• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan sumbangan keilmuan khususnya tentang perkembangan motorik kasar anak melalui permainan petak umpet.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

1) Penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan motorik kasar anak usia dini dan bagaimana cara peningkatannya.

2) Selain itu peneliti juga dapat mengidentifikasikan suatu masalah atau fakta secara sistematis.

b. Bagi RA Asy-Syahadatain Panguragan

Memperbanyak informasi tentang upaya meningkatkan perkembangan motorik kasar anak sehingga berguna untuk sekolah dan warga sekolah.

c. Bagi IAI Bungan Bangsa Cirebon

Untuk menambah informasi tentang upaya meningkatkan perkembangan motorik halus kasar anak melalui permainan petak umpet.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakekat Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini diidentifikasikan pula sebagai kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.

Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.4

Menurut pernyataan di atas anak dalam usia 0-6 tahun dapat dikatakan sebagai anak usia dini. Di mana pada proses tumbuh kembangnya memiliki pola perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Maka pada masa ini bisa dikatakan sebagai kelompok anak yang pada prosesnya mempunyai sifat yang unik.

Pada masa tersebut merupakan masa emas (golden age), karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cukup pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut banyak penelitian bidang neurologi ditemukan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk pada kurun

4 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet.

III, h. 88

waktu 4 tahun pertama. Setelah usia 8 tahun, perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%.5

Penjelasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa anak usia dini merupakan masa emas dimana pada masa ini anak mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada masa ini anak dengan mudah menyerap apa saja yang dilihatnya kemudian dapat meniru apa saja yang dilihatnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini ialah faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi gen, ras, dan jenis kelamin sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi dalam kandungan dan kasih sayang.

Berdasarkan uaraian materi di atas dapat disimpulkan anak usia dini ialah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun dan mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang cukup pesat dimana anak mampu mempelajari apa yang dilihatnya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang.

2. Hakekat Tentang Motorik

Motorik pada anak usia dini sangat diperlukan untuk mengembangkan kecerdasan anak dibidang pengembangan bahasa, kognitif, seni dan kreativitas. Motorik terjemahan dari kata “motor”

5 Suyanto Slamet, Dasar Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Hikayat Publishing, 2005), h. 78.

Gallahue dalam Samsudin adalah suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan suatu gerak. Dengan kata lain gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh motorik.6

Motorik ialah suatu gerak dasar yang berpengaruh terhadap perkembangan lainnya. Oleh karena itu perkembanganya dijaga dengan baik agar perkembangan lainnya pun bisa berkembang dengan baik.

Dengan begitu anak dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan pada proses pengembangan di bidang lainnya.

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.7

Menurut pernyataan di atas motorik merupakan proses yang sejalan dengan kematangan syaraf. Sehingga suatu gerakan kecil pun merupakan pola interaksi komplek dari berbagai bagian maupun system tubuh yang dikenalikan oleh otak. Maka dari syaraf otak dapat menggerakkan otot otot

6 Samsudin, Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Litera, 2008), h. 25.

7 Hurlock Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid I Edisi Ke Enam, (Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa), (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1978), h. 45.

lainnya seperti pada pergerakan kaki melangkah, berlari, melompat dan lain lain.

Pengembangan motorik pada usia dini didasari pada aktivitas.

Aktivitas anak usia dini 80% menggunakan aktivitas jasmani atau fisik.

Usia 4-6 tahun anak dapat meloncat-loncat, merangkak di bawah meja atau kursi, memanjat, dapat melakukan gerakan-gerakan yang kasar dan halus dengan tangan kaki dan jari-jarinya. Pada usia ini juga mata, tangan dan kaki bekerja sama dalam koordinasi yang baik anak dapat mengadakan eksporasi keliling yaitu melalui manipulasi dengan benda-benda dan berbagai macam alat permainan.

Pada perkembangan anak usia dini menggunakan berbagai aktivitas untuk mempengaruhi perkembangan motorik anak. Kegiatannya pun bermacam-macam baik di dalam ruang maupun diluar ruangan. Maka ada tiga tahap dalam perkembangan motorik anak usia dini ialah tahap kognitif, tahap asosiatif dan tahap autonomous.

