• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BERMAIN PETAK UMPET TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR USIA 4-5 TAHUN KELAS A RA ASY-SYAHADATAIN PANGURAGAN WETAN

KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh :

RIKA ANINDAH

NIM. 2015.4.3.1.00407

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2019

(2)

PENGARUH BERMAIN PETAK UMPET TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR USIA 4-5 TAHUN KELAS A RA ASY-SYAHADATAIN PANGURAGAN WETAN

KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh :

RIKA ANINDAH

NIM. 2015.4.3.1.00407

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IAI BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2019

(3)

NOTA DINAS

Kepada Yth.

Ketua Program Studi PIAUD IAI Bunga Bangsa Cirebon di

Cirebon

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari RIKA ANINDAH Nomor Induk Mahasiswa 2015.4.3.1.00407, berjudul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”. Bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan Tarbiyah untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pembimbing I,

Andri Hardiyana, M.Pd.

NIDK. 0424098503

Pembimbing II,

Qorina Widadiyah, M.Pd.

NIDN. 2129129201

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon” beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau kutipan-kutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya.

Cirebon, September 2019 Yang membuat pernyataan,

RIKA ANINDAH NIM. 2015.4.3.1.00407

(5)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon” oleh

RIKA ANINDAH

Nomor Induk Mahasiswa 2015.4.3.1.00407 telah diajukan dalam sidang Munaqosah Jurusan Tarbiyah IAI Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal

…………..

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI) Jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam (IAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Cirebon, Juni 2019 Sidang Munaqosah,

Ketua

Merangkap Anggota,

Dr. H. Oman Fathurohman, MA NIDK. 8886160017

Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Sulaiman, M.M.Pd.

NIDN. 2118096201

Penguji I,

……….

Penguji II,

………

(6)

PERSETUJUAN

PENGARUH BERMAIN PETAK UMPET TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR USIA 4-5 TAHUN KELAS A RA ASY-SYAHADATAIN PANGURAGAN WETAN

KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON

Oleh

RIKA ANINDAH

NIM. 2015.4.3.1.00407

Menyetujui :

Pembimbing I,

Andri Hardiyana, M.Pd.

NIDK. 0424098503

Pembimbing II,

Qorina Widadiyah, M.Pd.

NIDN. 2129129201

(7)

MOTTO HIDUP

“ tidak ada yang indah pada waktunya kecuali kita mau berusaha.”

(8)

ABSTRAK

RIKA ANINDAH. NIM. 2015.4.3.1.00407. PENGARUH BERMAIN PETAK UMPET TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR USIA 4-5 TAHUN KELAS A RA ASY – SYAHADATAIN PANGURAGAN WETAN KECAMATAN PANGURAGAN KABUPATEN CIREBON

Penelitian ini membahas “pengaruh bermain petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar usia 4-5 tahun kelas A RA Asy – Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”. Penelitian ini di latar belakangi karena pentingnya permainan tradisional bagi anak yang berpengaruh Pada motorik kasar anak sehingga dapat membantu perkembangan motorik kasar pada pertumbuhan anak selanjutnya.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kuantitatif yang memaparkan data – data tentang hubungan antara variabel dengan desain variabel bebas dalam permainan petak umpet (X) dan variabel terikat dalam motorik kasar anak (Y).

Sampel dalam penelitian ini ialah menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sebagain sampel penelitian. Data hasil penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data tentang hubungan variabel (X) dan (Y). Kemudian tabulasi hasil data penelitian diolah dengan melakukan analisis statistik korelasional yaitu uji one – sample kolmogorov – smirnov tes program spss 23 for window untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian.

Selanjutnya hasil dari perhitungan statistik dengan uji normalitas data variabel X dan Y dengan bantuan progras spss versi 23 window menyatakan bahwa data variabel kegiatan bermain petak umpet (X) berdistribusi normal berdasarkan kriteria keputusannya yaitu p/sig (0,097) dan variabel perkembanganya motorik kasar (Y) juga berdistribusi normal berdasarkan kriteria keputusannya yaitu p/sig (0,064).kegiatan bermain petak umpet berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan motorik kasar dengan nilai thitung (3,051) > dari ttabel (2, 365) dengan taraf signifikan 0,05 yang berarti H0 ditolak.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pengaruh bermain petak umpet dalam perkembangan motorik kasar signifikan.

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi kegiatan belajar mengajar di tingkat PAUD untuk menstimulasi aspek perkembangan anak terutamanya pada perkembangan dalam motorik kasar.

Kata kunci : Bermain Petak Umpet, Kemampuan Motorik Kasar, Pengaruh

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa dipanjatkan, sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”.

Shalawat dan salam sejahtera senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, junjungan dan suri tauladan ummat manusia menuju jalan kebenaran. Dalam penyusunan skripsi ini, disampaikan ucapakan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. H. A. Basuni, Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon.

2. Dr. H. Oman Fathurohman, MA, Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon.

3. Drs. Sulaiman, M.M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Bunga Bangsa Cirebon.

4. Kepala RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

5. Kedua orang tuaku yang telah membesarkan dan mendidik penulis.

6. Segenap Pengurus Perpustakaan IAI Bunga Bangsa Cirebon, yang telah memberikan izin peminjaman buku untuk keperluan referensi pembuatan skripsi.

