• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi Implementasi Media Pembelajaran Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini

N/A
N/A
Audi Fauziah

Academic year: 2025

Membagikan "Observasi Implementasi Media Pembelajaran Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN OBSERVASI

IMPLEMENTASI MEDIA DALAM PENGENALAN HURUF HIJAIYAH DALAM TEMA BAHASA ARAB KELOMPOK B DI RA ABATA

KARAWANG

Disusun Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Bahasa Arab Anak Usia Dini

Dosen pengampu: Nida’ul Munafiah, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh:

AUDI FAUZIAH TAUFIK 2110631130004

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2024

(2)

DAFTAR ISI

BAB I... 3

PENDAHULUAN...3

A. LATAR BELAKANG... 3

B. TUJUAN...5

C. METODE PENGUMPULAN DATA...5

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN...7

BAB II...9

PEMBAHASAN...9

A. Kajian Teori... 9

1. Pendidikan Anak Usia Dini... 9

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini...9

3. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini...10

4. Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini...11

5. Media Pipe cleaner (membentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner)...12

6. Media meronce dan mengurutkan balok huruf hijaiyah...13

7. Media klasifikasi warna pada huruf hijaiyah...13

8. Menggunting dan menempel geometri huruf hijaiyah...14

9. Penjepit huruf hijaiyah sesuai jumlah huruf...15

B. Hasil dan Pembahasan...15

1. Tema/Sub tema/sub-sub tema...15

2. Sentra Imtaq 2...16

3. Kegiatan Pembelajaran... 16

4. Evaluasi...20

5. Hasil Pembelajaran...23

6. Kendala dan Solusi... 23

7. Refleksi dan Rekomendasi...23

BAB III...24

PENUTUP...24

SIMPULAN...24

DAFTAR PUSTAKA...26

LAMPIRAN...28

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada anak usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dasar bahasa Arab sebagai bahasa Al- Qur'an. Pada anak usia prasekolah kemampuan bahasa Arab ditekankan pada pengenalan huruf-huruf hijaiyah, dengan media yang tepat agar stimulus yang diberikan dapat terekam pada ingatan anak dengan baik. Pada dasarnya, daya ingat anak usia dini adalah daya ingat yang sangat mendasar. Penalaran anak usia dini masih sangat sederhana dan sangat peka terhadap wujud benda dan warna. Oleh karena itu dalam usaha mengenalkan huruf hijaiyah pada anak usia dini tidak boleh menuntut penalaran anak akan huruf demi huruf, melainkan penalaran hafalan anak terhadap huruf hijaiyah itu dengan variasi bentuk dan warna yang akan mudah meresap ke dalam memori ingatan mereka. (Sugawara and Nikaido 2014).

Dengan menggunakan media gambar yang bervariasi, baik gambar foto, lukisan, gambar cetak, alat permainan edukasi dan sejenisnya. Dengan adanya media yang berwarna- warni anak akan lebih tertarik untuk mempelajari huruf-huruf hijaiyah, karena anak akan merasakan suasana pembelajaran tersebut seolah-olah menjadi kegiatan bermain, sehingga anak akan lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran.((Bastian and Suharni 2021)

Huruf hijaiyah merupakan huruf yang digunakan dalam al-quran dan bahasa Arab.

Mengenali setiap huruf hijaiyah dengan baik dan benar menjadi modal utama untuk dapat membaca dan mengamalkan al-quran sebagai sumber pokok ajaran agama Islam.

Mengajari anak mengenal huruf hijaiyah sejak dini menjadi tahap awal untuk dapat membaca al-quran secara tartil sesuai dengan ilmu tajwid.(Anon n.d.)

Kata “media” berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Russell media merupakan saluran komunikasi yang menjadi perantara antara sumber pesan (a source) denganpenerima pesan (a receiver). Menurut Gagne, media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Dalam (Murat

(4)

Hişmanoğlu 2006). Mengutip dari Arsyad (2006:3) menyatakan pengertian media cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untukmenangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.

Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan tersebut mestilah yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan proses siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Kalau dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran berupa bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlansung secara ilmiah, interaktif, efektif, dan efisien. Dikutip dari (Murat Hişmanoğlu 2006), Hermawan dkk (2007: 5) menyatakan bahwa: Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar.

Manfaat media yaitu : Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, Proses belajar dapat terjadi Dimana aja dan kapan saja, Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa sehingga memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar pada setiap jam pelajaran, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Mengenalkan huruf hijaiyah kepada anak usia dini merupakan sesuatu yang sangat penting, karena huruf hijaiyah merupakan landasan dalam membaca Al-Qur’an sebagai pedoman/arahan hidup sebagai umat islam. Pengenalan huruf hijaiyah pada anak-anak membutuhkan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, agar anak tidak mudah bosan dan tetap fokus terhadap pembelajaran. Kemampuan belajar anak dapat ditingkatkan dengan melakukan aktivitas yang melatih visual anak. Salah satu aktivitas

(5)

yang melatih visual adalah dengan media pipe cleaner, meronce, klasifikasi warna, menggunting, menempel dan penjepit huruf hijaiyah. Salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini adalah dengan memperkenalkan lingkungan sekitar, pendekatan yang baik, menarik dan mudah untuk dipahami.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui kondisi anak dalam kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada kelompok B di RA ABATA

2. Untuk mengetahui implementasi media yang di gunakan dalam pengenalan huruf hijaiyah pada kelompok B hijaiyah di RA ABATA

3. Untuk mengetahui implementasi penggunaan media pipe cleaner, meronce, klasifikasi warna, menggunting, menempel dan penjepit huruf hijaiyah dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada kelompok B di RA ABATA

4. Untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah pada kelompok B di RA ABATA setelah menggunakan media pipe cleaner, meronce, klasifikasi warna, menggunting, menempel dan penjepit huruf hijaiyah.

C. METODE PENGUMPULAN DATA a. Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan

“memperhatikan”. Istilah observasi mengacu pada suatu kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dari fenomena tersebut.

Dalam (Ulfa 2022) Matthew dan Ross (2010) menyatakan bahwa observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indera manusia. Berdasarkan pernyataan ini, indra manusia menjadi alat utama dalam melakukan observasi. Tentu saja indra yang terlibat bukan hanya indra penglihatan saja, namun juga indra lainnya seperti indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa, dan lain sebagainya.

Seperti syarat sebuah perilaku yang dapat diobservasi di atas, yaitu dapat dilihat (dengan menggunakan indra penglihatan), dapat didengar (menggunakan indra pendengaran), ada pula objek observasi yang menggunakan indra perasa misalnya mengamati kenaikan suhu, dll. Definisi observasi dalam konteks situasi natural yang dimaksudkan oleh Matthews dan Ross di atas mengacu kepada kancah riset

(6)

kualitatud, yaitu proses mengamati subjek penelitian beserta lingkungannya serta melakukan perekaman dan pemotretan atas perilaku yang diamati tanpa mengubah kondisi alamiah subjek dengan lingkungan sosialnya (Herdiansyah, 2015).

