• Tidak ada hasil yang ditemukan

oaiimg Qn#l*o

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "oaiimg Qn#l*o "

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Analisis tindak tutur percakapan siswa dalam menyatakan pendapat melalui video pada Siswa Kelas XI SMA NEGERI 10 MAKASSAR. Analisis tindak tutur percakapan siswa dengan mengungkapkan pendapat melalui video interaktif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Makassar. Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tindak tutur dalam percakapan siswa kelas XI SMAN 10 Makassar.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa di dalam kelas tindak tutur tersebut meliputi; (1) tindak tutur representatif atau asertif, (2) tindak tutur direktif, (3) tindak tutur ekspresif, dan (4) tindak tutur komisi. Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan bimbingan Allah Subhanahu Wa Taala sehingga skripsi yang berjudul: “Analisis Tindak Pidato Siswa dalam Menyampaikan Pendapat Melalui Video Interaktif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Makassar” dapat terselesaikan.

Guru pendamping mata pelajaran bahasa Indonesia atas segala kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini selama peneliti melakukan penelitian di SMAN 10 Makassar. Para guru SMAN 10 Makassar yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas, termasuk kerjasama dan bimbingannya.

Latar Belakang Masalah

Penggunaan media yang tepat menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran kimia. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat hasil belajar siswa antara lain media yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tantangan yang dihadapi guru adalah menentukan media pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran agar siswa dapat belajar lebih aktif sehingga mencapai hasil belajar yang tinggi.

Peranan media pembelajaran sangat penting dalam proses transformasi ilmu pengetahuan itu sendiri, karena media pembelajaran ini sangat penting untuk diterapkan dimana perangkat pembelajaran bertujuan untuk memotivasi siswa, memberikan pengalaman dan memudahkan siswa dalam mencerna dan menganalisis konsep kimia abstrak. . Dengan kemajuan teknologi, perpaduan komputer dan CD dapat dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran yang efektif dan efisien dalam bentuk CD pembelajaran interaktif. Media interaktif adalah media yang menegaskan bahwa suatu format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disc) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya.

Penelitian Mawar (2012) mengenai efektivitas penggunaan CD-ROM dalam pembelajaran menyimpulkan bahwa video dalam bentuk CD dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran konvensional. Selain itu, Ari (2010) dalam penelitiannya tentang penggunaan media video pembelajaran melalui komputer menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang lebih signifikan bila pembelajaran menggunakan media komputer yang menyediakan video interaktif untuk mendukung setiap butir kompetensi pembelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti berpendapat bahwa media interaktif merupakan metode yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, terutama untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tindak Pidato Percakapan Siswa dalam Mengekspresikan Pendapat Melalui Video Interaktif pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Makassar”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi pengalaman bagi guru dalam menggunakan pendekatan dan penggunaan video interaktif untuk pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dapat menjadi bahan kajian, inspirasi dan motivasi bagi guru bahasa Indonesia untuk menentukan model dan media pembelajaran yang lebih inovatif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk meningkatkan kinerja siswa dan hasil belajar di sekolah secara keseluruhan.

KAJIAN TEORI

Tindak Tutur dalam Percakapan

Ketika seseorang bertutur, seseorang mempunyai maksud tertentu sehingga tuturan tersebut disebut tindak tutur. Kajian yang tidak mendasarkan analisisnya pada tindak tutur bukanlah kajian pragmatis dalam arti sebenarnya Rustono (2009: 33). Kegiatan mengucapkan atau mengucapkan tuturan dengan tujuan tertentu merupakan tindak tutur atau tindak tutur.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah kegiatan tindakan ketika kita mengatakan sesuatu. Tuturan merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh seorang penutur kepada mitra tuturnya, dan memahami suatu tuturan berarti mengidentifikasinya, karena setiap tuturan mempunyai tujuan dan fungsi yang berbeda-beda. Tindak tutur sebagai suatu bentuk tindakan atau kegiatan berarti tindak tutur juga merupakan tindakan.

Dalam bertutur seseorang mempunyai maksud tertentu, sehingga tuturan tersebut disebut juga tindak tutur. Sehubungan dengan perbedaan tujuan yang dikomunikasikan, Leech berpendapat bahwa tindak tutur terikat oleh situasi tutur, yang meliputi penutur dan mitra tutur, konteks tuturan, dan tujuan tuturan. Tindak tutur merupakan suatu analisis pragmatis, yaitu suatu cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dari aspek penggunaan sebenarnya.

Tindak ilusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan digunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang memerintahkan seseorang melakukan sesuatu secara tidak langsung. Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maknanya sama dengan makna kata yang menyusunnya.

Sedangkan tindak tutur non literal adalah tindak tutur yang tidak sama atau berlawanan dengan kata yang menyusunnya. Tindak tutur literal langsung adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan cara bertutur dan makna yang sama dengan maksud ungkapannya. Tindak tutur literal tidak langsung adalah tindak tutur yang diungkapkan dalam bentuk kalimat yang tidak sesuai dengan maksud ungkapannya, namun makna kata yang membentuk ungkapan itu sesuai dengan maksud penuturnya.

