamun tetap harus dihormati dan
dihargaipemerintah. Tentu saja yang sangat berper:an dalam
pencapaianpenguatan otonomi desa adalah
sDM
sebagai pelaku dalam melakukan pengelolaan keuangan desa,agar
keuanganyang
dimaksud akan dapatmencapai cita-cita otonomi desa berupa pembangunan yang
akanmeningkatkan pelayanan dan kesejahteraan desa di
Pemerintahan Kabupaten Indramayu.2.1.2.3.
Penguatan SDMSumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat
pentinguntuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar
dapat menjalankanfungsinya
sebenar-benarnya. Banyakdefenisi yang
dapatdigunakan untuk mendefenisikan sumber daya manusia.
Menurut Susilo"sumberdaya manusia adalah pilar
penyanggautama
sekaligus penggerakroda
organisasidalam
usaha mewujudkanvisi dan misi
dan"Ibid..hat.166
o o o o
O
o o o o o a o o o o o
O
o o o o o o
2L
tujuannya'.14
"sumber daya
manusiaharus
didefinisikan bukan denganapa yang
sumberdaya
manusia lakukan,tetapi apa
yang sumber dayamanusia
hasilkan", sebagaimanayang
dikemukakanoleh David
ulrich dalam Mathis dan Jackson.lssumber daya manusia yang berkualitasbagi
rambunanakan menentukan kejayaanatau
kegagalandalam
persaingan.loNilai sumber daya manusia adalah jumlah nirai dari sumber daya manusia pada sebuah organisasi yang dapatjuga
disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari orang-orang dalam organisasi, kemampuanyang
mereka miliki, dan menggunakannya dalam pekerjaan mereka.sehingga
bagian terpentingdari peningkatan nilai sumber daya manusia adalah
denganmendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang yang ada
dalam organisasidan
mengambilyang
terbaikdari populasiyang
bervariasi di luar organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus memaksimalkan kapabilitas sumberdaya
manusiayang
bervariasi. Ditambahkan, praktisisumber daya manusia haruslah
orang-orangyang
meyakinkan semuatenaga kerja tanpa melihat latar betakang mereka,
menyediakan kesempatianuntuk
mengembangkankapabilitas
mereka,'sebagaimanadikemukakan oleh Mathis dan Jackson.lT Begitu juga
dengan pemerintahan, apabiladi
dalamnya terdapat sumberdaya
manusia yangtoS_*it9
Martoyo. Sumber Daya Manusia dan Produhivitas Kerja. Cetalan kelima, Bina Aksar4 ,. Bandung.2002)., hd. 3
"Malhis, dan Jaclson. M3naieJny Sumber Daya Manusia, Edisi pertamo, Cetakan pertama. ( .- Yogyakarta: Salemba Empat)., hal. 4
'Tambnna4 Tulus. Perelanomian Indonesia. Cetakan Pertam4 penerbit Ghalia Indonesi4 ,. Jakarta, 2003)., hal. l5
"Mafhis, dan JacksonOp Cit., hal. 29
o a a a o o o o a o o o o o o o o
O
t o
o a o
22
berkualitas tentu akan menjadikan daerah tersebut berjaya.
Dengandemikian, maka penguatan sDM dapat dipahami sebagai
pemusatanperhatian dengan meningkatkan kekuatian pada sDM
denganmemaksimalkan modal intelektual, kemampuan (skitl yang
dimiliki, mendayagunakansemua
bakat-bakatserta
memaksimalkan kapabilitassumber daya manusia, tanpa metihat latar belakang mereka
denganmenyediakan kesempatan untuk mengembangkan
kapabilitas mereka.Mengadopsidari
pendapat BenyaminF.