Kegiatan : Mahasiswa mengamati guru dan siswa ketika sentra imtaq,dari mulai guru setting lingkungan, menyampaikan pijakan, materi, prosedur dan aturan bermain, Ketika anak bermain sampai Recalling.

b. Wawancara

Menurut Saroso (2017:47) wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Wawancara memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang beragam dari responden dalam berbagai situasi dan konteks. Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-hati dan perlu di triangulasi data dari sumber yang lain. Wawancara dilakukan peneliti dengan alasan agar peneliti mampu mengajukan pertanyaan dengan bertatap muka langsung pada partisipan. Dengan penggunaan teknik wawancara, partisipan juga lebih bisa menyampaikan informasi secara langsung sehingga peneliti mampu mendapatkan jawaban lebih rinci dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepada partisipan. (Yusra, Zulkarnain, and Sofino 2021)

Kegiatan : Mahasiswa mewawancari guru sentra imtaq menanyakan terkait pembelajaran yang digunakan dalam pengenalan huruf hijaiyah pada anak kelompok B.

c. Dokumentasi

Istilah dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang dalam bahasa Belanda disebut “document”, dalam bahasa Inggris disebut “document”. Kalau kita mengacu ke bahasa Inggris maka istilah “document” dapat merupakan kata kerja (document) serta kata benda (document). Kata kerja “to document” berarti menyediakan dokumen, membuktikan dengan menunjukkan adanya dokumen. Sebagai kata benda, dokumen berarti wahana informasi, data yang terekam atau dimuat dalam wahana tersebut beserta maknanya yang digunakan untuk belajar, kesaksian, penelitian, rekreasi dan sejenisnya. Dengan demikian, dokumen bisa mempunyai konotasi yang berbeda serta ruang lingkup yang sedikit berlainan.(Sulistyo-Basuki, 1989).

Kamus Umum Bahasa Indonesia,(1976) menjelaskan istilah dokumen sebagai (1) sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan, seperti surat lahir, surat nikah, surat perjanjian. Adapun dokumen-

(7)

dokumen yang bertalian dengan perkara korupsi dipelajari Jaksa Agung; (2) naskah karangan yang dikirim dengan pos. Pada umumnya, biaya dokumen lebih murah dari pada surat biasa. Pengertian dokumen yang diambil dari kamus tersebut memberi penegasan bahwa dokumen memilik makna sebagai sesuatu yang tertulis dan tercetak sebagai bukti apabila diperlukan. (Purwono 2017)

Kegiatan : Mahasiswa mendokumentasikan Ketika melakukan observasi dan pada saat melakukan pengimplementasian media.

D. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan observasi dilakukan di RA ABATA kelompok B pada tanggal 03 Oktober 2024 - 15 Oktober 2024 dengan rincian jadwal sebagai berikut:

No Waktu Kegiatan Nama Mahasiswa

1.

Kamis, 03 Oktober 2024 - 10 Oktober

2024

Observasi - Sentra imtaq 2

1. Meronce geometri sesuai gambar 2. Menulis huruf ج dengan cat

(finger painting) 3. Tangram

4. Mengklasifikasi makanan yan sehat dan tidak untuk tubuh 5. Penjepit besar (angka arab)  6. Penjepit Kecil (huruf hijaiyah) 

- Recalling

Audi Fauziah Taufik

2. Senin, 14 Oktober 2024

Implementasi media  Sentra imtaq 2 1. Meronce huruf hijaiyah 2. Membuat huruf hijaiyah dari pipe

cleaner

3. Klasifikasi warna huruf hijaiyah 4. Menggunting dan menempel

geometri huruf hijaiyah 5. Kolase lafaz دمّحم menggunakan

kertas origami

Audi Fauziah Taufik

(8)

6. Menjepit huruf hijaiyah sesuai jumlah huruf

- Recalling 3. Selasa, 15 Oktober

2024

Sesi wawancara dengan guru sentra

Imtaq 2 Audi Fauziah Taufik

(9)

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berusia antara 0-6 tahun yang merupakan individu unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, social emosional, kreatifitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Usia dini merupakan usia emas (the golden ages) yang hanya ada sekali dan tidak dapat di ulang kembali. Pada masa itu anak berada periode sensitive yang dimana mudah menerima berbagai dampak dan pelajaran dari lingkungan sehingga perkembangan otak mereka dapat berlangsung dengan optimal dan itu sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan seorang anak nantinya.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjangpendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perekembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan in formal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan 6 aspek perekembangan, agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, social emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD (mengantikan permendikbud 58 tahun 2009).

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan danb penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan. Ranah

(10)

kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa. (Zulkifli 2000)

Kognitif, dalam literatur lain disebut dengan kognisi, juga diartikan sebagai suatu proses pengenalan terhadap segala sesuatu yang berasal dari lingkungan individu dan menjadikannya bagian tak terpisahkan dari keseluruhan perilaku indivisu dalam proses kehidupannya. Kemampuan kognitif yang diwujudkan dengan perilaku kognitif.

Perilaku kognitif tertuang dalam proses bagaimana individu mengenal lingkungannya lalu menjadikannya sebagai perbendaharaan psikis yang diperlukan dalam mengkondisikan hidup yang bermakna dan efektif.(Marinda 2020)

Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Ahmad Susanto, dalam (Ii, Kognitif, and Kognitif 2011)) bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar.

Perkembangan kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah berpikir. Menurut Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin (2008: 20) perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupannya, mungkin saja anak dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya(Ii et al. 2011) 3. Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini

Menurut Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 10 yang dikutip oleh Nurlaili dijelaskan bahwa

“Motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. Menurut Santrock yang dikutip oleh Rizki Noor Haida dalam disebutkan bahwa “Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang melibatkan gerakan tangan yang diatur secara halus seperti menggenggam mainan, mengancingkan baju, menulis, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan jari-jari dan otot tangan”.

Keterampilan motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan

(11)

menggunakan jari-jemari tangan dan gelakan pergelangan tangan yang tepat, keterampilan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga yang berlebih hanya membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun, koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna.(JASMINE 2014)

4. Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini

Kata “media” berasal dari bahasa latin, bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Russell media merupakan saluran komunikasi yang menjadi perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Gagne, media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.

Dalam (Murat Hişmanoğlu 2006)mengutip dari Arsyad (2006:3) menyatakan pengertian media cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dari pendapat ini dapat disimpulkan bahwa media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagai perantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima.

