• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data dalam kelompok data tersebut normal atau tidak.51 Jika ternyata distribusi data itu normal maka analisis statistik parametrik dapat dilakukan. Jika data tidak berdistribusi normal maka harus menggunakan analisis non parametrik.

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan Uji Chi Kuadrat, rumusnya :

∑( )

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari tiap varriabel dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian tentang kenormalan data, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

51 Casta. Dasar-Dasar Statistika Pendidikan Sebuah Pengantar Bagi Mahasiswa STAI BBC.

(Cirebon: STAI BBC, 2012). h. 88

Pengujian dengan menggunakan Uji one-sample kolmogorov-smirnov tes program SPSS versi 23 for windows.

3) Kriteria pengujian

Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka Ho ditolak.

Jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05, maka Ho diterima.

4) Pengambilan keputusan

Penulis mengambil taraf nyata = 5%, maka H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05 dan diterima Ho jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Imam mengatakan bahwa dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).52 Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas (multiko) pada model regresi tersebut. Deteksi adanya multikolinearitas :

1) Besaran VIF (Varians Inflation Faktor) dan Tolerance.

Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : a) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b) Mempunyai angka tolerance mendekati 1 2) Besaran korelasi antara variabel independen

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antara variabel independen haruslah

52 Imam Ghozali, Op.cit., h. 80

lemah dibawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multiko.53

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang biasa dipakai untuk mengetahui

ada tidaknya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau VIF

> 10. Pengujian data dengan menggunakan bantuan paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan unuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).54

Uji Durbin Watson merupakan sebuat test yang digunakan untuk mendektesi tejadinya autokorelasi pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi.

53 Santoso. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006). h. 102

54 Imam Ghozali. Op.Cit., h. 81

Tabel 3.7.

Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada auto korelasi

2. Membuat Kategori Nilai Variabel

Guna memperoleh data nilai variabel penelitian setelah ditabulasikan data kemudian diolah dengan statistik deskriptif untuk memperoleh harga persentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Angka persentase

F : Frekuensi yang sering dicari persentasenya

N : Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya sampel)55

Mengetahui kategori variabel diperlukan untuk menjawab rumusan masalah variabel yang ditanyakan dalam penelitian. Sedangkan untuk mengetahui nilai kategori variabel berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian dapat dilihat menggunakan panduan sebagai berikut :

Tabel 3.8.

Rentang Nilai Kategori Variabel56 Persentase KBR (%) Kriteria

0 – 30 Sangat Kurang

31 – 54 Kurang Baik

55 – 74 Cukup Baik

75 – 89 Baik

90 – 100 Sangat Baik

3. Analisis Regresi Sederhana

Untuk menghitung pengaruh dan hubungan langsung antara variabel X dengan Y digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Y = variabel terikat X = variabel bebas

55 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.

40-41

56 Sugiyono, Op.Cit., h. 135

a = nilai intercept (konstan) b = koefisien arah regresi

Pengujian data dengan menggunakan bantuan paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0.

4. Koefisien Korelasi

Penghitungan koefisien korelasi bertujuan untuk keeratan hubungan antara variabel yang sedang diteliti dengan cara membandingkan antara koefisien korelasi dengan tabel korelasi menurut tabel di bawah ini :

Tabel 3.9.

Interpretasi Koefisien Kolreasi Nilai r57 No. Interval Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2 0,60 – 0,799 Kuat

3 0,40 – 0,599 Cukup Kuat

4 0,20 – 0,399 Rendah

5 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

5. Koefisien Determinan

Casta mengatakan bahwa penghitungan koefisien determinan dilaksanakan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel X

57 Casta, Op.Cit.,C, h. 74

terhadap variabel Y.58 Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

Rumus yang digunakan dalam menghitung Koefisien Determinan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD : Koefisien Determinan r : Nilai Korelasi

100% : Persentase 6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh antara ketiga variabel. Maka perhitungan ini menggunakan tabel, juga dapat digunakan dengan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun formulanya adalah sebagai berikut:

√ Dimana :

58 Ibid.. h. 76

t : distribusi nilai t

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel

Gambar 3.2.