Bloom beberpa dimensisDM Knowledge (pengetahuan), comprehension
(kemampuan pemahaman),Application
(kemampuan pemahamanaplikasi),
Analysis (kemampuan berpikiranalisis),
synfhesrs (kemampuan berpikir sintesis)dan Evaluation (kemampuan berpikir evaluatif) sehingga
diharapkan mampu untuk melakukan pengelolaan keuangan desa dengan baik, efektif dan efisien.2.1. Kajian Normatif
2.2.1 undang-undang No.6 Tahun 2ol4Tentang pemerintahan
DesaDitenangkan pada Bab l, pasal 1 dalam undang-undang ini pda ayat
(1) dimana pengertian desa atau yang disebut dengan nama
lain,selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayahyang
benrvenanguntuk
mengaturdan
mengurusurusan
pemerintiahan,kepentingan masyarakat setempat
berdasarkanprakaea
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakuidan dihormati dalam sistem
pemerintahanNegara Kesatuan
Republiko o o o o o o o a a o o o o o o
t o
o
)
o o o
23
Indonesia.Pemerintahan
Desa pada ayat (2) adalah
penyelenggaraanurusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalamsistem
pemerintahan Negara KesatuanRepublik
Indonesia. Selanjutnyapada ayat (3)
Pemerintah Desaadalah
Kepala Desa atauyang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.Pasal 18 pada regulasi inimenjelaskan mengenai
kewenangan desa yang meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahandesa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatandesa, dan pemberdayaan
masyarakatdesa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa. Dan menurutpasal
1g Undang-UndangNo. 6 Tahun 2014 tentang Desa
kewenangan desa mencakup: kewenangan berdasarkanhak asal usul;
kewenangan lokalberskala Desa; kewenangan yang ditugaskan oleh
pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,atau
Pemerintah Daerah, Kabupaten/Kota;dan kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah,
pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah.Berdasarkan pasal 7 2 yattu:
a. Ayat (1),
sumber pendapatandesa terdiri dari
pAD-Desa, alokasi APBN, Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi, Bnatuan Keuangandari APBD kabupater/kota, bagian dari hasil pajak daerah
danretribusi daerah
kabupaten/kotia,Alokasi Dana
Desa(ADD) yangmerupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kotia,hibah dan
sumbanganyang tidak
mengikat dari pihak ketiga dan lainJain pendapatan desa yang sah;b. Ayat (3), bagian hasil pajak daerah dan retribusi
daerah Kabupaten/Kota sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf
cpaling sedikit 10% (sepuluh
perseratus)dari pajak dan
r.etribusi daerah;o a o o o o o o o o o
O
o o
O
o o o
t o
o o o
24
d.
Ayat
(4), Alokasi dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d paling sedikit
1oo/o(sepuluh perseratus) dari
danaperimbangan yang diterima lGbupaten/Kota dalam
Anggaran Pendapatandan Belanja
Daerahsetelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus;Ayat (6) Bagi Kabupaten/Kota yang tidak memberikan alokasi dana
Desa
sebagaimanadimaksud pada ayat (4), pemerintah
dapat melakukan penundaan dan/atau pemotongan sebesar alokasi danaperimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
yangseharusnya disalurkan ke Desa;
Dari sumber DD saja yang diperkirakan pendapatan
rata-rata perdesa bisa mencapai Rp. 400juta
belum ditambah alokasi APBNdan bantuan APBD Provinsi/lGbupaten/Kota sert sumber
rainsehingga pendapatan rata-rata perdesa dapat mencapai
angka mendekatkanRp. 1
milyar perdesa. Jumlahini
sangat fantasis dri jumlah sebelumnya yang hanya Rp. 20 juta menjadi Rp. 1 milyar;Pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah kepala
desa yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa;Pelaksana
Teknis
Pengelolaan KeuanganDesa (pTpKD)
adalahperangkat desa yang ditunjukkan oleh Kepala Desa
untuk melaksanakan pengelolaan keuangandesa, yakni: (a)
Sekretaris Desa; dan (b) perangkat Desa lainnya:sekretaris desa berkedudukan selaku coordinator
peraksanaanpengelolaan Keuangan Desa, juga berperan selaku
KuasaPenggunaan Anggar:arlBarang Desa dan bertanggung
jawab kepada Kepala Desa;Desa wajib memiliki bendahara desa, yaitu: bendhara
umum,bendahara penerimaan,
bendahara pengeluarandan
bendahara barang yang hingga saat ini keberadaan bendahara tersebut belum ada di desa-desa dalam lGbupaten Bengkulu Selatan;Manajemen Pengelolaan Keuangan Desa tetap mengacu
padasistem pengelolaan keuangan negara, mulai dari
perencanaanh ingga pertang gungjawaban.