Media pembelajaran dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan materi dari guru secara terencana sehingga siswa dapat belajar efektif dan efisien. Dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan tersebut mestilah yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan proses siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Kalau dijabarkan lebih rinci, media pembelajaran berupa bahan, alat,atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara ilmiah, interaktif, efektif, dan efisien. (Murat Hişmanoğlu 2006)

Manfaat pembelajaran juga dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (1992:2) sebagai mana dikutip dalam Azhar Arsyad (2014) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhaitan siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

(12)

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknannya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai materi pelajaran dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penataran kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.

5. Media Pipe cleaner (membentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner) Dalam (Pipit Muliyah, Dyah Aminatun, Sukma Septian Nasution, Tommy Hastomo, Setiana Sri Wahyuni Sitepu 2020), Menurut Wikipedia diterjemahkan dari bahasa inggris Pembersih pipa atau batang chenille adalah jenis sikat yang awalnya ditunjukan untuk menghilangkan kelembapan dan residu dari pipa roko. Mereka juga dapat digunakan untuk aplikasi apa pun yang membutuhkan pembersihan lubang kecil atau tempat sempit.

Di Jepang, kami menyebut pembersih pipa Mogol. Konon asal kata Mogol adalah Kerajaan Mughal (Imperio Mogol), dalam bahasa Portugis. Kata Mogol diperkenalkan sebagai teknik tenun, Kekaisaran Mughal selama 1596-1615. Kimono obi yang ditenun dengan teknik ini menjadi populer di era Edo (1600-1867). Masih hari ini, mungkin bukan teknik takar, tetapi ada teknik menenun kimono yang disebut "tenun Mogol".

Pipe cleaner merupakan bahan kerajinan yang memiliki potensi besar. Seni Mogol tidak memerlukan teknik yang sulit.

Yang perlu Anda lakukan hanyalah menekuk dan memutar, untuk membuat pembersih pipa berbentuk. Kelebihan seni mogol:

1) Seni Mogol menginspirasi kreativitas anak-anak.

2) Baik untuk pelatihan intelektual.

3) Mengembangkan aspek perkembangan anak.

4) Mudah dibentuk karena teksturnya yang lentur.

Media pipe cleaner belum pernah dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah akan tetapi sering di jumpai di pameran-pameran dan bazar, berbetuk aneka ragam kerajinan. Pipe cleaner mempunyai beragam seprti variasi warna seperti Pelangi mejiku hibiniu, dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, putih, coklat hitam, dan abu-abu. Sehingga kita tidak perlu memberikan warna tambahan lain lagi. Disisi

(13)

lain pipe cleaner memeiliki tekstur seperti bulu halus dan lembut seperti bludru karena terbuat dari serat katun, meskipun pipe cleaner tergolong variasi kerajinan kawat dia memiliki keunikannya tersendiri. Pipe cleaner selain di fungsikan sebagai pembersih pipa cerutu kini dikembangkan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan media pembelajaran untuk semua tingkat sekolah terutama pada pendidikan anak usia dini pada aspek motoric halus dan kognitifnya dalam membentuk berbagai macam huruf hijaiyah.

6. Media meronce dan mengurutkan balok huruf hijaiyah

Meronce balok hijaiyah merupakan kegiatan yang menggunakan balok berbentuk manik-manik bertuliskan huruf-huruf hijaiyah dan seutas tali sehingga dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Meronce adalah salah satu contoh kegiatan pengembangan motorik halus di lembaga sekolah serta dapat mengasah kemampuan anak dalam mengklasifikasikan sebuah benang atau tali, kegiatan meronce dapat dibuat dalam bentuk hiasan atau kerajinan untuk dirangkai dengan membuat rangkaian, serta menyusun bagian-bagian dari bahan yang berongga, kemudian diikat dengan tali atau benang. Apa yang nantinya bisa digunakan untuk membuat kalung, pernak pernik, atau barang sejenis lainnya itulah yang disebut dengan aktivitas meronce. Saat melakukan kegiatan meronce, anak-anak diberi arahan oleh pendidik lalu peserta didik tersebut belajar untuk memasukkan manik- manik seperti meronce huruf hijaiyah dengan menggunakan benang agar telatih dengan baik, kegiatan ini juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian pada anak dalam mengembangkan gerakan terkoordinasi yang sangat baik dalam mengurutkan huruf hijaiyah, dan meronce ini dapat menarik perhatian anak pada saat pembalajaran berlangsung. ( Iga Yuliyani,2024) 7. Media klasifikasi warna pada huruf hijaiyah

Dikutip dari (Irmayanti et al. 2024) Salah satu kegiatan sederhana yang dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak yaitu kegiatan mewarnai (Rahmawati, 2019). Kegiatan mewarnai merupakan suatu kegiatan memberikan warna terhadap suatu objek yang dimaksudkan untuk menumbuhkan bakat seni terutama pada anak (Puspitasari & Puspita, 2022). Selain itu, kegiatan ini dapat jug dapat meningkatkan kemampuan anak dalam menganalisis gambar atau objek yang akan diwarnai, menentukan warna dan mengapresiasi imajinasi dan kemampuan pikir yang anak miliki (Rahmawati, 2019). Disamping itu, kegiatan mewarnai juga dapat meningkatkan pengetahuan anak mengenai warna-warna yang dapat dihasilkan melalui pencampuran warna dasar (Rohanah & Watini, 2022).

Permendikbud No. 137 tahun 2014 juga menjelaskan bahwa ruang lingkup pengenalan warna anak usia 4-5 tahun diantaranya yaitu mengklasifikasikan benda

(14)

berdasarkan kelompok warna, mengklasifikasikan benda berdasarkan kelompok (warna) yang sama, mengenal (pola) warna, mengurutkan benda berdasarkan warna (Hidayati et al., 2020). Kegiatan mewarnai dilakukan dengan mengajak anak untuk mengarahkan kebiasaan mewarnai secara spontan menjadi kebiasaan yang memiliki nilai pendidikan utamanya berguna dalam perkembangan serta pertumbuhan anak (Hidayat et al., 2020). Kegiatan ini biasa dilakukan di beberapa fasilitas pendidikan anak usia dini dengan mengajarkan anak menganalisis gambar, menentukan warna dan menciptakan warna baru (Kurniawan & Septogani, 2022). Tidak hanya itu, mewarnai juga dapat menjadi kegiatan menyenangkan dan bebas trauma pada anak karena secara psikologi anak menuangkan berbagai imajinasi dan suasana hati kedalam objek yang ada didepannya (Rosmiati, 2012). Pada kegiatan ini anak di minta untuk mengklasifikasikan warna (mewarnai) pada huruf hijaiyah yang sudah di acak.

8. Menggunting dan menempel geometri huruf hijaiyah

Keterampilan motorik halus anak usia dini adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya, Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya, perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.

