• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Edi Riadi menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan ilmiah sementara terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya secara empirik.36 Hipotesis merupakan anggapan yang mungkin benar dengan alasan atau menguatkan pendapat meskipun belum dibuktikan kebenarannya. Jadi hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika ternyata salah dan akan diterima apabila fakta-fakta membenarkannya.

Berpijak dari kerangka berpikir di atas maka hipotesis sementara yang merupakan jawaban dari permasalahan dan kebenarannya memerlukan pengujian yang berdasarkan dari penelitian lapangan adalah sebagai berikut :

Ha = Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

H0 = Tidak terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak

36 Edi Riadi, Metode Statistik Parametrik & Nonparametrik, (Tangerang: Pustaka Mandiri, 2014), h. 73

pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif berdasarkan dari kajian dari latar belakang dan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini. Menurut Beni A. Saebani bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan uji statistika.37 Sedangkan menurut Husein Umar bahwa penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.38

Penelitian kuantitatif dipilih karena data yang diperoleh dan akan diolah adalah data yang berupa angka-angka dan membutuhkan pengujian statistik, untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

Melihat karakteristik dan jenis penelitian ini, maka metode penelitian dan yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu metode yang memaparkan data-data tentang hubungan antara variabel ataupun pengaruh yang terdapat di dalamnya. Penelitian dengan menggunakan pendekatan metode korelasional dapat juga disebut sebagai penelitian

37 Beni A. Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 128.

38 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 37

assosiatif. Sebagaimana diungkapkan oleh Sumadi Suryabarata mengatakan bahwa penelitian ini juga disebut dengan penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.39

Metode asosiatif menurut Sugiyono bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.40

Dalam penelitian ini, metode asosiatif digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

39 Sumadi Suryabarata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis, (Yogyakarta: Andi, 2009), h. 17.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung : Alfabeta, 2012), h. 21.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang desain penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut :

Gambar 3.1.

Bagan Jenis Penelitian

Keterangan :

X : Variabel Bebas (permainan petak umpet) Y : Variabel Terikat (motorik kasar anak) B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon berstatus swasta ini berada di bawah naungan Kementerian Agama Kabupaten Cirebon. RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon dipilih sebagai tempat penelitian, karena menurut peneliti akan lebih efektif bagi kepentingan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti sendiri yaitu:

a. Peneliti bekerja di lembaga tersebut.

b. Mudah mengakses data.

c. Jarak menuju tempat penelitian mudah dijangkau.

d. Permasalahan ada di sekolah tersebut.

X Y

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan selama 6 bulan, dimulai tanggal 01 Desember 2018 sampai dengan tanggal 10 Mei. Adapun jadwal penelitian ditabulasikan dengan berikut :

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau objek yang akan diamati. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitian merupakan penelitian populasi.41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon yang berjumlah berjumlah 9 orang anak yang terdiri dari 4 anak perempuan dan 5 anak laki-laki pada usia 4-5 tahun.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian untuk di ambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan di anggap mewakili populasi.42

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan di teliti.

Sukardi, memberi pengertian sempel sebagai bagian dari jumlsh populasi yang akan di ambil datanya. Sebagian dari jumlah populasi yang akan di ambil datanya. Sebagian dari populasi yang akan di ambil atau dipilih sebagai sumber data disebut sampel atau cuplikan.43

Suharsimi Arikunto mendefinisikan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.44

Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh merupakan teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi relatif kecil misalkan jika populasi kurang dari 30 (<30)

41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Edisi Revisi. Jakarta:

PT, Rineka Cipta, 2006), h. 130.

42 Soekidjo Notoatmojo, Promosi Kesehatan : Teori Dan Aplikasi, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 2005), Cet. VI, h. 79

43 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi Dan Praktiknya), (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. I, h. 54

44 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 131

maka, populasi tersebut secara otomatis berkesempatan menjadi sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 anak, maka penelitian akan menggunakan 9 anak sebagai sampel.