7. Dosen IAI Bunga Bangsa Cirebon yang telah memberikan bimbingan dan mendidik penulis selama di bangku perkuliahan.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Menyadari akan kekurangan dan kealfaan yang terdapat pada diri penulis, sehingga kemungkinan terdapatnya kesalahan dan kekurangan pada karya tulis ini, oleh karena itu semua kesalahan adalah tanggung jawab penulis. Dengan demikian, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak.

(10)

Akhirnya karya tulis yang sederhana ini dipersembahkan kepada almamater dan masyarakat akademis, semoga kiranya menjadi setitik sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang sangat luas.

Cirebon, September 2019

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

PERSETUJUAN ...ii

PENGESAHAN ...iii

NOTA DINAS ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN ...v

KATA PENGANTAR ...vi

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Kegunaan Penelitian ...7

BAB II LANDASAN TEORI...8

A. Deskripsi Teoretik ...8

1. Hakekat Anak Usia Dini ...8

2. Hakekat Tentang Motorik ...9

3. Hakekat Bermain ...21

(12)

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...28

C. Kerangka Pemikiran ...29

D. Hipotesis Penelitian ...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...33

A. Desain Penelitian ...33

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...35

C. Populasi dan Sampel ...36

D. Teknik Pengumpulan Data ...38

E. Teknik Analisis Data ...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...54

A. Deskripsi Data ...54

B. Pengujian Persyaratan Analisis ...62

C. Pengujian Hipotesis ...73

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...75

E. Keterbatasan Penelitian ...84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...86

A. Simpulan ...86

B. Saran-Saran ...87 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...36

Tabel 3.2 Daftar Anggota Sampel ...38

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Observasi Permainan Petak Umpet ...40

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Permainan Petak Umpet ...41

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Motorik Kasar ...42

Tabel 3.6 Penilaian Motorik Kasar Anak ...44

Tabel 3.7 Uji Durbin Waston ...48

Tabel 3.8 Rentang Nilai Kategori Variabel...49

Tabel 3.9 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ...50

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Permainan Petak Umpet ...55

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Hasil Tes Kemampuan Motorik Kasar ...59

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ...64

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Data Variabel X Dengan Y ...67

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Variabel X Dengan Y ...68

Tabel 4.6 Analisis Regresi Sederhana Pengaruh Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak ...70

Tabel 4.7 Model Summary Analisis Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak (Y) ...72

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak (Y) ...74

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Jenis Penelitian ...35

Gambar 3.2 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Uji t ...52

Gambar 4.1 Grafik Kegiatan Bermain Petak Umpet ...57

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Motorik Kasar Anak...61

Gambar 4.3 Garis Normalitas Data Varabel X ...62

Gambar 4.4 Garis Normalitas Data Variabel Y ...66

Gamba 4.5 Daerah Dan Penolakan Hipotesis ...75

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun didefinisikan pula sebagai anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan.1

Pada masa anak usia 0-6 tahun merupakan masa emas atau golden age dimana dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya mengalami

perubahan yang pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Oleh karena itu pendidikan pada usia 0-6 tahun sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak untuk masa yang akan datang.

Usia ini akan memberikan kontribusi besar pada perkembangan selanjutnya. Salah satu yang sangat penting untuk diperhatikan adalah sejauh mana anak dalam menguasai keterampilan motorik. Hal ini disebabkan karena penguasaan keterampilan motorik di masa anak-anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.

1 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet.

III, h. 88.

(16)

Perkembangan motorik yang baik akan berdampak pada aspek perkembangan lainnya. Demikian pula sebaliknya, kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas sensorik motorik yang meliputi penggunaan otot otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik.2

Pendidikan di masa ini selain untuk menentukan perkembangan selanjutnya dapat pula sebagai bentuk pengukuran atas perkembangan dan pertumbuhan anak yang lebih baik atau sebaliknya. Hal ini bisa diketahui dengan salah satunya motorik kasar dimana anak melakukan aktivitas menggunakan otot otot besar seperti berlari, melompat dan lain lain, dengan gerakan sederhana pun anak bisa melatih perkembangan dan pertumbuhan motorik anak.

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Seperti halnya hurlock mengemukakan bahwa perkembangan motorik ialah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.3

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak.

Otaklah yang menyetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot

2 Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2009), Cet ke-7, h. 63.

3 Hurlock Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid I Edisi Ke Enam, (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa), (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1978), h. 57.

(17)

memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Dalam perkembangan motorik sendiri meliputi motorik halus dan motorik kasar. Dalam kehidupan sehari-hari perkembangan motorik anak usia dini sangatlah penting kita jaga, selain untuk kesehatan juga sangat berpengaruh untuk masa depan anak. Perkembangan yang diawali dengan baik maka akan menghasilkan hasil yang baik pula.

Seiring perkembangan zaman permainan tradisional mulai tergeser oleh teknologi modern. Anak lebih menyukai gedjet dimana didalamnya terdapat fitur permainan yang bermacam macam sehinnga anak tidak bosan menggunakan gedjet dengan jangka waktu yang lama. Namun dengan beralihnya anak menggunakan gedjet maka perkembangan motorik anak hanya ada pada perkembangan motorik halus saja dan menyebabkan anak tidak banyak bergerak bahkan bergaul dengan teman sebaya. Oleh karena itu pentingnya mengajarkan anak permainan tradisional bermanfaat banyak selain membuat anak bersosialisasi dengan teman sebaya juga dapat membantu perkembangan motorik anak dengan baik.