Keterampilan motorik halus anak itu tidak sepenuhnya akan berkembang hanya dengan melalui kematangan, namun keterampilan motoric anak mampu berkembang dengan cara memberikan stimulasi dan mempraktekkannya langsung pada anak (Jannah, 2019) Melalui kegiatan menggunting maka hal tersebut dapat melatih kemampuan dalam mengkoordinasikan otot-otot tangan seperti menggneggam dan menjepit. Kegiatan tersebut penting untuk dilakukan secara bertahap dan berulang- ulang agar kemampuan motorik terutama motorik halus dapat meningkatkan sehingga memudahkan dalam kegiatan dimasa akan datang yang melibatkan koordinasi otot-otot kecil. Menggunting merupakan suatu pembelajaran tentang bagaimana menstimulasi anak dalam memotong kertas atau benda lainnya dengan menggunakan gunting sehingga hasil menjadi sempurna atau sesuai dengan keinginan. Kegiatan menggunting dapat dilakukan di rumah dan disekolah, akan tetapi kegiatan tersebut memerlukan pengawasan dari pihak guru atau orangtua disebabkan penggunaan gunting merupakan benda tajam. Meskipun ada gunting khusus untuk anak-anak yang digunakan yaitu gunting yang ujungnya tumpul (Kurniawati 2018). Juga dipersiapkan bahan pembantu dan alat yang diperlukan sesuai model yang akan dibuat. Menentukan bentuk, ukuran, dan warna kertas yang digunakan dalam menggunting mempengaruhi tingkat kemudahan anak dalam melakukan menggunting.

(15)

Kegiatan melakukan pemotongan kertas tahap demi tahap sesuai gambar pola (geometri yang di dalamnya ada ada huruf hijaiyah)sampai selesai. Menggunting dengan mengikuti alur kertas adalah suatu kegiatan yang sangat efektif dilakukan untuk mengasah kemampuan motorik halus anak. Begitu pula dengan kegiatan menempel, membuka perekat lalu menempelkannya Kembali membuat jari-jemari anak terlatih, sel ain untuk mengembangkan perkembangan motorik halus, kegiatan menggunting dan menempel juga menjadi media pada pendidikan yang mampu membantu anak meningkatkan konsentrasi, melatih koordinasi mata dan tangan, pergelangan tangan dan jari dan mampu memotong dan menempel berbagai aneka kertas yang diinginkan.

(Rahma 2022)

9. Penjepit huruf hijaiyah sesuai jumlah huruf

Media dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Media merupakan alat yang mampu menerangkan atau mewujudkan konsep dari berhitung.

Media merupakan sarana atau prasarana yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran, secara khusus media pembelajaran sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran dan pengajaran di sekolah.

Oleh sebab itu penggunaan media pembelajaran secara tepat diharapkan dapat membantu dalam pemahaman dan pembentukan konsep berhitung. Media pembelajaran jepitan merupakan media yang terbuat dari kayu/plastik yang berukuran kecil. Peniliti disini menggunakan jepitan yang terbuat dari bahan plastic, jepitan ini berbentuk huruf A. Penggunaan media jeitan ini juga disertai dengan berrbagai kartu huruf hijaiyah yang berjumlah berbeda-beda di setiap kartunya sebagai media tambahan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan berhitung menggunakan media jepitan sebagai benda/alat kongkret yang membantu anak dalam proses penjumlahan sederhana.(Siagian, Rohaeti, and Westhisi 2019)

B. Hasil dan Pembahasan

1. Tema/Sub tema/sub-sub tema : Allah pencipta alam semesta/Aqidah fiqih ibadah/Maulid nabi.

Deskripsi : Menceritakan Shiroh kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjelaskan berbagai Akhlak Rasulullah seperti Sidiq, Amanah, Fathonah, Tablig.

2. Sentra Imtaq 2

Sentra Imtaq adalah tempat anak untuk mengeksplorasikan setiap pengetahuan dan pemahaman yang ia dapatkan dari pengalaman belajar nyata melalui bermain berdasarkan nilai-nilai luhur agama Islam yang juga mendorong dalam keberhasilan strategi pendidikan agama Islam yang menggunakan metode sentra dalam mengembangkan kecerdasan majemuk anak usia dini.

(16)

Metode : Cerita bergambar kisah kelahiran rasul, bercakap-cakap, bernyanyi kisah sang rasul, meronce (balok ronce huruf hijaiyah), pipe cleaner (membuat huruf hijaiyah), Klasifikasi warna ( mewarnai), menggunting dan menempel pola gambar pola (geometri yang di dalamnya ada ada huruf hijaiyah), penjepit jumlah huruf hijaiyah.

3. Kegiatan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN TAHUN AJARAN

2024/2025 Semester/Minggu : 1/ 14

Hari, Tanggal : Senin, 14 Oktober 2024 Kelompok Usia : B/5-6

Tema/Sub Tema/Sub sub Tema : Allah Pencipta Alam Semesta/Aqidah dan Fiqih Ibadah/Maulid Nabi

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Perkembangan Nilai Agama dan moral

- Sebelum melakukan kegiatan anak berdoa terlebih dahulu - Anak dapat menghargai diri sendiri dan orang lain

- Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain 2. Fisik Motorik

- Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner - Melakukan eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan - Meanggunting sesuai pola

- Menempel gambar dengan tepat

- Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil 3. Kognitif

- Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik

- Memecakan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial

(17)

- Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )

- Menyusun perencaan kegiatan yang akan dilakukan

- mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran - Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah

4. Bahasa

- Mengerti beberapa perintah secara bersamaan - Memahami aturan dalam suatu permainan

- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap - Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal - Memahami hubungan antara bunyi dan betuk huruf 5. Sosial emosional

- Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar - Menaati peraturan kelas atau permainan

- Bertanggung jawab ats perilakunya - Bersikap kooperatif dangan teman - Menunjukan sikap toleran

- Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada 6. Seni

- Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam

B. Materi:

- Maulid nabi

- Bercerita ( siroh ) tentang kelahiran nabi

C. Sarana dan Prasrana

Guru Anak

- Pulpen - Buku cerita - Buku catata - Kertas tugas

- Meja - Kursi - Alas - Origami - Pipe cleaner

(18)

- Roncean balok geometri - tali

- Gunting

- Lem

- Penjepit kecil

- Kertas geometri huruf hijaiah - Krayon / pensil warna

- Kertas lafadz “Muhammad”

- Kertas klasifikasi warna huruf - Kertas geometri menggunting

dan menempel

- Kartu geometri huruf hijaiyah untuk penjepit

D. Kegiatan inti

1. Pijakan lingkungan

- Guru Menyusun 4 meja dan 8 kursi - Guru menyiapkan 1 alas

- Guru menyiapkan klasifikasi warna sesuai huruf di meja pertama

- Guru menyiapkan kolase “ muhammad “ menggunakan kertas origami di meja kedua

- Guru menyiapkan worksheet menggunting dan mengelem bentuk geometri di meja ke tiga

- Guru menyiapkan kertas huruf hijaiah dan pipe cleaner untuk membentuk huruf hijaiah di meja ke empat