Daerah Penerimaan dan Penolakan uji t59

Secara statistik hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan menerima atau menolak hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

H0 : ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen

Ha : ρ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menghitung apakah H0 ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

59 Edi Riadi, Op.Cit., h. 118

a. Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara statistik adalah variabel X mempunyai pengaruh dengan variabel Y.

b. Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya secara statistik adalah variabel X tidak mempunyai pengaruh dengan variabel Y.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini berusaha menjawab masalah tentang pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diawali dengan deskripsi dari gambaran setiap variabel (variabel X dan Variabel Y) yang dilanjutkan dengan deskripsi tentang hubungan variabel X dengan variabel Y sebagai hasil analisis data.

1. Gambaran Variabel X (Kegiatan Permainan Petak Umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

Data tentang kegiatan permainan petak umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon diperoleh dari hasil observasi pada responden sebanyak 9 anak yang ditetapkan sebagai sampel.

Observasi tersebut dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapakan menjadi 3 item penilaian dan setiap item disediakan 4 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Sangat Aktif (SA) : Skor 4 b. Aktif (A) : Skor 3

c. Cukup Aktif (CA) : Skor 2 d. Kurang Aktif (KS) : Skor 160

Adapun data yang diperoleh dari kegiatan permainan petak umpet di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode analisis statistik sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Permainan Petak Umpet61

No. Nama Anak

60 Novia Agustin, Pengaruh Aktivitas Permainan Petak Umpet Kata Terhadap Perkembangan Keaksaraan Anak Kelompok B di TK Bhakti Kartika Pahayu Jaya Lampung Barat Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi, (Bandar Lampug: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bandar Lampung, 2017), h. 37.

61 Sumber : Hasil proses pengolahan data.

Baik

5 Futri M 4 4 4 12 100

Sangat Baik

6 Muhammad A 1 2 1 4 33.3

Kurang Baik

7 Muhammad S 4 4 4 12 100

Sangat Baik

8 Nizar Abim 4 4 4 12 100

Sangat Baik

9 Reyana 4 4 4 12 100 Baik

Jumlah Score 28 29 27 84

Rata-Rata 3.1 3.2 3 9.3

Persentase (%) 77.8 80.6 75 77.8 Baik

Keterangan :

A : Bermain sesuai peran

B : Menerima konsekuensi dalam permainan

C : Mematuhi peraturan permainan

Bermain umpet berdasarkan indikator-indikator yaitu bermain sesuai peran dengan jumlah skor 28, rata-rata skor 3,1 dan persentase sebesar 77,8% dengan interpretasi baik.

Menerima konsekuensi dalam permainan dengan jumlah skor 29, rata-rata skor 3,2 dan persentase sebesar 80,6% dengan interpretasi baik. Mematuhi peraturan permainan dengan jumlah skor 27, rata-rata skor 3 dan persentase sebesar 75%

dengan interpretasi baik. Adapun total persentase pencapaian kegiatan permainan petak umpet sebesar 77,8% dengan interpretasi baik. Dengan demikian kegiatan permainan petak umpet termasuk baik.

Apabila hasil tersebut dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut : Gambar 4.1

Grafik Kegiatan Bermain Petak Umpet

Berdasarkan hasil observasi kegiatan bermain petak umpet di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa kegiatan bermain petak umpet berjalan dengan baik. Sebagian besar anak-anak mengikuti permainan petak umpet dengan antusias dan senang. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan bermain petak umpet berjalan dengan baik.

