• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

3. Hakekat Bermain

Hurlock mengemukakan bahwa bermain adalah kegiatan yang di lakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Bermain sangat penting bagi anak, penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Para ahli sepakat, anak-anak harus

25 Hurlock Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Alih Bahasa : dr. Med Metasari T dan dra Muslichah Z, (Jakarta : Erlangga, 1996), h. 73.

bermain agar anak dapat mencapai perkembangan yang optimal. Tanpa bermain, anak akan bermasalah dikemudian hari.26

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan oleh anak tanpa memperdulikan hsil akhir. Kegiatan ini dilakukan secara suka rela tanpa ada paksaan dari orang lain. Dan bermain merupakan kegiatan yang penting bagi anak karena dari kegiatan bermain tanpa disadari oleh anak akan berpengaruh pada perkembangan lainya.

Spencer dalam Montolalu menyatakan bahwa anak bermain karena anak mempunyai energi berlebihan. Energi ini mendorong mereka untuk melakukan aktivitas, sehingga anak terbebas dari perasaan tertekan.27

Adapun menurut pendapat di atas menyatakan bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak yang mempunyai energi berlebihan dan energi ini mendorong mereka melakukan aktivitas yang terbebas dari tertekan. Menurut saya bermain merupakan kegiatan yang di dasari oleh perasaan anak yang mulai merasa senang dengan kegiatan yang dilakukanya baik menggunakan energi besar maupun energi kecil.

Berikut ada beberapa pengertian bermain bagi anak antara lain : bermain adalah suatu menyenangkan dan memiliki nilai positif bagi anak, bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik namun motivasinya lebih bersifat instrinsik, bersifat spontan dan sukarela tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak, melibatkan peran aktif keikutsertaan anak dan

26 Musfiroh, Op.Cti., h. 1

27 B.E.F. Montolalu dkk,Op.Cti., h. 21.

memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang buka bermain.28

Pengertian ini menggambarkan apabila bermain menyenangkan anak akan terus melakukannya, namun bila sudah tidak menyenangkan anakpun akan langsung menghentikan permainan tersebut. Dalam hal ini terkandung interaksi antara anak dengan lingkungannya. Interaksi ini dapat dirangsang, dipertahankan atau dihentikan oleh faktor-faktor yang ada dalam hubungan antara anak dengan lingkungannya itu.

Vygotsky dalam Montolalu menyatakan bahwa bermain merupakan cara berfikir anak dan cara anak memecahkan masalah. Melalui bermain anak mendapatkan kesempatan untuk bereksplorasi, mengadakan pelatihan-pelatihan, mengadakan percobaan-percobaan, mengadakan perubahan untuk memperoleh penghargaan. Anak menyadari bahwa kegiatan bermain yang dinikmati anak dan mainan yang paling disukai anak dapat digunakan untuk menarik perhatian juga mengembangkan kapasitas serta pengetahuan anak.29

Bermain dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan spontan dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain (seperti perkembangan kreativitas sebagai

28 Ibid.,

29 B.E.F. Montolalu, Bermain Dan Permainan Anak, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2009), h.

19.

kemampuan kognitif) dan merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya serta memungkinkan anak melakukan adaptasi dengan lingkungannya itu.

Athey menjelaskan bahwa bermain memberi kesempatan pada anak untuk menguji tubuhnya, melihat seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi, bermain juga membantu anak untuk memupuk rasa percaya diri secara fisik. Permainan yang menyenangkan dapat membuat anak tertantang untuk lebih memahami arti bermain dikaitkan dengan tingkah laku manusia. bermain benar-benar merupakan pengertian yang sulit dipahami karena muncul dalam beraneka ragam bentuk. Bermain itu sendiri bukan hanya tampak pada tingkah laku anak, tetapi pada usia dewasa bahkan bukan hanya pada manusia.30

Anak yang memiliki kecerdasan gerak kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik. Gerakan-gerakan anak terlihat seimbang, luwes dan cekatan. Anak cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat dan menulis. Secara artistik anak memiliki kemampuan menari dan menggerakan tubuh mereka dengan luwes dan lentur. Rangsangan terhadap kecerdasan gerak kinestetis membantu perkembangan dan pertumbuhan anak. Sesuai dengan sifat anak, yakni suka bergerak, proses belajar hendaklah memperhatikan kecenderungan ini. Anak-anak dengan

30 B.E.F. Montolalu, Op.Cit., h. 115

kecenderungan kecerdasan ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi dan bergerak.