- Guru menyiapkan penjepit kecil dan kartu geometri huruf hijaiah di alas - Guru menyiapkan roncean geometri di alas

2. Pijakan sebelum main - Guru memberi salam - Guru bertanya kabar

- Guru mengabsen anak dengan berhitung dan bertanya siapa yang tidak hadir - Murojaah surah yang sudah di hafal minggu lalu dan menggu sekarang - Anak diminta membaca perorangan

(19)

- Guru menyebutkan prosedur :

 Fokus

 Pilih teman

 Pilih pekerjaan

 Tuntas

 Lapor

 Simpan alat main / rapihkan kembali sebelum pindah pekerjaan

 Rapihkan bersama jika sudah selesai

 Recalling

- Guru menyebutkan aturan bermain:

 Sayangi teman

 Buat temannya nyaman

 Control Gerakan , pastikan bergerak dengan aman

 Control suara

 Ikuti aturan

 Bermain bergantian

 Pastikan tuntas

 Gunakaaan alat seusi fungsi

- Guru menjelaskan tata cara berrmain di setiap kegiatan - Guru meminta anak untuk memilih teman

- Guru meminta anak untuk memilih pekerjaan - Sebelum memulai mengucap basmallah

- Guru menyilahkan anak untuk memulai kegiatan yang sudah di pilih 3. Pijakan Individu saat main

- Guru berkeliling untuk melihat kegiatan anak

- Guru memberikan arahan, pertanyaan dan saran kepada anak 4. Beres-beres

- Guru meminta anak untuk merapihkan alat main

- Guru meminta anak untuk merapihkan meja dan kursi ke bentuk semula - Guru meminta anak untuk melipat alas

5. Recalling

- Anak menceritakan pengalamannya saat bermain hari ini - Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini - Guru memberikan apresiasi kepada anak

(20)

4. Evaluasi

Penilaian Observasi : Asesment Ceklis

Program Pengembanga

n

Indikator

Hanzo Afiqa Ama Ayesha Habibie Dipta Bima Qilo

Nilai Agama dan Moral

Sebelum melakukan

kegiatan anak berdoa terlebih dahulu

Anak dapat

menghargai diri sendiri dan orang lain

Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain

Fisik Motorik Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah

menggunakan pipe cleaner

Melakukan

eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan

Meanggunting

(21)

sesuai pola

Menempel gambar dengan tepat

Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil

kognitif Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik

Memecakan

masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial

Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )

Menyusun

perencaan kegiatan

yang akan

dilakukan

mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran

Mengenal berbagai macam lambang

(22)

huruf hijaiyah bahasa Mengerti beberapa

perintah secara bersamaan

Memahami aturan

dalam suatu

permainan

Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap

Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal

Memahami

hubungan antara bunyi dan betuk huruf

Sosial emosional

Mengenal perasaan

sendiri dan

mengelolanya secara wajar

Menaati peraturan

kelas atau

permainan

Bertanggung jawab atas perilakunya

Bersikap

kooperatif dangan teman

Menunjukan sikap toleran

Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi

(23)

yang ada

Seni Menggambar

berbagai macam

bentuk yang

beragam

5. Hasil Pembelajaran

Sebagiaan anak sudah mengenali berbagai macam huruf hijaiyah, dapat mengetahui symbol dan bunyinya terbukti pada saat anak meronce dan membuat bentuk huruf hijaiyah anak dapat menyebutkan bunyi huruf hijaiyah yang di buat, anak-anakjuga sangat antusias pada kegiatan bermain, Anak-anak mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar mengenai huruf hijaiyah.

6. Kendala dan Solusi

 Kendala:. terdapat dua anak yang hanya mengikuti satu kegiatan bermain

 Solusi: Guru terus memberikan peringatan waktu bermain agar anak bisa mengerjakan dengan focus dan tidak mengobrol.

.

7. Refleksi dan Rekomendasi

 Refleksi: Kegiatan berjalan lancar dan anak-anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Namun, guru harus lebih sering mengingatkan waktu bermain kepada anak.

 Rekomendasi: Untuk pembelajaran selanjutnya, guru dapat lebih sering mengingatkan waktu bermain kepada anak, agar anak dapat bekerja dengan focus dan tuntas

(24)

BAB III PENUTUP

SIMPULAN

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun, dengan fokus pada perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, seni, bahasa, dan komunikasi. Sangat penting untuk memanfaatkan masa keemasan (golden ages), anak bisa dapat pembelajaran dari lingkungannya, yang berdampak pada kehidupan masa depannya.

Pendidikan anak usia dini meletakkan dasar bagi pertumbuhan dalam aspek-aspek seperti agama dan moral, keterampilan motorik fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni, yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Perkembangan kognitif melibatkan proses yang terkait dengan pemahaman, penalaran, pemrosesan informasi, pemecahan masalah, dan kesadaran. Hal ini penting untuk kemampuan berpikir dan kecerdasan anak, yang memengaruhi keberhasilan mereka dalam belajar. Perkembangan kognitif memainkan peran penting dalam pembelajaran, karena pemecahan masalah dan berpikir kritis merupakan aspek penting. Dengan meningkatkan keterampilan kognitif, anak-anak dapat mengatasi masalah yang lebih kompleks dan meningkatkan kemampuan belajar mereka. Pengembangan Keterampilan Motorik Halus pada Anak Usia DiniKeterampilan motorik halus melibatkan gerakan-gerakan yang tepat menggunakan jari dan tangan, seperti memegang mainan, mengancingkan baju, menulis, dan aktivitas lain yang membutuhkan koordinasi.

Mengembangkan keterampilan motorik halus melalui aktivitas seperti memegang dan meletakkan benda membantu anak-anak meningkatkan koordinasi dan focus mereka. Dengan

(25)

berfokus pada aktivitas seperti meletakkan atau memegang benda, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus mereka di usia dini, yang mengarah pada perkembangan yang optimal.

Media pembelajaran mengacu pada alat yang digunakan untuk menyampaikan konten pendidikan secara efektif untuk merangsang pikiran anak-anak. Berbagai jenis media, seperti visual, grafik, dan elektronik, memfasilitasi interaksi pembelajaran antara guru dan siswa.

Menggunakan media pembelajaran yang beragam menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pendidikan. Media pipi cleaner (Membentuk Huruf Hijaiyah Menggunakan pipe cleaner) adalah bahan kerajinan fleksibel yang dapat digunakan sebagai alat pendidikan untuk perkembangan anak usia dini.

Dengan menekuk dan memutarnya untuk membentuk bentuk, anak-anak dapat terlibat dalam aktivitas kreatif yang menginspirasi kreativitas, pelatihan intelektual, dan perkembangan anak secara keseluruhan. Pembersih pipa menawarkan tekstur yang unik dan warna-warna yang cerah, sehingga ideal untuk merangsang keterampilan motorik dan kemampuan kognitif anak- anak sambil bersenang-senang dan belajar. Mengklasifikasikan Warna pada Huruf ArabAktivitas klasifikasi warna sederhana namun efektif dalam meningkatkan kreativitas dan keterampilan visual anak-anak.