2. Gambaran Variabel Y (Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

Data tentang perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon diperoleh melalui tes yang diberikan pada responden sebanyak 9 anak yang ditetapkan sebagai sampel. Tes tersebut dikembangkan dari indikator-indikator yang telah ditetapakan menjadi 4 item penilaian dan tiap item disediakan 4 model penilaian dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Berkembang Sangat Baik (BSB) : Skor 4 b. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) : Skor 3 c. Mulai Berkembang (MB) : Skor 2 d. Belum Berkembang (BB) : Skor 162

62 Sumber : Penilaian setiap aspek perkembangan anak di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

Adapun data yang diperoleh dari perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode analisis statistik sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Skor Hasil Tes Kemampuan Motorik Kasar63

N

63 Sumber : Hasil proses pengolahan data.

6

Daya

Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui bahwa perkembangan motorik kasar anak berdasarkan indikator-indikator yaitu daya tahan dengan jumlah skor 33, rata-rata skor 3,7 dan persentase sebesar 91,7% dengan interpretasi sangat baik. Kecepatgan dengan jumlah skor 31, rata-rata skor 3,4 dan persentase sebesar 86,1% dengan interpretasi baik. Kelincahan dengan jumlah skor 32, rata-rata skor 3,6 dan persentase sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Ketepatan dengan jumlah skor 32, rata-rata skor 3,6 dan persentase sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Adapun total persentase pencapaian perkembangan motorik kasar anak sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Dengan demikian perkembangan motorik kasar anak termasuk baik.

Apabila hasil tersebut dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut :

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan Motorik Kasar Anak

Berdasarkan hasil tes kemampuan motorik kasar anak di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa perkembangan motorik kasar anak termasuk baik. Sebagian besar anak-anak mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan motorik kasarnya menjadi lebih baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar anak termasuk dalam kategori baik.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Tahap analisis pengolahan data dilakukan dengan statistik korelasioal, khususnya untuk menjawab pertanyaan penelitian ke tiga, yakni untuk mengetahui kuat pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Sesuai dengan karakteristik hipotesis nol (Ho) penelitian ini yang menyatakan bahwa, “Tidak terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”, maka analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi. Adapun jenis analisis regresi yang dipilih adalah analisis regresi sederhana. Analisis ini menuntut prasyarat analisis seperti datanya harus normal, tidak terjadi multikolonieritas dalam data tersebut, dan harus terlebih dahulu diuji tingkat autokorelasinya. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan analisis yang harus dilakukan dapat dilihat pada penjelasan berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Perlu diketahui, terdapat kemungkinan data aktual tidak memenuhi semua asumsi klasik ini. Beberapa perbaikan, baik pengecekan kembali data outlier maupun recollecterror data dapat dilakukan. Uji asumsi klasik yang dikemukakan dalam penelitian ini antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk itu dalam penelitian ini data variabel yang akan diuji normalitasnya adalah model pembelajaran snowball throwing (X) dan motivasi belajar siswa (Y). Adapun pengujiannya menggunakan Uji one-sample kolmogorov-smirnov tes program SPSS 23 for windows. Sedangkan

pengambilan keputusannya harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka Ho ditolak.

2) Jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05, maka Ho diterima.

Selanjutnya untuk lebih jelasnya mengenai hasil penghitungan normalitas data dapat dilihat pada hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 23 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Hasil Uji Normalitas Data64 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Permainan Petak Umpet

.254 9 .097

Motorik Kasar .267 9 .064

a. Lilliefors Significance Correction

a) Uji Normalitas Distribusi Variabel Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) Berdasarkan hasil uji normalitas data variabel kegiatan bermain petak umpet (X) dengan bantuan program SPSS versi 23 diketahui bahwa p/sig = 0,097.

Dengan demikian berdasarkan kriteria keputusannya yaitu p/sig (0,097) > 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data variabel kegiatan bermain petak umpet (X) berdistribusi normal.

b) Uji Normalitas Distribusi Variabel Perkembangan Motorik Kasar (Y) Sedangkan untuk hasil uji normalitas data variabel perkembangan motorik kasar (Y) dengan bantuan program SPSS versi 23 for windows diketahui bahwa

64 Sumber : Hasil Output SPSS 23.0 for Windows setelah dilakukan proses pengolahan data

p/sig = 0,064, maka berdasarkan kriteria keputusannya yaitu p/sig (0,064) > 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data perkembangan motorik kasar (Y) juga berdistribusi normal.

