KELOMPOK 6
OTAK,
PENDIDIKAN, &
LINGKUNGAN
Neurosains AUD
Kelompok 6
Annisa Mufliha (1905110923)
Natasya Ruth Krismaningrum (K8120050)
Nur Azizah Ghaniyasari (K8120054)
Putri Ika Haryatri (K8120058)
Titin Setryoningsih (K8120074)
Wingga Kusumawati (K8120077)
OTAK
Otak merupakan organ tubuh yang posisinya berada dibagian atas tubuh manusia yaitu didalam kepala.
Nelson (2011) menyebutkan bahwa otak merupakan salah satu organ tubuh yang mengalami perkembangan luar biasa pada masa prenatal.
Otak anak terus akan tumbuh seiring dengan bertambahnya usia anak.
Otak akan berkembang dengan baik jika mendapatkan stimulasi yang
tepat, begitu juga sebaliknya.
PERKEMBANGAN OTAK ANAK
Otak mengalami tumbuh dan berkembang dari yang sangat sederhana hingga kompleks. Tumbuh dan berkembangnya otak sejalan dengan
meningkatnya usia pada manusia.
Berat otak anak pada saat lahir kira-kira 25% dari berat otak orang dewasa.
Otak orang dewasa memiliki berat sekitar satu setengah kg. Pada usia dua tahun perkembangan otak anak sudah mencapai 75% dari berat otak orang
dewasa
Perubahan ukuran berat otak anak tentunya menjadi suatu keniscayaan karena organ otak seperti organ tubuh lainnya yang mengalami
pertumbuhan dan perkembangan.
BAGIAN BAGIAN OTAK
Dalam mengontrol perilaku manusia terdapat bagian otak yang secara spesifik
diperuntukkan mengatur bagian tubuh yang menjadi tanggung jawab wilayah otak tersebut.
Otak manusia memiliki dua belahan besar yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan otak tersebut berada pada bagian otak besar (cerebrum).
Ada empat wilayah yang ada pada otak manusia yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah dan sumsum lanjutan. Otak besar berperan dalam pengaturan semua aktivitas mental yaitu
berikaitan dengan kepandaian, ingatan, kesadaran dan pertimbangan.
Bagian atas otak tengah berfungsi mengatur refleks mata dan pendengaran. Otak kecil berfungsi mengatur koordinasi Gerakan otot, keseimbangan, dan posisi tubuh. Sumsum
lanjutan berfungsi menghubungkan sinyal dari sumsum tulang belakang ke otak.
PENDIDIKAN
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan dimaknai sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dan
terencana yang bertujuan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran dimana peserta didik dapat secara aktif
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya agar terciptanya pribadi yang religius, dapat mengendalikan diri,
berkepribadian baik, cerdas, dan berakhlak mulia, serta terampil dalam kehidupan sehari-hari, dalam masyarakat,
bangsa dan negara.
BRAIN BASED LEARNING
Pembelajaran berbasis otak adalah system pembelajaran yang bersifat alami bagi otak dan bagaimana otak dipengaruhi oleh
lingkungan, maksudnya bagaimana seorang guru dapat
memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya agar dapat lebih kreatif dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas.
Pada pembelajaran berbasis otak belajar anak didik disesuaikan dengan fungsi otak mereka, dan tidak melebihi batas kemampuan
otak anak didik sehingga anak didik tidak bosan dalam proses
pembelajaran.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK
Renate Caine dan Geoffrey Caine dalam edisi revisi pada sumber yang sama (2002) menyatakan diperlukan adanya tiga elemen esensial yang interaktif,
yaitu:
a. Guru harus melibatkan siswa dalam suatu pengalaman interaktif yang kompleks, kaya dan nyata. Contohnya, untuk belajar bahasa asing siswa diakomodasikan untuk mempelajari langsung suatu budaya asing.
b. Setiap peserta didik harus menghadapi tantangan personal sendiri.
Tantangan seperti itu akan merangsang pikiran siswa pada keadaan kesiapan, kesiagaan, yang diinginkan. la akan selalu siap belajar.
c. Agar peserta didik memperoleh wawasan tentang masalah, harus
diakomodasikan hadirnya analisis intensif dengan berbagai cara pendekatan.
Inilah yang disebut sebagai pengalaman proses aktif.
LINGKUNGAN
Taruna Ikrar mengemukakan bahwa perkembangan otak
dipengaruhi oleh proses yang terjadi akibat paparan lingkungan.
(Jensen, 2008) mengemukakan bahwa lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan otak anak, hal ini pulalah yang
mendasari bahwa stimulasi atau pendidikan anak usia dini menjadi penting, karena pada usia ini pertumbuhan dan
perkembangan otak sangat cepat.
PERAN LINGKUNGAN
Peran lingkungan ternyata memiliki perngaruh terhadap konektivitas antar sel yang ada didalam otak. Otak akan tertekan jika lingkungan kurang memberikan stimulasi.
Menurut Fox, Levitt, dkk, anak-anak dalam lingkungan yang kekurangan mungkin
mengalami depresi aktivitas otak. Linkungan yang kekurangan di sini suatu lingkungan yang kurang menstimulasi perkembagan anak, bahkan bisa lingkungan tersebut justru
tidak baik untuk perkembangan anak.
lingkungan tersebut misalnya kondisi lingkungan yang tidak aman buat anak seperti lingkungan perang, lingkungan yang didalamnya terdapat kekerasan pada anak.
Lingkungan seperti ini tentunya akan merusak perkembangan anak. Perkembangan otak anak salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan oleh sebab itu lingkungan harus
di rancang sedemikian rupa agar memberikan dampak positif terhadap perkembangan otak anak.
EFEK LINGKUNGAN TERHADAP BELAJAR
Otak manusia tersusun atas belahan kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda. Ada berbagai tipe lingkungan kesukaan untuk belajar. Misalnya sambil
mendengarkan musik, belajar di tempat tenang dan nyaman, atau belajar di taman dengan pohon-pohon yang sejuk. Saat otak kiri bekerja memahami
konsep-konsep di buku, otak kanan bekerja menikmati berbagai situasi lingkungan tersebut.
Namun banyak kasus dimana konsep yang telah dipelajari ternyata tidak dapat diingat ketika ujian berlangsung. Salah satu penyebabnya adalah kondisi
lingkungan yang jauh berbeda saat ujian. Penjelasan atas kasus tersebut adalah kita dapat menggali suatu memori ketika berada pada situasi yang sama dengan
ketika pertama memori tersebut dibuat.
Dua ahli psikologi, Godden dan Baddeley, pada tahun 1975 melakukan penelitian terkait dengan hubungan antara memori dan lingkungan. Penelitian menguji
kelompok-kelompok yang mempelajari suatu bahan dengan treatmen pada lingkungan belajar dan lingkungan ujian. Kesimpulannya kelompok dengan
lingkungan belajar dan lingkungan ujian yang sama ternyata mampu mengingat lebih baik. Penelitian-penelitian lain tampaknya juga menunjukkan kesimpulan
yang sama.
Benedict Carey mengajukan suatu gagasan yang bagus, yaitu dengan belajar beberapa kali mengenai suatu bahan pada lingkungan yang berbeda. Dengan
demikian otak akan lebih mudah mengingat bahan tersebut tidak tergantung
pada situasi tertentu saja.