Dengan terlibat dalam aktivitas mewarnai, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menganalisis objek, memilih warna, dan menghargai kemampuan imajinatif mereka. Klasifikasi warna berdasarkan huruf Arab membantu anak-anak belajar tentang warna, pola, dan tatanan visual, yang berkontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Memotong dan Menempel Geometri Huruf ArabAktivitas memotong dan menempel dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan koordinasi anak-anak sambil meningkatkan kreativitas dan konsentrasi.

Dengan terlibat dalam aktivitas menggunting kertas sesuai dengan pola geometris, anak- anak dapat meningkatkan koordinasi tangan-mata dan ketangkasan jari mereka. Aktivitas ini tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan motorik tetapi juga membantu anak-anak fokus, mempelajari warna, dan meningkatkan perkembangan kognitif mereka.

Aktivitas menjepit menggunakan penjepit kayu atau plastik kecil dapat membantu dalam mengajarkan konsep aritmatika dasar kepada anak-anak secara langsung. Dengan menggunakan penjepit berbentuk huruf A dan kartu yang menyertainya dengan berbagai jumlah huruf Arab, para pendidik dapat memfasilitasi latihan penjumlahan sederhana.

Memasukkan benda-benda konkret seperti klip ke dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat anak-anak.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anon. n.d. “BAB 1.”

Bastian, Adolf Bastian, and Suharni Suharni. 2021. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Media Gambar.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6(3):1303–11. doi: 10.31004/obsesi.v6i3.1772.

Ii, B. A. B., A. Perkembangan Kognitif, and Pengertian Perkembangan Kognitif. 2011. “Bab2 - 08111241026.” 11–33.

Irmayanti, Delviera, Dewi Permata Imaniar, Alya Shofia Marwa, Azhrin Febriani, and Andan Firmansyah. 2024. “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan

Mewarnai Dengan Mencampurkan Warna Dasar.” Kolaborasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 4(1):38–43. doi: 10.56359/kolaborasi.v4i1.271.

JASMINE, KHANZA. 2014. “済無No Title No Title No Title.” Penambahan Natrium Benzoat Dan Kalium Sorbat (Antiinversi) Dan Kecepatan Pengadukan Sebagai Upaya Penghambatan Reaksi Inversi Pada Nira Tebu 17–40.

Marinda, Leny. 2020. “Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Problematikanya Pada Anak Usia Sekolah Dasar.” An-Nisa’ : Jurnal Kajian Perempuan Dan Keislaman 13(1):116–52. doi: 10.35719/annisa.v13i1.26.

Murat Hişmanoğlu. 2006. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関

連指標に関する共分散構造分析Title.” 2(1):8–10.

Pipit Muliyah, Dyah Aminatun, Sukma Septian Nasution, Tommy Hastomo, Setiana Sri

(27)

Wahyuni Sitepu, Tryana. 2020. “済無No Title No Title No Title.” Journal GEEJ 7(2).

Purwono. 2017. “Konsep Dan Definisi Dokumentasi.” Evaluation 16.

Rahma, Rahma. 2022. “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dan Menempel.” Damhil Education Journal 2(1):8. doi:

10.37905/dej.v2i1.1321.

Siagian, Nurlela, Euis Eti Rohaeti, and Sharina Munggaraning Westhisi. 2019. “Penerapan Media Pembelajaran Jepitan Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pada Anak Usia Dini.” CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) 2(5):202. doi:

10.22460/ceria.v2i5.p202-209.

Sugawara, Etsuko, and Hiroshi Nikaido. 2014. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢 者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title.” Antimicrobial Agents and Chemotherapy 58(12):7250–57.

Ulfa, M. 2022. “Penerapan Metode Iqra Dalam Mengenalkan Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di RA Mubarokatul Iman.” Doctoral Dissertation 1–11.

Yusra, Zhahara, Rufran Zulkarnain, and Sofino Sofino. 2021. “Pengelolaan Lkp Pada Masa Pendmik Covid-19.” Journal Of Lifelong Learning 4(1):15–22. doi:

10.33369/joll.4.1.15-22.

Zulkifli, L. 2000. “Pengertian Teori Kognitif.” 8–25.

(28)

LAMPIRAN

- Obsevasi

- RPPM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN TAHUN AJARAN

2024/2025

Semester/Minggu : 1/ 14

Hari, Tanggal : Senin, 14 Oktober 2024

(29)

Kelompok Usia : B/5-6

Tema/Sub Tema/Sub sub Tema : Allah Pencipta Alam Semesta/Aqidah dan Fiqih Ibadah/Maulid Nabi

A. Tujuan Pembelajaran : 1. Perkembangan Nilai Agama dan moral

- Sebelum melakukan kegiatan anak berdoa terlebih dahulu - Anak dapat menghargai diri sendiri dan orang lain

- Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain 2. Fisik Motorik

- Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah menggunakan pipe cleaner - Melakukan eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan - Meanggunting sesuai pola

- Menempel gambar dengan tepat 3. Kognitif

- Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik

- Memecakan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan di terima sosial

- Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )

- Menyusun perencaan kegiatan yang akan dilakukan

- mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran - Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah

4. Bahasa

- Mengerti beberapa perintah secara bersamaan - Memahami aturan dalam suatu permainan

- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap - Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal - Memahami hubungan antara bunyi dan betuk huruf 5. Sosial emosional

- Mengenal perasaan sendiri dan mengelolanya secara wajar - Menaati peraturan kelas atau permainan

- Bertanggung jawab ats perilakunya - Bersikap kooperatif dangan teman

(30)

- Menunjukan sikap toleran

- Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada 6. Seni

- Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam

B. Materi:

- Maulid nabi

- Bercerita ( siroh ) tentang kelahiran nabi

C. Sarana dan Prasrana

Guru Anak

- Pulpen - Buku cerita - Buku catata - Kertas tugas

- Meja - Kursi - Alas - Origami - Pipe cleaner

- Roncean balok geometri - tali

- Gunting

- Lem

- Penjepit kecil

- Kertas geometri huruf hijaiah - Krayon / pensil warna

- Kertas lafadz “Muhammad”

- Kertas klasifikasi warna huruf - Kertas geometri menggunting

dan menempel

- Kartu geometri huruf hijaiyah untuk penjepit

D. Kegiatan inti

(31)

6. Pijakan lingkungan

- Guru Menyusun 4 meja dan 8 kursi - Guru menyiapkan 1 alas

- Guru menyiapkan klasifikasi warna sesuai huruf di meja pertama

- Guru menyiapkan kolase “ muhammad “ menggunakan kertas origami di meja kedua

- Guru menyiapkan worksheet menggunting dan mengelem bentuk geometri di meja ke tiga