Bentuk permainannya bisa bermacam macam namun ada satu permainan yang tidak menggunakan banyak ruang namun dapat membuat anak banyak bergerak ialah permainan petak umpet. Dari permainan ini anak tanpa sengaja bergerak karena peraturan permainan ini dimana yang akan kalah dalam suit akan berjaga dan teman yang lainnya akan bersembunyi. Dengan begitu tanpa sengaja anak yang jaga akan bergerak cepat dengan mencari temannya yang bersembunyi sedangkan yang

(18)

bersembunyi akan berjalan pelan pelan menuju tempat jaga penjaga untuk menyentuh tempat tersebut dengan begitu sang penjaga akan kalah dan mulai berhitung untuk memberikan kesempatan waktu pemain lainnya untuk bersembunyi lagi. Permainan petak umpet tidak hanya membuat anak bergerak tapi juga melatih ketelitian anak dalam memecahkan masalah.

Sebelumnya peneliti melakukan studi pendahuluan di RA Asy- Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Studi pendahuluan peneliti lakukan agar mendapatkan data awal mengenai perkembangan motorik kasar di RA tersebut. Namun berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti menemukan bahwa RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon ini sebenarnya perkembangan motorik kasar anak cukup baik akan tetapi untuk kegiatan perkembangannya hanya ada pada olah raga saja, siswa lebih menyukai gedjet dari pada aktivitas lainnya. Selain dari pada itu ruangan pun jadi penyebab terhambatnya aktivitas anak untuk bermain karena didalam ruangan terdapat meja dan kursi yang saling berdampingan. Maka peneliti melakukan studi permainan tradisional yang bisa diterapkan pada RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon yang tidak menggunakan ruangan kosong namun bisa digunakan dimanapun ialah permainan petak umpet.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan

(19)

Motorik Kasar Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Metode bermain belum dilakukan secara maksimal pada perkembangan motorik kasar anak ?

2. Mengapa Kurangnya kegiatan anak untuk meningkatkan kemampuan motorik anak?

3. Bagaimana Perkembangan motorik kasar anak usia dini di RA Asy- Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon masih belum berkembang dengan baik?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti melakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kegiatan anak untuk meningkatkan kemampuan motorik anak.

Aspek yang diteliti adalah perkembangan motorik anak dengan permainan yang menarik. Perkembangan motorik anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar.

(20)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut : Bagaimana permainan petak umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon, Bagaimana perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon dan Seberapa kuat pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang peneliti buat di atas maka di susun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk memperoleh data mengenai kegiatan permainan petak umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

2. Untuk memperoleh data mengenai perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

3. Untuk mengetahui kuat pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy- Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

(21)

F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan sumbangan keilmuan khususnya tentang perkembangan motorik kasar anak melalui permainan petak umpet.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

1) Penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan motorik kasar anak usia dini dan bagaimana cara peningkatannya.

2) Selain itu peneliti juga dapat mengidentifikasikan suatu masalah atau fakta secara sistematis.

b. Bagi RA Asy-Syahadatain Panguragan

Memperbanyak informasi tentang upaya meningkatkan perkembangan motorik kasar anak sehingga berguna untuk sekolah dan warga sekolah.

c. Bagi IAI Bungan Bangsa Cirebon

Untuk menambah informasi tentang upaya meningkatkan perkembangan motorik halus kasar anak melalui permainan petak umpet.

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakekat Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini diidentifikasikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.

Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.4

Menurut pernyataan di atas anak dalam usia 0-6 tahun dapat dikatakan sebagai anak usia dini. Di mana pada proses tumbuh kembangnya memiliki pola perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Maka pada masa ini bisa dikatakan sebagai kelompok anak yang pada prosesnya mempunyai sifat yang unik.

Pada masa tersebut merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut banyak penelitian bidang neurologi ditemukan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk pada kurun

4 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet.

III, h. 88

(23)

waktu 4 tahun pertama. Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%.5

Penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa anak usia dini merupakan masa emas dimana pada masa ini anak mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada masa ini anak dengan mudah menyerap apa saja yang dilihatnya kemudian dapat meniru apa saja yang dilihatnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini ialah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen, ras, dan jenis kelamin sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi dalam kandungan dan kasih sayang.

Berdasarkan uaraian materi di atas dapat disimpulkan anak usia dini ialah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun dan mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang cukup pesat dimana anak mampu mempelajari apa yang dilihatnya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.

2. Hakekat Tentang Motorik

Motorik pada anak usia dini sangat diperlukan untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan bahasa, kognitif, seni dan kreativitas. Motorik terjemahan dari kata “motor”

5 Suyanto Slamet, Dasar Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Hikayat Publishing, 2005), h. 78.

(24)

Gallahue dalam Samsudin adalah suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh motorik.6

Motorik ialah suatu gerak dasar yang berpengaruh terhadap perkembangan lainnya. Oleh karena itu perkembanganya dijaga dengan baik agar perkembangan lainnya pun bisa berkembang dengan baik.

Dengan begitu anak dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan pada proses pengembangan di bidang lainnya.

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.7

Menurut pernyataan di atas motorik merupakan proses yang sejalan dengan kematangan syaraf. Sehingga suatu gerakan kecil pun merupakan pola interaksi komplek dari berbagai bagian maupun system tubuh yang dikenalikan oleh otak. Maka dari syaraf otak dapat menggerakkan otot otot

6 Samsudin, Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Litera, 2008), h. 25.

7 Hurlock Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid I Edisi Ke Enam, (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa), (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1978), h. 45.

(25)

lainnya seperti pada pergerakan kaki melangkah, berlari, melompat dan lain lain.