Dengan kondisi aparatur pemerintah desa
sepertiminimnyakuantitas
terutama kualitas, aparatur yang belum
pernah mendapat pelatihan dan bimbingan secara insentif serta belum pemah menyusun APBDesa yang disesuaikan dengan kewenangan desa dan perenc€lnaandesa maka
desa-desadi
Kabupaten Indramayu.akanmengalami kesulitan dalam menyusun RAPB-Desa.
Disampingitu,h.
o o
,o
o o a o o a o o o o
O
o o o
O
o
t
o o o
25
kondisi
di
beberapadesa di
Kabupaten lndramayu dimana sekretarisdesa defenitifnya kosong. padahal peran sekretaris Desa
berperansebagai
koordinator pelaksanaanpengelolaan keuangan desa
juga berperan selaku kuasa penggunaananggarad
barang Desa (sekdes harus PNS)3.2.2 Permendagri ii3 Tahun 2014 Tentang pengelolaan
Keuangan DesaPeraturan Menteri Dalam Negeri ini dicantumkan pada Bab 1 pasal 1
ayat (4) menjelaskan bahwa keuangan desa adalah semua hak
dan kewajibanDesa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dankewajiban Desa. Pada pasar yang sama yaitu ayat (5),
pengelolaanKeuangan Desa merupakan keseruruhan kegiatan yang
meliputiperencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
danpertanggungjawaban keuangan desa. Diterakan pada Bab ll,
AsasPengelolaan Keuangan Desa,pasal 2 ayat (2) dimana
pengelolaan keuangan desa dikelola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 Januari sampaidengantanggal3l
Desember.Eerkaitan
dengan
kekuasaan pengerolaan keuangandesa, pasal
3 dimana padayat
(1), (2)dan
(3) diterangkan bahwa Kepala Desa adalahpemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan
mewakiliPemerrintah Desa dalam kepemirikan kekayaan milik desa y"ng
dipisahkan.Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaano a o o o o o o o
I
o
O
a o o
I
o o o o o o o
26
r:..
keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai kewenangan:a.
menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan ApBDesa;b.
menetapkan pTpKD;c.
menetapkan petugasyang
melakukan pemungutian penerimaan desa;d. menyetujui
pengeluaranatas kegiatan yang
ditetapkan dalam APBDesa; dane.
melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDesa.Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan
desa, dibantuoleh
PTPKD. AdapunprpKD
diterangkan pada pasal4
ayat (1)terdiri dariSekretaris Desa;Kepala Seksi;
danKepala Desa.Dimana pada ayat (2) pTKpD
Keputusan Kepala Desa. Berikut
keseluruhanBendaharaKeputusan
ini berdasarkan
Surattahapan
pengelolaani
keuangan desa seperti yang telah disebutkan pada Bab I pasal 1 ayat (6) Permendagri 113 Tahun 2014Tentang pengelolaan Keuangan Desa:
a.
Perencanaan (Bab Vdari pasal20 sampai
pasal 23)1.
sekretaris Desa menyusun Rancangah peraturanbesa
tentangAPBDesa berdasarkan RKpDesa tahun berkenaan oai
menyampaikan kepada Kepala Desa.
2.
Rancangan peraturan Desa tentang ApBDesa disampaikan olehKepala Desa kepada Badan pelmusyawaratan Desa
untuk dibahas dan disepakati bersama.3. Rancangan peraturan Desa tentang ApBDesa
disepakati bersama paring rambat buran oktober tahun berjaran.4.