Tindak tutur langsung yang tidak literal (direct non-literal speak) adalah tindak tutur yang diungkapkan dalam modus kalimat yang sesuai dengan maksud dan ucapannya, namun kata-kata yang menyusunnya tidak mempunyai makna yang sama dengan maksud penutur. Tindak tutur tidak langsung yang tidak literal (indirect non-literal speak act) adalah tindak tutur yang diungkapkan dalam bentuk kalimat yang tidak sesuai dengan makna yang ingin diungkapkan.

Kerangka Pikir

Media pembelajaran ini berbeda dengan media pembelajaran sebelumnya karena dengan menggunakan video interaktif dapat dikatakan pembelajaran berorientasi pada konstruktivisme dan kebermaknaan. Dimana siswa diminta untuk mengkonstruksi atau mengembangkan materi pembelajaran yang ditangkapnya melalui indera pendengaran dan penglihatan sehingga timbul minat. Dengan menggunakan media pembelajaran ini, pembuatannya memerlukan biaya yang tidak sedikit karena hanya memerlukan pencatatan dan pengeditan serta tidak memakan banyak waktu.

Gambar 2.1. Bagan Kerangka PikirKegiatan Pembelajaran
Gambar 2.1. Bagan Kerangka PikirKegiatan Pembelajaran

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Subjek Penelitian

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap penyajian data, ditemukan bahwa tindak tutur yang dilakukan oleh guru dan siswa di SMAN 10 Makassar meliputi (1) tindak tutur representatif atau mensertifikasi, (2) tindak tutur ekspresif, (3) tindak tutur direktif dan ( 4) ) komisi pidato. Hal ini sesuai dengan apa yang ditemukan oleh Chaer yang menyatakan bahwa tindak tutur representatif atau biasa disebut asertif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya pada asas kebenaran dalam apa yang dituturkannya. Tuturan ekspresif guru pada awal kegiatan pembelajaran, dari hasil analisis penyajian data ditemukan adanya tindak tutur ekspresif yaitu pada saat guru bertanya kembali mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Saksom (2001) yang berpendapat bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang fungsinya membangkitkan perasaan dan sikap penutur, misalnya dengan meminta maaf, berterima kasih, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan pengertian tindak tutur direktif menurut Suparno (2004:13), yang menyatakan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak bahasa yang mendorong mitra tutur untuk melakukan (tidak berbuat) sesuatu. Menurut Saxo, tindak tutur komisif berfungsi dengan mendorong penutur untuk melakukan sesuatu, misalnya berjanji, mengumpat, dan menyatakan komitmen.

Dari analisis data yang disajikan di atas mengenai tuturan guru saat mengajar pelajaran di SMAN 10 Makassar, ditemukan adanya tindak tutur ilokusi yang berupa (1) tindak tutur representatif atau asertif, (2) tindak tutur direktif dan (3) ) tindak tutur ekspresif. Tindak tutur representatif atau asertif dalam mengajar terjadi pada semua bentuk tuturan guru. Hal ini disebabkan karena tindak tutur representatif atau asertif merupakan tindak tutur yang mengatakan sesuatu apa adanya, yaitu tindak tutur yang mengungkapkan kebenaran.

Tindak tutur tersebut ditemukan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media video yang disiapkan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pandangan Chaer yaitu tindak tutur representasional atau biasa disebut asertif merupakan tindak tutur yang mengikat penutur pada kebenaran yang diungkapkannya. Tindak tutur direktif guru ketika mengajar pelajaran juga sering tercermin dalam tuturan guru.

Hal ini sejalan dengan pandangan Saksom bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang fungsinya untuk membujuk orang yang menanggapi tuturan tersebut untuk melakukan sesuatu, misalnya dengan memohon, memaksa, dan memerintah. Tindak tutur ekspresif memuji adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud untuk menafsirkan apa yang dituturkan sebagai evaluasi terhadap hal-hal yang disebutkan dalam tuturan yang mengandung pujian. Tuturan ekspresif guru di akhir kegiatan pembelajaran Dari hasil analisis penyajian data ditemukan adanya tindak tutur ekspresif yaitu pada saat guru sedang memikirkan materi pembelajaran yang sedang dipelajarinya.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saksomo, (2001) yang berpendapat bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang fungsinya membangkitkan perasaan dan sikap penutur. Guru hendaknya selalu menggunakan tindak tutur yang mudah dipahami oleh siswa dalam kegiatan mengajar.

Gambar 2.2. Skema pengumpulan data
Gambar 2.2. Skema pengumpulan data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENUTUP

Saran-Saran

Sekolah perlu melengkapi sarana dan prasarana mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menunjang proses belajar mengajar. Siswa perlu memahami dan membaca linguistik sosiolinguistik secara mendalam untuk memiliki pengetahuan tentang makna tindak tutur. Pemanfaatan Media Video dan Komputer dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa SMAN 1 Semarang.

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka PikirKegiatan Pembelajaran
Gambar 2.2. Skema pengumpulan data
Gambar 2.3. Alur analisis dataGURU
Tabel 4.1. Data Tuturan Kegiatan Awal Pembelajaran No. Jenis Tuturan Bentuk
+3

Referensi

Dokumen terkait

iv SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Fadillah Nim : 105401117717 Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar PGSD Judul Skripsi : Analisis Kesulitan