- Guru menyiapkan kertas huruf hijaiah dan pipe cleaner untuk membentuk huruf hijaiah di meja ke empat

- Guru menyiapkan penjepit kecil dan kartu geometri huruf hijaiah di alas - Guru menyiapkan roncean geometri di alas

7. Pijakan sebelum main - Guru memberi salam - Guru bertanya kabar

- Guru mengabsen anak dengan berhitung dan bertanya siapa yang tidak hadir - Murojaah surah yang sudah di hafal minggu lalu dan menggu sekarang - Anak diminta membaca perorangan

- Guru menyebutkan prosedur :

 Fokus

 Pilih teman

 Pilih pekerjaan

 Tuntas

 Lapor

 Simpan alat main / rapihkan kembali sebelum pindah pekerjaan

 Rapihkan bersama jika sudah selesai

 Recalling

- Guru menyebutkan aturan bermain:

 Sayangi teman

 Buat temannya nyaman

 Control Gerakan , pastikan bergerak dengan aman

 Control suara

 Ikuti aturan

 Bermain bergantian

(32)

 Pastikan tuntas

 Gunakaaan alat seusi fungsi

- Guru menjelaskan tata cara berrmain di setiap kegiatan - Guru meminta anak untuk memilih teman

- Guru meminta anak untuk memilih pekerjaan - Sebelum memulai mengucap basmallah

- Guru menyilahkan anak untuk memulai kegiatan yang sudah di pilih 8. Pijakan Individu saat main

- Guru berkeliling untuk melihat kegiatan anak

- Guru memberikan arahan, pertanyaan dan saran kepada anak 9. Beres-beres

- Guru meminta anak untuk merapihkan alat main

- Guru meminta anak untuk merapihkan meja dan kursi ke bentuk semula - Guru meminta anak untuk melipat alas

10. Recalling

- Anak menceritakan pengalamannya saat bermain hari ini - Menanyakan perasaan anak selama bermain hari ini - Guru memberikan apresiasi kepada anak

Penilaian Observasi : Asesment Ceklis

Program Pengembanga

n

Indikator

Hanzo Afiqa Ama Ayesha Habibie Dipta Bima Qilo

Nilai Agama dan Moral

Sebelum melakukan

kegiatan anak berdoa terlebih dahulu

Anak dapat

menghargai diri sendiri dan orang

(33)

lain

Berperilaku jujur, penolong sopan dan hormat,sportif dan lain-lain

Fisik Motorik Dapat meniru bentuk huruf hijaiyah

menggunakan pipe cleaner

Melakukan

eksplorasi dengan berbagi media dan kegiatan

Meanggunting sesuai pola

Menempel gambar dengan tepat

Dapat merobek kertas dengan ukuran kecil-kecil

kognitif Menunujukkan aktivitas yang bersifat explorative dan menyelidik

Memecakan

masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang fleksibel

(34)

dan di terima sosial Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan masalah ( ide gagasan di luar kebiasaan )

Menyusun

perencaan kegiatan

yang akan

dilakukan

mengklasifikasikan benda berdasarkan warna bentuk dan ukuran

Mengenal berbagai macam lambang huruf hijaiyah bahasa Mengerti beberapa

perintah secara bersamaan

Memahami aturan

dalam suatu

permainan

Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap

Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal

Memahami

hubungan antara bunyi dan betuk huruf

(35)

Sosial emosional

Mengenal perasaan

sendiri dan

mengelolanya secara wajar

Menaati peraturan

kelas atau

permainan

Bertanggung jawab atas perilakunya

Bersikap

kooperatif dangan teman

Menunjukan sikap toleran

Mengekpresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada

Seni Menggambar

berbagai macam

bentuk yang

beragam

- Implementasi

Membentuk huruf hijaiyah dengan pipe cleaner Meronce dan menjepit

(36)

Menggunting dan menempel huruf hijaiyah Mengklasifikasi Warna huruf hijaiyah

- Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran dengan tema bahasa arab (huruf hijaiyah) di sentra imtaq 2 disekolah ini, khususnya pada kelompok B?

Dan mengapa memakai metode tersebut untuk tema bahasa arab (huruf hijaiyah)?

Kalau untuk bahasa arab sendiri karena kita itu kelompok usia 5-6 tahun, untuk bahasa arab sendiri kita pengenalan nya yang pertama tentu saja di huruf hijaiyah, lalu di pengenalan angka kaya wahidun, isnaini seperti itu, eee paling hanya di huruf hijaiyah dan angka arab si untuk sementara ini. eee, biasanya juga paling kita kenalkan di bulan, paling pengenalan nya di situ huruf hijaiyah, angka, bulan, hari.

2 Apa tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam pembelajaran dengan tema bahasa arab khusus nya huruf hijaiyah di sentra imtaq 2 di kelas B ini?

Tujuan dan manfaatnya, tujuan mempelajari huruf hijaiyah tentu saja pengenalan ya karena mereka juga ada kegiatan baca umiy gitu, jadi di sentra imtaq kita pengenalan awal di huruf hijaiyah alif sampai Ya dan pengenalan huruf asli dari huruf hijaiyah tersebut tanpa harakat anak-anak bisa menyebutnya. Manfaatnya eee... Agar anak-anak tuh bisa mengetahui bahwa ada huruf asli didalam huruf hijaiyah.

3 Menurut ibu bagaimana proses

atau langkah-langkah

pembelajaran di sentra imtaq 2 yang dilakukan pada kelompok B?

Proses atau Langkah-Langkah, dalam pembelajaran bahasa arab ya?, Karena disini sentra ada kegiatan yang eee apa namanya? Klasikak gitu langsung belajar, menulis atau menghafal, jdi kita melakukan nya dengan metode sentra dimana anak-anak itu belajarnya sambil bermain jadi tentu proses dan langkah-Langkah nya kegiatan main kita sisipkan sedikit drmi sedikit bahasa arab di kegiatan main anak-anak.

4 Apa saja materi tema bahasa arab untuk kelompok B ini yang sudah pernah diberikan ?

Eee contohnya pekan kemarin kita ada tema maulid nabi ya nah di tema maulid nabi itu, pokonya di setiap tema ada untuk bahasa arabnya karena du imtaq pasti ada pengenalan hijaiyah dan angka, dan lagu-lagu juga dari bahasa arab.

5 Apakah ada fasilitas atau media pembelajaran di sentra imtaq 2 untuk kelompok B dengan tema bahasa arab yang disediakan disekolah ini? Jika ada, apa saja

Fasilitas dan media, eee... Untuk pengenalan bahasa Arab tadi kan kita huruf hijaiyah yaa?....

Fasilitas dan media nya ada penjepit huruf hijaiyah, ada penjepit angka arab, lalu ada meronce huruf hijaiyah, lalu ada eeee... Apa lagi yaa...? Ada

(37)

fasilitas atau media tersebut? puzzle angka juga gitu untuk fasilitas dan medianya.