Adapun hasil uji normalitas data variabel kegiatan bermain petak umpet (X) dan variabel perkembangan motorik kasar (Y) berdasarkan uji statistik Q-Q plot adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3.

Garis Normalitas Data Variabel X

Gambar 4.4.

Garis Normalitas Data Variabel Y

Memperhatikan gambar 4.3 dan 4.4 mengenai garis normalitas data variabel X dan Y diketahui bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, sehingga dapat disimpulkan data penelitian ini berdistribusi normal, baik data variabel kegiatan bermain petak umpet (X) ataupun variabel perkembangan motorik kasar (Y). Dengan demikian bahwa data-data tersebut dapat digunakan untuk membuat keputusan terhadap hasil penelitian ini.

b. Uji Multikolinearitas Data

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent dengan variabel dependent. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model

regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).

Batasan yang biasa dipakai untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas adalah nilai tolerance > 0,10 atau VIF < 10.

Adapun hasil uji multikolinearitas data setelah menggunakan bantuan pengolahan data dari program SPSS versi 23 for windows sebagai berikut :

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Data Variabel X dengan Y65 Coefficientsa

a. Dependent Variable: Motorik Kasar

65 Sumber : Hasil Output SPSS 23.0 for Windows setelah dilakukan proses pengolahan data

Berdasarkan data pada tabel 4.4. diketahu bahwa nilai VIF variabel kegiatan bermain petak umpet (X) dan perkembangan motorik kasar (Y) semuanya bernilai 1,000 yang lebih kecil dari 10. Dengan demikian berdasarkan ketentuan yang berlaku, data-data dalam penelitian ini tidak ada masalah dengan multikolinearitas. Artinya tidak terjadi multikolinearitas antar variabel. Karena tidak terjadi multikolinearitas antar variabel, maka data tersebut dapat digunakan untuk pengujian analisis selanjutnya dan sudah sesuai dengan persyaratan yang berlaku dalam aturan penghitungan statistik.

c. Uji Autokorelasi Data

Uji autokorelasi digunakan unuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).66 Uji Durbin Watson merupakan sebuat test yang digunakan untuk mendektesi tejadinya autokorelasi pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi.

Melalui penghitungan data menggunakan program SPSS 23 for windows diperoleh hasil autokorelasi sebagai berikut :

66 Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h. 81

Tabel 4.5.

Hasil Uji Autokorelasi Variabel X dengan Y67 Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Permainan Petak Umpet b. Dependent Variable: Motorik Kasar

Berdasasrkan hasil pengujian dengan menggunakan uji Durbin–Watson atas residual persamaan regresi diperoleh angka d-hitung sebesar 1,989. Sebagai pedoman umum Durbin–Watson berkisar 0 dan 4. Jika nilai uji statistik Durbin–

Watson lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3, maka residuals atau eror dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autocorrelation.

Jadi berdasarkan nilai uji statistik Durbin–Watson dalam penelitian ini berada di atas satu dan dibawah tiga (1,989 > 1 < 3) sehingga tidak terjadi autocorrelation.

2. Analisis Regresi

Analisis Regresi atau biasa disingkat sebagai anareg adalah metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung.

Anareg juga bisa digunakan untuk memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan

67 Sumber : Hasil Output SPSS 23.0 for Windows setelah dilakukan proses pengolahan data

satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the explanatory).

Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas.

Dalam analisis regresi ada dua macam linearitas, yaitu linieritas dalam variabel dan linieritas dalam parameter. Linier dalam variabel merupakan nilai rata-rata kondisional variabel tergantung yang merupakan fungsi linier dari variabel (variabel) bebas. Sedangkan linieritas dalam parameter merupakan fungsi linier parameter dan dapat tidak linier dalam variabel.