Pengembangan motorik pada usia dini didasari pada aktivitas.

Aktivitas anak usia dini 80% menggunakan aktivitas jasmani atau fisik.

Usia 4-6 tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak di bawah meja atau kursi, memanjat, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus dengan tangan kaki dan jari-jarinya. Pada usia ini juga mata, tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan benda-benda dan berbagai macam alat permainan.

Pada perkembangan anak usia dini menggunakan berbagai aktivitas untuk mempengaruhi perkembangan motorik anak. Kegiatannya pun bermacam-macam baik di dalam ruang maupun diluar ruangan. Maka ada tiga tahap dalam perkembangan motorik anak usia dini ialah tahap kognitif, tahap asosiatif dan tahap autonomous.

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainnya. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak

(26)

belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.8

Motorik kasar merupakan gerak tubuh yang menggunakan otot otot besar di mana diperlukan anak untuk melakukan berbagai aktivitas berat seperti berlari, naik turun tangga dan lainnya. Bahkan bermain pun bisa dikatakan sebagai aktivitas berat apabila menggunakan otot-otot besar pada kegiatanya seperti pada permainan mencari jejak, petak umpet dan lain-lain.

Sujiono berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.9

Menurut pendapat Sujiono dapat disimpulkan bahwa motorik kasar merupakan gerak motorik yang melibatkan otot-otot besar dan membutuhkan kordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Maka otot-otot besar digunakan pada gerakan yang berat dengan menggunakan kaki, tangan dan lainnya seperti pada kegiatan berlari, melompat, melempar bola dan lain-lain.

Menurut Musfiroh bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan

8 Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tanggerang : Universitas Terbuka, 2008), h. 113.

9 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), h. 13.

(27)

lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan nonlokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh : mendorong, melipat, menarik dan membungkuk Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain.

Contohnya : berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya : melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.10

Berdasarkan uaraian di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting di kuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti : berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.

Dengan demikian, yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat berlari mencari teman yang bersembunyi.

10 Musfiroh dkk, Cerdas Melalui Bermain, (Jakarta : Grasindo, 2008), Cet. I, h. 46.

(28)

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung banyaknya gerakan yang di kuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik.11

Menurut Depdiknas seperti pernyataan di atas perkembangan motorik kasar meupakan perkembangan dengan kordinasi antara kematangan dengan pengendalian tubuh dan berhubungan dengan kebugaran tubuh serta keterampilan dan kontrol motorik.

Berbeda dengan Depdiknas, Sujiono menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar.12

Menurut pernyataan di atas motorik kasar merupakan gerakan yang timbul melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh

11 Depdiknas, Metode Khusus Mengajar Di Taman Kanak – Kanak, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2004), h. 1

12 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 13

(29)

seseorang karena bisa nelakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain. Seperti : berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.

Sujiono dkk, menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas : kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas dan koordinasi.13

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik meliputi kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kalincahan, keseimbangan, fleksibilitas dan kordinasi.

Hal senada juga di jelaskan oleh Mutohir dalam Sujiono bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya : kekuatan, koordinasi, kecepatan,keseimbangan, dan kelincahan.14

Dari pernyataan Sujiono dan Mutohir di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik diantaranya : kekuatan, kecepatan, kordinasi, ketahanan, keseimbangan, kelincahan dan fleksibilitas.

13 Bambang Sujiono dkk, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2009), h. 121

14 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 50

(30)

Pengembangan motorik anak pra sekolah adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga di pengaruhi hal lain di antaranya asupan gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan.15

Menurut pernyataan di atas pengembangan motorik kasar anak dipengaruhi oleh hal lainnya seperti asupan gizi, status kesehatan dan kegiatan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya.

Kegiatan dalam perkembangan fisik motorik lebih membuat anak enjoy karena lebih banyak kegiatan bermainnya. Seperti halnya pendapat Elkind dalam menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam stres yang ada sekarang dalam lingkungan anak.16

Perkembangan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan aktivitas anak yang menarik sehingga anak tidak merasa bosan dan menikmati kegiatan tersebut. Bahkan anak merasakan kesenangan dalam melakukan aktivitas tersebut sehingga manfaat dari kegiatan tersebut tidak hanya untuk perkembangan motorik saja melainkan untuk membuat anak nyaman dalam kegiatan tersebut.

15 Depdiknas, Op.Cit., h. 6

16 B.E.F. Montolalu dkk, Bermain dan Permainan Anak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 25.

(31)

Sujiono berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.17

Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan di atas papan titian, melompat tali, berlari, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat senang anak juga dapat melatih anak untuk percaya diri.

Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak.18

Tujuan perkembangan motorik kasar ialah untuk memperkenalkan melatih, mengelolah dan mengontrol gerakan kasar serta meningkatkan keterampilan tubuh sehinggga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat kuat dan terampil sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani.

Adapun beberapa fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK di antaranya ialah melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan

17 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 11.

18 Musfiroh dkk, Op.Cit., h. 71

(32)

tangan, memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik motorik, rohani dan kesehatan anak, membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, melatih keterampilan atau ketangkasan gerak dan berpikir anak, meningkatkan perkembangan emosional anak, meningkatkan perkembangan sosial anak dan menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami kesehatan pribadi.19

Adapun prinsip-prinsip pengembangan motorik menurut Hurlock di antaranya ialah perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf, belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik dan perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik.20

Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart dalam Yusuf menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di

bidang olah raga akan menyebabkan ia di hargai teman-temannya.21 Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang di lakukan Ellerman

19 Depdiknas, Op.Ci.t, h. 2

20 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Edisi lima. Jakarta : Erlangga, 2001), h. 38.