Tabel 3.2.

Daftar Anggota Sampel

No. Nama Peserta Didik P/L Tanggal Lahir

1 Abdul Rohim L 05 – 04 – 2014

2 Aisyah Putri P 17 – 08 – 2015

3 Desi P 23 – 10 – 2014

4 Edi Junaedi L 15 – 08 – 2014

5 Futri Muthoharoh P 7 – 12 – 2014 6 Muhammad Albarisky L 30 – 01 – 2015 7 Muhammad Syakur L 18 – 09 – 2015

8 Nizar Abim L 20 – 05 – 2014

9 Reyana P 14 – 07 – 2015

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dengan demikian pengamatan atau observasi dapat

dilaksanakan secara langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dengankata lain, peneliti terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti, tujuannya agar terdapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

Berdasarkan jenisnya observasi dibagi 2 yaitu sebagaimana dijelaskan oleh Lexy J Moloeng berikut :

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan di mana observer berada bersama objek yang diselidiki.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan tidak ada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti, misalnya melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian foto.45

Teknik observasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengobservasi aktivitas anak pada permainan petak umpet.

Adapun indikator yang akan diobservasi dapat dilihat pada kisi-kisi observasi permainan petak umpet sebagaimana pada tabel berikut :

45 Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.

184.

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Observasi Permainan Petak Umpet

No. Aspek Penilaian Indikator Penilaian 1 Bermain sesuai tidak terdapat satupun indikator) tidak terdapat satupun indikator)

konsekuensi

bergantian menjadi penjaga

3 Mematuhi peraturan permainan tidak terdapat satupun indikator)

Selanjutnya untuk memudahkan dalam membuat skor penilaian hasil observasi anak dalam permainan petak umpet, peneliti

menggunakan panduan sebagai berikut :

Tabel 3.4.

Pedoman Penilaian Permainan Petak Umpet46

No. Kategori Skor

1 Sangat Aktif (SA) 4

2 Aktif (A) 3

3 Cukup Aktif (CA) 2

4 Kurang Aktif (KA) 1

2. Teknik Tes

Istilah tes berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia. Dalam bahasa Indonesia tes diterjemahkan sebagai ujian atau percobaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Daring, tes berarti ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang.

Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono bahwa tes merupakan salah satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.47

46 Novia Agustin, Pengaruh Aktivitas Permainan Petak Umpet Kata Terhadap Perkembangan Keaksaraan Anak Kelompok B di TK Bhakti Kartika Pahayu Jaya Lampung Barat Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi, (Bandar Lampug: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bandar Lampung, 2017), h. 37.

47 D. d. Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 7

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tes yang terkait dengan kemampuan motorik kasar anak, maka tes tersebut terlebih dahulu dibuatkan dalam bentuk kisi-kisi sebagai berikut :

Tabel 3.5.

Kisi-Kisi Tes Kemampuan Motorik Kasar Anak48

No. Aspek Penilaian Indikator Penilaian 1 Daya Tahan Tahan berdiri ketika

berperan menjadi

berkembang (Jika tidak terdapat satupun

48 Bambang Sujiono, Metode Pengembangan Fisik, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h.

73

pergerakan mencari

berkembang (Jika tidak terdapat satupun

berkembang (Jika tidak terdapat satupun

dengan cepat ketika

berkembang (Jika tidak terdapat satupun

Selanjutnya untuk memberikan kemudahan melakukan pensekoran hasil tes kemampuan motorik kasar anak, maka pedoman penilaian hasil tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Penilaian Motorik Kasar Anak49

No. Kriteria Penilaian Skor

1. Berkembang Sangat Baik (BSB) 4 2. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3

3. Mulai Berkembang (MB) 2

4. Belum Berkembang (BB) 1

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peningggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil, atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.50

Menurut pengertian di atas, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa data data tertulis seperti arsip-arsip, catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian.