Analisis regresi berbeda dengan analisis korelasi. Jika dalam analisis korelasi digunakan untuk melihat hubungan dua variabel, maka analisis regresi digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung serta memprediksi nilai variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas.

Dalam analisis regresi variabel bebas berfungsi untuk menerangkan (explanatory) sedang variabel tergantung berfungsi sebagai yang diterangkan (the explained).

Dalam analisis regresi data harus berskala interval atau rasio. Hubungan dua variabel bersifat dependensi.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Untuk menguji pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak

usia 4-5 tahun dibantu melalui program SPSS 23.0 for Windows. Adapun hasil penghitungan datanta seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.6

Analisis Regresi Sederhana Pengaruh Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak68

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Motorik Kasar

Berdasarkan tabel 4.6, di atas maka diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut:

Y = 9,766 + 0,477 X (Kegiatan Bermain Petak Umpet)

Berdasarkan persamaan di atas terdapat nilai koefisien positif dari kegiatan bermain petak umpet. Artinya bila terdapat perubahan pada kegiatan bermain petak umpet maka perkembangan motorik kasar anak akan meningkat. Dengan

68 Sumber : Hasil Output SPSS 23.0 for Windows setelah dilakukan proses pengolahan data

demikian kegiatan bermain petak umpet merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar anak di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

3. Koefisien Determinan

Sementara itu untuk mengetahui besar kontribusi kegiatan bermain petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahuan di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon dapat diketahui melalui besarnya nilai R (hubungan) yang diperoleh dari hasil penghitungan SPSS 23.00 for Windows sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Model Summary Analisis Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak (Y)69

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .756a .571 .510 1.34614

a. Predictors: (Constant), Permainan Petak Umpet

Berdasarkan tabel 4.7. di atas dapat dilihat nilai R sebesar 0,756 yang menyatakan bahwa hubungan kegiatan bermain petak umpet dengan

69 Sumber : Hasil Output SPSS 23.0 for Windows setelah dilakukan proses pengolahan data

perkembangan motorik kasar anak termasuk kuat. Sedangkan nilai R Square menunjukan angka 0,571 artinya bahwa kegiatgan bermain petak umpet mempunyai pengaruh sebesar 57,1% terhadap perkembangan motorik kasar pada anak, di mana nilai persentase tersebut didapat dengan cara menggunakan rumus KD = r2 x 100% ; (0,756)2 x 100% ; 0,571 x 100% = 57,1%. Dengan demikian kegiatan bermain petak umpet mempunyai pengaruh sebesar 57,1% terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon, sedangkan sisanya sebesar 42,9% (100% - 57,1%) dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

C. Pengujian Hipotesis

Setelah mengetahui besar pengaruh dari kedua variabel tersebut, langkah selanjutnya melakukan uji hipotesis terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu tentang ada tidaknya pengaruh positif dan signifikan dari kegiatan bermain petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

Adapun ketentuan dari pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. Jika thitung > ttabel 0,05 (df = n-2) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika thitung < ttabel 0,05 (df = n-2) maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3. Menghitung besar angka ttabel dengan α = 0,05 dan df = n-2 = 9-2 = 7.

Dari angka df = 7 tersebut kemudian ditentukan ttabel = 2,365.

Dalam menghitung nilai thitung data akan diolah dengan bantuan komputer melalui program SPSS 23.00 for Windows, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8.

Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Kegiatan Bermain Petak Umpet (X) terhadap Perkembangan Motorik Kasar pada Anak (Y)70

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Motorik Kasar

Dari tabel 4.8. di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kegiatan bermain petak umpet nilai p-value (sig.t) 0,019 < 0,05 artinya signifikan dan nilai thitung

Dari tabel 4.8. di atas dapat disimpulkan bahwa variabel kegiatan bermain petak umpet nilai p-value (sig.t) 0,019 < 0,05 artinya signifikan dan nilai thitung