21 H.S. Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 85.

(33)

dalam Yusuf bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-estem.22

Menurut pendapat di atas yang menyatakan bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-estem. Self-estem ialah evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya berhubungan dengan pengahrgaan terhadap dirinya sendiri. Dapat disimpuilkan bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan harga diri.

Hurlock menyatakan beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak antara lain : sifat dasar genetik, awal keidupan pasca lahir, kondisi pra lahir yang menyenangkan, kelahiran yang sukar, adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakan semua bagian tubuh, perlindungan yang berlebihan, kelahiran sebelum waktunya, cacat fisik, dan perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak.23

Adapun kondisi yang mempengaruhi perkembangan motorik anak ialah faktor internal dan eksternal sama halnya pendapat diatas antara lain aaaa; gen, kehidupan pasca lahir, kondisi pra lahir, kelahiran yang sukar, rangsangan, dorongan, kesempatan untuk menggerakan semua anggota tubuh, perlindungan yang berlebihan, cacat fisik, kelahiran sebelum waktunya dan perbedaan motivasi serta metode pelatihan anak.

22 Ibid, h. 112

23 Hurlock Elizabeth B, Op.Cit., h. 57.

(34)

Beberapa hal penting dalam mempelajari keerampilan motorik menurut Hurlock meliputi kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek,model yang baik, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan motorik halus di pelajari secara individu dan keterampilan sebaiknya dipelajari satu persatu.24

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi membantu anak dalam kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Dikarenakan tidak mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak, anak akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang penting pada saat itu. Misalnya, apabila anak merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri.

Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock antara lain melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang independent, melalui perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah, melalui perkembangan perkembangan motorik yang

24 Ibid, h. 68

(35)

normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya dan perkembangan motorik sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.25

Menurut Hurlock membagi fungsi keterampilan motorik menjadi empat kategori yang meliputi keterampilan bantu diri (self help), keterampilan bantu sosial (social help), keterampilan bermain dan keterampilan sekolah.

Bahaya yang perlu di perhatikan dalam perkembangan motorik antara lain: terlambatnya perkembangan motorik, harapan keterampilan yang tidak realistik, tidak dapat mempelajari keterampilan motorik yang penting dan kekakuan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar merupakan suatu gerakan yang disebabkan oleh otot-otot besar dan membutuhkan tenaga yang besar, kemampuan ini membutuhkan bagian tubuh lainnya.

3. Hakekat Bermain

Hurlock mengemukakan bahwa bermain adalah kegiatan yang di lakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bermain sangat penting bagi anak, penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Para ahli sepakat, anak-anak harus

25 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Alih Bahasa : dr. Med Metasari T dan dra Muslichah Z, (Jakarta : Erlangga, 1996), h. 73.

(36)

bermain agar anak dapat mencapai perkembangan yang optimal. Tanpa bermain, anak akan bermasalah dikemudian hari.26

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan oleh anak tanpa memperdulikan hsil akhir. Kegiatan ini dilakukan secara suka rela tanpa ada paksaan dari orang lain. Dan bermain merupakan kegiatan yang penting bagi anak karena dari kegiatan bermain tanpa disadari oleh anak akan berpengaruh pada perkembangan lainya.

Spencer dalam Montolalu menyatakan bahwa anak bermain karena anak mempunyai energi berlebihan. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas, sehingga anak terbebas dari perasaan tertekan.27

Adapun menurut pendapat di atas menyatakan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak yang mempunyai energi berlebihan dan energi ini mendorong mereka melakukan aktivitas yang terbebas dari tertekan. Menurut saya bermain merupakan kegiatan yang di dasari oleh perasaan anak yang mulai merasa senang dengan kegiatan yang dilakukanya baik menggunakan energi besar maupun energi kecil.

Berikut ada beberapa pengertian bermain bagi anak antara lain : bermain adalah suatu menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak, bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik namun motivasinya lebih bersifat instrinsik, bersifat spontan dan sukarela tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak, melibatkan peran aktif keikutsertaan anak dan

26 Musfiroh, Op.Cti., h. 1

27 B.E.F. Montolalu dkk,Op.Cti., h. 21.

(37)

memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang buka bermain.28

Pengertian ini menggambarkan apabila bermain menyenangkan anak akan terus melakukannya, namun bila sudah tidak menyenangkan anakpun akan langsung menghentikan permainan tersebut. Dalam hal ini terkandung interaksi antara anak dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat dirangsang, dipertahankan atau dihentikan oleh faktor-faktor yang ada dalam hubungan antara anak dengan lingkungannya itu.

Vygotsky dalam Montolalu menyatakan bahwa bermain merupakan cara berfikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Melalui bermain anak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi, mengadakan pelatihan-pelatihan, mengadakan percobaan-percobaan, mengadakan perubahan untuk memperoleh penghargaan. Anak menyadari bahwa kegiatan bermain yang dinikmati anak dan mainan yang paling disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian juga mengembangkan kapasitas serta pengetahuan anak.29

Bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan spontan dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain (seperti perkembangan kreativitas sebagai

28 Ibid.,

29 B.E.F. Montolalu, Bermain Dan Permainan Anak, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), h.

19.