49 Sumber : Penilaian setiap aspek perkembangan anak di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon

50 Lexy. J. Moleong. Op.cit., h. 67

E. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data dalam kelompok data tersebut normal atau tidak.51 Jika ternyata distribusi data itu normal maka analisis statistik parametrik dapat dilakukan. Jika data tidak berdistribusi normal maka harus menggunakan analisis non parametrik.

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan Uji Chi Kuadrat, rumusnya :

∑( )

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari tiap varriabel dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak.

Pengujian tentang kenormalan data, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

51 Casta. Dasar-Dasar Statistika Pendidikan Sebuah Pengantar Bagi Mahasiswa STAI BBC.

(Cirebon: STAI BBC, 2012). h. 88

Pengujian dengan menggunakan Uji one-sample kolmogorov-smirnov tes program SPSS versi 23 for windows.

3) Kriteria pengujian

Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05, maka Ho ditolak.

Jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05, maka Ho diterima.

4) Pengambilan keputusan

Penulis mengambil taraf nyata = 5%, maka H0 ditolak jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05 dan diterima Ho jika nilai probabilitas (sig.) > 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Imam mengatakan bahwa dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen).52 Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat problem multikolinearitas (multiko) pada model regresi tersebut. Deteksi adanya multikolinearitas :

1) Besaran VIF (Varians Inflation Faktor) dan Tolerance.

Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : a) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b) Mempunyai angka tolerance mendekati 1 2) Besaran korelasi antara variabel independen

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah koefisien korelasi antara variabel independen haruslah

52 Imam Ghozali, Op.cit., h. 80

lemah dibawah 0,05. Jika korelasi kuat maka terjadi problem multiko.53

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang biasa dipakai untuk mengetahui

ada tidaknya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau VIF

> 10. Pengujian data dengan menggunakan bantuan paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan unuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).54

Uji Durbin Watson merupakan sebuat test yang digunakan untuk mendektesi tejadinya autokorelasi pada nilai residual (prediction errors) dari sebuah analisis regresi.

53 Santoso. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006). h. 102

54 Imam Ghozali. Op.Cit., h. 81

Tabel 3.7.

Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada auto korelasi

2. Membuat Kategori Nilai Variabel

Guna memperoleh data nilai variabel penelitian setelah ditabulasikan data kemudian diolah dengan statistik deskriptif untuk memperoleh harga persentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Angka persentase

F : Frekuensi yang sering dicari persentasenya

N : Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya sampel)55

Mengetahui kategori variabel diperlukan untuk menjawab rumusan masalah variabel yang ditanyakan dalam penelitian. Sedangkan untuk mengetahui nilai kategori variabel berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian dapat dilihat menggunakan panduan sebagai berikut :

Tabel 3.8.

Rentang Nilai Kategori Variabel56 Persentase KBR (%) Kriteria

0 – 30 Sangat Kurang

31 – 54 Kurang Baik

55 – 74 Cukup Baik

75 – 89 Baik

90 – 100 Sangat Baik

3. Analisis Regresi Sederhana

Untuk menghitung pengaruh dan hubungan langsung antara variabel X dengan Y digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Y = variabel terikat X = variabel bebas

55 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.

40-41

56 Sugiyono, Op.Cit., h. 135

a = nilai intercept (konstan) b = koefisien arah regresi

Pengujian data dengan menggunakan bantuan paket program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0.

4. Koefisien Korelasi

Penghitungan koefisien korelasi bertujuan untuk keeratan hubungan antara variabel yang sedang diteliti dengan cara membandingkan antara koefisien korelasi dengan tabel korelasi menurut tabel di bawah ini :

Tabel 3.9.