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainnya. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak

belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.8

Motorik kasar merupakan gerak tubuh yang menggunakan otot otot besar di mana diperlukan anak untuk melakukan berbagai aktivitas berat seperti berlari, naik turun tangga dan lainnya. Bahkan bermain pun bisa dikatakan sebagai aktivitas berat apabila menggunakan otot-otot besar pada kegiatanya seperti pada permainan mencari jejak, petak umpet dan lain-lain.

Sujiono berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.9

Menurut pendapat Sujiono dapat disimpulkan bahwa motorik kasar merupakan gerak motorik yang melibatkan otot-otot besar dan membutuhkan kordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Maka otot-otot besar digunakan pada gerakan yang berat dengan menggunakan kaki, tangan dan lainnya seperti pada kegiatan berlari, melompat, melempar bola dan lain-lain.

Menurut Musfiroh bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan

8 Musfiroh, Pengembangan Kecerdasan Majemuk, (Tanggerang : Universitas Terbuka, 2008), h. 113.

9 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007), h. 13.

lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan nonlokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh : mendorong, melipat, menarik dan membungkuk Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain.

Contohnya : berlari, melompat, jalan dan sebagainya. Sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya : melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.10

Berdasarkan uaraian di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting di kuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti : berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.

Dengan demikian, yang dimaksud motorik kasar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat berlari mencari teman yang bersembunyi.

10 Musfiroh dkk, Cerdas Melalui Bermain, (Jakarta : Grasindo, 2008), Cet. I, h. 46.

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung banyaknya gerakan yang di kuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik.11

Menurut Depdiknas seperti pernyataan di atas perkembangan motorik kasar meupakan perkembangan dengan kordinasi antara kematangan dengan pengendalian tubuh dan berhubungan dengan kebugaran tubuh serta keterampilan dan kontrol motorik.

Berbeda dengan Depdiknas, Sujiono menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar.12

Menurut pernyataan di atas motorik kasar merupakan gerakan yang timbul melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh

11 Depdiknas, Metode Khusus Mengajar Di Taman Kanak – Kanak, (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2004), h. 1

12 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 13

seseorang karena bisa nelakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain. Seperti : berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.

Sujiono dkk, menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas : kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas dan koordinasi.13

Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik meliputi kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kalincahan, keseimbangan, fleksibilitas dan kordinasi.

Hal senada juga di jelaskan oleh Mutohir dalam Sujiono bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya : kekuatan, koordinasi, kecepatan,keseimbangan, dan kelincahan.14

Dari pernyataan Sujiono dan Mutohir di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik diantaranya : kekuatan, kecepatan, kordinasi, ketahanan, keseimbangan, kelincahan dan fleksibilitas.

13 Bambang Sujiono dkk, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Indeks, 2009), h. 121

14 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 50

Pengembangan motorik anak pra sekolah adalah suatu perubahan baik fisik maupun psikis sesuai dengan pertumbuhannya, keberadaan perkembangan motorik anak juga di pengaruhi hal lain di antaranya asupan gizi, status kesehatan dan perlakuan motorik sesuai dengan masa perkembangan.15

Menurut pernyataan di atas pengembangan motorik kasar anak dipengaruhi oleh hal lainnya seperti asupan gizi, status kesehatan dan kegiatan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya.

Kegiatan dalam perkembangan fisik motorik lebih membuat anak enjoy karena lebih banyak kegiatan bermainnya. Seperti halnya pendapat Elkind dalam menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan dukungan yang kuat untuk bermain dan kegiatan yang dipilih sendiri dengan tujuan untuk bertahan dalam stres yang ada sekarang dalam lingkungan anak.16

Perkembangan motorik kasar anak dapat dilakukan dengan aktivitas anak yang menarik sehingga anak tidak merasa bosan dan menikmati kegiatan tersebut. Bahkan anak merasakan kesenangan dalam melakukan aktivitas tersebut sehingga manfaat dari kegiatan tersebut tidak hanya untuk perkembangan motorik saja melainkan untuk membuat anak nyaman dalam kegiatan tersebut.

15 Depdiknas, Op.Cit., h. 6

16 B.E.F. Montolalu dkk, Bermain dan Permainan Anak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 25.

Sujiono berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.17

Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak. Misalnya aktivitas berjalan di atas papan titian, melompat tali, berlari, senam, renang dan sebagainya. Hal tersebut selain dapat membuat senang anak juga dapat melatih anak untuk percaya diri.