R.ancanganperaturan Desa tentang ApBDesa yang
telah disepakati...bersamadisampaikan oreh Kepara oeia
i<epaoaBupatiMalikota melalui camat paling lambat 3 hari
sejak disepakati untuk dievaluasi.5. BupatiAffalikota menetiapkan hasil evaluasi
RancanganAPBDesa paring rama 20 hari kerja sejak diterimaiya
_
Rancangan Peraturan Desa tentang ApBbesa.6. Dalam hal BupatiMalikota tidak memberikan hasil
evafuasidalam batas waktu yg ditentukan peraturan Desa
tersebut berlaku dengan sendirinya.O
a o a o o o o a o o o o o
O
o o o o o o o o
7. Dalam hal BupatiMalikota menyatakan hasil
evaluasiRancangan peraturan Desa tentang ApBDesa tidak
sesuai dengan kepentingan umum dan peraiuran perundangunoanganyang rebih tiloqi, Kepara Desa merakukan
penyempumaanpaling lama z hari kerja terhitung sejak diierimanya
nasir evaluasi.8.
Apabila hasil evaruasitidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa danKepala Desa_tetap
menetapkanRancangan peraturan
Desatentang ApBDesa menjadi peraturan DEsa,
BupatiMalikotamembatalkan peratunan Desa dengan
KeputusanBupatiMarikota, sekarigus menyatakan 'berrakunya
APBDesa tahun anggaran sebelumhya. pagu9. Dalam hal pembatalan Kepala Desa
hanyadapat
melakukanpengeluaran_ terhadap operasionar
penyelenggaraan Pemerintrah Desa.10.Kepala Desa
memberhentikanpelaksanaan peraturan
DesaPaling
rama7 hari kerja setefah
pembatarandan
seranjutnyaKepala Desa bersama BpD mencabut peraturan
desadimaksud.
ll.BupatiAralikota dapat mendelegasikan evaluasi
Rancangan Peraturan Desa tentiangApBDeJa
kepada camat atau sebrltan lain.12.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendelegasian
evaluasi Rancangan penaturan Desa tentangApeoesi
kepadacamat
diatur dalam peraturan BupatiMalikota.b.
Pelaksanaan(pasal24 sampai dengan
pasal 34)1. semua penerimaan dan
penge-luaranoesi daram
rangka pelaksanaan kewenangandesa
dilaksanakan melaluirereriint
kas desa.2.
Khusus bagi desa yang belum memiliki pelayanan perbankan diwilayahnya maka
pengaturannyaditetapkah oletr
pemerintah Kabupaten/Kota.3. semua
penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.4. Pemerintah .desa dilarang melakukan pungutan
sebagaipenerimaan desa selain yang ditetapkan dalam p.-eraturan desa.
5.
jumlahBendahara 9"ryt menyimpan uang daram Kas Desa
padatertentu daram rangka memenuhi kebutuhan operasional pemerintah desa.
6.
fengalunan jumlah uang dalam kas desa ditetapkan dalam per BupatiMakota.7
-
Pengeluaran desayang
mengakibatkan beban ApBDesa tidakdapat dilakukan sebelum Encangan peraturan desa tentanj
APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa.27
O
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o
28
8.
Pengeluar:an desa tidak termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional perkantoran-yangoitetatka;
dalam Perkades.
9. Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu harus
dibuat _ Rincian Anggaran Biaya yang telah disahkan oleh Kepala Desa.10.
Pelaksana Kegiatan mengajukan pendanaan
untukmelaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya.
11. Rencana Anggar:an Biaya di verifikasi oleh sekretaris Desa dan
disahkan
oleh Kepala Desa.l2.Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap
tindakan pengeluaranyang
menyebabkanatas
beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembaniu-kaskegiatin
. _ sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa.
l3.Berdasarkan f]19ana anggaran biaya
pei-aksana kegiatan mengajukanSpp
kepada Kepala Desa.14.sPP tidak boleh dilakukan sebelum barang dan atau
jasa diterima.15. Pengajuan
Spp
terdiri atas:a.