Interpretasi Koefisien Kolreasi Nilai r57 No. Interval Korelasi Tingkat Hubungan

1 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2 0,60 – 0,799 Kuat

3 0,40 – 0,599 Cukup Kuat

4 0,20 – 0,399 Rendah

5 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

5. Koefisien Determinan

Casta mengatakan bahwa penghitungan koefisien determinan dilaksanakan untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel X

57 Casta, Op.Cit.,C, h. 74

terhadap variabel Y.58 Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

Rumus yang digunakan dalam menghitung Koefisien Determinan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD : Koefisien Determinan r : Nilai Korelasi

100% : Persentase 6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh antara ketiga variabel. Maka perhitungan ini menggunakan tabel, juga dapat digunakan dengan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun formulanya adalah sebagai berikut:

√ Dimana :

58 Ibid.. h. 76

t : distribusi nilai t

r : koefisien korelasi n : jumlah sampel

Gambar 3.2.

Daerah Penerimaan dan Penolakan uji t59

Secara statistik hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan menerima atau menolak hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

H0 : ρ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen

Ha : ρ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menghitung apakah H0 ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

59 Edi Riadi, Op.Cit., h. 118

a. Jika nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara statistik adalah variabel X mempunyai pengaruh dengan variabel Y.

b. Jika nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya secara statistik adalah variabel X tidak mempunyai pengaruh dengan variabel Y.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini berusaha menjawab masalah tentang pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diawali dengan deskripsi dari gambaran setiap variabel (variabel X dan Variabel Y) yang dilanjutkan dengan deskripsi tentang hubungan variabel X dengan variabel Y sebagai hasil analisis data.

1. Gambaran Variabel X (Kegiatan Permainan Petak Umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

Data tentang kegiatan permainan petak umpet di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon diperoleh dari hasil observasi pada responden sebanyak 9 anak yang ditetapkan sebagai sampel.

Observasi tersebut dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapakan menjadi 3 item penilaian dan setiap item disediakan 4 alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Sangat Aktif (SA) : Skor 4 b. Aktif (A) : Skor 3

c. Cukup Aktif (CA) : Skor 2 d. Kurang Aktif (KS) : Skor 160

Adapun data yang diperoleh dari kegiatan permainan petak umpet di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode analisis statistik sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Rekapitulasi Skor Hasil Observasi Permainan Petak Umpet61

No. Nama Anak

60 Novia Agustin, Pengaruh Aktivitas Permainan Petak Umpet Kata Terhadap Perkembangan Keaksaraan Anak Kelompok B di TK Bhakti Kartika Pahayu Jaya Lampung Barat Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi, (Bandar Lampug: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bandar Lampung, 2017), h. 37.

61 Sumber : Hasil proses pengolahan data.

Baik

5 Futri M 4 4 4 12 100

Sangat Baik

6 Muhammad A 1 2 1 4 33.3

Kurang Baik

7 Muhammad S 4 4 4 12 100

Sangat Baik

8 Nizar Abim 4 4 4 12 100

Sangat Baik

9 Reyana 4 4 4 12 100 Baik

Jumlah Score 28 29 27 84

Rata-Rata 3.1 3.2 3 9.3

Persentase (%) 77.8 80.6 75 77.8 Baik

Keterangan :

A : Bermain sesuai peran

B : Menerima konsekuensi dalam permainan

C : Mematuhi peraturan permainan

Bermain umpet berdasarkan indikator-indikator yaitu bermain sesuai peran dengan jumlah skor 28, rata-rata skor 3,1 dan persentase sebesar 77,8% dengan interpretasi baik.

Menerima konsekuensi dalam permainan dengan jumlah skor 29, rata-rata skor 3,2 dan persentase sebesar 80,6% dengan interpretasi baik. Mematuhi peraturan permainan dengan jumlah skor 27, rata-rata skor 3 dan persentase sebesar 75%

dengan interpretasi baik. Adapun total persentase pencapaian kegiatan permainan petak umpet sebesar 77,8% dengan interpretasi baik. Dengan demikian kegiatan permainan petak umpet termasuk baik.