Pengembangan motorik kasar di TK bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan terampil. Sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani tersebut, anak didik dilatih gerakan-gerakan dasar yang akan membantu perkembangan motoriknya kelak.18

Tujuan perkembangan motorik kasar ialah untuk memperkenalkan melatih, mengelolah dan mengontrol gerakan kasar serta meningkatkan keterampilan tubuh sehinggga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat kuat dan terampil sesuai dengan tujuan pengembangan jasmani.

Adapun beberapa fungsi pengembangan motorik kasar pada anak TK di antaranya ialah melatih kelenturan dan koordinasi otot jari dan

17 Bambang Sujiono, Op.Cit., h. 11.

18 Musfiroh dkk, Op.Cit., h. 71

tangan, memacu pertumbuhan dan pengembangan fisik motorik, rohani dan kesehatan anak, membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak, melatih keterampilan atau ketangkasan gerak dan berpikir anak, meningkatkan perkembangan emosional anak, meningkatkan perkembangan sosial anak dan menumbuhkan perasaan menyenangi dan memahami kesehatan pribadi.19

Adapun prinsip-prinsip pengembangan motorik menurut Hurlock di antaranya ialah perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf, belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan, dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik dan perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik.20

Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart dalam Yusuf menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di

bidang olah raga akan menyebabkan ia di hargai teman-temannya.21 Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang di lakukan Ellerman

19 Depdiknas, Op.Ci.t, h. 2

20 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Edisi lima. Jakarta : Erlangga, 2001), h. 38.

21 H.S. Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 85.

dalam Yusuf bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-estem.22

Menurut pendapat di atas yang menyatakan bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-estem. Self-estem ialah evaluasi yang dibuat oleh individu dan biasanya berhubungan dengan pengahrgaan terhadap dirinya sendiri. Dapat disimpuilkan bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan harga diri.

Hurlock menyatakan beberapa kondisi yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak antara lain : sifat dasar genetik, awal keidupan pasca lahir, kondisi pra lahir yang menyenangkan, kelahiran yang sukar, adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk menggerakan semua bagian tubuh, perlindungan yang berlebihan, kelahiran sebelum waktunya, cacat fisik, dan perbedaan motivasi dan metode pelatihan anak.23

Adapun kondisi yang mempengaruhi perkembangan motorik anak ialah faktor internal dan eksternal sama halnya pendapat diatas antara lain aaaa; gen, kehidupan pasca lahir, kondisi pra lahir, kelahiran yang sukar, rangsangan, dorongan, kesempatan untuk menggerakan semua anggota tubuh, perlindungan yang berlebihan, cacat fisik, kelahiran sebelum waktunya dan perbedaan motivasi serta metode pelatihan anak.

22 Ibid, h. 112

23 Hurlock Elizabeth B, Op.Cit., h. 57.

Beberapa hal penting dalam mempelajari keerampilan motorik menurut Hurlock meliputi kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek,model yang baik, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan motorik halus di pelajari secara individu dan keterampilan sebaiknya dipelajari satu persatu.24

Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi membantu anak dalam kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Dikarenakan tidak mungkin mempelajari keterampilan motorik secara serempak, anak akan memusatkan perhatian untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk penyesuaian yang penting pada saat itu. Misalnya, apabila anak merasa sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai keterampilan yang memungkinkan mereka dapat mandiri.

Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock antara lain melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang independent, melalui perkembangan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah, melalui perkembangan perkembangan motorik yang

24 Ibid, h. 68

normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya dan perkembangan motorik sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.25

Menurut Hurlock membagi fungsi keterampilan motorik menjadi empat kategori yang meliputi keterampilan bantu diri (self help), keterampilan bantu sosial (social help), keterampilan bermain dan keterampilan sekolah.

Bahaya yang perlu di perhatikan dalam perkembangan motorik antara lain: terlambatnya perkembangan motorik, harapan keterampilan yang tidak realistik, tidak dapat mempelajari keterampilan motorik yang penting dan kekakuan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa motorik kasar merupakan suatu gerakan yang disebabkan oleh otot-otot besar dan membutuhkan tenaga yang besar, kemampuan ini membutuhkan bagian tubuh lainnya.