6 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran dengan tema bahasa arab di sentra imtaq 2 pada kelompok B?

aktor pendukung nya dari segi media, fasilitas itu termasuk faktor pendukung nya yaa, karena kalau misalkan gurunya kreatif bisa memberikan kegiatan yang menarik untuk tema bahasa arab pada anak-anak itu pasti jadi faktor pendukung.

Faktor penghambatnya mungkin yaa memang karena Bahasa arab bukan bahasa sehari-hari jadi harus lebiiih, apa namanya?, Harus lebih banyak pembiasaan si untuk kita kenalkan ke anak-anak tentang bahasa arab itu sendiri.

7 Bagaimana cara ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Mengatasi hambatan-hambatannya?.... Emmm seiring berjalannya waktu aja si....kita kenalkan, kita sisipkan, kita lakukan pembiasaan dengan pengenalan bahasa arab, karena usia 5-6 ini kan mereka menyerap informasi dengan cepat yaa...menghafal juga dengan cepat, Jadi kalau misalkan kita...eee konsisten informasikan eee tentang bahasa arab ini dalam setiap kegiatan, InsyaAllah sih akan terbangun gitu, hambatannya mungkin eeee.... Di gurunya harus lebiiih semangat, lebih aktif lagi untuk membangun anak- anak.

8 Bagaimana evaluasi yang dilakukan ibu terkait pembelajaran dengan tema bahasa arab di sentra imtaq 2 pada kelompok B?

Evaluasi...., evaluasi pembelajaran tentang bahasa arab, evaluasi nya mungkin eee untuk anak yaa, kita berikan kegiatan yang lebih mudah yang lebih menyenangkan gitu evaluasi nya dan karena huruf hijaiyah kan banyak yaa..? Dalam bahasa arab kita mungkin mengenalkan secara bertahap ya itu di evaluasi nya, jadi tidak langsung memberikan materi atau pengenalan nya secara sekaligus jadi

bertahap jadi anak-anak juga

menyerapnya lebih baik.

9 Apa pendapat ibu terkait media yang saya buat apa berpengaruh untuk perkembangan dari setiap aspek ?

Perkembangan dari setiap aspek ya, dari media- medianya. Kemarin itu pertama ada media pipe cleaner atau kawat dulu, kalau itu medianya bisa dikembangkan dari fisik ya, motorik halus dan kekuatan jemari jari-jari anak-anak. Karena kan membuat, menurut Nidjaiah, menggunakan kawat dulu tersebut ya, karena dia bahannya dulu-dulu, jadi anak-anak terus dimulus motorik halusnya.

Kemarin sih, tadi ya, barusan pas aku coba main pakai alat itu, anak-anak kesulitan membentuknya, karena itu juga kan ada kawatnya gitu ya, kesulitannya dibentuk-bentuknya aja sih, tapi itu bisa melatih motorik halus kalau untuk di aspeknya. Terus ada media apa lagi kemarin ya?

Kolase ibu. Kolase, kolase itu melatih fokus anak, berarti di afeksi, di kehatian-kehatian, fokus, lalu bekerja tuntas atau sungguh-sungguh ya, di afeksi

(38)

itu pembangunan diri terhadap anaknya. Karena kan harus merobek kertasnya kecil-kecil, lalu dilem, dan harus terisi penuh setiap gambarnya gitu kan. Itu juga bisa melatih di motorik, afeksi, lalu estetiknya juga. Jadi kalau anaknya bisa rapi, terlihat lebih bagus, itu kan estetiknya juga termasuk ke nilai aspek estetiknya. Berarti bisa di estetik, fisik, dan juga afeksi anak. Pengembangan di media kolase. Lalu media? Membuting geometri. Membuting dan menempel geometria.

Di situ ada kognisi, berarti pengenalan tentang bentuk-bentuk geometri, pengenalan tentang fotografi jejaknya, lalu estetiknya juga ada karena ada bentuk gambar apa? Kura-kura. Lalu di fisik motoriknya juga bisa karena ada kegiatan mengguntingkan. Jadi kita bisa lihat perkembangan motorik halus anak-anak dalam kegiatan menggunting. Paling itu di kognisi, fisik, dan juga estetiknya ada. Lalu ke media? Klasifikasi warna. Karena kelompok B itu sudah tahu dan paham tentang warna-warna. Jadi itu sebenarnya lebih mudah untuk anak-anak kelas B. Hanya saja karena hurufnya itu banyak di bagian bawahnya, dan bervariasi diacak. Jadi mungkin anak-anak lebih ke fokus dan kelitinya. Karena ada beberapa anak yang kebingungan. Dan salah memberikan warna di hurufnya. Tapi itu kegiatannya juga bisa melatih, fokus, dan juga kognisi anak-anak. Jadi lebih tidak ketuker. Karena ada yang warnanya mirip yang antara merah dan orange, antara merah dan jingga. Kalau anak-anak yang masih bingung biasanya dia ada yang ketuker. Dan karena hurufnya acak, jadi melatih anak lebih fokus.

Kemudian kegiatannya yang di bawah meroncek huruf ijaiya sama menjepit. Meronce huruf ijaiyah, aspek yang bisa diambil tentu saja kognisi. Karena anak-anaknya mengurutkan huruf alif sampai ya.

Lalu melatih fisiknya juga. Karena kegiatan meroncek memasukkan tali ke dalam lubang. Jadi melatih fisik motorik alusnya. Kognisi dan motorik. Lalu penjepit juga sama di kognisi dan fisik motorik.

Referensi

Dokumen terkait

Pengenalan huruf hijaiyah pada anak-anak memerlukan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, salah satunya melalui media bermain. Dengan media bermain

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode bernyanyi dapat meningkatkan pengenalan huruf Hijaiyah pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Harapan

Pengenalan dan penguasaan huruf hijaiyah yang merupakan dasar untuk membaca dan mempelajari kitab suci Al-Qur’an sejak dini sangat penting, karena jika pada saat membaca

Oleh karena itu, penulis berusaha untuk membuat sebuah aplikasi pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah dengan menggunakan bahasa pemrograman adobe flash cs6 untuk

Belajar dari perkembangan penguasaan bahasa nasional dan daerah di Indonesia, penciptaan lingkungan yang kondusif menjadi alternatif dalam pembelajaran bahasa Arab

Namun disini guru menambahkan media untuk mengenalkan huruf-huruf hijaiyah pada anak usia 3-4 tahun yaitu dengan menambahkan media kartu huruf hijaiyah karna dirasa menggunakan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode bernyanyi dapat meningkatkan pengenalan huruf Hijaiyah pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Harapan

Pengujian Menu Utama INPUT PROSES OUTPUT HASIL Loading Membuka Aplikasi Huruf Hijaiyah Menampilkan halaman utama Berhasil Pengujian tombol “Mulai Belajar” Mengklik tombol