(38)

kemampuan kognitif) dan merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya serta memungkinkan anak melakukan adaptasi dengan lingkungannya itu.

Athey menjelaskan bahwa bermain memberi kesempatan pada anak untuk menguji tubuhnya, melihat seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi, bermain juga membantu anak untuk memupuk rasa percaya diri secara fisik. Permainan yang menyenangkan dapat membuat anak tertantang untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan tingkah laku manusia. bermain benar-benar merupakan pengertian yang sulit dipahami karena muncul dalam beraneka ragam bentuk. Bermain itu sendiri bukan hanya tampak pada tingkah laku anak, tetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya pada manusia.30

Anak yang memiliki kecerdasan gerak kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik. Gerakan-gerakan anak terlihat seimbang, luwes dan cekatan. Anak cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat dan menulis. Secara artistik anak memiliki kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Rangsangan terhadap kecerdasan gerak kinestetis membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai dengan sifat anak, yakni suka bergerak, proses belajar hendaklah memperhatikan kecenderungan ini. Anak-anak dengan

30 B.E.F. Montolalu, Op.Cit., h. 115

(39)

kecenderungan kecerdasan ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak.

Menurut Montolalu bermain selain dapat bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, dan moral, bermain dapat memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih empati, mengasah panca indera, media terapi, serta dapat melakukan penemuan.31

Bermain tidak sekedar bermain main, bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial, dan nalar mereka. Melalui interaksinya dengan permainan, seorang anak belajar meningkatkan toleransi anak terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustasi. Kegagalan membuat rangkaian sejumlah objek atau mengkonstruksi suatu bentuk tertentu dapat menyebankan anak mengalami frustasi. Dengan mendampingi anak pada saat bermain, pendidik dapat melatih anak untuk belajar bersabar, mengendalikan diri dan tidak cepat putus asa dalam mengkontruksi sesuatu. Bimbingan yang baik bagi anak mengarahkan anak untuk dapat mengendalikan dirinya kelak dikemudian hari untuk tidak cepat frustasi dalam menghadapi permasalahan kelak di kemudian hari.

Permainan petak umpet ialah permainan yang mencari jejak pemain lain yang bersembunyi. Kalau berhasil ditemukan, maka pemain tersebut

31 Ibid.,

(40)

memiliki peluang untuk jaga. Namun jika ada pemain yang tidak bisa ditangkap oleh penjaga alias berhasil menyentuh tempat jaga tanpa diketahui penjaga, maka penjaga kalah dan bertugas mencari lagi (sebagai penjaga).32

Bermain petak umpet merupakan permainan mencari jejak dimana pencarian ini dilakukan untun mencari keberadaan temannya yang bersembunyi jika berhasil ditemukan pemain yang bersembunyi tersebut mempunyai peluang untuk jaga dan pemain penjaga sebelumnya bersembunyi namun jika ada pemain lain yng bersembunyi berhasil menyentuh tempat jaga tanpa diketahui penjaga maka penjaga kalah daan bertugas mencari teman yang bersembunyi lagi.

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Jimmy, mengapa petak umpet masih dilakukan pada masa kini antara lain : pintar berhitung, olah raga dan menghilangkan kemungkinan obesitas bagi anak, mengasa ketelitian dan kepekaan.33

Menurut pernyataan di atas bahwa petak umpet masih banyak diminati pada masa kini karena banyaknya manfaat. Selain untuk berhitung anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya dan anak dapat berolahraga dengan kegiatan mencari teman yang bersembunyi.

32 Agus Cahyo, Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak, (Yogyakarta, 2011), h. 76.

33 http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com/2011/10/manfaat-bermain-petak- umpet.html

(41)

Untuk memulai permainan ini, diperlukan lebih dari tiga orang pemain, dimana salah seorang pemain bertugas sebagai penjaga (mencari pemain lain yang bersembunyi), sementara yang lain bersembunyi.

Sebelum bermain, biasanya seluruh pemain melakukan humpimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga dan siapa yang bersembunyi.

Penjaga akan menutup mata dan berhitung pada hitungan yang telah ditetapkan, sementara pemain yang lain akan bersembunyi sejauh mungkin dengan batas-batas area yang sudah ditetapkan bersama.34

Peraturan permainan petak umpet ialah dilakukan lebih dari tiga orang pemain dimana salah sorang bertugas sebagai penjaga dan yang lainnya bersembunyi. Kemudian penjaga tersebut mencari teman yang bersembunyi. Adapun manfaat bermain petak umpet ialah mampui berhitung dengan baik, bersosialisasi dengan teman sebaya dan membantu perkembangan motorik kasar anak dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan melalui bermain anak juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan motoriknya karena melalui permainan tersebut anak melakukan gerakan gerakan yang menggunakan otot-otot besar seperti berlari.

34 Agus Cahyo, Op.Citg., h. 78

(42)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relavan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, seperti penelitian yang dilakukan oleh Novia Agustin (2017), berjudul “Pengaruh Aktivitas Petak Umpet Kata Terhadap Perkembangan Keaksaraan Anak Kelompok B Di Tk Bhakti Kartika Pahayu Jaya Lampung Barat Tahun Ajaran 2016/2017” dengan penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat” persamaanya ialah penelitian bertujuan untuk mengenalkan permainan tradisional sedangkan perbedaanya ialah penelitian pertama diterapkan pada keaksaraan sedangkan penelitian diterapkan pada motorik kasar anak.