Surat Permintraan pembayaran (Spp);b.
Pernyatiaan tanggungjawab belanja; danc.
Lampiran buktitransaksi16.Dalam
pengajuan pelaksanaan pembayaran,sekretaris
Desa berkewajiban untuk:lT.meneliti
kelengkapan permintaan pembayarandi ajukan
oleh pelaksana kegiatan;lS.menguji kebenaran
perhitungantagihan atas beban
ApBdes yang tercantum dalam permintaan pembayaran;19. menguji ketersedian dana untuk kegiatan
iimaksud;
dan20.
menolak pengajuan permintaan pembayamn
olei.r pelaksana- legiatan
apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.21.
Berdasarkan spp yang telah iti
v6rinrasi-se[retaris
Desa,
Kepala Desa menyetujui permintaan pembayaran
danbendahara melakukan pembayaran.
22-Pembayaran yang telah dilakukan, selanjutnya
bendahara melakukan pencatatan pengeluaran.23. Bendahara desa sebagai
wajib
pungut pajak penghasilan (pph)dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seiuruh
penerimaan potongandan
pajak yang dipungutnyake
rekeningkas
negara^
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang_undlngan.24.
Pengadaan barang dan/atau jasa di Desl diatur
dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang undangan.25.
Perubahan Peraturan Desa tentang dapat dilakukan
apabila terjadi:26. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja;
o a
O
I
a o o
O
a o a o o o o o o a o o o o o
29
=:..
2T.keadaan
yang
menyebabkansisa
tebih perhitungan anggamn(silPA) tahun sebelumnya harus digunakan
-dalam -tanun berjalan;28.terjadi
penambahan dan/atau pengurangandalam
pendapatan desa pada tahun berjalan; dan/atau29.terjadi peristiwa khusus, seperti bencana afam, krisis
politik,krisis ekonomi, dan/atiau kerusuhan sosiar
yangberkepanjangan;
30. perubahan mendasar atias kebijakan pemerintah
danPemerintah Daerah.
31.Perubahan ApBDesa hanya dapat dilakukan 1 kali dalam
1 tahun anggaran.32.Ta|"- cara pengajuan perubahan ApBDesa adalah sama dengan tata cara penetapan ApBDesa.
33.
Dalam hal
Bantuan keuangandari APBD provinsi dan
ApBD Kabupaten/Kotaserta hibah dan bantuan pihak ketiga
yangtidak mengikat ke desa disalurkan seteiah oitetaprannyi Peraturan Desa tentang perubahan ApB Desa,
perubahindiatur dengan Peraturan Kepala Desa
tentrang perubahan APBDesa.34. Perubahan APBDesa diinformasikan kepada BpD.
c.
Penatausahaan (Pasal 35dan
pasal 36)1.
Penatausahaan dilakukan oleh Bendahara Desa.2. Bendahara Desa wajib melakukan pencatatan
setiappenerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup
buku setiap akhir bulan secara tertib.3.
Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.4.
Laporan_pertanggungjawaban disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.5.
Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran, menggunakan:a.
buku kas umum;b.
bukulGs
pembantu pajak; danc.
buku Bank.d. Pelaporan (Pasal37)
1. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi
pelaksanaanAPBDesa
kepada BupatiAl/alikota berupa:-
laponan semester pertama; dan-
laporan semester akhir tahun.2.
Laporan semester pertama berupa laporan realisasiApBDesa.3. Laporan realisasi
pelaksanaanApBDesa
disampaikan paling lambat pada akhir bulanJulitahun
berjalan.4.
Laporan semester akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnyao o
O
o o o o o
I
o o o o o o
I
o o o o o o a
30
e. Pertanggung jawaban
(Pasal 38sampai dengan
pasal 43)5. Kepala Desa menyampaikan laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepadaBupatiMalikota
setiap akhir tahun anggaran.6.
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, terdiri dari pendapatian, belanja, dan pembiayaan.7.
Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa.8.
Peraturan Desatentang
laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dilampi ri <