Menurut Montolalu bermain selain dapat bermanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, dan moral, bermain dapat memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih empati, mengasah panca indera, media terapi, serta dapat melakukan penemuan.31

Bermain tidak sekedar bermain main, bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial, dan nalar mereka. Melalui interaksinya dengan permainan, seorang anak belajar meningkatkan toleransi anak terhadap kondisi yang secara potensial dapat menimbulkan frustasi. Kegagalan membuat rangkaian sejumlah objek atau mengkonstruksi suatu bentuk tertentu dapat menyebankan anak mengalami frustasi. Dengan mendampingi anak pada saat bermain, pendidik dapat melatih anak untuk belajar bersabar, mengendalikan diri dan tidak cepat putus asa dalam mengkontruksi sesuatu. Bimbingan yang baik bagi anak mengarahkan anak untuk dapat mengendalikan dirinya kelak dikemudian hari untuk tidak cepat frustasi dalam menghadapi permasalahan kelak di kemudian hari.

Permainan petak umpet ialah permainan yang mencari jejak pemain lain yang bersembunyi. Kalau berhasil ditemukan, maka pemain tersebut

31 Ibid.,

memiliki peluang untuk jaga. Namun jika ada pemain yang tidak bisa ditangkap oleh penjaga alias berhasil menyentuh tempat jaga tanpa diketahui penjaga, maka penjaga kalah dan bertugas mencari lagi (sebagai penjaga).32

Bermain petak umpet merupakan permainan mencari jejak dimana pencarian ini dilakukan untun mencari keberadaan temannya yang bersembunyi jika berhasil ditemukan pemain yang bersembunyi tersebut mempunyai peluang untuk jaga dan pemain penjaga sebelumnya bersembunyi namun jika ada pemain lain yng bersembunyi berhasil menyentuh tempat jaga tanpa diketahui penjaga maka penjaga kalah daan bertugas mencari teman yang bersembunyi lagi.

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Jimmy, mengapa petak umpet masih dilakukan pada masa kini antara lain : pintar berhitung, olah raga dan menghilangkan kemungkinan obesitas bagi anak, mengasa ketelitian dan kepekaan.33

Menurut pernyataan di atas bahwa petak umpet masih banyak diminati pada masa kini karena banyaknya manfaat. Selain untuk berhitung anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya dan anak dapat berolahraga dengan kegiatan mencari teman yang bersembunyi.

32 Agus Cahyo, Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak, (Yogyakarta, 2011), h. 76.

33 http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com/2011/10/manfaat-bermain-petak-umpet.html

Untuk memulai permainan ini, diperlukan lebih dari tiga orang pemain, dimana salah seorang pemain bertugas sebagai penjaga (mencari pemain lain yang bersembunyi), sementara yang lain bersembunyi.

Sebelum bermain, biasanya seluruh pemain melakukan humpimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga dan siapa yang bersembunyi.

Penjaga akan menutup mata dan berhitung pada hitungan yang telah ditetapkan, sementara pemain yang lain akan bersembunyi sejauh mungkin dengan batas-batas area yang sudah ditetapkan bersama.34

Peraturan permainan petak umpet ialah dilakukan lebih dari tiga orang pemain dimana salah sorang bertugas sebagai penjaga dan yang lainnya bersembunyi. Kemudian penjaga tersebut mencari teman yang bersembunyi. Adapun manfaat bermain petak umpet ialah mampui berhitung dengan baik, bersosialisasi dengan teman sebaya dan membantu perkembangan motorik kasar anak dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan melalui bermain anak juga berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan motoriknya karena melalui permainan tersebut anak melakukan gerakan gerakan yang menggunakan otot-otot besar seperti berlari.

34 Agus Cahyo, Op.Citg., h. 78