Kemudian penelitian oleh Wardatun Nafisah (2016), berjudul “ Pengaruh Permainan Tradisional Petak Umpet Dan Lompat Tali Terhadap Pembentukan Karakter Demokratis Dan Disiplin Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDN Pakukerto 1 Sukorejo Kabupaten Pasuruan” dengan penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy- Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat” persamaanya ialah penelitian bertujuan untuk mengenalkan permainan tradisional sedangkan perbedaanya ialah penelitian pertama Diterapkan pada pembentukan karakter demokratis dan

(43)

disiplin pada anak sedangkan penelitian kedua diterapkan pada motorik kasar anak.

Dan yang terakhir penelitian oleh Lulu Marhalati (2013), berjudul

“Upaya Meningkatkan Perkembangan Sosial Emosional Melalui Permainan Petak Umpet Pada Anak Kelompok Bermain Tunas Bangsa Desa Kedungbanten Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Semester Genap 2012/2013” dengan penelitian saya yang berjudul

“Pengaruh Bermain Petak Umpet Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat”

persamaanya ialah penelitian bertujuan untuk mengenalkan permainan tradisional sedangkan perbedaanya pada penelitian pertama Diterapkan pada perkembangan sosial emosional anak sedangkan penelitian kedua diterapkan pada perkembangan motorik kasar anak.

C. Kerangka Pemikiran

Menurut Bambang Sujiono gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot otot besar seperti otot tangan, otot kaki, dan seluruh tubuh anak.35

Perkembangan motorik merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Seperti halnya hurlock menyatakan

35 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h.

25.

(44)

bahwa perkembangan motorik ialah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pada dasarnya perkembangan ini sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak.

Perkembangan motorik melputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar ialah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besa atau sebagian besar atau sebagian tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri sedangkan motorik halus ialah gerakan yang menggunakan otot- otot halus atau sebagian tubuh tertentu yang di pengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Perkembangan motorik sangat berpengaruh terhadap aspek perkembangan yang lainnya dimana jika perkembangan motoriknya baik maka perkembangan aspek lainnya baik pula. Oleh karena itu perkembangan motorik merupakan perkembangan yang bisa menentukan perkembangan selanjutnya. Maka perkembangan motorik anak dapat di tingkatkan melalui pemainan-permainan yang menarik salah satunya ialah permainan petak umpet.

Dengan permainan ini anak dapat meningkatkan perkembangan motorik halus kasar tanpa merasa bosan. Karena permainan ini mengharuskan anak untuk banyak bergerak dengan begitu otot-otot anak akan berfungsi dengan baik.

(45)

Uraian di atas menunjukan bahwa melalui bermain permainan tradisional dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak dalam aspek motorik kasar.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Edi Riadi menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan ilmiah sementara terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya secara empirik.36 Hipotesis merupakan anggapan yang mungkin benar dengan alasan atau menguatkan pendapat meskipun belum dibuktikan kebenarannya. Jadi hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika ternyata salah dan akan diterima apabila fakta-fakta membenarkannya.

Berpijak dari kerangka berpikir di atas maka hipotesis sementara yang merupakan jawaban dari permasalahan dan kebenarannya memerlukan pengujian yang berdasarkan dari penelitian lapangan adalah sebagai berikut :

Ha = Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

H0 = Tidak terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak

36 Edi Riadi, Metode Statistik Parametrik & Nonparametrik, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2014), h. 73

(46)

pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berdasarkan dari kajian dari latar belakang dan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini. Menurut Beni A. Saebani bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan uji statistika.37 Sedangkan menurut Husein Umar bahwa penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.38

Penelitian kuantitatif dipilih karena data yang diperoleh dan akan diolah adalah data yang berupa angka-angka dan membutuhkan pengujian statistik, untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

Melihat karakteristik dan jenis penelitian ini, maka metode penelitian dan yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu metode yang memaparkan data-data tentang hubungan antara variabel ataupun pengaruh yang terdapat di dalamnya. Penelitian dengan menggunakan pendekatan metode korelasional dapat juga disebut sebagai penelitian

37 Beni A. Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 128.

38 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 37

(48)

assosiatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Sumadi Suryabarata mengatakan bahwa penelitian ini juga disebut dengan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.39

Metode asosiatif menurut Sugiyono bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.40

Dalam penelitian ini, metode asosiatif digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy- Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

39 Sumadi Suryabarata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, (Yogyakarta: Andi, 2009), h. 17.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 21.

(49)

Untuk mengetahui lebih jelas tentang desain penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 3.1.

Bagan Jenis Penelitian

Keterangan :

X : Variabel Bebas (permainan petak umpet) Y : Variabel Terikat (motorik kasar anak) B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon berstatus swasta ini berada di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon. RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon dipilih sebagai tempat penelitian, karena menurut peneliti akan lebih efektif bagi kepentingan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti sendiri yaitu:

a. Peneliti bekerja di lembaga tersebut.

b. Mudah mengakses data.

c. Jarak menuju tempat penelitian mudah dijangkau.

d. Permasalahan ada di sekolah tersebut.

X Y

(50)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan selama 6 bulan, dimulai tanggal 01 Desember 2018 sampai dengan tanggal 10 Mei. Adapun jadwal penelitian ditabulasikan dengan berikut :

Tabel 3.1.