3. Hakekat Bermain

Hurlock mengemukakan bahwa bermain adalah kegiatan yang di lakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bermain sangat penting bagi anak, penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Para ahli sepakat, anak-anak harus

25 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Alih Bahasa : dr. Med Metasari T dan dra Muslichah Z, (Jakarta : Erlangga, 1996), h. 73.

bermain agar anak dapat mencapai perkembangan yang optimal. Tanpa bermain, anak akan bermasalah dikemudian hari.26

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan oleh anak tanpa memperdulikan hsil akhir. Kegiatan ini dilakukan secara suka rela tanpa ada paksaan dari orang lain. Dan bermain merupakan kegiatan yang penting bagi anak karena dari kegiatan bermain tanpa disadari oleh anak akan berpengaruh pada perkembangan lainya.

Spencer dalam Montolalu menyatakan bahwa anak bermain karena anak mempunyai energi berlebihan. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas, sehingga anak terbebas dari perasaan tertekan.27

Adapun menurut pendapat di atas menyatakan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak yang mempunyai energi berlebihan dan energi ini mendorong mereka melakukan aktivitas yang terbebas dari tertekan. Menurut saya bermain merupakan kegiatan yang di dasari oleh perasaan anak yang mulai merasa senang dengan kegiatan yang dilakukanya baik menggunakan energi besar maupun energi kecil.

Berikut ada beberapa pengertian bermain bagi anak antara lain : bermain adalah suatu menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak, bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik namun motivasinya lebih bersifat instrinsik, bersifat spontan dan sukarela tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak, melibatkan peran aktif keikutsertaan anak dan

26 Musfiroh, Op.Cti., h. 1

27 B.E.F. Montolalu dkk,Op.Cti., h. 21.

memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang buka bermain.28

Pengertian ini menggambarkan apabila bermain menyenangkan anak akan terus melakukannya, namun bila sudah tidak menyenangkan anakpun akan langsung menghentikan permainan tersebut. Dalam hal ini terkandung interaksi antara anak dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat dirangsang, dipertahankan atau dihentikan oleh faktor-faktor yang ada dalam hubungan antara anak dengan lingkungannya itu.

Vygotsky dalam Montolalu menyatakan bahwa bermain merupakan cara berfikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Melalui bermain anak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi, mengadakan pelatihan-pelatihan, mengadakan percobaan-percobaan, mengadakan perubahan untuk memperoleh penghargaan. Anak menyadari bahwa kegiatan bermain yang dinikmati anak dan mainan yang paling disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian juga mengembangkan kapasitas serta pengetahuan anak.29

Bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan spontan dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain (seperti perkembangan kreativitas sebagai

28 Ibid.,

29 B.E.F. Montolalu, Bermain Dan Permainan Anak, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), h.

19.

kemampuan kognitif) dan merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya serta memungkinkan anak melakukan adaptasi dengan lingkungannya itu.

Athey menjelaskan bahwa bermain memberi kesempatan pada anak untuk menguji tubuhnya, melihat seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi, bermain juga membantu anak untuk memupuk rasa percaya diri secara fisik. Permainan yang menyenangkan dapat membuat anak tertantang untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan tingkah laku manusia. bermain benar-benar merupakan pengertian yang sulit dipahami karena muncul dalam beraneka ragam bentuk. Bermain itu sendiri bukan hanya tampak pada tingkah laku anak, tetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya pada manusia.30

Anak yang memiliki kecerdasan gerak kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik. Gerakan-gerakan anak terlihat seimbang, luwes dan cekatan. Anak cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat dan menulis. Secara artistik anak memiliki kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Rangsangan terhadap kecerdasan gerak kinestetis membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai dengan sifat anak, yakni suka bergerak, proses belajar hendaklah memperhatikan kecenderungan ini. Anak-anak dengan

30 B.E.F. Montolalu, Op.Cit., h. 115

kecenderungan kecerdasan ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak.

Menurut Montolalu bermain selain dapat bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, dan moral, bermain dapat

Menurut Montolalu bermain selain dapat bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, dan moral, bermain dapat