Apabila hasil tersebut dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut : Gambar 4.1

Grafik Kegiatan Bermain Petak Umpet

Berdasarkan hasil observasi kegiatan bermain petak umpet di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa kegiatan bermain petak umpet berjalan dengan baik. Sebagian besar anak-anak mengikuti permainan petak umpet dengan antusias dan senang. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan bermain petak umpet berjalan dengan baik.

2. Gambaran Variabel Y (Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

Data tentang perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon diperoleh melalui tes yang diberikan pada responden sebanyak 9 anak yang ditetapkan sebagai sampel. Tes tersebut dikembangkan dari indikator-indikator yang telah ditetapakan menjadi 4 item penilaian dan tiap item disediakan 4 model penilaian dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Berkembang Sangat Baik (BSB) : Skor 4 b. Berkembang Sesuai Harapan (BSH) : Skor 3 c. Mulai Berkembang (MB) : Skor 2 d. Belum Berkembang (BB) : Skor 162

62 Sumber : Penilaian setiap aspek perkembangan anak di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

Adapun data yang diperoleh dari perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode analisis statistik sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Rekapitulasi Skor Hasil Tes Kemampuan Motorik Kasar63

N

63 Sumber : Hasil proses pengolahan data.

6

Daya

Berdasarkan tabel 4.2. di atas diketahui bahwa perkembangan motorik kasar anak berdasarkan indikator-indikator yaitu daya tahan dengan jumlah skor 33, rata-rata skor 3,7 dan persentase sebesar 91,7% dengan interpretasi sangat baik. Kecepatgan dengan jumlah skor 31, rata-rata skor 3,4 dan persentase sebesar 86,1% dengan interpretasi baik. Kelincahan dengan jumlah skor 32, rata-rata skor 3,6 dan persentase sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Ketepatan dengan jumlah skor 32, rata-rata skor 3,6 dan persentase sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Adapun total persentase pencapaian perkembangan motorik kasar anak sebesar 88,9% dengan interpretasi baik. Dengan demikian perkembangan motorik kasar anak termasuk baik.

Apabila hasil tersebut dibuat dalam bentuk grafik akan terlihat sebagai berikut :

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan Motorik Kasar Anak

Berdasarkan hasil tes kemampuan motorik kasar anak di Kelas A RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dapat dilihat bahwa perkembangan motorik kasar anak termasuk baik. Sebagian besar anak-anak mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan motorik kasarnya menjadi lebih baik. Dengan demikian berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar anak termasuk dalam kategori baik.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Tahap analisis pengolahan data dilakukan dengan statistik korelasioal, khususnya untuk menjawab pertanyaan penelitian ke tiga, yakni untuk mengetahui kuat pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Sesuai dengan karakteristik hipotesis nol (Ho) penelitian ini yang menyatakan bahwa, “Tidak terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”, maka analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi. Adapun jenis analisis regresi yang dipilih adalah analisis regresi sederhana. Analisis ini menuntut prasyarat analisis seperti datanya harus normal, tidak terjadi multikolonieritas dalam data

Tahap analisis pengolahan data dilakukan dengan statistik korelasioal, khususnya untuk menjawab pertanyaan penelitian ke tiga, yakni untuk mengetahui kuat pengaruh permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Sesuai dengan karakteristik hipotesis nol (Ho) penelitian ini yang menyatakan bahwa, “Tidak terdapat pengaruh pengaruh positif dan signifikan dari permainan petak umpet terhadap perkembangan motorik kasar anak pada anak usia 4-5 tahun di RA Asy-Syahadatain Panguragan Wetan Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”, maka analisis statistik yang digunakan adalah menggunakan analisis regresi. Adapun jenis analisis regresi yang dipilih adalah analisis regresi sederhana. Analisis ini menuntut prasyarat analisis seperti datanya harus normal, tidak terjadi multikolonieritas dalam data