Jadwal Penelitian

N o

Nama Kegiatan

Bulan Desember Januari Febuar

i Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 1 Persiapan

2

Bimbing an Proposal 3

Bimbing an Instrume n 4

Pengump ulan Data 5 Anaslisis

data 6

Penyusuu nan Laporan

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau objek yang akan diamati. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

(51)

penelitian merupakan penelitian populasi.41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon yang berjumlah berjumlah 9 orang anak yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 5 anak laki-laki pada usia 4-5 tahun.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian untuk di ambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan di anggap mewakili populasi.42

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan di teliti.

Sukardi, memberi pengertian sempel sebagai bagian dari jumlsh populasi yang akan di ambil datanya. Sebagian dari jumlah populasi yang akan di ambil datanya. Sebagian dari populasi yang akan di ambil atau dipilih sebagai sumber data disebut sampel atau cuplikan.43

Suharsimi Arikunto mendefinisikan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.44

Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi relatif kecil misalkan jika populasi kurang dari 30 (<30)

41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Edisi Revisi. Jakarta:

PT, Rineka Cipta, 2006), h. 130.

42 Soekidjo Notoatmojo, Promosi Kesehatan : Teori Dan Aplikasi, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 2005), Cet. VI, h. 79

43 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. I, h. 54

44 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 131

(52)

maka, populasi tersebut secara otomatis berkesempatan menjadi sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 anak, maka penelitian akan menggunakan 9 anak sebagai sampel.

Tabel 3.2.

Daftar Anggota Sampel

No. Nama Peserta Didik P/L Tanggal Lahir

1 Abdul Rohim L 05 – 04 – 2014

2 Aisyah Putri P 17 – 08 – 2015

3 Desi P 23 – 10 – 2014

4 Edi Junaedi L 15 – 08 – 2014

5 Futri Muthoharoh P 7 – 12 – 2014 6 Muhammad Albarisky L 30 – 01 – 2015 7 Muhammad Syakur L 18 – 09 – 2015

8 Nizar Abim L 20 – 05 – 2014

9 Reyana P 14 – 07 – 2015

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan demikian pengamatan atau observasi dapat

(53)

dilaksanakan secara langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dengankata lain, peneliti terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti, tujuannya agar terdapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

Berdasarkan jenisnya observasi dibagi 2 yaitu sebagaimana dijelaskan oleh Lexy J Moloeng berikut :

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan di mana observer berada bersama objek yang diselidiki.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak ada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.45

Teknik observasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengobservasi aktivitas anak pada permainan petak umpet.

Adapun indikator yang akan diobservasi dapat dilihat pada kisi-kisi observasi permainan petak umpet sebagaimana pada tabel berikut :

45 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.

184.

(54)

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Observasi Permainan Petak Umpet

No. Aspek Penilaian Indikator Penilaian 1 Bermain sesuai

peran

Anak berperan sebagai

penjaga/pencari Anak berperan sebagai yang bersembunyi

KA : Kurang Aktif (Jika tidak terdapat satupun indikator)

CA : Cukup Aktif (Jika terdapat satu indikator) A : Aktif (Jika terdapat dua indikator)

SA : Sangat Aktif (Jika terdapat semua indikator)

2 Menerima

konsekuensi dalam permainan

Anak menerima aturan jika kalah hom pim pang menjadi penjaga

Anak yang

ditemukan tempat persembunyiannya pertama kali menjadi penjaga Anak menerima

KA : Kurang Aktif (Jika tidak terdapat satupun indikator)

CA : Cukup Aktif (Jika terdapat satu indikator) A : Aktif (Jika terdapat dua indikator)

SA : Sangat Aktif (Jika terdapat semua indikator)

(55)

konsekuensi

bergantian menjadi penjaga

3 Mematuhi peraturan permainan

Anak mentaati aturan awal permainan

Anak mentaati aturan ketika mulai permainan

Anak mentaati hukuman yang diberikan dalam permainan

KA : Kurang Aktif (Jika tidak terdapat satupun indikator)

CA : Cukup Aktif (Jika terdapat satu indikator) A : Aktif (Jika terdapat dua indikator)

SA : Sangat Aktif (Jika terdapat semua indikator)

Selanjutnya untuk memudahkan dalam membuat skor penilaian hasil observasi anak dalam permainan petak umpet, peneliti

menggunakan panduan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 3.1.  Jadwal Penelitian  N o  Nama  Kegiatan  Bulan Desember Januari Febuar
Grafik Kegiatan Bermain Petak Umpet
TABEL REKAPITULASI SKOR HASIL OBSERVASI PERMAINAN  PETAK UMPET
TABEL REKAPITULASI SKOR HASIL TES KEMAMPUAN MOTORIK  KASAR  N o .  Nama Anak  Indikator Penilaian  Skor  %  Ket
+7

Referensi

Dokumen terkait

penyertaan modal ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pindad yang statusnya sebagai Perusahaan Perseroan (Persero) ditetapkan berdasarkan Peraturan

Sebagai Dasar Hukum dalam penyusunan pembuatan Rencana Strategis Satuan Kerja Unit Perangkat Daerah (SKPD) adalah Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Hla tersebut terungkap dalam diskusi yang bertajik Indonesia kamu atau Indonesia kita yang diadakan di gereja HKBP yogyakarta /belum lama ini /// hadir dalam kesempatan

[r]

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan

Di lapangan ditemukan realita bahwa ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan strategi pengelolaan pasar tradisional yang mempengaruhi penerimaan retribusi pelayanan pasar sebagai

akurasi tendangan long pass adalah metode yang lebih baik dan dapat. digunakan oleh para pelatih sepakbola sebagai salah satu materi

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,